Mipa Unhas Khotbah Fix
Mipa Unhas Khotbah Fix
Pernahkah kita ada di dalam suatu tanggung jawab yang menuntut kita untuk terus
bersehati, meskipun di dalamnya banyak hal-hal yang tidak bisa disatu hatikan? Pernahkah kita
berada dalam satu tanggung jawab yang menuntut kita untuk always stand by meskipun kita
sudah lelah dan kehilangan sukacita? Dan yang terakhir, apakah kita pernah merasakan losing
hope didalam setiap tanggung jawab yang sudah dipercayakan kepada kita? Berbicara soal
tanggung jawab, pasti masing-masing kita baik secara pribadi maupun dalam organisasi pasti
memiliki tanggung jawab, mau itu tanggung jawab yang besar ataupun kecil sekalipun. Paulus
yang kita ketahui merupakan seorang rasul dan bertanggungjawab untuk mengabarkan kebenaran
Firman, juga banyak mengalami pergumulan yang mungkin juga kita rasakan dalam kehidupan
pribadi maupun organisasi kita. Pembacaan kita pada saat ini terdapat dalam Surat Paulus kepada
jemaat yang ada di Filipi. Kota Filipi adalah kota dimana Paulus diterima sangat baik, dan di
kota ini Paulus tidak begitu merasakan tekanan dalam pelayanan, tidak sama saat Paulus berada
di Paulus (2 Kor).
Surat Filipi ditulis oleh Paulus saat Paulus ada di dalam Penjara, dan ditujukan kepada
jemaatnya yang ada di Filipi. Filipi adalah jemaat pertama yang didirikan di Benua Eropa, dan
jemaat di Filipi memberikan sebuah pemberian tangan kepada Paulus yang pada saat itu berada
di penjara di Roma, melalui teman Paulus yang bernama Epafroditus. Atas kebaikan jemaat
Filipi, Paulus berterimakasih kepada mereka lalu memberikan nasehat untuk menguatkan iman
mereka, dan pada pembacaan kita tadi itu adalah nasehat terakhir Paulus sebelum Paulus
mengakhiri suratnya kepada Jemaat di Filipi, nasehat-nasehat yang lainnya kita bisa temukan di
Dalam nasehat terakhir ini, Paulus menekankan mengenai kewajiban Kristiani. Paulus
tidak menegur jemaat di Filipi mengenai kesalahan dalam doktrin, tetapi lebih menekankan
- Pada ayat yang ke 2-3, Paulus memberikan nasehat kepada Euodia dan Sintikhe supaya
mereka sehati sepikir dalam Tuhan karena pada saat itu kedua orang ini sedang berselisih
paham dengan jemaat sehingga Paulus menekankan bahwa kedua orang ini tidak boleh
menyimpan kepahitan dan permasalahan itu antar mereka, mereka harus mampu
berdamai dengan kehidupan mereka, dan untuk itu maka mereka harus kembali bersatu
hati dan sepikir lalu Paulus berpesan juga kepada Sunsugos, kawan Paulus untuk terus
menerus menolong mereka dalam mengabarkan Injil yang telah disiarkan bersama
bersukacita dalam Tuhan. Bapak/Ibu basudaraku, bayangkan, pada saat itu Paulus berada
dipenjara tapi dia masih mampu menyuruh jemaat untuk bersukacita. Paulus pada saat
ada dipenjara meyakini bahwa dia tidak pernah sendiri karena Tuhan selalu menyertai
dan menemani dia, makanya Paulus mampu untuk senantiasa bersukacita, dan dia mau
jemaat yang ada di Filipi juga terus menerus bersukacita dalam Tuhan, sebab dari
sukacita itu akan muncul sebuah kebaikan hati pada ay yang ke 5 yang harus kita
tunjukkan kesemua orang yang ada. Sukacita yang kita miliki harus kita bagikan kepada
- Pada ayat yang ke 6 – 7, Paulus berpesan bahwa ubahlah kekhawatiran jemaat Filipi saat
itu menjadi doa serta permohonan dengan ucapan syukur, sebagai manusia semua pasti
pekerjaan, kesehatan dan lain sebagainya, tetapi Paulus mengatakan bahwa ubahlah
kekhawatiran itu menjadi doa dalam ucapan syukur, karena kekhawatiran itu tidak
mampu menambah sehasta pun kehidupan, kata Yesus. Paulus berpesan seperti itu,
karena ada jaminan Allah pada ayat yang ke 7, bahwa Allah memiliki berkat dan karunia
yang melampaui akal manusia, dan akan terus memelihara jemaat dalam hati dan pikiran.
- Dan yang terakhir ayat 8-9, Paulus menginginkan kita untuk menjaga pikiran kita hanya
untuk yang baik saja. Agar segala perbuatan yang berasal dari pikiran itu dapat senantiasa
baik juga. Paulus menginginkan jemaat Filipi yang membuat hatinya bersukacita ini,
terus menerus hidup dalam pengajaran tentang Injil yang diberikannya, segala yang baik
haruslah dilakukan agar nama Allah senantiasa dimuliakan, dan jangan khawatir karena
-
Apa yang mau dikatakan FT?
- Pesan dalam Firman ini ditujukan juga untuk kita, dalam bersehati dalam Tuhan. Kembali
kepertanyaan reflektif saya di awal renungan ini, di dalam organisasi seperti ini, pasti ada
sering ketidaksamaan dalam jalan berpikir. Hal itu tentu saja merupakan hal yang wajar,
masing-masing manusia diberikan Tuhan talenta untuk berpikir dan memberi saran, tetapi
mengambil dan menyampaikan pemikiran kita dalam forum-forum tertentu. Semua orang
menginginkan komisariat ini menjadi baik, dan tentu saja untuk itu jangan sampai ada
perpecahan dalam komisariat. Tunjuukkan dan buktikan kalua komisariat MIPA Unhas
ini memiliki daya saing, dan juga memiliki anggota yang kompak.
- Bersukacitalah! Dalam segala perkara kehidupan yang berat. Sebab dikatakan pemazmur
bahwa hati yang gembira adalah obat, ketika kita bergumul, ketika kita memiliki perasaan
komisariat yang datangnya sekali setahun dalam kegiatan, tetap sukacita menghadapi
teman-teman komisariat yang mungkin saja masih kurang sadar akan tanggung jawabnya,
dan yang lain-lainnya. Kenapa harus bersukacita? Karena berkat itu datang ketika hati
kita bersukacita. Kalau dalam kehidupan berorganisasi kita tidak bersukacita, maka kita
akan kehilangan berkat itu. Contohnya kalau dalam tanggungjawab organisasi, kita tidak
tahan sama rekan-rekan sepersekutuan yang seenaknya sama kita, dan kita menyimpan
kepahitan, pasti kita akan kehilangan berkat, malah kita mendapat racun dalam dirinya
kita. Jadi belajar bersukacita dalam setiap kondisi. Susah, tetapi haruskita yakini bahwa
Tuhan slalu ada bersama kita dan selalu menopang kita dalam menjalani tanggung jawab
kita.
- Kekhawatiran, juga sering terjadi dalam komisariat manapun. Khawatir dalam “apakah
kita mampu melakukan kegiatan ini itu anu” khawatir tentang komisariat yang mulai
kehilangan orang-orang yang sadar dan cinta akan komisariat ini, mulai khawatir akankah
komisariat ini tetap berdiri tegap dan bisa tetap eksis. Tetapi rekan-rekan sepergerakan,
khawatir itu jangan dibiarkan merasuki diri kita, nyatakan kekhawatiran itu dalam doa,
dan tentu saja tidak cukup sampai disitu, ketika kita telah berdoa untuk komisariat kita,
pergumulan-pergumulan komisariat kita , kita harus bisa jadi penggerak untuk menepis
kekhawatiran itu. Semua tidak gun ajika hanya sampai dibatas khawatir, tetapi harus ada
tindakan nyata agar apa yang kita khawatirkan tidak benar-benar terjadi.
- Yang terakhir. Berbuatlah baik sebagaimana diajarkan Firman Tuhan, jernihkan dan
jauhkan pikiran kita dari hal-hal yang bercela sehingga kita mampu untuk melakukan
kebenaran FT itu dalam kehidupan kita. Kadang-kadang pemikiran yang tidak benar akan
berdampak tidak benar juga dalam perilaku hidup kita, untuk itu. Usahakan semua yg
baik ada dalam pikiran kita, agar perilaku kita menjadi baik juga. Ini lebih kepada
pribadi2 yg akan menjadi penggerak dalam komisariat. Jangan baper! Baper itu cuman
merusak hidup dan merusak pikiran kita, belajar untuk mengontrol perasaan dalam forum
komisariat, agar kebaperan itu tidak menjadi akar pahit dan merusak komisariat sendiri.