Anda di halaman 1dari 1

Dari Kalkun, Suparjo Bisa Raih Untung

Pada awalnya, Suparjo hanya iseng memelihara sepasang kalkun sebagaimana entok dan ayam
yang dibiarkan berkeliaran begitu saja di lahan sekitar kolam. Namun melihat hasil penjualan
kalkun yang lumayan, Suparjo mulai memikirkan bagaimana agar telur-telur kalkun menetas
semua dan menekan risiko kematian saat pembesaran. Sebelumnya, dari rata-rata 15 ekor telur
yang dihasilkan, rata-rata hanya 3 ekor saja yang berhasil tumbuh hingga dewasa.

Dengan ketekunannya, mulailah bereksperimen mencari solusi bagaimana memaksimalkan


penetasan pembesaran kalkun tersebut. Sampai akhirnya setelah sekitar 3 kali ujicoba dan
pengamatan pakan, model kandang sampai dengan pemberian vaksin, Suparjo akhirnya
menemukan formula yang pas untuk budidaya kalkun. Dengan formula tersebut Suparjo bisa
meminimalkan risiko kematian pembesaran kalkun-kalkunnya. Apalagi setelah melihat hasil dari
penjualan kalkun ini yang lumayan, kini Suparjo mulai memaksimalkan lahan dan kandang yang
ia miliki untuk memelihara kalkun.

2 bulan sudah balik modal

Kalkun dewasa yang sudah siap berkembang biak berusia sekitar 7 sampai 8 bulan. Menurut
Suparjo, bukannya ingin meremehkan ternak sapi atau ternak ayam , ia melihat lebih
menguntungkan memelihara kalkun daripada jenis ternak lainnya. Alasannya anakan kalkun
yang dipelihara dan dibesarkan dalam jangka 1½ bulan bisa dijual dengan harga pasaran minimal
100 ribu per ekor. Sementara pemeliharaan pada rentang usia tersebut belum begitu
membutuhkan pakan yang banyak sehingga keuntungan lebih berlipat ganda. Keuntungan ini
tentu saja tidak semudah saat melipat uang dalam kantong. Berbekal pengalaman Suparjo soal
pemberian pakan, pemeliharaan suhu kandang dan kontrol terhadap penyakit adalah kunci.

Jika kalkun ini terkenal sebagai konsumsi orang-orang barat, dalam acara thanksgiving misalnya,
ternyata berimbas di perternakan kalkun Supardi. Anak keduanya yang pernah bekerja di sebuah
hotel berbintang di Yogyakarta sering mengantarkan tamu-tamu asing ke peternakan Supardi.
Lambat laun dari pihak hotel sendiri sudah mempunyai pemandu-pemandu yang
mempromosikan dan menjadikan peternakan kalkun Suparjo sebagai paket wisata. Tentunya jadi
rejeki nomplok bagi kedua belah pihak. Di pihak pertama Suparjo sebagai pemilik peternakan
diuntungkan dengan penjualan kalkun dengan harga lebih dari biasanya oleh tamu-tamu asing
tersebut. Seekor kalkun bisa dibeli 1 juta dari tangan tamu asing tersebut. Sedangkan di pihak
lain, para pemandu menjual paket wisata agro ke peternakan kalkun ke tamu-tamu asing tersebut.
Suparjo mengaku tak pernah turut campur ke pemandu soal berapa harga sebenarnya yang
ditawarkan oleh pemandu kepada tamu-tamu asing tersebut karena terpenting buatnya dengan
diatas harga rata-rata saja untung sudah berlimpah.

Pernah ketika populasi kalkun dewasa Suparjo mencapai 200 ekor lebih halaman rumahnya
sangat ramai dengan suara kalkun. Para tamu bisa menyaksikan langsung kalkun-kalkun tersebut
yang dibiarkan berkeliaran, memberi pakan dan memilih sendiri kalkun yang akan dibeli.

Anda mungkin juga menyukai