Disusun oleh:
1. Vila Nur Fadliana (17/408721/EK/21293)
1. Organizational Conflict : perselisihan yang muncul ketika tujuan, minat,atau nilai-nilai dari
individu atau kelompok berbeda dan tidak kompatibel dan orang-orang atau kelompok
tersebut menghalangi upaya satu sama lain dalam mencapai tujuan mereka.
2. Types of Conflict
Konflik interpersonal adalah konflik antar individu anggota organisasi, terjadi
karena perbedaan dalam tujuan atau nilai mereka
Konflik intrakelompok muncul dalam grup, tim, atau departemen.
Konflik antarkelompok terjadi antara kelompok, tim, atau departemen
Konflik antarorganisasi muncul dar organisasi stu dengan organisasi lain. Konflik
antarorganisasi juga bisa terjadi antara lembaga pemerintah dan perusahaan
3. Sources of Conflict
Different Goals and Time Horizon : Hampir tidak dapat dihindari pengelompokan
menciptakan departemen dan divisi yang memiliki tujuan dan batas waktu berbeda,
dan hasilnya bisa menjadikan konflik.
Overlapping Authority : Ketika dua atau lebih manajer, departemen, atau fungsi
mengklaim otoritas untuk kegiatan atau tugas yang sama, konflik mungkin terjadi.
Task Interdependencies : satu anggota kelompok yang secara konsisten gagal
menyelesaikan pekerjaan mungkin menciptakan beberapa konflik di sebuah grup.
Different Evaluation Or Reward Systems : Perbedaan dalam cara evaluasi dan
pemberian reward dalam perusahaan dapat menimbulkan konflik
Scarce Resources : Ketika sumber daya langka, manajemen perusahaan lebih sulit
dan konflik mungkin terjadi.
Status Inconsistencies : Fakta bahwa status beberapa individu, kelompok, tim, atau
departemen dalam suatu organisasi lebih tinggi dari yang lain dalam organisasi juga
bisa menciptakan konflik.
4. Conflict Management Strategies
Kompromi : cara memanajemen konflik dengan masing-masing pihak tidak hanya
peduli dengan pencapaian tujuannya sendiri tetapi juga tujuan pencapaian pihak lain
dan bersedia membuat konsesi sampai penyelesaian konflik yang wajar tercapai.
Kolaborasi : Sebuah cara mengelola konflik di mana kedua belah pihak berusaha
memuaskan tujuan mereka tanpa membutuhkan konsesi tentang masalah yang terjadi.
Akomodasi : Penanganan konflik yang tidak efektif dengan pendekatan di mana satu
pihak,biasanya dengan kekuatan yang lebih lemah menyerah pada tuntutan pihak
yang lain yang lebih kuat.
Penghindaran : penanganan konflik yang tidak efektif dengan pendekatan dimana
para pihak terkait mengabaikan masalah dan tidak melakukan apa-apa untuk
menyelesaikan perbedaan mereka.
Kompetisi : Penanganan konflik di mana setiap pihak mencoba memaksimalkan
keuntungannya sendiri dan memiliki sedikit minat dalam memahami pihak lain.
1) Strategies Focused On Individuals
-Meningkatkan kesadaran dari sumber konflik
-Meningkatkan kesadaran akan perbedaan dan keterampila
-Menerapkan rotasi kerja atau pengalihan sementara
-Menggunakan transfer permanen atau dismissal saat diperlukan
2) Strategi Terfokus Pada Organisasi Secara Keseluruhan
-Mengubah struktur or organisasi atau budayanya
-Mengubah sumber konflik
5. Negotiation : Metode penanganan konflik di mana para pihak mempertimbangkan berbagai
cara alternatif untuk mengalokasikan sumber daya untuk menemukan solusi yang diterima
oleh semua pihak. Di dalam sebuah negosisasi, beberapa pihak yang terlibat, yaitu :
Negosiator pihak ketiga : individu yang tidak memihak dengan keahlian dalam
menangani konflik dan negosiasi yang membantu pihak dalam konflik mencapai
suatu solusi yang dapat diterima
Mediator : Negosiator pihak ketiga yang memfasilitasi negosiasi tetapi tidak
mempunyai otoritas untuk memaksakan solusi.
Arbritator : Negosiator pihak ketiga yang bisa memaksakan apa yang menurut
mereka efektif untuk menyelesaikan konflik kedua pihak dimana kedua pihak
tersebut mempunyai kewajiban untuk mematuhinya.
6. Distributive Negotiation : Negosiasi dimana pihak-pihak yang berkonflik bersaing untuk
memenangkan lebih banyak dari sumber daya.
Integrative Bargaining : tawar menawar kooperatif dimana pihak-pihak yang berkonflik
saling bekerja sama untuk menemukan solusi yang saling menguntungkan bagi mereka.
7. Strategies to Encourage Integrative Bargaining
-Menegakkan garis superordinasi -Berfokus pada masalah, bukan orangnya
-Berfokus pada minat, bukan permintaan -Menciptakan pilihan baru untuk join gain
-Berfokus pada apa yang adil bagi kedua pihak
8. - Organisasi Politik : Kegiatan yang manajer (dan anggota lain dari suatu organisasi) terlibat
untuk meningkatkan kekuatan mereka dan menggunakan kekuatan secara efektif untuk
mencapai tujuan mereka dan mengatasi perlawanan.
- Strategi politik : taktik spesifik yang manajer (dan anggota lain dari suatu organisasi)
gunakan untuk meningkatkan kekuatan mereka dan menggunakan kekuasaan secara efektif
untuk mempengaruhi dan mendapatkan dukungan orang lain sambil mengatasi resistensi atau
oposisi
9. The Importance of Organizational Politics
Manajer yang efektif harus melibatkan politik untuk mendapatkan dukungan untuk
melakukan perubahan sehingga manajer tidak mampu mengabaikan politik organisasi. Semua
orang terlibat dalam politik hingga taraf tertentu — manajer lain, rekan kerja, dan bawahan,
serta orang-orang di luar organisasi, seperti pemasok. Mereka yang mencoba mengabaikan
politik kemungkinan besar mereka tidak akan dapat memperoleh dukungan untuk inisiatif
dan tujuan mereka.
10. Political Strategies for Gaining and Maintaining Power
- Mengendalikan ketidakpastian - Menjadikan diri menjadi tidak tergantikan
- Berada di posisi central - Membangkitkan sumber daya
- Membangun aliansi /persekutuan
11. Political Strategies for Exercising Power
- Mempercayai informasi objektif - Membawa seorang ahli dari luar perusahaan
- Mengontrol agenda - Membuat semua orang merasa menjadi pemenang.