Dengan menggunakan mesin mammografi tersebut, payudara ditempatkan di antara dua plat
dari mesin x-ray dan akan dilakukan penekanan. Keadaan ini mungkin menimbulkan sedikit
rasa tidak nyaman, namun hal ini penting untuk mendapatkan hasil gambar yang baik.
Penekanan tersebut hanya berlangsung beberapa detik. Seluruh prosedur mammografi
biasanya memakan waktu sekitar 20-30 menit untuk satu payudara.
Kualitas citra pada mammografi bergantung dari peralatan pencitraan yang digunakan dan
cara penerapannya. Untuk memperoleh citra dengan kualitas yang tinggi pada dosis rendah,
perlu memilih peralatan mamografi dengan sebuah desain dan kinerja yang tepat serta
menggunakan parameter operasi yang benar. Ada lima parameter fisis yang harus
diperhatikan dalam menilai kinerja sistem mamografi antara lain: kontras, ketidaktajaman
(unsharpness), dosis serap payudara, noise, dan jangkauan dinamik (dynamic range). Kontras
penting untuk diperhatikan agar dapat melihat perbedaan densitas jaringan lunak yang kecil.
Karena payudara memiliki organ yang kecil dan tidak ada struktur jaringan lunak atau tulang,
sehingga memungkinkan penggunaan sinar-x yang berenergi rendah. Ketidaktajaman
penting untuk diperhatikan agar dapat melihat mikrokalsifikasi. Dosis harus dijaga agar tetap
rendah karena adanya resiko karsinogenesis dan noise harus dikurangi karena dapat
mempengaruhi visibilitas terhadap mikro kalsifikasi yang sangat halus. Jangkauan dinamik
pada reseptor citra harus dipilih agar dapat mencapai rentang yang penuh pada jaringan
payudara dengan kualitas citra yang cukup. Tiap lima parameter ini bergantung pada
beberapa komponen sistem mamografi.
Keterangan:
1. Tingkat Kabut (Minimum Density)
Tingkat kabut merupakan daerah dengan densitas yang rendah. Daerah
penghitaman atau densitas awal ini digambarkan sebagai garis horizontal.
2. Daerah Jari Kaki (Threshoid)
Pada daerah ini densitas naik secara perlahan dari 0,1 pada (1) sampai sekitar
0,5 pada (2) Densitas di daerah ini lebih besar sedikit dibandingkan tingkat
kabut.
3. Daerah Garis Lurus (Straight Part)
4. Daerah Bahu (Shoulder)
5. Daerah Solarisasi (Maximum Density)
IV. Faktor Eksposi
1. Pengertian
Faktor eksposi (faktor penyinaran) terdiri dari kV (tegangan listrik), mA (arus
listrik) dan s (waktu) . kV adalah satuan beda potensial yang diberikan antara
katoda dan anoda didalam tabung Rontgen. kV akan menentukan kualitas sinar -
x. mA adalah suatu arus tabung, dan s adalah satuan waktu penyinaran. mAs akan
menentukan kuantitas sinar - x.
A. kV (Tegangan Listrik)
Tegangan listrik (kV) adalah satuan beda potensial yang diberikan antara
katoda dan anoda didalam tabung Rontgen. kV atau Tegangan listrik akan
menentukan kualitas sinar-x dan daya tembus sinar-x, makin tinggi besaran
tegangan listrik yang digunakan makin besar pula daya tembusnya. Dalam
menentukan tegangan listrik sebaiknya menggunakan tegangan optimal yang
mampu menghasilkan detail obyek tampak jelas. Hal-hal yang mempengaruhi
tegangan tabung adalah :
1) Jenis pemotretan
2) Ketebalan objek
3) Jarak pemotretan
4) Perlengkapan yang digunakan
Efek yang terjadi sehubungan dengan kenaikan tegangan listrik (kV)
adalah
a. Energi radiasi sinar-x akan meningkat, sehingga densitas pada
film akan menigkat
b. Mengurangi kontras obyek
c. Mengurangi dosis radiasi pada kulit sedangkan pada gonat
meningkat
B. Arus dan waktu (mAs)
Arus dan waktu adalah pekalian arus listrik (mA) dan waktu exposi (s), yang
mana besaran arus ini menentukan kuantitas radiasi. Dalam setiap pemotretan
pada berbagai bagian tubuh mempunyai besaran arus dan waktu tertentu. Pada
dasarnya arus tabung yang dipilih adalah pada mA yang paling tinggi yang
dapat dicapai oleh pesawat, agar waktu exposi dapat sesingkat mungkin,
sehingga dapat mencegah kekaburan gambar yang disebabkan oleh
pergerakan. Waktu exposi yang relatif panjang digunakan pada teknik peme
Merubah mAs akan mempengaruhi tenaga berkas sinar-x secara total yang
dihasilkan oleh tabung sinar-x selama eksposi ; perubahan mAs tidak merubah
kualitas berkas sinar-x . Keluaran sinar-x dari tabung dan tenaga yang
dilepaskan pada reseptor gambar selama eksposi akan berbeda langsung
dengan mAs. Sebagai contoh , jika mAs di dua kalikan maka sistim film
screen akan menerima dua kali tenaga .
Arus (mA) yang mengalir dari katoda ke anoda tabung sinar-x selama eksposi.
Waktu lama eksposi dalam sekonde ( detik ) Jadi berapapun nilai individual
mA dan waktu (s) eksposi , jika hasilnya konstan , tenaga yang mengenai
reseptor gambar adalah sama , sebagai contoh :
20 mA selama 1 detik
40 mA selama 0,5 detik
80 mA selama 0,25 detik
200 mA selama 0,1 detik
500 mA selama 0,04 detik
Semua kombinasi menghasilkan 20 mAs dan semuanya menghasilkan tingkat
tenaga radiasi yang sama yang mencapai film ( dengan asumsi factor-faktor
lainnya tidak ada yang dirobah ).