Anda di halaman 1dari 18

1

A. Konsep Penyakit
1. Pengertian Hipertensi
Definisi atau pengertian hipertensi banyak dikemukakan oleh para
ahli. WHO mengemukakan bahwa hipertensi terjadi bila tekanan darah
diatas 160/95 mmhg.

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan


darah diastolik ≥ 90 mmHg Mansjoer arif (2001:518).

Prof. Dr. dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007), yang menyatakan bahwa
hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 150 mmHg
dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.

Hipertensi merupakan suatu keadaan tekanan darah persisten dimana


tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90
mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Institut Nasional
Jantung, Paru, dan Darah memperkirakan separuh orang yang menderita
hipertensi tidak sadar akan kondisinya. Begitu penyakit ini diderita,
tekanan darah pasien harus dipantau dengan interval teratur karena
hipertensi merupakan kondisi seumur hidup (Brunner and Suddart , 2008).

Berdasarkan pengertian – pengertian tersebut dapat disimpulkan


bahwa hipertensi merupakan kenaikan tekanan darah dimana tekanan
sistolik lebih dari 140 mmhg dan atau diastolik lebih dari 90 mmhg.

2. Klasifikasi hipertensi
Klasifikasi hipertensi juga banyak diungkapkan oleh para ahli,
diantaranya WHO menetapkan klasifikasi hipertensi menjadi tiga tingkat
yaitu tingkat I tekanan darah meningkat tanpa gejala-gejala dari gangguan
atau kerusakan sistem kardiovaskuler. Tingkat II tekanan darah dengan
2

gejala hipertrofi kardiovaskuler, tetapi tanpa adanya gejala-gejala


kerusakan atau gangguan dari alat atau organ lain. Tingkat III tekanan
darah meningkat dengan gejala – gejala yang jelas dari kerusakan dan
gangguan faal dari target organ. Sedangkan JVC VII, Klasifikasi hipertensi
adalah :

Kategori Tekanan sistolik Tekanan Diastolik


(mmHg) (mmHg)

Normal < 130 <85

Normal Tinggi 130-139 85-89

Hipertensi:

Stage I (ringan) 140-159 90-99

Stage II (sedang) 160-179 100-109

Stage III (berat) 180-209 110-120

Berikut klasifikasi tekanan darah tinggi pada anak-anak dan dewasa sesuai
dengan tingkatan umur .

Kelompok Umur Normal Hipertensi

<2 tahun <104/70 >112/74

3-5 tahun <108/70 >116/76

6-9 tahun 114/74 122/78

10-12 tahun 122/78 >126/82


3

13-15 tahun 130/80 >136/86

16-20 tahun 136/84 >140/90

20-45 tahun 120-125/75-80 135/90

45-60 tahun 135-140/85 140/90-160/95

>65 tahun 150/85 160/90 (borderline)

Klasifikasi lain diutarakan oleh Prof. Dr. dr. Budhi Setianto (Depkes,
2007), mengklasifikasikan tekanan darah tinggi menjadi 4 tingkatan yaitu
normal (SBP = Sistole Blood Pressure < 120 mm Hg dan Distole Blood
Pressure = DBP < 80 mm Hg), pra hipertensi (SBP 120-139 mm Hg dan
DBP 80-89 mm Hg), hipertensi tahap 1 (SBP 140-159 mm Hg dan DBP
90-99 mm Hg) dan hipertensi tahap 2 (SBP >= 160 dan DBP >= 100. mm
Hg.)

3. Etiologi
Penyebab terjadinya hipertensi adalah terdiri dari berbagai faktor,
diantaranya Reeves& lockhart(2001:114) mengemukakan bahwa Faktor-
faktor resiko yang dapat menyebabkan hipertensi adalah stress,
kegemukan, merokok, hipernatriumia).

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan,


yaitu :
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar
95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik,
4

lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin-


angiotensin, defek dalam ekskresi NA, peningkatan Na dan Ca
intraseluler, dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko, seperti
obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia.
2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5%
kasus. Penyebab spesifiknya diketahui, sperti penggunaan estrogen,
penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme
primer, dan sindrom cushing, feokromositoma, koarktasioaorta,
hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain
Mansjoer arif (2001 : 518).

Dari uraian pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penyebab


hipertensi beragam diantaranya adalah: stress, kegemukan, merokok,
hipernatriumia, retensi air dan garam yang tidak normal, sensitifitas
terhadap angiotensin, obesitas, penyakit kelenjar adrenal, penyakit ginjal,
toxemia gravidarum, peningkatan tekanan intra cranial, yang disebabkan
tumor otak, pengaruh obat tertentu missal obat kontrasepsi, asupan garam
yang tinggi, kurang olahraga, genetik, Obesitas, kelainan ginjal, tetapi
sebagian besar tidak diketahui penyebabnya.

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2


golongan besar yaitu : ( Lany Gunawan, 2001 ) :

1. Etiologi yang dapat diubah yaitu :


a. Obesitas: Seiring dengan peningkatan berat badan, tekanan
darah meningkat. Obesitas didefinisikan sebagai memiliki
indeks massa tubuh (BMI) lebih besar dari 30 kg/m. Orang
yang obesitas dua sampai enam kali lebih mungkin untuk
mengalami tekanan darah tinggi daripada orang-orang yang
berat badannya dalam kisaran yang sehat.
5

b. Sensitivitas garam: Beberapa orang memiliki sensitivitas


tinggi terhadap natrium (garam), dan meningkatkan tekanan
darah mereka jika mereka menggunakan garam. Mengurangi
asupan natrium cenderung penyebab darah tinggi/ hipertensi.
c. Alkohol: Minum lebih dari 1-2 minuman alkohol per hari
cenderung meningkatkan tekanan darah pada mereka yang
sensitif terhadap alkohol.
d. Pil KB (penggunaan kontrasepsi oral): Beberapa wanita yang
minum pil KB mengalami tekanan darah tinggi.
e. Kurangnya latihan (aktivitas fisik): gaya hidup memberikan
kontribusi terhadap perkembangan obesitas dan tekanan
darah tinggi.
f. Obat-obatan: Obat-obatan tertentu, seperti amfetamin
(stimulan), pil diet/obat pelangsing, dan beberapa obat yang
digunakan untuk gejala flu dan alergi seperti pseudoefedrin,
cenderung menaikkan tekanan darah sehingga dikatakan
sebagai faktor penyebab hipertensi.

2. Etiologi yang tidak dapat di ubah yaitu :


a. Usia: Semakin tua seseorang, semakin besar kemungkinan ia
akan mengalami tekanan darah tinggi, terutama
meningkatkan pembacaan sistolik. Hal ini terutama
disebabkan oleh arteriosklerosis, atau "pengerasan pembuluh
darah."
b. Ras: Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa orang
Amerika Afrika mengalami penyebab tekanan darah tinggi
lebih tinggi daripada Kaukasia.
c. Status sosial ekonomi: tekanan darah tinggi ditemukan lebih
umum di antara kelompok sosial ekonomi yang kurang
berpendidikan dan lebih rendah.
6

d. Riwayat keluarga (keturunan): Kecenderungan untuk


memiliki tekanan darah tinggi muncul untuk berjalan dalam
keluarga yang pernah menderita.
e. Gender: Umumnya pria memiliki kemungkinan lebih besar
meningkatnya tekanan darah tinggi daripada wanita.
kemungkinan ini bervariasi menurut umur dan di antara
berbagai kelompok etnis.

4. Patofisiologi
Menurut Smeltzer & Bare (2002:898) mengatakan bahwa Mekanisme
yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat
vasomotor pada medulla oblongata di otak dimana dari vasomotor ini
mulai saraf simpatik yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar
dari kolomna medulla ke ganglia simpatis di torax dan abdomen,
rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak ke bawah melalui system syaraf simpatis . Pada titik ganglion ini
neuron prebanglion melepaskan asetilkolin yang merangsang serabut saraf
paska ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan melepaskannya nere
frineprine mengakibatkan konskriksi pembuluh darah.

Faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon


pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktif yang menyebabkan
vasokonstriksi pembuluh darah akibat aliran darah yang ke ginjal menjadi
berkurang atau menurun dan berakibat diproduksinya rennin, rennin akan
merangsang pembentukan angiotensai I yang kemudian diubah menjadi
angiotensis II yang merupakan vasokonstriktor yang kuat yang
merangsang sekresi aldosteron oleh cortex adrenal dimana hormone
aldosteron ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal dan
7

menyebabkan peningkatan volume cairan intra vaskuler yang


menyebabkan hipertensi.

5. Manifestasi Klinik
Menurut Manjoer Arif (2001:518) Peninggian tekanan darah kadang-
kadang merupakan satu-satunya gejala. Bila demikian, gejala baru muncul
setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung. Gejala lain
yang sering ditemukan adalah :
1. Sakit kepala
2. Epistaksis
3. Marah
4. Telinga berdengung
5. Rasa berat di tengkuk
6. Sukar tidur
7. Mata berkunang-kunang
8. Pusing
9. Epitaksis
10. Mudah lelah

Sedangkan menurut FKUI (1990:210) dan Dr. Budhi Setianto


(Depkes, 2007) hipertensi esensial kadang tanpa gejala dan baru timbul
gejala setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti pada ginjal,
mata, otak dan jantung. Namun terdapat pasien yang mengalami gejala
dengan sakit kepala, epitaksis.

6. Penatalaksanaan
Terdapat 2 cara penanggulangan hipertensi menurut FKUI (1990: 214-
219) yaitu dengan nonfarmakologis dan dengan farmakologis. Cara non
8

farmakologis dengan menurunkan berat badan pada penderita yang gemuk,


diet rendah garam dan rendah lemak, mengubah kebiasaan hidup,
olahraga secara teratur dan kontrol tekanan darah secara teratur.
Sedangkan dengan cara farmakologis yaitu dengan cara memberikan obat-
obatan anti hipertensi seperti diuretik seperti HCT, Higroton, Lasix. Beta
bloker seperti propanolol. Alfa bloker seperti phentolamin, prozazine,
nitroprusside captapril. Simphatolitic seperti hidralazine, diazoxine.
Antagonis kalsium seperti nefedipine (adalat).

Pengobatan hipertensi harus dilandasi oleh beberapa prinsip menurut


FKUI (1990) yaitu pengobatan hipertensi sekunder harus lebih
mendahulukan pengobatan kausal, pengobatan hipertensi esensial
ditujukan untuk menurunkan tekanan darah dengan harapan
memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi, upaya
menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat anti
hipertensi, pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang
bahkan mungkin seumur hidup, pengobatan dengan menggunakan
standard triple therapy (STT) menjadi dasar pengobatan hipertensi.

Tujuan pengobatan dari hipertensi adalah menurunkan angka


morbiditas sehingga upaya dalam menemukan obat anti hipertensi yang
memenuhi harapan terus dikembangkan.

7. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hipertensi
menurut TIM POKJA RS Harapan Kita (2003:64) dan Dr. Budhi Setianto
(Depkes, 2007) adalah diantaranya : penyakit pembuluh darah otak seperti
stroke, perdarahan otak, transient ischemic attack (TIA). Penyakit jantung
seperti gagal jantung, angina pectoris, infark miocard acut (IMA). Penyakit
9

ginjal seperti gagal ginjal. Penyakit mata seperti perdarahan retina,


penebalan retina, oedema pupil.

8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut Mansjoer Arif (2001:518)
pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi
bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan faktor resiko lain atau
mencari penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urinalisa, darah perifer
lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa,
kolestrol total, kolestrol HDL, dan EKG).
Sebagai tambahan dapat dilakukan pemeriksaan lain, seperti klirens
kreatinin, protein urin 24 jam, asam urat, kolestrol LDL, TSH, dan
ekokardiografi.

Pemeriksaan diagnostik meliputi BUN /creatinin (fungsi ginjal),


glucose (DM) kalium serum (meningkat menunjukkan aldosteron yang
meningkat), kalsium serum (peningkatan dapat menyebabkan hipertensi:
kolesterol dan tri gliserit (indikasi pencetus hipertensi), pemeriksaan tiroid
(menyebabkan vasokonstrisi), urinanalisa protein, gula (menunjukkan
disfungsi ginjal), asam urat (factor penyebab hipertensi) EKG
(pembesaran jantung, gangguan konduksi), IVP (dapat mengidentifikasi
hipertensi.
10

Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Fokus
Menurut Doenges, (2004:41-42) dan mengemukakan bahwa
pengkajian pasien hipertensi meliputi:

a. Aktifitas & istirahat meliputi kelemahan, keletihan, nafas pendek,


frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
b. Sirkulasi meliputi adanya riwayat hipertensi, penyakit jantung coroner,
episodepalpitasi, kenaikan tekanan darah, tekhicardi, kadang bunyi
jantung terdengar S2 pada dasar ,S3dan S4.

c. Integritas ego meliputi cemas, depresi, euphoria, mudah marah ,otot


muka tegang, gelisah, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi meliputi Riwayat penyakit ginjal
e. Makanan /cairan meliputi makanan yang disukai terutama yang
mengandung tinggi garam, linggi lemak, dan kolesterol, mual, muntah,
perubahan berat badan, riwayat penggunaan obat diuritik, adanya
edema.
f. Neurosensori meliputi keluhan kepala pusing, berdenyut , sakit kepala
sub oksipital, kelemahan pada salah satu sisi tubuh, gangguan
penglihatan (diplopia, pandangan kabur) ,epitaksis.
g. Nyeri /ketidak nyamanan meliputi nyeri hilang timbul pada
tungkai,sakit kepala sub oksipital berat, nyeri abdomen, nyeri dada.
h. Pernafasan meliputi sesak nafas sehabis aktifitas, batuk dengan atau
tanpa sputum, riwayat merokok, penggunaan obat Bantu pernafasan,
bunyi nafas tambahan ,sianosis
i. Keamanan meliputi gangguan cara berjalan, parestesia, hipotensi
postural.
Pembalajaran/penyuluhan dengan adanya factor- factor resiko
keluarga yaitu arteriosclerosis, penyakit jantung, DM, penyakit ginjal.
11

2. Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah


1. DS : - klien mengatakan sakit
kepala Kerusakan vaskuler Nyeri
- Klien mengatakan pembuluh darah
nyeri saat bangun ↓
tidur suka terasa Penyumbatan
pusing pembuluh darah
- Klien mengatakan ↓
nyeri dirasakan saat Gangguan sirkulasi
banyak pikiran ↓
DO : - klien tampak memegang Resistensi pemb
daerah yang nyeri darah otak
- Klien tampak meringis ↓
- Klien tampak kesakitan Nyeri

DS :- klien mengatakan tidak Kerusakan vaskuler


bisa melakukan aktifitas pembuluh darah
seperti biasanya ↓
- klien mengatakan kalau Penyumbatan
2. melakukan aktivitas pembuluh darah Intoleransi
suka terasa pusing ↓ aktivitas
- klien mengatakan hanya Gangguan sirkulasi
bisa terbaring di tempat pembuluh darah
tidur sistemik
DO : - klien tampak bedrest ↓
- Klien tampak lemah Afterload
12

- Klien tampak dibantu ↓


saat aktivitas Fatigue

Intoleransi
aktivitas

DS: - Klien mengatakan sering Perubahan situasi


marah Krisis situasional Ketidakefektifan
3. - Klien mengatakan suka ↓ koping
kesal tiba-tiba Metode koping
tidak efektif
DO : - Klien tampak sensitif ↓
- Klien tampak sering Ketidakefektifan
emosi koping

DS : - Klien mengatakan kalau Kerusakan vaskuler


pusing suka merasa mau pembuluh darah
jatuh ↓
- Klien mengatakan Penyumbatan
pernah terjatuh dikamar pembuluh darah Resiko cidera
4. mandi ↓
DO: Gangguan sirkulasi
- Tampak lemas ↓
- Klien tampak lesu Retina

Spasme arteriol

Resiko cedera
13

DS: - Klien mengatakan tidak Hipertensi


tau apa dideritanya ↓
5. - Klien mengatakan takut Perubahan situasi Defisiensi
- Klien mengatakan ↓ pengetahuan
sering pusing tapi tidak Informasi yang
tahu penyebabnya minim
DO: - Klien tampak bingung ↓
- Klien tampak Defisiensi
- Klien tampak pengetahuan

DS: - Klien mengatakan cemas


- Klien mengatakan tidak
bisa tidur
- Klien mengatakan
kelelahan
DO: - Tampak gelisah Perubahan situasi
6. - Tampak cemas ↓
- Tampak lesu Informasi yang Ansietas
minim

Ansietas

3. Diagnosa keperawatan (Doengoes, 2004)


1. Nyeri akut
2. Intoleransi aktivitas
3. Ketidakefektifan koping
4. Resiko cidera
5. Defisiensi pngetahuan
6. Ansietas
14

4. Intervensi keperawatan

no Diagnose keperawatan Noc Nic


1. Nyeri akut Kriteria hasil :  Melakukan pengkajian
- Mampu nyeri secara
mengontrol nyeri komperhensif
- Melaporkan bahwa  Memberikan dukungan
nyeri kepala kepda keluarga
berkurang  Mengontrol lingkungan
- Menyatakan rasa yang dapat
nyaman setelah mempengaruhi nyeri.
nyeri berkurang

2. Intoleransi aktivitas Kriteria hasil :  Bantu klien memilih


- Berpartisipasi aktivitas yang sesuai
dalam aktivitas dengan kemampuan
fisik tanpa disertai fisik
peningkatan  Bantu keluarga untuk
tekanan darah, mengidentifikasi
nadi, dan RR kekurangan dalam
- Tanda-tanda vital aktivitas
normal  Monitor respon fisik,
emosi, social dan
spiritual

3. Ketidakefektifan koping Kriteria hasil :  Membantu klien


- Mengidentifikasi mengidentifikasi
pola koping yang strategi positif untuk
efektif mengatur pola nilai
- Mengatakan
15

penurunan stress yang dimiliki


 Membantu klien
mengidentifikasi
keuntungan, kerugian
dari keadaan
4. Resiko cidera Kriteria Hasil :
- Klien terbebas dari  Sediakan lingkungan
cidera yang aman untuk
- Mampu mengenali pasien
prubahan status  Menghindarkan
kesehatan lingkungan yang
- Klien mampu berbahaya
menjelaskan faktor  Menganjurkan keluarga
resiko dari untuk mnemani pasien
lingkungan/perilak  Berikan penjelasan
u personal kepada keluarga adanya
prubahan status
keshatan dan penyebab
penyakit
5. Defisinsi pengetahuan Kriteria Hasil :
- Pasien dan  Berikan penilaian
keluarga tentang tingkat
menyatakan pengetahuan pasien
pemahaman  Menjelaskan
tentang penyakit, patofisioligi dari
kondisi, prognosis penyakit dan
dan program bagaimana hal ini
pengobatan berhubungan dengan
- Pasien dan anatomi dan fisiologi
16

keluarga mampu dengan cara yang tepat


melaksanakan  Menjelaskan tanda dan
prosedur yang gejala yang yang
dijelaskan secara muncul pada hipertensi
benar  Mengidentifikasi
- Pasien dan kmungkinan penyebab,
keluarga mampu dengan cara yang tepat
menjelaskan  Mnjelaskan proses
kembali apa yang terjadinya hipertensi
dijelaskan perawat secara tepat

6. Ansietas Kriteria Hasil :


- Klien mampu  Gunakan pendekatan
mengidentifikasi yang menenangkan
dan  Dorong keluarga untuk
mengungkapkan mnemani klien
gejala cemas  Dorong pasien untuk
- Vital sign dalam mengungkapkan
batas normal persaan, ketakutan,
- Postur tubuh, persepsi
ekspresi wajah,  Pahami prespektif
bahasa tubuh, dan pasien terhadap situasi
tingkat aktivitas stress
menunjukan  Mendengarkan dengan
berkurangnya penuh perhatian
kecemasan
17

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L. J. Handbook of Nursing Diagnosis. Edisi 8, Alih Bahasa Monica


Ester. (2001). Jakarta: EGC

Carpenito, L. J. (1999) Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 7, Alih Bahasa


Monica Ester. Jakarta: EGC

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2006). Mengenal Hipertensi,


(Online), (http:// depkes.co.id/stroke.html)

Doengoes. M. E, Et. All. Nursing Care Plans Guidelines for Planning and
Documenting Patient Care, Edisi 3. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Et. All.
2000. Jakarta: EGC

Effendy. N (1998). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2.


Jakarta; EGC

FKUI. (1990). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta

Long. Barbara. C. Essential of Medical Surgical Nursing, Penerjemah. Karnaen R,


Et. All, Edisi ke 3. 1996. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Padjajaran.

Mansjoer Arif (et al). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3 jilid 1. Media
Aesculapius FKUI. Jakarta. 2001
Nurarif , Kusuma Hardhi. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis Dan Nanda Nic-Noc. Edisi revisi jilid 2. Mediaction. Yogyakarta.2015.
Smeltzer, Suzanne, and Bare. (2001), Buku Saku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah, Edisi 8. Jakarta: EGC
18

Tim POKJA RS Jantung Harapan Kita. (2003). Standar Asuhan Keperawatan


Kardiovaskuler. Direktorat Medik dan Pelayanan RS Jantung dan
pembuluh darah Harapan kita. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai