Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RINGKASAN MATERI KULIAH

CORPORATE GOVERNANCE

PENGERTIAN DAN KONSEP GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Dosen Pengampu: Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, S.E., M.Si., Ak. CA

Diusulkan oleh:

Kelompok 10

I Gede Prabandhana Ariantaka 1607532048/01

Luh Komang Adhika Wijasari 1707532078/28

Ni Made Suryani 1707532098/33

PROGRAM STUDI S1 REGULER DENPASAR AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
1. PENGERTIAN DAN KONSEP
1) Latar Belakang CG
Pada awalnya Corporate Governance digunakan di Amerika Serikat dalam kegiatan
berpolitik yang tidak sehat dan budaya korupsi. Setelah banyak terjadinya krisis-krisis
ekonomi di berbagai Negara maka banyak perusahaan memusatkan perhatiannya pada
pentingnya penerapan Corporate Governance.
Corporate Governance pada dasarnya berbicara tentang dua aspek yakni governance
structure atau board structure dan governance process atau governance mechanism pada
suatu perusahaan. Governance structure adalah struktur hubungan pertanggungjawaban dan
pembagian peran diantara berbagai organ utama perusahaan yaitu pemilik atau pemegang
saham, pengawas atau komisaris, dan pengelola atau direksi atau manajemen. Sedangkan
governance process membicarakan tentang mekanisme kerja dan interaksi aktual diantara
organ-organ tersebut. Dengan demikian, tidak ada standar formula Good Corporate
Governance yang efektif yang dapat diterapkan dalam seluruh perusahaan. Karena
penerapan sistem Good Corporate Governance akan disesuaikan dengan keadaan masing-
masing perusahaan. Untuk itulah, maka perusahaan harus memformulasikan standar Good
Corporate Governance mereka sendiri berdasarkan keadaan perusahaan mereka masing-
masing dengan tetap mengacu pada standar Good Corporate Governance yang berlaku di
Indonesia dan standar internasional.
Awalnya konsep Good Corporate Governance di Indonesia diperkenalkan oleh
Pemerintah Indonesia dan Internasional Monetary Fund (IMF) dalam rangka Economy
Recovery pasca krisis. Konsep ini diharapkan dapat melindungi pemegang saham
(shareholder) dan kreditor agar dapat memperoleh kembali investasinya. Pada dasarnya,
tidak ada definisi baku tentang tata kelola korporasi. ketiadaan defenisi ini menimbulkan
perdebatan yang panjang dan melelahkan.

2) Pengertian GCG
“Governance” berasal dari Bahasa Perancis “gubernance” yang berarti pengendalian.
Dalam Bahasa Indonesia Corporate Governance diterjemahkan sebagai tata kelola atau tata
pemerintahan perusahaan. Terdapat pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian
Corporate Governance. Salah satunya pendapat dari Ridwan Khairandy dan Camelia Malik,
menyatakan bahwa Good Corporate Governance merupakan suatu konsep tentang tata
kelola perusahaan yang sehat. Konsep ini diharapkan dapat melindungi pemegang saham
dan kreditor agar dapat memperoleh kembali investasinya.
Maka, berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Corporate Governance
pada intinya adalah mengenai suatu sistem, proses, dan seperangkat peraturan yang
mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan terutama dalam arti sempit
hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya
tujuan organisasi.

3) Teori-Teori Yang Mendasari GCG


a. Entity Theory (Teori Entitas)
Teori entitas mengamsumsikan terjadinya pemisahan antara kepentingan pribadi pemilik
ekuitas (pemegang saham) dengan entitas bisnisnya (perusahaan). Kreditor dianggap sebagai
pihak luar. Pemegang saham tetap menjadi mitra manajemen.
Aset menjadi milik pribadi pemegang saham dan pemegang saham menanggung segala
risiko yang berkaitan dengan utang. Dengan sudut padang ini, aset bersih menjadi perhatian
utama bagi pemegang saham.sesuai dengan sifat tersebut, persamaan akuntansi dari teori
entitas akan berbentuk sebagai berikut:

Asset – Kewajiban = Ekuitas


Entitas Theory meelahirkan agency theory dan stewardship theory, dimana kedua teori
ini sangat berperan dan paling banyak dirujuk untuk pembentukkan struktur Corporate
Governance.

b. Agency Theory (Teori Keagenan)


Teori keagenan menekankan pentingnya pemilik perusahaan (pemegang saham)
menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada tenaga-tenaga profesional yang lebih
memahami menjalankan bisnis sehari-hari. Semakin besar perusahaan maka akan terjadi
pemisahan antara pemilik dan pengendali perusahaan. Pemegang saham bertindak sebagai
pemilik dan manajer merupakan pengendali perusahaan.
Implikasi teori keagenan terhadap konsep Corporate Governance adanya pemberian
insentif dan melakukan monitoring (pengawasan). Mekanisme insentif mendorong para
manajer bertindak untuk mendorong manajer dalam memaksimalkan kesejahteraan
pemegang saham berupa insentif seperti gaji, dan insentif berbasis kinerja, seperti pemberian
saham perusahaan dan kebijakan kompensasi lainnya.
c. Stewardship Theory (Teori Penata Layanan)

Teori penata layanan mengasumsikan bahwa manajer adalah pelayan yang baik bagi
perusahaan. Teori ini dibangun di atas asumsi filosofis mengenai sifat manusia yakni
manusia pada hakekatnya dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab,
memiliki integritas dan kejujuran terhadap pihak lain. Implikasi stewardship theory terhadap
Corporate Governance yaitu salah satunya adalah terbitnya Undang-Undang Perseroan
Terbatas di Indonesia yang didalamnya menetapkan kewajiban bagi setiap anggota direksi
dan komisaris untuk denga itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk
kepentingan dab usaha perseroan (pasal 97 dan 114 ayat (2) Undang-Undang Nomor 40
tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas). insentif berbasis kinerja, seperti pemberian saham
perusahaan dan kebijakan kompensasi lainnya.

d. Stakeholder Theory (Teori Pemangku Kepentingan)

Teori ini mengartikan suatu organisasi sebagai kesepakatan multilateral antara


perusahaan dan berbagai stakeholdernya. Teori pemangku kepentingan mengasumsikan
bahwa perusahaan merupakan suatu sistem dan jaringan stakeholders yang beroperasi di
dalam sistem yang lebih besar dalam suatu sistem masyarakat yang menyediakan
infrastruktur pasar dan hukum bagi aktivitas perusahaan (Clarkson, 1994). Tujuan
perusahaan dalam hal ini adalah menciptakan nilai bagi seluruh stakeholders dengan
menciptakan barang dan jasa. lainnya.

e. Political Theory (Teori Political)

Teori ini menyatakan bahwa alokasi kekuasaan dalam perusahaan, privilege, atau alokasi
laba di antara pemilik, manajer, dan stakeholders lainnya ditentukan oleh pertimbangan-
pertimbangan politis. Dalam hal ini pemerintah dapat berperan penting dalam menentukan
alokasi tersebut. Alokasi kekuasaan dalam teori corporate governance juga harus dilihat dari
perspektif budaya, sehingga dapat dikatakan tidak ada satu teori corporate governance yang
dapat digunakan sekaligus untuk bebrapa Negara, bahkan oleh beberapa perusahaan dalam
satu Negara.

f. Transaction Cost Theory (Teori Biaya Transaksi)


Terdapat dua asumsi utama dalam teori biaya transaksi, yaitu rasionalitas idividu bersifat
terbatas (bounded rationality), dan individu memiliki sifat oportunisme (Wiliamson, 1979).
Rasionalitas individu terjadi karena pada dasarnya seseorang secara alamiah tidak akan
mampu memprediksi dengan sempurna kejadian di masa depan. Akibat keterbatasan
rasionalitas, menyebabkan individu tidak akan pernah bisa melaksanakan negosiasi dan
kontrak secara sempurna terhadap kejadian-kejadian di masa depan.

4) Alasan Diperlukannya GCG


Corporate governance sangat berkaitan dengan bagaimana membuat para investor yakin
bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka, yakin bahwa manajer tidak akan
menggelapkan atau menginvestasikan ke dalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan
berkaitan dengan modal yang telah ditanamkan oleh investor. Berikut merupakan alasan
diperlukannya GCG: lain:
a. Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan yang
didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta
kesetaraan dan kewajaran.
b. Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-masing organ perusahaan,
yaitu Dewan Komisaris, Direksi dan Rapat Umum Pemegang Saham.
c. Mendorong pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi agar
dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakannya dilandasi oleh nilai moral yang
tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
d. Meningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun internasional, sehingga
meningkatkan kepercayaan pasar yang dapat mendorong arus investasi dan pertumbuhan
ekonomi nasional yang berkesinambungan.
5) Manfaat GCG
Penerapan Good Corporate Governance tidak hanya melindungi kepentingan para
investor saja tetapi juga akan dapat mendatangkan banyak manfaat dan keuntungan bagi
perusahaan terkait dan juga pihak-pihak lain yang mempunyai hubungan langsung maupun
tidak langsung dengan perusahaan. Berbagai manfaat dan keuntungan yang diperoleh
dengan penerapan Good Corporate Governance dapat disebut antara lain:
a. Dengan penerapan Good Corporate Governance perusahaan dapat meminimalkan
agency cost, yaitu biaya yang timbul sebagai akibat dari pendelegasian kewenangan
kepada manajemen, termasuk biaya penggunaan sumber daya perusahaan oleh
manajemen untuk kepentingan pribadi maupun dalam rangka pengawasan terhadap
perilaku manajemen itu sendiri.
b. Perusahaan dapat meminimalkan cost of capital, yaitu biaya modal yang harus ditanggung
bila perusahaan mengajukan pinjaman kepada kreditur. Hal ini sebagai dampak dari
pengelolaan perusahaan secara baik dan sehat yang pada gilirannya menciptakan suatu
referensi positif bagi para kreditur.
c. Dengan Good Corporate Governance proses pengambilan keputusan akan berlangsung
secara lebih baik sehingga akan menghasilkan keputusan yang optimal, dapat
meningkatkan efisiensi serta terciptanya budaya kerja yang lebih sehat. Ketiga hal ini
jelas akan sangat berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, sehingga kinerja
perusahaan akan mengalami peningkatan. Berbagai penelitian telah membuktikan secara
empiris bahwa penerapan Good Corporate Governance akan mempengaruhi kinerja
perusahaan secara positif (Sakai & Asaoka 2003; Balck et al., 2003).
DAFTAR PUSTAKA

Dwiridotjahjono, Jojok. 2016. Penerapan Good Corporate Governance : Manfaat Dan Tantangan
Serta Kesempatan Bagi Perusahaan Publik Di Indonesia.Journal.unpar.ac.id
Prasetyantoko, A. 2008. Corporate Governance: Pendekatan Institusional. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Prasetyo, Arief. 2009. “Corporate Governance, Kebijakan Dividend an Nilai Perusahaan: Studi
Empiris pada Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indobesia Tahun
2006-2007”. Tesis. Fakultas Ekonomi, Program Magister Manajemen, Universitas
Indonesia Jakarta.
Putri, I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri, dan I Gusti Ketut Agung Ulupui.2017.Pengantar
Corporate Governance.Denpasar: CV.Sastra Utama.

Anda mungkin juga menyukai