F0317019
Pengauditan II / D
Siklus persediaan dan pergudangan merupakan siklus yang unik karena hubunganya
yangerat dengan siklus transaksi lainya.Bagi perusahaan manufaktur,bahan baku memasuki
siklus persediaan dan pergudangan dari siklus akuisisi dan pembayaran,sementara tenaga kerja
langsung memasukinya dari siklus penggajian dan personalia.Siklus persediaan dan
pergudangandiakhiri dengan penjualan barang dalam siklus penjualan dan penagihan.
Audit terhadap persediaan, terutama pengujian saldo persediaan akhir tahun,sering kali
merupakan bagian yang paling kompleks dan paling menghabiskan waktu audit.Seperti di
tunjukan oleh audit Phar-Mor,menemukan salah saji dalam akun persediian dapat menjadi hal
yang cukup menantang.
Siklus persediaan dan pergudangan dapat dikatakan adalah paduan dari dua sistem
yang terpisah tapi berkaitan erat. Yang pertama adalah arus barang secara fisik, dan yang
kedua adalah biaya yang terkait. Selama persediaan bergerak dalam perusahaan,harus ada
pengendalianyang cukup baik atas pergerakan fisik maupun biaya-biaya yang terkait.
Pemeriksaan sekilas terhadap enam fungsi yang membentuk siklus persediaan dan
pergudangan akan membantu untuk memahami pengendalian tersebut dan bahan bukti
audit yang diperlukan untuk menguji efektifitasnya.
Siklus persediaan dan pergudangan dimulai dengan akuisisi bahan baku untuk
produksi. Pengendalian yang memadai terhadap pembelian harus diselenggarakan apakah
pembelian persediaan adalah berupa bahan baku suatu perusahaan manufaktur atau
barang jadi bagi perusahaan ritel. Permintaan pembelian adalah formulir yang digunakan
untuk meminta departemen pembelian untukmemesan persediaan. Permintaan tersebut
dapat dilakukan oleh personil ruang penyimpanan bahan baku yang diperlukan, dengan
perangkat lunak computer yang terotomatisasi ketika bahan baku mencapai tingkat yang
telah ditentukan terlebih dahulu, dengan pesanan yang dilakukan atas abahan baku yang
diminta unutk memenuhi pesanan pelanggan, atau melalui pesanan yang dilakukan atas
dasar perhitungaan bahan baku secara periodik.
Penerimaan bahan baku yang dipesan, yang juga merupakan bagian dari siklus
akuisisi dan pembayaran, melibatkan inspeksi atas bahan yang diterima menyangkut
kuantitas dan kualitasnya. Departemen penerimaan akan membuat laporan penerimaan
yang menjadi bagian dari dokumentasi sebelum pembayaran dilakukan. Setelah inspeksi,
bahan itu dikirim ke ruang penyimpanan dan slinan dokumen penerimaan, atau
pemebritahuan atau notifikasi elektronik mengenai penerimaan barang, biasanya
diserahkan ke bagian pembelian, ruang penyimpanan, dan utang usaha. Pengendalian dan
akuntabilitas merupakan hal penting unutk semua transfer tersebut.
Menyimpan Bahan Baku
Setelah diterima, bahan itu biasanya disimpan diruang penyimpanan. Ketika departemen
lainnya memerlukan bahan untuk produksi, personil ruang penyimpanan menyerahkan
permintaan bahan yang telah disetujui secara layak, mengerjakan pesanan, atau dokumen
serupa atau pemberitahuan elektronik yang mengindikasikan jenis dan kuantitas bahan
yang diperlukan. Dokumen permintaan ini digunakan untuk memperbaharui file induk
persediaan perpetual dan mencatat transef dari akun bahan baku kea kun barang dalam
proses. Pembaharuan tersebut dilakukan secara otomatis dalam organisasi yang memiliki
sistem perangkat lunak akuntansi dan manajemen persediaan terintergrasi.
Memroses Barang
Sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian penting dari pemrosesan
fungsi barang bagi semua perusahaan manufaktur. Sistem tersebut menunjukkan
profitabilitas relative produk untuk perencanaan dan pengendalian manajemen serta
menilai persediaan untuk menyusun laporan keuangan. Terdapat dua jenis sistem biaya :
sistem biaya pekerjaan dan sistem biaya proses, tetapi terdapat banyak variasi dan
kombinasi dari kedua sistem tersebut.dalam sistem biaya pekerjaan (job cost system),
biaya diakumulasikan oleh setiap pekrjaan ketika biaya dikeluarkan dan biaya tenaga
kerja terjadi. Dalam sistem biaya proses (process cost system), biaya diakumulasikan
berdasarkan proses, dengan biaya per unit untuk setiap proses dibebankan ke produk
melalui proses tersebut.
Catatan akuntansi biaya terdiri dari fileinduk, neraca lajur, dan laporan yang
mengakumulasikan biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead berdasarkan pekerjaan atau
proses ketika biaya tersebut dikeluarkan. Ketika pekerjaan atau produk telah selesai,
biaya yang terkait ditransfer dari barang dalam proses ke barang jadi pada laporan
departemen produksi.
Ketika barang jadi telah selesai, barang itu ditempatkan diruang penyimoanan
menunggu dikirim. Dalam perusahaan yang memiliki pengendalian internal yang baik,
barang jadi disimpan dibawah pengendalian fisik yang terpisah, disuatu area dengan
akses terbatas. Pengendalian barang sering kali dianggap sebagai bagian dari siklus
penjualan dan penagihan.
Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan.
Pengiriman actual barang kepada pelanggan dalam pertukaran dengan kas atau aktiva
lainnya, seperti piutang usaha, menciptakan pertukaran aktiva yang diperlukan untuk
memenuhi criteria pengakuan pendapatan. Untuk sebagian besar transaksi penjualan,
pengiriman actual merupakan pemicu untuk mengakui piutang usaha terkait dan
penjualan terkait dalam sistem akuntansi. Jadi, pengiriman barang jadi harus diotorisasi
oleh dokumen pengiriman yang disetujui secara layak.
Catatan perpetual yang terpisah biasanya disimpan untuk bahan baku dan barang
jadi. Sebagian besar perusahaan tidak menggunakan sistem perpetual untuk barang dalam
proses. File induk persediaan yang diakuisisi, dijual, dana da ditangan. Dalam sistem
terkomputerisasi yang dirancang dengan baik, file itu juga berisi informasi mengenai
biaya per unit.
Untuk akuisisi bahan baku, file induk persediaan perpetual diperbaharui secara
otomatis ketika akuisisi persediaan diproses sebagai bagian dari pencatatan akuisisi.
Misalnya, saat sistem komputer memasukkan jumlah unit dan biaya tiap pembelian
bahan, informasi ini digunakan untuk memutakhirkan berkas induk persediaan perpetual
bersama dengan jurnal perolehan dan berkas induk hutang usaha.
D. Prosedur Analitis
Prosedur analitis adalah hal yang penting dalam audit persediaan dan
pergudangan, saperti halnya dalam siklus lain. Dalam melakukan prosedur analitis yang
menguji hubungan antara saldo akun persediaan dan akun laporan keuangan lainnya.
Auditor sering menggunakan informasi non-keuangan untuk menilai kewajaran saldo
terkait persediaan. Misalnya, auditor membutuhkan informasi mengenai ukuran dan berat
produk persediaan, metode penyimpanannya (rak, tangki, dll) dan kapasitas fasilitas
penyimpanan untuk menentukan apakah persediaan yang tercatat konsisten dengan
persediaan yang tersimpan. Setelah melakukan pengujian yang benar atas pencatatan
akuntansi biaya dan prosedur analitis, auditor memiliki dasar untuk mendesain dan
melakukan pengujian perincian saldo persediaan.
Oleh karena kompleksitas dalam persediaan, maka akan membahas dua aspek
pengujian pengendalian untuk perincian saldo, pengamanan fisik dan penetapan harga
dan kompilasi.
Prosedur analitis untuk siklus persediaan dan pergudangan
Auditor diharuskan untuk melakukan pengujian observasi fisik atas persediaan sejak
sebuah kecurangan besar yang melibatkan pencatatan persediaan yang tidak ada di ungkapka,
pada tahun 1938 di McKesson & robbins Company. Kecurangan tersebut tidak ditemukan
karena auditor tidak mengamati secara fisik persediaan, yang pada saat itutidak diharuskan.
Hadir pada saat klien menghitung persediaannya untuk menentukan saldo akhir tahun
Mengamati prosedur perhitungan klien
Mengajukan pertanyaan kepada personil klien mengenai prosedur perhitungannya
Melakukan pengujian atas perhitungan fisik independen mereka sendiri
Terlepas dari metode pencatatan persediaan, klien harus melakukan perhitungan fisik
secara periodik atas persediaan, tetapi tidak perlu setiap tahun. Perhitungan fisik dapat dilakukan
mendekati tanggal neraca, tanggal interim, atau berbasis siklus sepanjang tahun. Dua pendekatan
terakhir dapat dilakukan jika terdapat pengendalian internal memadai atas berkas utama
persediaan perpetual. Auditor perlu memahami pengendalian atas perhitungan fisik persediaan
yang dilakukan klien sebelum perhitungan fisik dilakukan.
Keputusan Audit
Keputusan audit atas pengamatan fisik persediaan sama dengan yang dilakukan pada area
audit lainnya. Keputusan ini mencangkup dengan prosedur audit, penetapan waktu
dilaksanakannya prosedur, penentuan jumlah sampel, dan pemilihan sampel untuk diuji.
Tiga keputusan terakhir akan dibahas berikut ini, dengan membahas prosedur audit yang
memadai untuk itu.
Penetapan waktu
Auditor menutuskan apakah perhitungan fisik dapat dilakukan sebelum akhir
tahun, terutama dengan dasar akurasi berkas utama persediaan perpetual. Saat klien
melakukan perhitungan interim, yang disetujui auditor bila pengendalian internal
efektif, auditor pada saat itu melakukan pengamatan atas prhitungan persediaan dan
menguji transaksi yang tercatat dalam pencatatan persediaan dari tanggal
perhitungan hingga akhir tahun.
Ukuran sampel
Jumlah jenis persediaan yang harus dihitung auditor sering kali sulit ditentukan
karena auditor harus berkonsentrasi untuk mengamati prosedur klien agar
memudahkan jumlah sampel dalam pengamatan fisik dapat diambil dari jumlah total
jam yang dihabiskan, bukan jumlah jenis persediaan yang dihitung.
Pemilihan item
Saat auditor melakukan pengamatan atas perhitungan persediaan, mereka harus
berhati-hati dalam :
Mengamati perhitungan item-item yang paling signifikan dansampel
representative dari item persediaan yang umum
Menyelidiki item yang mungkin telah usang atau rusak
Membahas dengan manajemen menyangkut alasan mengeluarkan setiap item
yang material
Saat personil yang menghitung tidak menjalankan intruksi, auditor harus menghubungi
penyelia personil tersebut agar menyelesaikan persoalan ini atau memodofikasi prosedur
pengamatan. Misalnya, jika prosedur mengharuskan satu tim menghitung persediaan dan
tim kedua menghitung kembali untuk menguji akurasinya, maka auditor harus
menginformasikan keoada manajemen jika kedua tim ini bekerja bersama-sama.
F. Audit Penetapan Harga dan Kompilasi
Pengendalian biaya per unit yang terintegrasi dengan produksi memberikan kepastian
bahwa klien menggunakan penetapan biaya yang wajar untuk menilai persediaan akhir.
Pencatatan biaya standar berguna untuk mengevaluasi kewajaran biaya produksi jika
manajemen selalu memperbarui prosedur terkait perubahan dalam produksi dan biaya.
Untuk mencegah persediaan yang sudah usang dimasukkan dalam perhitungan atau lebih
saji, klien harus melakukan telaah formal dan pelaporan atas persediaan yang sudah usang,
pergerakannya lambat, rusak atau lebih saji, juga lakukan pengendalian internal atas
kompilasi persediaan untuk memastikan penghitungan fisik driringkas dengan benar dan
penetapan harganya sama dengan pencatatan, dijumlahkan dengan benar, dan dimasukkan
dalam berkas utama persediaan perpetual dan akun buku besar terkait dalam jumlah yang
benar.
Prosedur penetapan harga dan kompilasi bertujuan untuk pisah batas yang dilakukan
sebagai bagian dari penjualan dan akuisisi. Auditor dapat menggunakan informasi yang
diperolah dari klien sebagai kerangka referensi, termasuk deskripsi masing-masing
persediaan, jumlah, harga per unit, dan nilai perluasannya. Adapun tujuan audit dan
pengujian terkait atas penetapan harga dan kompilasi persediaan.
Penilaian Persediaan
Auditor harus memperhatikan tiga hal, Pertama, metodenya harus sesuai dengan SAK.
Kedua, penerapan metode harus konsisten dari tahun ke tahun. Ketiga, biaya persediaan
versus harga pasar harus dioertimbangkan. Dalam verifikasi penetapan harga persediaan
bergantung pada barang yang dibeli atau diproduksi.
Dalam penilaian persediaan yang dibeli, auditor harus menetukan apakah klien menggunakan
LIFO, FIFO, rata-rata tertimbang, atau metode penilaian lainnya. Auditor harus menentukan
biaya-biaya yang dimasukkan dalam penilaian suatu jenis persediaan. Setelah itu, auditor
harus berfokus pada persediaan dengan nilai besar dan produk yang harganya berfluktuasi.
Auditor juga harus mendata jenis persediaan untuk diverifikasi atas penetapan harga dan
meminta faktur vendor kepada kliaen, lalu memeriksa faktur yang memadai untuk
memperhitungkan seluruh akun persediaan atas jenis yang diuji, terutama yang menggunakan
metode penilaian FIFO. Terakhir, auditor harus menguji biaya per unit tercatat dalam
pencatatan perpetual ke faktur vendor sebagai bagian dari pengujian transaksi siklus dan
pembayaran.
Dalam hal tenaga kerja langsung, auditor harus melakukan verifikasi biaya per jam atas
tenaga kerja dan jumlah jam kerja yang diperlukan untuk membuat satu unit output. Auditor
dapat menetukan jumlah jam kerja untuk memproduksi barang dari spesifikasi rancangan
atau sumber serupa.
Dalam overhead manufaktur, auditor harus mengevaluasi metode yang digunakan untuk
menguji konsistensi dan kewajaran dan menghitung kembali biaya untuk menentukan apakah
biaya overhead sudah benar. Jika klien memiliki pencatatan biaya standar, maka metode yang
tepat untuk menentukan penilaian adalah dengan menalaah dan menganalisis selisih.
G. Integrasi Pengujian
Auditor melakukan verifikasi pada biaya tenaga kerja langsung yang kondisinya
sama diterapkan seperti dalam pembelian. Kebanyakan pencatatan akuntansi biaya untuk
biaya tenaga kerja langsung atau tidak langsung dapat diuji sebagai bagian dari audit
siklus penggajian dan personalia.
Persediaan fisik, penetapan harga, dan kompilasi penting dalam audit persediaan
karena salah saji salah satu aktivitas dapat menghasilkan salah saji pada persediaan dan
harga pokok penjualan. Dalam audit, harga pokok penjualan merupakan nilai sisa dari
persediaan awal ditambah pembelian bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead manufaktur dikurangi persediaan akhir.
Pada pengujian persediaan fisik, auditor sabgat bergantung pada berkas utama
persediaan perpetual jika diuji sebagai bagian dari siklus yang telah kita bahas dan telah
dianggap andal. Oleh karena itu, auditor dapat mengamati dan menguji penghitungan
fisik pada waktu di luar akhit tahun dan menggunakan perpetual agar pencatatan
jumlahnya memadai.