B. ALKOHOL
1. Sifat Fisik
Sifat-sifat fisik alkohol dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Tidak berwarna
b. Titik didih alkohol lebih tinggi dari pada senyawa-senyawa lain (seperti alkil
halida/haloalkana dan eter) yang mempunyai berat molekul yang sama. Hal ini
disebabkan alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen. Semakin besar berat molekul
atau semakin panjang rantai karbonnya maka semakin tinggi titik didihnya. Hal ini
disebabkan oleh semakin panjang rantai karbonnya maka semakin besar gaya tarik
antar molekulnya.
c. Semakin panjang gugus alkil maka semakin sukar larut. Metanol, etanol, 1-propanol, 2-
propanol dan tert-butil alkohol larut dalam air. Selain itu tidak larut dalam air. Cabang
dari rantai menyebabkan bertambahnya kelarutan dalam air, untuk alkohol yang
berisomer, isomer bercabang memiliki kelarutan yang lebih tinggi dibanding isomer
rantai lurusnya, seperti 1-butanol dengan tert-butil alkohol. 1-butanol dapat dikatakan
tidak larut dalam air. Adanya cabang menyebabkan kelarutan semakin tinggi karena
adanya gaya tarik menarik antarmoelkul diantara gugus karbon-hidrogen. Dapat
tidaknya alkohol larut dalam air dikarenakan adanya gugus hidroksil dan gugus metil.
Gugus hidroksil adalah gugus hidrofil (menyukai air), yaitu dapat bercampur dengan
air. Gugus alkil adalah gugus hidrofob (tidak suka air), yaitu tidak bercampur dengan
air. Panjangnya gugus alkil dalam alkohol menyebabkan sifat hidrofil dari gugus alkil
tertutupi sehingga tidak dapat menarik/bercampur dengan air. Semakin banyak gugus
hidroksil maka semakin besar kelarutannya.
2. Oksidasi alkohol primer menghasilkan aldehida; jika aldehida dioksidasi lebih lanjut
menghasilkan asam karboksilat. Oksidasi alkohol sekunder menghasilkan keton dan
alkohol tersier tidak bisa dioksidasi.
[o] [o]
R – CH2 – OH R – CHO + H2O H3C – CH2 – OH H3C – CHO
aldehida
[o] [o]
R – CHO R – COOH H3C – CHO H3C – COOH
as-karboksilat
[o] [o]
R2 – CHOH R – CO – R (H3C)2CH – OH CH3 – CO – CH3
keton
[o] [o]
R3 – C – OH (tidak bereaksi) (H3C)C – OH (tidak bereaksi)
[o] = dibaca oksidator
H OH H2SO 4
R2C CR2
H2SO 4
R2C CR2 + H2O H3C CH2OH H2C CH2 + H2O
o o
(1 ) 180
H2SO4
(H3C)2 CHOH H2C CHCH3 + H2O
o o
R = dapat berupa atom H atau alkil (2 ) 100
H2SO4
(H3C)3 COH H2C C(CH3)2 + H2O
o o
(3 ) 60
3. Pembuatan Alkohol
a. Mereaksikan haloalkana dengan KOH atau AgOH
Pada pembuatan alkohol ini terjadi substitusi atom halogen dengan gugus –OH,
sehingga terbentuk alkohol dan garam halida.
H3C – CH2 – Cl + KOH H3C – CH2 – OH + KCl
H3C – CH2 – CH2 – Cl + AgOH H3C – CH2 – CH2 – OH + AgCl
b. Mereaksikan amina primer dengan asam nitrit
Reaksi ini mensubstitusi gugus amina dengan gugus –OH membentuk suatu alkohol,
nitrogen dan air.
H3C – CH2 – NH2 + HNO2 (HO – NO) H3C – CH2 – OH + N2 + H2O
c. Reduksi aldehida
Reduksi dari suatu aldehida dengan hidrogen menghasilkan suatualkohol primer.
H3C – CH2 – CHO + H2 H3C – CH2 – CH2 – OH
d. Reduksi keton
Keton direduksi menghasilkan alkohol sekunder.
H3C – CO – CH3 + H2 H3C – CH2OH – CH3
C. ETER
1. Sifat Fisik
Sifat – sifat fisik dari eter dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Suku pertama dan kedua (metoksi metana dan etoksi etana) berupa gas pada suhu
kamar, suku yang lain berupa cairan. Mulai suku (C 17H35)2O berupa padatan.
b. Berbau sedap dan sukar larut dalam air.
c. Mudah terbakar.
d. Dibandingkan dengan alkohol yang memiliki jumlah atom karbon yang sama, titik didih
eter lebih rendah. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya ikatan hidrogen dalam eter.
e. Tidak dapat bereaksi dengan logam aktif, PCl3 dan PCl5. Sifat ini membedakan eter
dengan alkohol.
2. Sifat Kimia
a. Reaksi Substitusi
1. Pemanasan dengana asam kuat (HI, HBr), pada reaksi ini terjadi pemecahan
senyawa eter dan masuknya atom halogen membentuk 2 senyawa haloalkana dan
air.
R – O – R’ + 2 HX RX + R’X + H2O
H3C – CH2 – O – CH2 – CH3 + 2HI 2 H3C – CH2 – I + H2O
2. Reaksi dengan asam kuat (HI, HBr) pada suhu kamar, pada reaksi ini juga terjadi
pemecahan senyawa eter, namun senyawa yang dihasilkan berupa 1 sennyawa
haloalkana dan 1 alkohol.
R – O – R’ + HX R – X + HO – R’
H3C – CH2 – O – CH2 – CH3 + HBr H3C – CH2 – Br + HO – CH2 – CH3
b. Reaksi Oksidasi
1. Pembakaran, reaksi ini menghasilkan karbon dioksida dan uap air.
H3C – CH2 – O – CH2 – CH3 + 6O2 4 CO2 + 5 H2O
D. ALDEHIDA
1. Sifat Fisik
Sifat fisik dari aldehida dapat diuraikan sebagai berikut;
a. Untuk senyawa dengan jumlah atom C yang sama, aldehida memiliki titik didih
berada di antara senyawa ikatan hidrogen (misalnya alkohol) dengan senyawa non
polar (misalnya alkana). Hal ini dikarenakan aldehida murni tidak membentuk ikatan
hidrogen, karena tidak ada atom H yang terikat pada atom O dalam molekulnya.
Tetapi aldehida adalah senyawa polar sehingga terjadi gaya tari menarik antara
molekul-molekulnya.
b. Aldehida dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air dan alkohol, sehingga
kelarutan aldehida tidak berbeda jauh dengan kelarutan alkohol di dalam air.
Metanal dan etanal larut dalam air sedangkan butanal sedikit larut dalam air.
2. Sifat Kimia
a. Reaksi adisi
Reaksi adisi pada aldehida adalah pemutusan ikatan rangkap pada gugus karbonil
(–CO –).
1. Hidrogenasi, reaksi dengan hidrogen ini menggunakan katalis Pt atau Ni. Hasil adisi
aldehida adalah alkohol primer. Reaksi ini juga tergolong reaksi reduksi. Reaksi ini,
pembeda aldehida dengan keton.
Pt Pt
R – CHO + H2 R – CH2OH H3C – CHO + H2 H3C – CH2OH