Anda di halaman 1dari 10

Edisi Khusus

J. Tek. Ling Hal. 1 - 10 Jakarta, Juni 2012 ISSN 1441-318X


“Hari Lingkungan Hidup”

UJI ELIMINASI GAS METANA (CH4) DENGAN


BIOFILTRASI PADA UNGGUN KOMPOS DAN
TANAH PENUTUP LANDFILL

Wahyu Purwanta1, Roekmijati W. Soemantojo2,


Sulistyoweni Widanarko3, Setijo Bismo2

1
Pusat Teknologi Lingkungan, BPPT, Jakarta 10340
2
Departemen Teknik Kimia, Universitas Indonesia, Depok 16424
3
Departemen Teknik Sipil, Universitas Indonesia, Depok 16424

Abstrak

Salah satu metode untuk mereduksi emisi CH4 di TPA sampah adalah dengan
memodifikasi lapisan penutup. Oksidasi CH4 oleh bakteri methanotrophs di lapisan
tanah penutup TPA mampu menurunkan konsentrasi CH4 yang teremisikan ke udara
bebas. Melalui percobaan di laboratorium dilakukan uji pengaruh ketebalan media,
kelembaban dan kandungan nutrien dalam wujud jenis media yakni kompos dan tanah
penutup harian TPA sampah. Secara umum media kompos menghasilkan efisiensi
oksidasi yang lebih tinggi dibanding tanah penutup. Untuk kedua media, kelembaban
30% lebih efisien dalam oksidasi CH4 dibanding 20%. Kelembaban media menentukan
laju difusi gas antara media tanah dengan fase gasnya (CH4 dan O2). Sementara untuk
ketebalan 25 cm juga dihasilkan tingkat oksidasi yang lebih tinggi dibanding 15 cm
karena populasi methanotrophs yang lebih banyak.

Kata kunci: Gasbio; Biofiltrasi; Eliminasi CH4

Abstract

One method to reduce CH4 emissions from municipal solid waste landfill is by modifying
the final cover layer. CH4 oxidation by Methanotrophs bacteria in the soil cover layer
can reduce the concentration of CH4 emission to the atmosphere. Through laboratory
experiments, tested the effect of media bed thickness, moisture content and nutrients
in the form of a media bed type that is compost and cover soil. In general, the compost
media produces oxidation efficiency is higher than the cover soil. For both media bed,
moisture content 30% more efficient in the oxidation of CH4 compared to 20%. Moisture
content determines the rate of gas diffusion between media bed with its gas phase (CH4
and O2). While for soil cover layer with a thickness of 25 cm also produced a higher
oxidation rate than the 15 cm soil layer because it has higher Methanotrophs population.

Key words: Landfill gas; Biofiltration; CH4 elimination

Uji Eliminasi Gas,... Edisi Khusus “Hari Lingkungan Hidup”: 1 - 10 1


1. PENDAHULUAN bisa dimaksimalkan di sumber sebelum
teremisikan ke atmosfer. Secara stoikiometri
Gas-gas yang dihasilkan dari proses reaksi oksidasi metana adalah:
anaerobik di TPA umumnya menghasilkan
gas metana (CH4), karbondioksida (CO2) CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O +
dan sejumlah kecil traces gas yang termasuk biomassa + panas
gas rumah kaca yang diduga menyebabkan
efek rumah kaca sebagi pemicu pemanasan Untuk keperluan praktis, koefisien
global. Global Warming Potential (GWP), stoikiometri untuk O 2 adalah 0,2 – 1,8
atau kemampuan memerangkap panas sedangkan untuk CO 2 sebesar 0,2 –
gas CH4 bahkan 21 - 25 kali lebih kuat 0,92). Adapun faktor-faktor penting yang
dibanding gas CO2. Secara umum sektor mempengaruhi berlangsungnya oksidasi CH4
limbah termasuk TPA sampah di dalamnya antara lain; (a) keberadaan mikroorganisme
menyumbang 5% emisi GRK global1). methanothrophs, (b) ketersediaan oksigen,
Upaya pengendalian emisi gas CH4 di (c) ketersediaan nutrien bagi mikroorganisme,
TPA dapat ditempuh antara lain dengan; (a) (d) kelembaban, suhu dan pH media biofilter
mengendalikan sejak di sumber yang berarti dan (e) waktu tinggal (retention time)3).
mengurangi sampah organik yang dibawa Pengaruh kelembaban (moisture content)
ke TPA, (b) merekover gas baik secara aktif dalam ‘oksidasi mikrobial CH4’ telah banyak
(dimanfaatkan sebagai energi atau hanya diteliti. Hasilnya secara umum adalah semakin
dibakar) maupun secara pasif (venting), tinggi kelembaban maka kapasitas oksidasi
(c) memodifikasi sistem penutup TPA agar metana akan menurun, hal ini diduga akibat
secara alami terjadi oksidasi terhadap CH4 menurunnya laju difusi gas antara media tanah
oleh bakteria methanothropic, (d) melakukan dengan fase gasnya (CH4 dan O2)4-5). Namun
aerasi di TPA agar tidak terjadi kondisi beberapa peneliti juga menemukan rendahnya
anaerob. Sesuai ketentuan dalam UU no.18 oksidasi CH4 pada kelembaban yang rendah
tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, (yakni 5% berat), hal ini diduga terkait respon
maka TPA open dumping harus segera fisiologis akibat tekanan air (water stress)
ditutup dan sistem penutupan harus melalui sehingga mengakibatkan rendahnya aktivitas
sistem pengendalian gas CH4 yang benar. mikroba. Beberapa penelitian memperoleh
Salah satu alternatif pengelolaan gas kelembaban 25% sebagai nilai optimum6),
rumah kaca pada penutupan TPA open sedangkan dalam review terhadap hasil-hasil
dumping adalah dengan memodifikasi sistem penelitian biofiltrasi CH4 didapati kelembaban
penutupan sebagai media biofiltrasi melalui optimum untuk media kompos adalah 25 –
proses oksidasi gas CH4. Proses filtrasi gas 50%7).
CH4 di TPA memerlukan media yang mampu Nutrien dipakai untuk sintesis sel
menjadi tempat tumbuh bakteri pemakan bakteri, umumnya nutrien berada dalam
gas metana (methanotrophs). Banyak media bentuk anorganik seperti amonia dan nitrat
yang telah diteliti dapat digunakan sebagai maupun nitrogen organik seperti yang
unggun filtrasi seperti tanah dengan berbagai terdapat dalam kandungan kompos. Kompos
jenis dan karakteristiknya, kompos dari hasil dan tanah penutup misalnya secara alami
pengomposan sampah kota, serbuk dan akan memiliki kandungan nutrien yang
potongan kayu maupun tanah gambut atau berbeda. Sedangkan suplai oksigen sangat
media buatan dengan penambahan nutrien. diperlukan dalam efektivitas eliminasi CH4.
Gas CH4 termasuk gas dengan molekul Oksigen akan terlarut dalam fase biofilm
stabil namun dalam kondisi siap teroksidasi yang terbentuk di media. Penetrasi oksigen
oleh bakteri-bakteri methanotrophs di tanah. ke dalam media biofilter akan sangat
Ini berarti bahwa upaya mitigasi gas CH4 mempengaruhi laju oksidasi CH4. Dengan

2 Purwanta, W., dkk., 2012


demikian ketebalan media biofilter yang dalam pemilihan jenis media kompos dan
optimum didapati berbeda-beda dari tiap tanah penutup. Kompos diambil dari pusat
penelitian. Beberapa ketebalan optimum pengomposan di Tambakboyo Sleman
dalam berbagai penelitian didapati 60 cm8), sedangkan tanah penutup diambil dari tanah
15 - 20 cm6), 20 cm9) dan juga 10 – 20 cm10). penutup yang digunakan di TPA Piyungan,
Di Indonesia sendiri banyak material yang Bantul, Yogyakarta.
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai
media biofiltrasi seperti tanah penutup 2.2. Material Eksperimen
yang ada di sekitar TPA atau kompos hasil
pengomposan di perkotaan. Penelitian ini Material tanah penutup diambil dari
bertujuan mengetahui kemampuan kompos TPA Piyungan Kabupaten Bantul dengan
dan cover soil sebagai media biofilter dalam tekstur 21,07% clay, 32,37% silt dan 46,56%
eliminasi CH4. sand. Berat jenis tanah 1,91 g/cm3 serta
kadar lengas rata-rata 16,55% dengan
2. METODOLOGI pH 6,56 serta C/N rasio 15,50. Adapun
kompos diambil dari pusat pengomposan
2.1. Disain Eksperimen Tambakboyo, Kabupaten Sleman dengan
C/N rasio 20.13, kadar air 2,8% dan pH
Pada eksperimen ini digunakan 7,53. Baik kompos maupun tanah penutup
reactor ‘batch’ dari acrylic yang berbentuk dilakukan analisis dan karakterisasi di
silinder diameter 20 cm dengan tinggi 50 cm Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian,
dan didalamnya ditempatkan bahan media Universitas Gadjah Mada. Sumber emisi
filtrasi. Rangkaian peralatan dan reaktor digunakan gasbio artifisial yang terdiri
untuk sumber emisi dari gasbio artifisial atas gas CH4 murni 99,99% volume ± 0,5
disusun sebagaimana dalam Gambar 1. m3 dan gas CO2 murni 99,8% volume 235
Untuk mengetahui proses oksidasi CH 4 liter, keduanya diorder dari PT. Air Liquide
sebagaimana tujuan penelitian, maka diambil Indonesia, Cibitung. Temperatur ruangan
tiga parameter yakni jenis media yang berarti saat percobaan dilakukan adalah 260C ± 1.
perbedaan kandungan nutrien, kelembaban 20 cm 20 cm

(moisture content) dan ketebalan media Airvent Airvent

unggun. Ke tiga parameter di uji pada dua


PVC O 1 ” Sampling (CH4, CO2, Suhu, MC & pH) PVC O 1 ”
PVC O ½”

level yakni rendah dan tinggi, sehingga


diperoleh delapan kombinasi percobaan
(23, faktorial tiga faktor dua tingkat). Adapun Media bed
Compost / Soil

sumber gasbio TPA digunakan dua sumber


25,00

Hose tap O ¼”
50,00cm

yakni campuran gas CH4 dan gas CO2 murni.


Ketebalan media ditetapkan 15 cm
Pervorated Plate
CO2 tube
CH4 tube
Coarse Grave

dan 25 cm, mengingat proses oksidasi CH4


Flowmeter
10,00

umumnya terjadi di lapisan permukaan Nozzle


7,50

Fine Buble Difusser


Gas

TPA. Ketebalan media ini juga gambaran Flowmeter


Holder

kemampuan penetrasi oksigen sebagai


Hose tap O ¼” Hose tap O ¼”

faktor penting dalam proses oksidasi Gambar 1. Skema peralatan percobaan di


CH 4 dan mempertimbangkan berbagai Laboratorium
hasil penelitian lain dan literatur. Untuk
kelembaban media ditetapkan dua level 2.3. Metode Eksperimen
yakni 20% dan 30%. Parameter suhu
dan pH dicatat sesuai kondisi yang ada. Sebelum dilakukan eksperimen
Sementara parameter nutrien tergambar dilakukan terlebih dahulu pra-eksperimen

Uji Eliminasi Gas,... Edisi Khusus “Hari Lingkungan Hidup”: 1 - 10 3


untuk kontrol. Pertama reaktor tidak diisi 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
media dan dialiri gas CH4 guna memastikan
kesetimbangan massa gas. Uji kontrol kedua 3.1. Kinerja Unggun Kompos
adalah dengan menempatkan tanah penutup
dan juga kompos serta tidak ada aliran gas Dari empat percobaan yang melibatkan
CH4. Uji ini untuk memastikan tidak adanya kompos sebagai media maupun empat
produksi gas CH4 dari media tanah penutup percobaan lain yang menggunakan
atau kompos itu sendiri. Selanjutnya media tanah penutup sebagai media biofiltrasi,
tanah penutup maupun kompos disesuaikan semua menunjukkan adanya aktivitas
kadar moisture content sebagaimana yang biologis. Hal ini ditandai dengan terjadinya
dikehendaki yakni 20% dan 30% dengan penurunan konsentrasi CH4 di sisi outlet
menambahkan air. reaktor. Ini berarti dalam jangka waktu
Sumber emisi gasbio adalah campuran tertentu sejak dimulai percobaan, telah
gas CH 4 dan CO 2 masing-masing 50% tumbuh mikroorgnisme methanotrophs dan
sebagai simulasi gasbio landfill. Gasbio melangsungkan proses oksidasi CH4. Untuk
buatan ini kemudian diijenksikan ke empat percobaan yang melibatkan kompos,
tabung reaktor sebanyak 0,02 liter/menit. hasil pengukuran CH4 dan CO2 ditampilkan
Pengukuran semua variabel dilakukan dalam Gambar 1a sampai dengan Gambar
empat kali sehari mulai pukul 08.00 dengan 1d. Hasil pengukuran konsentrasi CH4 dan
interval 3 jam, sehingga diperoleh nilai rata- CO2 dari sisi inlet dan oulet reaktor dijadikan
rata harian. Kosentrasi gas CH4 dan CO2 dasar perhitungan efisiensi oksidasi CH4,
yang masuk dan keluar melalui outlet port sesuai formula;
diukur dengan Gas Analyzer GA2000 dan
dicatat. Selama eksperimen, paramater J CH − J CH
C
H 4 oxy.eff .(%) = 4 −in 4 − out
× 100 %
suhu, pH dan moisture content diukur untuk J CH 4 −in

bahan analisis. Percobaan di laboratorium


dilakukan dari Juli 2010 sampai Februari dimana JCH4-in adalah flux CH4 pada sisi
2010 dengan perolehan data sebanyak inlet port, sedangan JCH4-out adalah flux CH4
30 hari efektif (dapat mengukur) untuk tiap di sisi outlet port dalam gr.m-2.d.
pasang percobaan (2 reaktor) berurutan
sebanyak 4 running pengujian. Adapun Pada percobaan dengan kompos
perbedaan perlakuan pada media biofilter setinggi 25 cm dan kelembaban 30%,
adalah sebagai berikut; didapati selama 5 hari pertama tidak terjadi
penurunan konsentrasi yang signifikan dari
Tabel 1. Kondisi dan perlakuan setiap percobaan CH4. Hal ini terjadi karena adanya masa
stabilisasi unggun dimana methanotrophs
Percobaan Media Ketebalan Kelembaban belum berkembang dan menjalankan
No. (cm) (%) aktivitas oksidasi CH4 secara sempurna.
1 Kompos 25 30 Pada hari ke-7 konsentrasi CH4 di kolom
2 Kompos 15 30 outlet 45,5% dari konsentrasi awal 50,05%.
Pada akhir percobaan hari ke-30, konsentrasi
3 Kompos 25 20
CH 4 di outlet menjadi rata-rata 23,4%
4 Kompos 15 20 sebagaimana grafik dalam Gambar 1a. Ini
5 Tanah Penutup 25 30 berarti efisiensi oksidasi CH4 mencapai 53%
6 Tanah Penutup 15 30 di akhir percobaan. Rata-rata selama 30
7 Tanah Penutup 25 20
hari percobaan dengan media ini didapati
efisiensi oksidasi CH4 31,1% dengan minimal
8 Tanah Penutup 15 20 0,3% dan maksimal 53,2% dengan Standard

4 Purwanta, W., dkk., 2012


Error (SE) 3,54 dan Efficiency Capacity (EC) kondisi sama kelembabannya (30%),
rata-rata 1.270 gr/m3/hari. didapati bahwa ketebalan kompos 25 cm
Sementara untuk unggun dengan memiliki kinerja lebih baik dibanding 15 cm.
ketebalan kompos 15 cm dan kelembaban Hal ini terjadi karena kompos 25 cm memiliki
30%, aktivitas methanotrophs baru terlihat populasi methanotrophs yang lebih banyak
pada hari ke-7 yang ditandai konsentrasi dibanding kompos 15 cm, sehingga harapan
CH4 di kolom outlet sebesar 47,56% dan untuk lebih banyak terjadinya proses oksidasi
posisi di inlet sebesar 50%. Selama 30 biologis terhadap CH4 menjadi besar. Secara
hari percobaan, konsentrasi CH 4 terus teoritis, penetrasi oksigen (O2) pada kompos
mengalami penurunan hingga 36,9% di akhir 15 cm lebih baik dibanding kompos 25 cm
percobaan (Gambar 1b). Ini berarti efisiensi dan hal ini memungkinkan lebih baiknya
oksidasi CH4 rata-rata pada unggun adalah kondisi oksidasi yang terjadi, namun pada
13,6% (0,3% - 28,9%) dengan SE 1,62 serta akhirnya keberadaan methanotrophs lebih
EC rata-rata 1.079 gr/m3/hari. menentukan dalam laju oksidasi CH4 jika
Dari dua percobaan tersebut dalam dilihat dari hasil percobaan ini.

Gambar 2 Perubahan konsentrasi CH4 dan CO2 pada media kompos

Uji Eliminasi Gas,... Edisi Khusus “Hari Lingkungan Hidup”: 1 - 10 5


3.2. Kinerja Unggun Tanah Penutup oksidasi 18,7% (0,3% - 39,1%) SE 2,07
(cover soil) dan EC rata-rata 765 gr/m3/hari. Gambar 3a
memperlihatkan pola penurunan konsentrasi
Percobaan dengan media unggun CH4 di sisi outlet.
tanah penutup menunjukkan pola yang Sebaliknya pada percobaan dengan
hampir sama dengan media kompos baik media tanah penutup setinggi 15 cm dengan
karena perbedaan ketebalan maupun kelembaban 30% juga didapati penurunan
kelembaban media. Tanah penutup pada kinerja akibat perbedaan ketinggian media
dasarnya memiliki kandungan unsur yang seperti pada kompos. Pada percobaan ini
lebih beragam dibanding kompos yang relatif efisiensi oksidasi CH4 rata-rata adalah 13,5%
homogen, namun hal ini juga dapat menjadi (0,1% - 24,3%), SE 1,46 dan EC rata-rata
faktor penghambat dalam oksidasi CH4. 487 gr/m3/hari. Dari uji-t diperoleh kesimpulan
Percobaan dengan tanah penutup setebal bahwa media tanah penutup dengan ketinggian
25 cm dan kelembaban 30% menghasilkan 25 cm lebih efisien dalam oksidasi CH 4
konsentrasi CH4 di kolom outlet 47,2% di dibanding 15 cm. Uji terhadap media tanah
hari ke-8, ini berarti setidaknya dibutuhkan penutup dengan perbedaan kelembaban
waktu 8 hari untuk adaptasi dan stabilisasi menghasilkan tingkat oksidasi CH4 dan EC
bagi aktivitas biologis dalam unggun ini. yang berbeda. Hasil pengukuran konsentrasi
Konsentrasi pada akhir percobaan adalah CH4 di sisi outlet pada ketinggian 15 cm dan
30,5% yang berarti terjadi efisiensi oksidasi 25 cm dengan kelembaban 20% diperlihatkan
CH 4 sebesar 39,1%. Rata-rata efisiensi dalam Gambar 3c dan Gambar 3d.

Gambar 3 Perubahan konsentrasi CH4 dan CO2 pada media tanah penutup

6 Purwanta, W., dkk., 2012


Pengamatan pada percobaan pada media pada kelembaban yang
dengan tanah penutup setinggi 25 cm dan optimum. Sebaliknya jika penambahan
kelembaban 20% menghasilkan dimulainya nutrien terlalu tinggi pada kelembaban
aktivitas biologis secara signifikan pada rendah akan berakibat terjadinya tekanan
hari ke-6 dimana konsentrasi CH4 di sisi osmotik yang menyebabkan keluarnya
outlet adalah 47,3% dari input sebesar 50%. air dari sel-sel methanotrophs yang
Rata-rata efisiensi oksidasi 18,7% (0,34% - menyebabkan matinya sejumlah populasi
39,1%), SE 2,07 dan EC sebesar 766 gr/m3/ bakteri tersebut9).
hari. Sedangkan pada media dengan tinggi Nutrien utama dalam tanah maupun
15 cm didapati hasil, efisiensi oksidasi CH4 kompos dapat dilihat dari unsur Karbon (C),
rata-rata 13,5% (0,12% - 24,3%), SE 1,46 Nitrogen (N), Fosfor (P) dan Kalium (K).
dan EC sebesar 487 gr/m3/hari. Dari hasil analisis unsur C kompos sebesar
Pengujian terhadap hasil seluruh 11,07%, lebih tinggi dibanding tanah penutup
percobaan pada skala laboratorium dengan yang hanya 0,62%. Unsur C penting sebagai
uji ANOVA, mendapatkan adanya perbedaan sumber energi mikroorganisme yang ada.
yang signifikan antar nilai efisiensi oksidasi Demikian juga N total pada kompos sebesar
seluruh media pada ketebalan 15 cm dan 0,55% jauh lebih tinggi dibanding tanah yang
25 cm maupun kelembaban 20% dan 30%. mengandung N 0,04%. Unsur N penting
Dalam Tabel 2 terlihat media kompos 25 cm dalam sintesis protein dalam sel, sehingga
pada kelembaban 30% memiliki efisiensi N sangat dibutuhkan bakteri methanotrophs.
oksidasi tertinggi diikuti kompos 25 cm Unsur N yang tersedia untuk mikroorganisme
(20%), Tanah penutup 25 cm (30%) serta umumnya dalam bentuk anorganik seperti
tanah penutup 25 cm (20%). Gambar 4 ion-ion Nitrat (NO3-), Ammonium (NH4+), dan
menunjukkan tingkat efisiensi oksidasi pada Nitrit (NO2-).
berbagai kondisi biofilter. Unsur Fosfor (P) penting sebagai
Efisiensi oksidasi CH 4 pada media promotor dalam pertumbuhan bakteri. Dari
kompos pada semua kondisi lebih tinggi hasil analisis, kandungan P pada tanah
dibanding dengan media tanah penutup. penutup justru lebih tinggi yakni 5,47%
Hal ini terjadi akibat perbedaan kandungan dibanding pada kompos yang 0,35%. Untuk
nutrien di antara keduanya. Nutrien unsur Kalium (K) baik kompos dan tanah
dalam biofilter diperlukan methanotrophs penutup relatif setimbang yakni masing-
untuk metabolisme sel. Pada penelitian masing 1,05% dan 1,02%. Kalium penting
lain didapatkan tingkat oksidasi yang bagi proses metabolisme sel dan juga
tinggi dengan menambahkan nutrien menjaga keseimbangan asam-basa.
Tabel 2 Efisiensi Oksidasi CH4 Pada Berbagai Unggun Percobaan

Ketebalan Kelembaban Efisiensi oksidasi CH4 Efficiency Capacity


No. Media biofilter
media (cm) (%) rata-rata (%) (g.m-3.hr-1)
1 Kompos 15 20 12,7 (0,3-27,5) 521
2 Kompos 25 30 31,1 (0,3-53,2) 1.270
3 Kompos 15 30 13,6 (0,3-28,9) 557
4 Kompos 25 20 26,3 (0,4-43,6) 1.079
5 Tanah Penutup 15 20 11,9 (0,1-22,5) 487
6 Tanah Penutup 25 30 18,7 (0,3-39,2) 765
7 Tanah Penutup 15 30 13,5 (0,1-24,3) 553
8 Tanah Penutup 25 20 18,0 (0,3-37,1) 766

Uji Eliminasi Gas,... Edisi Khusus “Hari Lingkungan Hidup”: 1 - 10 7


Dalam penelitian ini, lebih tingginya (0% - 34,6%), SE 2,13. Tertinggi berikutnya
unsur-unsur nutrien C, N dan K dalam adalah tanah 25 cm (30%) dengan rata-rata
kompos dibanding tanah penutup telah tingkat reduksi 15,5% (0%-28,9%), SE 1,91.
menaikan nilai kapasitas eliminasi (EC) Selanjutnya adalah media tanah 15 cm
rata-rata pada media kompos sebesar 505 (MC 20%) sebesar 14,78% (0% - 28,3%),
gr/m3/hari atau 66% dibanding media tanah SE 1,8. Sementara untuk media kompos
penutup pada kelembaban 30%. Sedangkan didapati angka tertinggi pada ketebalan 25
pada kelembaban 20%, kelebihan nutrien cm (MC 30%) dengan rerata 14,17% (0,1%-
telah menaikkan EC pada media kompos 28,2%), SE 1,74. Perbandingan antara
sebesar 313 gr/m3/hari (41%) dibanding media kompos 25 cm (MC 30%) dan tanah
media tanah penutup. Perbandingan tersebut 25 cm (MC 30%) melalui uji statistik (uji-t)
dilakukan terhadap media baik kompos didapati t Stat – 3,12 < t Crit 2,045 yang
maupun tanah penutup dengan ketinggian berarti terdapat perbedaan rerata dengan
optimum 25 cm. tingkat signifikansi 5%. Tingginya penurunan
Secara keseluruhan baik media kompos konsentrasi CO2 pada media tanah dibanding
maupun tanah penutup pada berbagai kompos mungkin disebabkan, pertama laju
ketebalan dengan kelembaban 30% didapati penambahan CO2 akibat oksidasi CH4 di
tren kenaikan efisiensi reduksi CO2 selama kompos lebih tinggi dibanding pada tanah,
30 hari percobaan. Efisiensi rata-rata tertinggi sehingga total CO2 yang ada di kolom outlet
didapati pada media tanah penutup 25 cm pada unggun kompos lebih tinggi dibanding
dengan kelembaban 20% sebesar 16,4% unggun tanah penutup.

Gambar 4 Efisiensi eliminasi CH4 pada seluruh perlakuan percobaan

Gambar 5 Efisiensi eliminasi CO2 pada seluruh perlakuan percobaan

8 Purwanta, W., dkk., 2012


3.3. Pengaruh Ketebalan Unggun Media penutup di uji laboratorium. Dari kedua
grafik terlihat bahwa kelembaban 30%
Pengaruh ketebalan media terhadap lebih tinggi tingkat efisiensi oksidasinya
kinerja biofilter dianalisis dari ujicoba di dibanding 20%. Uji dengan kompos pada
laboratorium. Dalam Gambar 6, baik pada ketebalan 25 cm untuk kelembaban 30%
kelembaban 20% maupun 30% terdapat menghasilkan tingkat efisiensi rata-
perbedaan nyata antar nilai efisiensi oksidasi rata 31,1% dan pada kelembaban 20%
CH 4 pada kompos 15 cm dan 25 cm. menghasilkan efisiensi 11,9%. Demikian
Ketebalan kompos 25 cm mendapatkan pula pada media tanah penutup dengan
nilai efisiensi oksidasi CH4 rata-rata 31,1% ketebalan 25 cm didapati efisiensi 18,7%
dibanding 13,6% pada ketebalan 15 cm pada kelembaban 30% dan efisiensi
dengan kelembaban 30%. Uji-t keduanya 17,9% pada kelembaban 20%. Uji
menunjukkan nilai t-Stat -8,64 < t Crit ANOVA terhadap hasil di laboratorium
-2,045. Namun hal ini tidak menyimpulkan menunjukkan adanya perbedaan nyata
bahwa semakin tebal media maka efisiensi antara kedua nilai kelembaban (F hitung =
oksidasi akan semakin tinggi pula. Terdapat 8,155 < F tabel = 1,049).
nilai ketebalan yang optimum yakni pada
nilai ketebalan dimana oksigen masih dapat 3.5. Pengaruh Jenis Media
melakukan penetrasi untuk dimanfaatkan
methanotrophics melakukan metabolisme Jenis media pada biofiltrasi turut
sel dan menurunkan kadar CH4. menentukan laju oksidasi CH 4 , hal ini

Gambar 6 Pengaruh ketebalan media terhadap efisiensi oksidasi CH4

3.4. Pengaruh Kelembaban (Moisture dibuktikan pada skala laboratorium antara


Content) kompos dan tanah penutup. Pada uji di
laboratorium sebagaimana hasil dalam
Kelembaban media menjadi faktor Tabel 2 terlihat performa filtrasi kompos jauh
penting dan mempengaruhi tingkat lebih baik dibanding tanah penutup Hal ini
oksidasi CH 4 dalam biofilter. Gambar 6 sebenarnya dipengaruhi oleh kandungan
memperlihatkan perbedaan kelembaban nutrien keduanya. Pada ketebalan 25 cm
antara 20% dan 30% (berat) dengan (MC 30%), pada kompos diperoleh tingkat
tingkat efisiensi oksidasi yang didapat efisiensi oksidasi 31,1% sedangkan pada
baik pada kompos maupun tanah tanah sebesar 18,7%.

Uji Eliminasi Gas,... Edisi Khusus “Hari Lingkungan Hidup”: 1 - 10 9


4. KESIMPULAN counteraction by its oxidation in the
landfill cover – the way to minimize
Melalui percobaan dalam skala contribution of this gas in the green-
laboratorium dapat dibuktikan bahwa CH4 house effect In: Chemistry for the
dapat dieliminasi melalui proses biologis protection of the environment 2. Plenum
dengan melibatkan mikroorganisme yang Press, New York.
ada pada kompos maupun tanah penutup 3. Escoriaza, S.C. 2005. Bioreactive
TPA sampah. Pada media kompos tebal landfill covers: an inexpensive approach
25 cm dan kelembaban 30%, diperoleh to mitigate methane emission, Thesis,
hasil tertinggi untuk efisiensi oksidasi CH4 The Florida State University.
sebesar 31,2% selama 30 hari. Sedangkan 4. Whalen et.al. 1990. Rapid methane
pada tanah penutup dengan ketebalan dan oxidation in a landfill cover soil. Applied
kelembaban yang sama, diperoleh hasil and Environmental Microbiology, 56.
tertinggi untuk efisiensi oksidasi CH4 sebesar (3405-3411).
18,7% selama 30 hari percobaan. 5. Czepiel, P.M., B. Mosher, P.M. Crill,
Tingginya efisiensi oksidasi pada R.C.Harris. 1996. Quantifying the
kompos disebabkan tingginya kandungan effect of oxydation on landfill methane
nutrien yang berguna dalam pertumbuhan emissions. Journal of Geophysical
bakteri methanotrophs. Sementara ketebalan Research, 101 : 16721-16729.
media biofilter berpengaruh pada tingkat 6. Scheutz, C., H.Mosbaek, P. Kjeldsen.
penetrasi oksigen. Oksigen berperan dalam 2004. Attenuation of methane and
proses oksidasi CH4 oleh methanotrophs. volatile organic compounds in landfill
Dalam penelitian ini ketinggian 25 cm soil covers. Journal of Environmental
untuk kedua media menghasilkan efisiensi Quality. Madison:Jan/Feb 2004. Vol.33,
oksidasi yang lebih tinggi dibanding 15 cm. lss 1; pg.61.
Sedangkan kelembaban sebesar 30% juga 7. Nikiema, J.,R.Brzezinski, M.Heitz. 2007.
menghasilkan efisiensi oksidasi yang lebih Elimination of methane generated from
tinggi dibanding kelembaban 20%. landfills by biofiltration: A review. Rev
Kelembaban menjadi faktor kunci dalam Environmental Science Biotechnology,
menentukan hasil efisiensi oksidasi CH4. (2007) 6: 261-284.
Kelembaban dapat menurunkan kapasitas 8. Lechner, P., C. Heiss-Ziegler, Humer,
oksidasi media karena menurunkan difusi gas R. Rynk. 2002. How composting and
ke dalam sistem media. Sebaliknya kelembaban compost can optimize landfilling.
yang terlalu rendah mengakibatkan rendahnya BioCycle. Emmaus: Sep 2002. Vol.43,
aktivitas mikroba akibat water stress. Untuk lss,9; pg.31.
menguji hasil skala laboratorium ini serta 9. Albanna, M., L. Fernandes, M. Warith.
perlunya mengembangkan metode oksidasi 2007. Methane oxidation in landfill cover
CH4 di landfill, perlu dilakukan penelitian di soil; the combined effects of moisture
landfill secara langsung dan dalam periode content, nutrient addition, and cover
yang lebih lama. thickness. Journal of Environmental
Engineering and Science, Mar 2007
DAFTAR PUSTAKA Vol.6, lss.2; pg.191
10. Ruo He, A. Ruan, S. Dong-Sheng.
1. IPCC. 2007. Climate Change 2007 – 2007. Effects of methane on the
The Physical science basis. Cambridge microbial population and oxidation rates
University Press, Cambridge, UK. in different landfill cover soil columns.
2. Stepniewski, W., M. Pawlowska. 1996. Journal of Environmental Science &
The possibility of the methane emission Health (2007), 42: 785-793.

10 Purwanta, W., dkk., 2012

Anda mungkin juga menyukai