Anda di halaman 1dari 1

Kemiskinan Jadi Penyebab Utama Kasus Malnutrisi di Indonesia

Pakar mengatakan kemiskinan jadi penyebab utama kasus malnutrisi di Indonesia. Kenapa?
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyebut saat ini, proporsi status gizi buruk dan
gizi kurang mencapai 17,7 persen. Meski turun dari tahun 2013 yang mencapai 19,6 persen, namun
target yang diinginkan masih belum tercapai.
Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U, Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Pelayanan
Kesehatan, mengatakan kasus malnutrisi yang terjadi di daerah urban sering disebabkan oleh
kemiskinan.
"Penyebabnya banyak, orang sakit juga bisa jadi malnutrisi. Tapi secara umum itu kemiskinan
dan akses pelayanan kesehatan. Di daerah urban kebanyakan kemiskinan," ujarnya di sela-sela acara
Asian Congress of Nutrition 2019 di Bali, Minggu (4/8/2019).
Dikatakan Akmal, pengentasan malnutrisi di Indonesia sudah menunjukkan tren yang baik.
Dalam artian, angka prevalensi dan proporsinya terus turun dari tahun ke tahun.
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, perlu diperhatikan pula aspek kesejahteraan yang
berkelanjutan (sustainable wellbeing). Sebab, kesejahteraan yang rendah berdampak langsung pada
risiko malnutrisi.
"Kita mengaitkan wellbeing dengan kemampuan ekonomi. Jadi kalau kita mau wellbeing, mau
sehat, tapi biayanya mahal, itu nggak akan sustain (berkelanjutan), suatu saat dia akan berhenti," urai
Akmal.
"Bagaimana caranya supaya bisa mencapai kesehatan, tapi efektif dan efisien, itu yang disebut
sustain. Jika dilihat dari lainnya, akses (pelayanan kesehatan) artinya semua orang harus bisa dapat
(pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien) itu baru namanya sustain," tambahnya lagi.
Hal senada juga dikatakan oleh Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS, Ketua Pergizi Pangan Indonesia,
sekaligus Chairman Asian Congress of Nutrition 2019. Dikatakannya, aspek gizi dan nutrisi berhubungan
erat dengan makanan.
Membicarakan gizi dan nutrisi berarti membicarakan bagaimana caranya makanan bisa masuk
ke tubuh seseorang. Banyak faktor yang memengaruhi hal tersebut, yang selama ini jarang diperhatikan,
mengakibatkan munculnya kasus malnutrisi seperti gizi buruk, kurang gizi, hingga stunting (anak tumbuh
pendek) dan wasting (anak sangat kurus). Kemiskinan jadi penyebab malnutrisi.
"Jadi kita bicara bukan cuma sehat, tapi juga afiat. Kesehatan dilihat secara keseluruhan. Tidak
hanya soal gizi, tapi bagaimana gizi dari makanan itu masuk ke tubuh, kan harus dipertimbangkan juga
faktor psikologi, sosial, ekonomi, transportasi, semuanya," terang Hardinsyah, di kesempatan yang
sama.
Lelaki yang juga Guru Besar Tetap Ilmu Gizi di Institut Pertanian Bogor (IPB) mengatakan
perhelatan Asian Congress of Nutrition 2019 diharapkan bisa menghadirkan solusi masalah malnutrisi di
Indonesia.

Dengan mendatangkan pakar dari luar negeri dan mempresentasikan penelitian-penelitian terbaru, akan
ada solusi yang bisa diaplikasikan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai