Dosen Pembimbing :
Anang Takwanto, ST, MT
Disusun Oleh:
II. Tujuan :
a. Dapat memahami dan mengerti prinsip pengukuran aliran fluida
b. Dapat mengenal beberapa alat jenis ukur kecepatan alir fluida
c. Dapat melakukan pengukuran kecepatan aliran fluida dengan menggunakan
masing-masing alat ukur kecepatan alir fluida.
d. Dapat menentukan koefisien masing-masing alat ukur kecepatan alir fluida.
Fluida adalah suatu zat yang dapat mengalir bisa berupa cairan atau gas. Pemakaian
mekanika kepada medium kontinyu, baik benda padat maupun fluida adalah didasari pada
hukum gerak newton yang digabungkan dengan hukum gayayang sesuai. Fluida didefinisikan
oleh Chorlton (1967), sebagai zat yang mengalami perubahan bentuk bila mendapat tekanan,
meskipun tekanan tersebut sangat kecil. Fluida dapat dipandang sebagai struktur molekul atau
media kontinu, tetapi untuk memodelkan fluida secara matematis, maka fluida diasumsikan
sebagai media kontinu.
1. Kecepatan (velocity)
2. Berat (massanya)
3. Luas bidang yang dilaluinya
4. Volumenya
Jenis alat ukur aliran fluida yang paling banyak digunakan diantaranya alat ukur
lainnya adalah alat ukur fluida jenis laju aliran. Hal ini dikarenakan oleh konstruksinya yang
sederhana dan pemasangannya yang mudah. Alat ukur aliran fluida jenis ini dibagi empat jenis
yaitu:
- Venturi meter
- Nozzle
- Pitot tubes
- Flat orifice
1. Venturi meter
Venturi Meter ini merupakan alat primer dari pengukuran aliran yang berfungsi
untuk mendapatkan beda tekanan. Sedangkan alat untuk menunjukan besaran aliran fluida
yang diukur atau alat sekundernya adalah manometer pipa U. Venturi Meter memiliki
kerugian karena harganya mahal, memerlukan ruangan yang besar dan rasio diameter
throatnya dengan diameter pipa tidak dapat diubah.
Untuk sebuah venturi meter tertentu dan sistem manometer tertentu, kecepatan
aliran yang dapat diukur adalah tetap sehingga jika kecepatan aliran berubah maka
diameter throatnya dapat diperbesar untuk memberikan pembacaan yang akurat atau
diperkecil untuk mengakomodasi kecepatan aliran maksimum yang baru.
Bagian Inlet : Bagian yang berbentuk lurus dengan diameter yang sama seperti
diameter pipa atau cerobong aliran. Lubang tekanan awal ditempatkan pada bagian ini.
Inlet Cone: Bagian yang berbentuk seperti kerucut, yang berfungsi untuk menaikkan
tekanan fluida.
Throat (leher): Bagian tempat pengambilan beda tekanan akhir bagian ini berbentuk
bulat datar. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengurangi atau menambah kecepatan
dari aliran yang keluar dari inlet cone.
Pada Venturi meter ini fluida masuk melalui bagian inlet dan diteruskan ke bagian
outlet cone. Pada bagian inlet ini ditempatkan titik pengambilan tekanan awal. Pada bagian
inlet cone fluida akan mengalami penurunan tekanan yang disebabkan oleh bagian inlet
cone yang berbentuk kerucut atau semakin mengecil kebagian throat. Kemudian fluida
masuk kebagian throat inilah tempat-tempat pengambilan tekanan akhir dimana throat ini
berbentuk bulat datar. Lalu fluida akan melewati bagian akhir dari venturi meter yaitu
outlet cone. Outlet cone ini berbentuk kerucut dimana bagian kecil berada pada throat, dan
pada Outlet cone ini tekanan kembali normal.
Jika aliran melalui venturi meter itu benar-benar tanpa gesekan, maka tekanan
fluida yang meninggalkan meter tentulah sama persis dengan fluida yang memasuki
meteran dan keberadaan meteran dalam jalur tersebut tidak akan menyebabkan kehilangan
tekanan yang bersifat permanen dalam tekanan. Penurunan tekanan pada inlet cone akan
dipulihkan dengan sempurna pada outlet cone. Gesekan tidak dapat ditiadakan dan juga
kehilangan tekanan yang permanen dalam sebuah meteran yang dirancangan dengan tepat.
Kelebihan
o Mempunyai penurunan tekanan yang lebih kecil pada kapasitas yang sama.
Kekurangan
2. Pitot tubes
o Altimeter pesawat.
o Susunan sederhana.
Kekurangan:
Pipa harus lurus dengan kecepatan aliran untuk mendapatkan hasil yang baik.
3. Flat orifice
Orifice adalah plat berlubang yang disisipkan pada
laluan aliran fluida yang diukur, juga merupakan alat
primer yang berfungsi untuk mendapatkan beda
tekanan antara aliran pada up stream dan down stream
dari orifice itu sendiri. Orifice merupakan salah satu
alat ukur yang digunakan di lapangan geothermal dan
umumnya orifice diletakkan sebelum separator.
Kelebihan:
o Konstruksinya sederhana
o Rancangannya mudah
o Mudah dikalibrasi
• Mudah dirancang/didapat
Kekurangan:
• Penurunan tekanan sedang-tinggi
Prinsip Kerja Venturimeter tanpa manometer ini berdasar pada Asas Bernoulli yang
berbunyi: Pada pipa mendatar (horizontal), tekanan fluida yang paling besar adalah pada
bagian kelajuan alirnya paling kecil, dan tekanan paling kecil adalah pada bagian kelajuan
alirnya paling besar.
Venturi meter Fluida yang mengalir dalam pipa mempunyai massa jenis ρ. Kecepatan
fluida mengalir pada pipa sebelah kanan, maka tekanan pada pipa sebelah kiri lebih besar.
Perbedaan tekanan fluida di dua tempat tersebut diukur oleh manometer yang diisi dengan
fluida dengan massa jenis ρ’ dan manometer menunjukkan bahwa perbedaan ketinggian
permukaan fluida di kedua sisi adalah H. Dengan menggunakan persamaan kontinuitas dan
Persamaan Bernouli, diperoleh :Menghitung kelajuan cairan dalam pipa memakai
venturimeter tanpa manometer Persamaan Bernoulli adalah dan kontinuitas A1.v1 = A2.v2,
maka Cairan mengalir pada mendatar maka h1 = h2 sehingga,
P1 – P2 = ½ .ρ.(v22– v12)_____(1)
dan P2 = ρ.g.hB
2. Pitot tubes
Prinsip Kerja
o Tekanan pada ujung pipa di mana fluida masuk merupakan tekanan stagnasi (p0).
o Sulit untuk mendapat hasil pengukuran tekanan stagnasi secara nyata karena adanya friksi
pada pipa. Hasil pengukuran selalu lebih kecil dari kenyataan akibat faktor C (friksi
empirik).
3. Orifice Meter
• Perbedaan atau selisih tekanan fluida yang melalui orifice antara up stream dan down
stream dicatat.
• Suhu dan tekanan fluida pada up stream dicatat untuk mengetahui densitasnya.
b. Tahap Pengoperasian
c. Tahap penyelesaian
Orifice Meter
Pitot Tube
Keadaan awal Keadaan akhir Q (m3/s)
Putaran Valve
H1 (Pa) ∆H (mmHg)
4.21%
VII. Perhitungan Data :
Venturi meter
H : 131 mmHg
P : H x x g
: 131m x 12,6 kg/m3 x 9,8 m/s2
: 16175,88 Pa
𝐶𝑣 2 𝑥 ∆𝑃 0,5
V2 Teoritis : 𝑑2 4
𝑥( )
(1−( ) )0,5 𝜌
𝑑1
: 238,8484
V percobaan : v₂ ×A
: 238,8484 ×0,025
: 5,9621 m/s
Orifice meter
H : 131 mmHg
P : H x x g
: 131m x 12,6 kg/m3 x 9,8 m/s2
: 16175,88 Pa
𝐶𝑝 2 𝑥 ∆𝑃 0,5
V Teoritis : 𝑑2 4
𝑥( )
(1−( ) )0,5 𝜌
𝑑1
: 112,2954 m/s
V percobaan : V₂×A
: 112,2954 × 0,0379
: 4,2559 m/s
Pitot Tube
H : 131 mmHg
P : H x x g
: 131m x 12,6 kg/m3 x 9,8 m/s2
: 16175,88 Pa
2 𝑥 ∆𝑃
V Teoritis : 𝐶𝑝 𝑋 √
𝜌
2 𝑥 16175,88
:1𝑋√ 0,001
: 1798,6105 m/s
V percobaan : V₂×A
: 1798,6105 × 0,001256
: 2,259054 m/s
VIII. Pembahasan
Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distrursi) secara
permanen. Fluida dapat berupa cairan atau gas pada suhu tertentu dan tekanan tertentu.
Setiap fluida mempunyai densitas atau rapat massa tertentu. Perilaku zat cair yang
mengalir sangat bergantung pada kenyataan apakah fluida itu berada di bawah
pengaruh bidang batas padat atau tidak. (Fauziah dkk, 2007).
Pada praktikum kali ini akan digunakan tiga macam pipa yaitu pitot tube, orifice
tube dan venturi tube. Pipa tersebut dimasukkan ke dalam serangkaian alat yang
digunakan untuk mengukur aliran fluida. Percobaan ini menggunakan air bersih yang
dialiran melalui pompa air. Setelah pipa telah terpasang pada alat dan semua kran
tertutup, langkah pertama yang dilakukan yaitu menghitung banyaknya putaran yang
diperlukan valve hingga bukaan maksimal, valve sendiri berfungsi untuk mengatur
volumetric rate pada alat yang akan digunakan dan didapatkan sebanyak 1 putaran.
Disini, variabel yang akan digunakan yaitu pada putaran valve sebesar 4,21% untuk
tiap alat pengukuran kecepatan fluida. Kemudian buka valve pada alat sesuai dengan
variabel yang telah ditentukan dan diikuti dengan menyalakan tombol on serta pastikan
bahwa alat telah tersambung dengan aliran listrik. Setelah itu amati volumetric rate
serta manometer. Apabila tekanan pada manometer dan aliran fluida sudah konstan,
kran pada pipa lalu dibuka secara perlahan dan bersamaan agar tidak terjadi kebocoran.
Amati kembali manometer dan catat hasilnya pada keadaaan telah konstan.
Pada judul percobaan ini untuk semua variabel dan jenis pipa lain yang digunakan
dilakukan degan metode yang sama. Untuk data pengamatan pada percobaan pertama
yaitu dengan pitot tube dapat dilihat pada data pengamatan pada. Dari hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa hubungan antara laju alir dengan perbedaan tekanan
adalah semakin besar laju alir maka perbedaan tekanan juga akan semakin besar. Laju
alir fluida dipengaruhi oleh besarnya bukaan pada valve. Semakin besar bukaan valve
maka semakin besar laju alir yang dihasilkan. Dari data pada tabel diketahui pula
bahwa ada penyimpangan yang cukup besar antara laju alir saat praktikum dan laju alir
perhitungan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh turbulensi yang terjadi pada saat fluida
dialirkan sehingga mempengaruhi pada laju alir dan perbedaan tekanan pada
manometer yang dihasilkan.
pada percobaan kedua yaitu dengan orifice tube, data pengamatan dapat dilihat
pada. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa hubungan antara laju alir dengan
perbedaan tekanan adalah semakin besar laju alir maka perbedaan tekanan juga akan
semakin besar. Laju alir fluida dipengaruhi oleh besarnya bukaan pada valve. Semakin
besar bukaan valve maka semakin besar laju alir yang dihasilkan. Dari data pada tabel
diketahui pula bahwa ada penyimpangan yang cukup besar antara laju alir saat
praktikum dan laju alir perhitungan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh turbulensi yang
terjadi pada saat fluida dialirkan sehingga mempengaruhi pada laju alir dan perbedaan
tekanan pada manometer yang dihasilkan.
pada percobaan ketiga yaitu dengan venturi tube, data pengamatan dapat dilihat
pada. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa hubungan antara laju alir dengan
perbedaan tekanan adalah semakin besar laju alir maka perbedaan tekanan juga akan
semakin besar. Laju alir fluida dipengaruhi oleh besarnya bukaan pada valve. Semakin
besar bukaan valve maka semakin besar laju alir yang dihasilkan. Dari data pada tabel
diketahui pula bahwa ada penyimpangan yang cukup besar antara laju alir saat
praktikum dan laju alir perhitungan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh turbulensi yang
terjadi pada saat fluida dialirkan sehingga mempengaruhi pada laju alir dan perbedaan
tekanan pada manometer yang dihasilkan.
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengerti dan memahami
pengukuran aliran fluida serta dapat melakukan pengukuran dengan berbagai alat ukur
kecepatan aliran fluida. Alat ukur yang kami gunakan adalah Venturi meter,Orrifice
meter dan Pitot Tube.variabel yang digunakan adalah putaran valve. Sebelum
melakukan putaran valve dilakukan kalibrasi terlebih dahulu untuk menentukan persen
putaran,sehingga didapat bahwa variable putaran untuk variable 1 4,21% (1 putaran).
Dari data yang didapatkan dari hasil pengamatan diperoleh ΔH yang dapat
dikonversimenjadi pressure drop dengan cara mengalikan densitas merkuri (Hg) dan
gravitasi. Selanjutnya kami dapat menentukan V teoritis dari keduanya. Dapat dilihat
bahwa semakin banyak putaran valve semakin tinggi kenaikan pressure drop.
Kenaikan pressure drop yang besar ini disebabkan karena aliran fluida dalam pipa
semakin turbulen yang dapat ditunjukkan dengan meningkatnya bilangan
Reynolds,dengan keadaan aliran yang turbulen tersebut partikel-partikel yang ada
dalam aliran bergerak acak dan tidak stabil sehinggan berpotensi membentuk vortex.
Dengan semakin bertambahnya vortex yang terjadi menyebabkan aliran fluida
kehilangan energy yang lebih banyak sehingga pressure drop semakin besar.