Anda di halaman 1dari 8

PROYEK BELAJAR KEWANEGARAAN

“Semakin Meningkatnya Angka Kemiskinan”

Oleh Kelompok 3: 1) Aby Gael Bate’


2) Aldi Juandri B.
3) Bintang Meyriska
4) Brigita
5) Muh. Awaluddin
6) Pius Tandiayu
7) Valentine Luther

X IPA 2
SMA NEGERI 3 LUWU TIMUR
Kemiskinan merupakan suatu masalah sosial di mana masyarakat sudah tidak mampu
memenuhi kebutuhan hidup secara minimal. Pencapaian kebutuhan minimal umumnya
terjadi di pedesaan.

1.Kebijakan Dalam Mengatasi Semakin Tingginya Angka Kemiskinan


Berikut beberapa kebijakan dalam mengatasi angka tingginya kemiskinan, yaitu:

-Kebijakan yang bersifat sebagai motivator pembangunan masyarakat.


a. Bidang Pendidikan, antara lain wajib belajar 12 tahun, Bantuan Operasional
Sekolah(BOS),pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi yang kurang mampu.
b. Bidang Kesehatan, antara lain melalui pembentukan puskesmas(Pusat Kesehatan
Masyarakat),RSUD(Rumah Sakit Umum Daerah) dan vaksinasi massal.
c. Bidang Perekonomian, antara lain melalui pemberian kredit bunga rendah bagi
pengusaha kecil dan usaha kecil menengah(UKM).

-Kebijakan yang diberikan langsung kepada masyarakat.


a. Bantuan Langsung Sementara Masyarakat(BLSM),sebagai bantuan kompensasi.
b. Pemberian beras bagi masyarakat miskin/raskin.

2. Keuntungan Dan Kerugian Dari Kebijakan Tersebut


a. Keuntungan
1)Setiap anggota masyarakat yang kurang mampu melanjutkan sekolahnya bisa melanjutkan
sekolahnya sampai ke jenjang sekolah menengah atas(SMA).

Keterangan:
Bukti bahwa jika ada anggota masyarakat yang kurang mampu melanjutkan sekolahnya bisa
melanjutkan sekolahnya hingga ke jenjang sekolah menengah atas(SMA).Ini bisa berupa
beasiswa dan siswa yang diberikan harus berprestasi.
2)Bagi sekolah yang memiliki fasilitas yang kurang memadai dapat menambahkan sarana
dan prasarana dengan menggunakan dana bos dari pemerintah.

Keterangan:
Bukti bahwa bagi sekolah yang memiliki fasilitas yang kurang memadai dapat menambahkan
sarana dan prasarana dengan menggunakan dana bos dari pemerintah. Tetapi sebelum itu
perlu adanya sosialisasi mengenai apa kegunaan dari dana bos tersebut dalam menambah
sarana dan prasarana sekolah.
3)Masyarakat yang membutuhkan perawatan kesehatannya kini lebih mudah
mengonsultasikan ke puskesmas.

Keterangan:
Bukti bahwa dengan adanya pembentukan puskesmas(Pusat Kesehatan Masyarakat),
masyarakat yang membutuhkan perawatan kesehatan kini lebih mudah dalam
mengonsultasikannya.
4)Masyarakat yang kekurangan bahan pokok seperti beras, dapat menerima raskin dari
pemerintah.

Keterangan:
Bukti bahwa dengan adanya program pembagian raskin bagi masyarakat miskin, dapat
memudahkan mereka dalam hal memenuhi kebutuhan pokok
5)Masyarakat dengan mudah mendirikan usaha kecil-kecilan.

Keterangan:
Bukti bahwa dengan adanya pemberian kredit bunga rendah bagi pengusaha kecil dan
UKM(Usaha Kecil Menengah) masyarakat lebih mudah mendirikan usaha kecil-kecilan.
6)Masyarakat yang kurang mampu akan dapat bantuan secara berkala dari pemerintah.

Keterangan:
Bukti bahwa bagi masyarakat yang kurang mampu akan dapat bantuan secara berkala dari
pemerintah berupa biasanya uang dan sembako berupa beras.

b. Kerugian
1)Kebijakan wajib 12 tahun belajar hanya terlaksana pada wilayah DKI Jakarta, belum di luar
DKI Jakarta.

Keterangan:
Bukti bahwa perbandingan pendidikan di DKI Jakarta dan Pedesaan sangat lah berbeda, ini
dikarenakan adanya wajib 12 tahun belajar bagi warga DKI Jakarta saja ini terlaksana karena
di DKI Jakarta pemasokan sarana dan prasarana lebih mudah dan menjangkau. Akibatnya
kebanyakan dari mereka yang mengikuti wajib 12 tahun belajar lebih mudah mendapat
pekerjaan. Sedangkan di daerah pedesaan yang belum melaksanakan wajib 12 tahun belajar
karena kurangnya fasilitas yang mendukung pembelajaran mereka di pedesaan dalam hal ini
pemasokan sarana dan prasarana sangat sulit menjangkau pedesaan. Akibatnya banyak dari
warga pedesaan memberhentikan pendidikannya sampai jenjang yang ada saja sekolahnya
di pedesaan tersebut. Jadi, kebanyakan dari mereka menempuh pendidikan kurang dari 12
tahun, maka dari itu warga pedesaan/pelosok lebih sulit dalam mendapatkan pekerjaan yang
layak.
2)Untuk pemasokan sarana dan prasarana belajar masih kurang karena menjangkau
daerahnya cukup sulit.

Keterangan:
Bukti bahwa kurangnya fasilitas sarana dan prasarana belajar karena daerahnya yang
terletak sangat jauh/pelosok yang cukup sehingga pemasokan dan pendistribusiannya sulit
dijangkau.
3)Penerimaan bantuan dari pemerintah belum dilaksanakan secara merata.

Keterangan:
Bukti bahwa penerimaan bantuan dari pemerintah yang kurang merata sehingga masyarakat
lebih melakukan perbaikan/penambahan sarana dan prasarana mereka dengan dana sendiri
dan hasil kerja yang dilakukan sendiri tanpa campur tangan pemerintah.

3.Kebijakan Tidak Melanggar Peraturan Perundang- Undangan


Dari kebijakan di atas sudah tidak melanggar peraturan perundang-undangan karena
sudah jelas pada UUD 1945 pasal 31 ayat 2 tentang Pendidikan dan Kebudayaan “setiap
warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib “. Begitu pun juga
dengan UUD 1945 pasal 34 ayat 3 tentang perekonomian nasional dan kesejahteraan nasional
“Negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
umum yang layak”.
4.Tingkat atau Pemerintahan yang Bertanggung Jawab atas
Kebijakan Tersebut
Berikut lembaga yang bertanggung jawab:
1)Lembaga sosial

Keterangan:
Salah satu contoh lembaga sosial dalam bidang pendidikan yakni Taman Kanak-kanak.
2)Menteri Perekonomian dan Menteri Kesejahteraan Sosial.

Keterangan:
Bukti bahwa Presiden turun langsung dalam menjalankan kebijakan mengurangi angka
kemiskinan mendampingi Menteri Perekonomian dan Menteri Kesejahteraan Nasional.
KESIMPULAN
Kemiskinan merupakan suatu masalah sosial di mana masyarakat sudah tidak
mampu memenuhi kebutuhan hidup secara minimal. Pencapaian kebutuhan minimal
umumnya terjadi di pedesaan. Karena masalah itu, ada pengusulan kebijakan dalam
mengatasi semakin tingginya angka kemiskinan. Kebijakan itu berupa kebijakan yang bersifat
sebagai motivator pembangunan masyarakat antara lain ; dalam bidang Pendidikan, antara
lain wajib belajar 12 tahun, Bantuan Operasional Sekolah(BOS),pemberian beasiswa bagi
siswa berprestasi yang kurang mampu, bidang Kesehatan, antara lain melalui pembentukan
puskesmas(Pusat Kesehatan Masyarakat),RSUD(Rumah Sakit Umum Daerah) dan vaksinasi
massal, bidang Perekonomian, antara lain melalui pemberian kredit bunga rendah bagi
pengusaha kecil dan usaha kecil menengah(UKM) dan kebijakan yang langsung diberikan Commented [a1]:
kepada masyarakat antara lain ; Bantuan Langsung Sementara Masyarakat(BLSM),sebagai
bantuan kompensasi, pemberian beras bagi masyarakat miskin/raskin. Dari kebijakan itu pula
ada keuntungan dan kerugian yang ditimbulkan. Keuntungannya seperti ; setiap anggota
masyarakat yang kurang mampu melanjutkan sekolahnya bisa melanjutkan sekolahnya
sampai ke jenjang sekolah menengah atas(SMA),bagi sekolah yang memiliki fasilitas yang
kurang memadai dapat menambahkan sarana dan prasarana dengan menggunakan dana bos
dari pemerintah, masyarakat yang membutuhkan perawatan kesehatannya kini lebih mudah
mengonsultasikan ke puskesmas, masyarakat yang kekurangan bahan pokok seperti beras,
dapat menerima raskin dari pemerintah, masyarakat dengan mudah mendirikan usaha kecil-
kecilan. Lalu kerugiannya seperti ; kebijakan wajib 12 tahun belajar hanya terlaksana pada
wilayah DKI Jakarta, belum di luar DKI Jakarta, untuk pemasokan sarana dan prasarana belajar
masih kurang karena menjangkau daerahnya cukup sulit, penerimaan bantuan dari
pemerintah belum dilaksanakan secara merata. Maka dari itu, semua kebijakan yang telah
diusulkan tidak melanggar peraturan perundang-undangan karena sudah jelas pada UUD
1945 pasal 31 ayat 2 tentang Pendidikan dan Kebudayaan “setiap warga negara wajib
mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib “.Begitu pun juga dengan UUD 1945 pasal
34 ayat 3 tentang perekonomian nasional dan kesejahteraan nasional “Negara
bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas umum yang
layak”. Dari semua kebijakan yang telah diusulkan perlu adanya pertanggungjawaban dari
tingkat atau pemerintahan, tingkat atau pemerintahan itu antara lain; lembaga sosial dan
Menteri Perekonomian dan Menteri Kesejahteraan Sosial. Semua kebijakan tadi hanya
merupakan barometer dalam melakukan praktik atau terjun ke lapangan ke secara langsung
dalam hal mengatasi masalah sosial ini yakni kemiskinan, tentang bagaimana meminimalisir
kemiskinan, bagaimana memberantas kemiskinan ,serta bagaimana cara mencegah
kembalinya wabah kemiskinan itu. Hanya tinggal bagaimana usaha dan upaya orang-orang
yang terlibat di dalamnya seperti pemerintah, masyarakat kelas atas, masyarakat kelas
menengah, dan bahan masyarakat miskin sendiri serta perwujudan.

Anda mungkin juga menyukai