Anda di halaman 1dari 37

HUBUNGAN EKOLOGI, ILMU LINGKUNGAN DAN

LINGKUNGAN HIDUP

A. Ekologi
 Catatan2 Hipocartus, Aristoteles, dan Filsuf lain merupakan naskah kuno yang
digunakan sebagai rujukan masalah Ekologi, yang pada abad ke16 s.d abad ke17
dikenal sebagai Natural History, disusun secara sistimatik, analitik, obyektif
 Abad-19 (1860), Ernst Haeckel (1834–1919), mengusulkan istilah Ekologi, yang
mempelajari hubungan antara organisme dengan lingkungan
 Ekologi, merupakan salah satu cabang biologi (seperti hubungan organisme dan
lingkungan), mempelajari pengaruh lingkungan terhadap jasad hidup (manusia,
hewan, tumbuhan), dimana mereka hidup, bagaimana kehidupannya, dsb
 Ekologi, secara harfiah berasal dari kata oikos, yang berarti rumah, tempat hidup dan
logos, yang berarti ilmu
 Ekologi sebenarnya mempertanyakan tentang berbagai hal, seperti :
1. bagaimana alam bekerja
2. bagaimana spesies beradaptasi dalam habitatnya
3. apa yang diperlukan dari habitatnya untuk melangsungkan kehidupan
4. bagaimana mereka mencukupi materi dan energi
4. bagaimana mereka berinteraksi dengan spesies lain
5. bagaimana individu dalam spesies itu diatur dan berfungsi sebagai populasi
 Ekologi, adalah ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara
mahluk hidup dengan sesamanya dan mahluk hidup dengan komponen sekitarnya.
 Ekologi merupakan disiplin baru dari biologi yang merupakan mata rantai fisik serta
proses biologi yang menjembatani antara ilmu alam dan ilmu sosial
 Tahun 1900, Ekologi menjadi acuan ilmu-ilmu lainnya, yang wajib diketahui, karena
dapat menerangkan, memberikan ilham, mencari jalan menuju hidup layak
 Setelah 1968, timbul kesadaran lingkungan di seluruh dunia, dimana setiap orang
dituntut untuk hemat dalam penggunaan sumber daya, hemat energi, dan dapat
mengurangi pencemaran tanah, air, udara, yang merupakan masalah lingkungan
sedunia (globalisasi lingkungan)
 Setelah ada gerakan sadar lingkungan (di dunia, 1968 dan di Indonesia 1972), maka
setiap orang mulai memikirkan : masalah pencemaran, rusaknya daerah-daerah alami,
hutan, pantai, meningkatnya perkembangan penduduk, yang berdampak pada masalah
pangan, penggunaan energi, kenaikan suhu akibat efek gas rumah kaca, menipisnya
lapisan ozon, dst
 Ruang lingkup ekologi dapat dilihat pada spectrum Biologi sekumpulan individu, dari
jenis yang sama, terjadi di satu tempat dalam waktu tertentu
 Spectrum biologi, mulai dari gen, sel, organ, organisme, populasi, komunitas yang
bila ditambah dengan materi/mineral dan energi, maka akan menjadi sistem sel,
sistem organ, system organisme, system populasi dan ekosistem
 Sistem-sistem tersebut bertujuan dan merupakan gabungan dari komponen-komponen
yang berinteraksi satu dengan lainnya secara teratur, saling bergantung untuk
membentuk suatu keseluruhan.
 Untuk itu diperlukan pengetahuan fisika dan biologi, agar ahli ekologi dapat
mengungkapkan hubungan antara lingkungan dan dunia kehidupan
 Dalam hal pengelolaan lingkungan, pandangan manusia bersifat anthroposentris. Oleh
sebab itu timbul perlunya ekologi manusia, yang melihat permasalahan dari sudut
kepentingan manusia (walaupun unsur hewan, tumbuhan, dan komponen abiotis
lainnya diperhatikan, namun secara explisit/implisit selalu dihubungkan dengan
kepentingan manusia)
 Ekologi manusia merupakan cabang khusus ekologi, disamping dikenal pula ekologi
tumbuhan, ekologi hewan, ekologi jasad renik
 walaupun ekologi penting, ia bukan satu-satunya masukkan untuk mengambil
keputusan dalam masalah lingkungan. Faktor lain yang dalam pengelolaan lingkungan
hidup harus dipertimbangkan secara seimbang adalah faktor ekonomi, teknologi,
sosial, dan budaya

B. Ekosistem
 Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup dan tidak hidup, yang berinteraksi dalam
suatu tempat sebagai suatu kesatuan yang teratur. Keteraturan ekosistem terjadi oleh
adanya arus materi, energi, dan informasi.
 Komponen-komponen dalam ekosistem menunjukkan bahwa, ekosistem tersebut
berada dalam suatu keseimbangan tertentu.
 Keseimbangan tersebut sifatnya tidak statis, namun dinamis, selalu berubah, dapat
besar atau kecil, dapat terjadi secara alami atau dibuat oleh manusia.
 Sebagai contoh, keadaan bumi tidak tetap (kandungan CO2 dan O2 dalam udara),
iklim, gunungnya, flora/faunanya.
 Dalam skala kecil, Gn. Krakatau (1883) meletus, kehidupan di pulau tersebut menjadi
rusak. Dari penelitian, diketahui bahwa mula-mula hanya ada tumbuhan tingkat
rendah (lumut, paku), baru kemudian timbul tumbuhan tingkat tinggi. Inilah yang
disebut suksesi. Keseimbangan Gn.Krakatau berubah total. Di dunia ini tidak ada
yang kekal.
 Akuarium dapat dianggap sebagai ekosistem, dimana ikan, air, tumbuhan air, pasir,
plankton, mineral, dan oksigen terlarut merupakan komponen ekosistem.
 Hutan luas dengan tumbuhan tinggi, rendah, tumbuhan perdu, hewan danau, ada suatu
keteraturan yang seimbang dalam ekosistem tersebut

C. Ilmu Lingkungan
 Adalah ilmu yang mempelajari penerapan berbagai prinsip dan ketentuan ekologi di
dalam kehidupan manusia. Oleh sebab itu, ilmu lngkungan disebut sebagai applied
ecology.
 Arti lingkungan hidup, mahluk hidup lain bukan sekedar kawan hidup bersama
manusia secara pasiv atau netral, melainkan sangat terkait dengan mereka, tanpa
mereka, manusia tidak dapat hidup
 sebagai contoh, bagaimana bila di bumi ini tidak ada oksigen dan makanan ? dari
tumbuhan dan hewan manusia memperoleh materi dan energi, sebaiknya disadari,
bahwa manusia membutuhkan mahluk hidup lain untuk kelangsungan hidupnya
(manusia, tumbuhan, hewan, jasad renik) yang menempati ruang tertentu, di mana
dalam ruang tersebut terdapat benda tidak hidup (abiotik) berupa tanah, air dan udara

D. Sifat lingkungan
Sifat lingkungan ditentukan oleh berbagai hal, diantaranya :
1. jenis dan jumlah masing-masing unsur lingkungan tersebut
Lingkungan yang terdiri dari (10) manusia, (1) anjing, (3) burung, (1) pohon kelapa,
(1) bukit batu, akan berbeda sifatnya dengan lingkungan yang terdiri dari (1) manusia,
(10) anjing, tertutup rimbun pohon bambo, tanpa bukit batu (rata)
2. Hubungan atau interaksi antara unsur dalam dalam lingkungan tersebut
Dua ruangan yang luasnya sama, dilengkapi perabot yang sama pula namun dengan
lay out berbeda, akan menghasilkan sifat ruangan yang berbeda pula
3. faktor kelakuan (kondisi) unsur lingkungan hidup
Sebagai contoh, kota dengan penduduk yang aktif dan bekerja keras akan memiliki
lingkungan yang lain dengan sebuah kota yang sikap penduduknya santai dan malas
bekerja. Atau, lingkungan daerah yang berlahan landai dan subur dengan yang
berlereng dan tererosi
4. non material
lingkungan panas, silau, dan bising akan berbeda dengan lingkungan sejuk yang
dengan cahaya cukup tapi tenang

E. Ekologi dan Ekosistem


 Ekologi adalah ilmu yang mempelajari mahluk hidup dalam rumah tangganya atau
ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara mahluk hidup
dengan sesamanya dan dengan komponen lain di sekitarnya
Ekosistem adalah suatu satuan ekologi yang merupakan gabungan satu atau beberapa
komunitas yang berfungsi bersama komponen benda mati dalam suatu sistem.

2.2.3. Lingkungan Hidup


Lingkungan hidup, adalah sistem kehidupan dimana terdapat campur tangan manusia
terhadap tatanan ekosistem, sehingga Lingkungan Hidup dapat diartikan sebagai ekosistem
dimana terdapat keberadaan manusia atau kepentingan manusia di dalamnya.
– Definisi Lingkungan Hidup menurut Undang-undang tentang Pengelolaan Lingkungan,
adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan
mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang menentukan peikehidupan serta
kesejahteraan manusia dan mahluk hidup lainnya

Manusia mempunyai potensi luar biasa dibandingkan dengan mahluk hidup lainnya untuk
mengelola alam seisinya sejauh kemampuan dirinya. Tetapi ini tidak berarti bahwa manusia
mempunyai segala kewenangan untuk berbuat apa saja yang dikehendakinya di bumi ini.
Pandangan yang menganggap manusia adalah sekedar subyek (pelaku) dari segala keadaan di
bumi adalah pandangan eksklusif, seolah-olah manusia berada di luar lingkungannya sendiri,
atau ini berati bahwa apapun yang terjadi di lingkungannya tidak selalu akan menyangkut
dirinya. Pandangan yang demikian disebut sebagai pandangan transenden. Hal yang
sebaliknya yakni pandangan inklusif, dimana manusia menjadi satu dengan lingkungannya,
yang disebut pula sebagai pandangan imanen.

Lingkungan hidup tidak dapat dielakkan dari azas ekologi yang membentuknya. Berbagai
asas yang dimaksud adalah :
1. Organisasi ekosistem
Suatu ekosistem pada umumnya dihuni oleh mahluk hidup yang mengelompok sebagai suatu
populasi. Berbagai populasi yang bersama-sama menghuni suatu wilayah disebut komunitas.
Dalam konsep ekosistem, komponen-komponen lingkungan hidup secara terpadu saling
terkait dan tergantung satu dengan lainnya didalam suatu sistem. Pendekatan ini disebut
sebagai pendekatan yang holistic

2. Sistem produksi, konsumsi dan dekomposisi


Sistem produksi dalam ekosistem erat hubungannya dengan daur materi dan daur energi.
Produksi primer dari suatu sistem berasal dari proses photosintesis yang dilakukan oleh
tumbuhan berhijau daun dengan pengikatan energi yang berasal dari sinar matahari dalam
bentuk karbohidrat
Tumbuhan berhijau daun disebut produsen primer. Dalam proses daur materi dan energi
seterusnya produsen primer ini merupakan makanan konsumen primer, atau produsen
sekunder atau herbivore yakni hewan pemakan tumbuhan. Selanjutnya konsumsi primer ini
dapat menjadi mangsa (prey) dari konsumen sekunder yang dapat pula disebut produsen
tersier, predator atau karnivore
Baik produsen primer, sekunder atau predator dapat pula mengalami peruraian perombakan
atau dekomposisi menjadi bentuk bahan organik yang lebih sederhana oleh mahluk hidup
yang umumnya terdiri atas jasadrenik seperti jamur, bakteri, cacing, dsb

3. Rantai makanan
Rantai makanan menunjukkan hubungan makan memakan dalam sebuah ekosistem. Satu
organisme bergantung pada organisme lain yang lebih rendah dalam rantai makanan. Semua
organisme yang mengkonsumsi jenis makanan yang sama di dalam rantai makanan berada
dalam tahap tropis yang sama. Jadi, tumbuhan (produsen utama) termasuk dalam tahap tropik
yang pertama, herbivore (konsumen utama) termasuk dalam tahap tropik kedua, karnivore
(konsumen sekunder) yang memakan herbivore termasuk dalam tahap tropik ketiga dan
karnivore sekunder (konsumen tersier ), yakni yang memakan karnivore lain, termasuk dalam
tingkat tropik keempat. Melalui rantai makanan, energi dalam bentuk makanan berpindah
dari organisme-organisme dalam tahap tropik yang terakhir.
Konsep jaring makanan sangat diperlukan untuk memahami pentingnya memelihara
keanekaan
4. Materi dan energi
dalam ekosistem materi akan mengalami daur, yang disebut sebagai daur materi. Sedangkan
energi akan mengalami aliran, jadi ada aliran energi. Hukum yang sangat penting dalam daur
materi dan aliran energi adalah hukum termodinamika, yaitu :
1. energi tidak dapat diciptakan atau dihancurkan, hanya mengalami transformasi. Hal ini
yang dikenal dengan hukum kekekalan energi
2. Proses energi tidak pernah spontan, kecuali perombakan dari keadaan pekat menjadi encer.
Proses transformasi energi tidak ada yang terjadi dengan 100% efisien
Hukum termodinamika erat hubungannya dengan hukum entropi, yakni semua perubahan
yang menghasilkan energi adalah perombakan menjadi bentuk yang lebih sederhana, dan hal
itu selalu berlangsung dengan efisiensi yang tidak pernah mencapai seratus persen, oleh
karena itu selalu terjadi suatu kelebihan transformasi energi, Inilah yang berbentuk limbah.
Aliran energi merupakan proses ketika energi matahari beralih kedalam bentuk-bentuk lain
(seperti panas, kimia, mekanis) dan dialirkan kedalam lingkungan, melalui bermacam-macam
organisme di setiap tingkat tropik (dalam rantai makanan, dan akhirnya kembali ke
lingkungan). Aliran energi di dalam lingkungan merupakan salah satu komponen fungsional
utama yang melindungi ekosistem.

5. Keseimbangan
Ekosistem memiliki kemampuan untuk memelihara sendiri, mengatur sendiri serta
mengadakan keseimbangan kembali. Kemampuan seperti ini juga merupakan kemampuan
individual dari manusia atau mahluk hidup lainnya. Oleh karena itu dalam sistem kehidupan
ada kecenderungan untuk melawan perubahan atau setidaknya ada usaha untuk berada dalam
suatu keseimbangan (homeostatis)

6. Kelentingan
Suatu sistem akan memberikan tanggapan terhadap suatu gangguan, baik disengaja maupun
tidak, sesuai dengan kelentingan (resilience) yang dimilikinya. Dalam suatu sistem dengan
kelentingan yang besar, penyerapan gangguan tidak akan merubah stabilitas sistem itu,
artinya sistem yang mengalami gangguan tersebut, tetap merupakan sistem semula.
Sebaliknya sistem yang memiliki kelentingan kecil dengan gangguan yang sama besarnya,
dapat berubah menjadi suatu sistem baru. Jadi kelentingan sebenarnya merupakan sifat suatu
sistem yang memungkinkannya kembali pada stabilitas semula

7. Daya dukung dan strategi hidup


Daya dukung lingkungan (carrying capacity) adalah batas teratas dari pertumbuhan suatu
populasi, diatas mana jumlah populasi tidak dapat didukung lagi oleh sarana, sumberdaya dan
lingkungan yang ada.
– Berdasarkan strategi kehidupannya, ada mahluk yang mempunyai strategi hidup
memperhatikan daya dukung lingkungan, dan akan menekan pertumbuhan populasinya
apabila jumlahnya sudah mendekati kemampuan daya dukung lingkungannya. Ciri utama
mahluk hidup yang demikian adalah yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekitarnya.
– Sebaliknya ada mahluk yang mempunyai strategi hidup tidak mempedulikan batas daya
dukung lingkungan, mereka berkembang biak menurut nalurinya, melampaui daya dukung,
mengalami bencana kelaparan yang menyebabkan kematian masal, sehingga populasinya
terpaksa turun di bawah kemampuan daya dukung lingkungannya. Demikian seterusnya
sampai mungkin terjadi stabilitas di bawah batas daya dukung lingkungannya, walaupun
stabilitas itu hanya akan terjadi sementara waktu.

07/13/2013 Posted by zaifbio | Pengetahuan Lingkungan | 2 Komentar

PERUBAHAN EKOSISTEM
A.Perubahan Keseimbangan Lingkungan

Pada bab sebelumnya kamu sudah mengetahui bahwa mahkluk hidup dan lingkungannya
tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain, keduanya memiliki hubungan timbal
balik. Hubungan timbal balik antara komponen biotik dengan lingkungannya dipelajari secara
khusus dalam ekologi. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernest Haeckel (1834-
1914) untuk mengkaji hubungan antara organisme dengan lingkungannya berada.

Kehidupan yang ada di muka bumi ini sebenarnya merupakan satu sistem ekologis. Sebagai
suatu sistem, semua komponen
penyusunnya seperti manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan akan saling memengaruhi
komponen yang lainnya. Yang dimaksud sistem ekologis adalah berfungsinya perpindahan
energi dan daur biogeokimia pada suatu ekosistem. Berpindahnya energi disertai dengan
perpindahan zat dari air, tanah, dan udara ke organisme, lalu kembali ke air, tanah dan udara
lagi. Lingkungan yang dapat menjamin kelangsungan sistem ekologi tersebut dinamakan
lingkungan yang seimbang. Keseimbangan lingkungan yang dimaksud dapat terjadi jika
faktor biotik dalam rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida makanan berada
dalam komposisi seimbang. Kondisi lingkungan semacam itu yang akan menjamin
terbentuknya ekosistem yang sehat.

Keseimbangan ekosistem tidaklah statis, artinya komponen penyusun ekosistem dapat


mengalami kenaikan maupun penurunan jumlah populasi, namun dalam komposisi yang
proporsional. Ekosistem seimbang didukung oleh banyak alternatif lintasan yang dapat dilalui
zat untuk terjadinya daur materi dan perpindahan energi. Semakin banyak variasi jenis
tumbuhan, herbivora, karnivora dan mikroba maka semakin banyak lintasan zat. Hal tersebut
menyebabkan ekosistem tersebut semakin mantap keseim-bangannya. Jika satu jenis
tumbuhan berkurang, masih tersedia jenis tumbuhan lain sebagai produsen yang menjadi
sumber makanan bagi herbivora. Demikian pula, bila hewan herbivora tertentu jumlahnya
berkurang masih ada jenis herbivora lainnya yang dapat dimakan oleh hewan karnivora.
Seterusnya, bila ada jenis karnivora tertentu yang punah masih ada karnivora lain yang
meneruskan perpindahan energi dan zat dalam komunitas tersebut.

Sebaliknya, bila komunitas hanya beberapa jenis organisme yang terbatas akan menjadi
kurang stabil. Bila ada satu atau dua jenis organisme mengalami kepunahan tidak akan ada
alternatif jalur yang dapat dilalui oleh zat dan energi, sehingga bila ada perubahan lingkungan
maka akan ada yang mengalami kepunahan atau bahkan ada pertumbuhan populasi (booming
populasi) yang tidak seimbang. Keseimbangan lingkungan akan stabil dan akan tetap terjaga
apabila jumlah individu produsen lebih besar daripada jumlah konsumen I, demikian juga
jumlah konsumen I harus lebih besar dari jumlah konsumen II, dan seterusnya jumlah
konsumen II harus lebih besar dari jumlah konsumen III. Apabila faktor biotik dan abiotik
mangalami perubahan maka keseimbangan lingkungan menjadi terganggu, misalnya akibat
penggundulan hutan, bencana alam adan perburuan liar.

Kemampuan lingkungan untuk memperbaiki kembali komponen yang berkurang dikenal


dengan istilah kelentingan lingkungan. Kondisi lingkungan yang dapat memberikan
kehidupan bagi organisme yang menempatinya disebut daya dukung lingkungan. Pada
ekosistem yang seimbang semua populasi secara alamiah dibatasi oleh populasi organisme
lain, sehingga tidak ada
populasi yang tumbuh tanpa batas dan mendominasi yang lain. Setiap populasi pada
ekosistem yang seimbang memiliki kondisi maksimum dan minimum yang selalu berkaitan
dengan populasi lainnya. Pada kondisi seimbang ekosistem kaya akan variasi komponen
biotik dan abiotik yang memungkinkan perpindahan energi dan daur zat berlangsung secara
lancar. Maka bila ada perubahan apapun, dengan sendirinya akan membentuk keseimbangan
baru secara proporsional sesuai dengan perubahan itu. Hal itu dapat terjadi selama perubahan
itu masih berada di dalam daya dukung dan daya lentingnya. Namun, bila perubahan
ekosistem menyebabkan suatu komponen tidak berfungsi maka aliran energi dan daur materi
akan terganggu, yang pada akhirnya akan memengaruhi semua komponen ekosistem lainnya

B. Faktor-Faktor Penyebab Gangguan Keseimbangan Lingkungan

Keseimbangan lingkungan dapat terwujud apabila adanya keselarasan antara faktor biotik dan
abiotik. Jika terjadi gangguan pada faktor biotik maupun abiotik maka keseimbangan
lingkungan dapat terganggu. Pernahkah kalian membaca di media massa tentang sering
terjadinya banjir bandang terutama di daerah yang digunakan sebagai kantong-kantong
transmigrasi? Mengapa hal ini terjadi?

Banjir umumnya disebabkan manusia yang senantiasa membuka lahan baru dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya baik untuk permukiman maupun sebagai lahan pertanian, atau lahan
pabrik. Hal ini disebabkan pula oleh jumlah penduduk yang terus
bertambah, sdangkan lahan yang ada sebagai wadah aktivitas tetap jumlahnya. Fenomena lain
yang tak kalah mengherankan, di lereng gunung banyak berdiri bungalo yang praktis
menyebabkan daya dukung lahan sebagai penahan air di lereng gunung hilang, ditambah
dengan membuka lahan baru yang menyebabkan banyak tanaman yang hilang. Jika air hujan
datang tanpa didukung oleh tanaman sebagai penyeimbang lingkungan, Apa akibatnya?
Apakah akan terulang kejadian-kejadian longsor, banjir bandang, dan fenomena kerusakan
alam lainnya? Dengan berbagai gambaran di atas, banjir ataupun bencana alam lainnya
terjadi sebagai akibat dari terganggunya keseimbangan alam. Gangguan keseimbangan alam
dapat dibedakan menjadi dua.

1. Faktor alami

Faktor alami yang menyebabkan perubahan keseimbangan komponen biotik dan abiotik,
diantaranya letusan gunung berapi,
banjir, tanah longsor, rusaknya pantai, hilangnya terumbu karang dan tumbuhan alga,
kebakaran hutan, badai, bahkan tsunami dapat menyebabkan terputusnya rantai makanan,
yang menunjukkan bahwa keseimbangan lingkungan sudah terganggu.

2. Faktor manusia

Dibanding komponen biotik lainnya, manusia merupakan komponen biotik yang mempunyai
pengaruh ekologi terkuat di biosfer bumi ini. Dengan kemampuannya untuk mengembangkan
ilmu dan teknologi, manusia mempunyai pengaruh yang sangat besar baik pengaruh yang
memusnahkan ekosistem maupun yang meningkatkan ekosistem. Dalam upaya memenuhi
kebutuhan hidupnya manusia mampu mengubah lingkungan sesuai dengan yang diinginkan,
misalnya dengan cara mengeksploitasi sumber daya alam (SDA) tanpa memikirkan
dampaknya. Pembabatan dan pembakaran hutan menyebabkan dampak yang sangat luas yang
berakibat hilangnya humus tanah, ketandusan tanah, berkurangnya sumber air, dan rusaknya
tatanan ekosistem. Rusaknya tatanan ekosistem akan berakibat migrasi hewan-hewan buas
dari hutan ke desa-desa untuk memangsa hewan ternak bahkan manusia. Gajah, babi hutan,
dan hewan herbivora lainnya tidak akan dapat mempertahankan hidup di hutan yang rusak
hewan-hewan tersebut bermigrasi ke perkampungan penduduk dengan merusak tanaman
budidaya manusia. Contoh lainnya dari aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan
keseimbangan lingkungan adalah pencemaran sampah organik, penebangan hutan,
penggunaan pestisida berlebihan, pembangunan permukiman, dan limbah industri
C. Pencemaran Lingkungan

Buatlah kelompok dengan anggota minimal 4 orang.


1. Carilah 5 artikel dari berbagai sumber tentang aktivitas manusia yang mengganggu
keseimbangan lingkungan!
2. Diskusikan dengan anggota kelompokmu, kemudian tentukan:
a. Tindakan apa yang perlu dilakukan bila menjumpai hal itu?
b. Identifikasikan manfaat mempelajari dampak kegiatan manusia terhadap lingkungan!

Coba berikan contoh lain mengenai terganggunya keseimbangan lingkungan karena aktifitas
manusia? Berdasarkan penjelasan sebelumnya peningkatan eksploitasi terhadap sumber daya
alam (SDA) akan menyebabkan peningkatan kerusakan ekosistem, sebagai contoh timbulnya
zat sampah yang mengakibatkan terjadinya pencemaran. Faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya pencemaran adalah:
1. pertambahan penduduk yang tak terkendali (over population);
2. pesatnya perkembangan dan penyebaran teknologi;
3. adanya polutan dalam jumlah besar dan alam tidak bisa lagi menetralisir. Kapan suatu zat
dapat dikatakan sebagai polutan? Apabila:
4. kadarnya melebihi batas kadar normal atau ambang batas;
5. berada pada waktu yang tidak tepat;
6 berada pada tempat yang tidak semestinya

Bagaimana sifat-sifat polutan?


1. Merusak untuk sementara dan setelah bereaksi dengan lingkungan, zatnya tidak merusak
lagi.
2. Merusak setelah jangka waktu tertentu, misalnya DDT dan Pb.

Dalam kadar yang rendah, DDT dan Pb tidak mematikan manusia. Namun, apabila zat ini
tertimbun dalam lemak dengan jumlah yang melebihi batas normal akan menimbulkan
kerusakan jaringan. Pencemaran lingkungan dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis.

1. Pencemaran air dan tanah


Pencemaran air terjadi karena masuknya zat-zat yang mengakibatkan kualitas air terganggu.
Hal ini dapat terjadi pada sumber mata air, sungai, waduk, dan air laut. Pencemaran tanah
terjadi akibat masuknya zat atau komponen lain ke dalam areal tanah. Menurut jenisnya
bahan pencemar air dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

a. Pencemaran biologi
Pencemar biologi dalam perairan antara lain:
1) Escherichia coli
2) Entamoeba coli
3) Salmonella typhi
4) Tumbuhan Pengganggu (Gulma)
5) Tumbuhan Eceng Gondok (Eichornia crassipes)
6) Tumbuhan Paku Sampan (Salvinia natans)
b. Pencemaran kimia
Pencemar kimia dalam perairan antara lain sebagai berikut.
1) Zat-zat kimia
Misalnya pestisida, limbah industri, buatan, dan deterjen yang kesemuanya dapat berakibat
buruk terhadap pertumbuhan organisme di perairan.
2) Limbah industri
Yang berupa zat-zat radioaktif dan logam-logam berat, seperti Cu, Hg (air raksa/merkuri), Pb
(timah hitam), seng
(Zn), Arsen (As), Kadmium (Cd), Kromium (Cr), dan Nikel (Ni).

Zar-zat tersebut di atas dapatmengganggu organisme yang hidup di air melalui rantai
makanan, zat tersebut akan
berpindah dari organisme satu ke organisme lain yang pada akhirnya zat tersebut akan
terakumulasi pada konsumen yang menduduki piramida makanan paling atas. Pada dosis
tertentu akan berubah menjadi racun.

3) Penggunaan pestisida DDT


Pengendalian hama yang menggunakan insektisida berupa DDT (Dikloro Difenil
Trichlorothan) oleh para petani secara
berlebihan akan mengakibatkan terjadinya pencemaran air dan tanah mengingat zat ini
mempunyai sifat sebagai berikut.
a) Bila masuk ke dalam tubuh organisme, tidak dapat diuraikan (nonbiodegrada)sehingga
akan tertumpuk dalam air atau tanah.
b) Larut dalam lemak dan dapat berpindah ke organisme lain melalui aliran materi dalam
rantai makanan, hal ini memungkinkan DDT dapat tertumpuk dalam tubuh manusia sehingga
berakibat rusaknya jaringan yang menimbulkan kelelahan dan kejang-kejang otot.
c. Sampah organik
Berbagai sampah organik yang dibuang ke sungai, kolam, atau parit akan mengalami
pembusukan oleh bakteri pembusuk yang banyak memerlukan Oksigen (O2). Hal ini
menyebabkan kadar Oksigen (O2) air berkurang, menyebabkan plankton, hewan-hewan
kecil, maupun hewan besar tidak dapat hidup lagi.
d. Terjadinya eutrofikasi
Disebabkan karena terjadinya pembusukan yang berlebihan di perairan karena penimbunan
senyawa nitrat (NO3). Ditambah belum lagi penimbunan sisa-sisa pupuk yang lainnya di
daerah pertanian yang akan menyebabkan tumbuh suburnya gulma. Belum dapat menutup
permukaan air sehingga cahaya tidak bisa menembus ke pedalaman air sehingga menghambat
proses fotosintesis yang diakhiri dengan berkurangnya produksi oksigen (O2). Berkurangnya
oksigen menyebabkan ikan dan hewan lainnya yang hidup di air menjadi berkurang atau
terhambat pertumbuhannya.

2. Pencemaran udara
Pencemaran udara disebabkan adanya pembakaran yang tidak sempurna dari minyak bumi,
batubara, asap rokok, dan gas-gas lain yang mencemari udara, misalkan gas CO, CO2,NO,
NO2, SO, SO2, CH4, CFC3. Kadar polutan di udara dinyatakan dengan
ppm (part per million), yaitu jumlah cm3 polutan per m3 udara. Polutan yang dimaksud disini
dapat berbentuk partikel, cairan, atau gas.

a. CO (Karbon Monoksida)
Sebagai gas pembunuh, gas ini mempunyai daya ikat terhadap haemoglobin yang jauh lebih
tinggi daripada dengan O2
, sehingga mengganggu pengikatan O2oleh darah. Bila dalam darah 70-80% Hb mengikat CO
dapat mengakibatkan kematian. Contoh-contoh terbentuknya gas CO, antara lain.
1) Menghidupkan mesin mobil di dalam garasi tertutup.
2) Menghidupkan AC ketika tidur di dalam mobil dengan keadaan kaca yang tertutup.
b.CO2(Karbon Dioksida)
CO2bersama mikroorganisme, debu, dan titik-titik air akan berkondensasi membentuk awan.
Awan mempunyai sifat dapat
ditembus oleh energi panas, sehingga suhu udara yang berada di permukaan bumi akan
meningkat. Kadar CO2 0,033% yang ada di udara akan dimanfaatkan oleh tumbuhan hijau
untuk fotosintesis, tetapi bila kadar tersebut berlebih maka akan merusak tumbuhan dan
hewan.

c. Gas NO, NO2, SO, dan SO2


Gas-gas tersebut dapat menimbulkan gangguan pada sistem saluran pernapasan, sedangkan
NO3 apabila masuk ke ekosistem
tanah dan air akan menyebabkan eutrofikasi. Gas-gas tersebut juga dapat berkondensasi
dengan partikel-partikel lain beserta titik-titik air sehingga terbentuklah zat asam, dan bila
turun bersama air hujan terjadilah Hujan Asam.

d. CFC (Chloro fluorocarbon)


CFC terdapat pada gas pendingin AC, kulkas, dispenser, dan kosmetik. Gas CFC merupakan
gas yang sukar terurai, dan bila masuk ke dalam atmosfer akan mampu mengikat lapisan
ozon. Hal inilah yang dikhawatirkan umat manusia sedunia, mengapa demikian? Hal ini
disebabkan lapisan ozon merupakan selimut bumi yang berfungsi mencegah radiasi sinar
ultraviolet ke bumi.
Bila kadar CFC terlalu tinggi, lapisan ozon dapat semakin tipis bahkan berlubang, hal seperti
ini yang akan
membahayakan bumi.

3. Pencemaran suara
Pencemaran suara disebabkan oleh suara bising yang berlangsung secara terusmenerus.
Satuan kekuatan suara dikenal
dengan satuan desibel (dB). Dibawah ini dijelaskan gambaran mengenai polusi udara, antara
lain.
a. Percakapan normal : 40 dB
b. Keributan : 80 dB
c. Suara kereta api : 95 dB
d. Pesawat jet lepas landas : 150 dB
Suara yang timbul apabila melebihi kadar dapat mengganggu pendengaran dan
mempengaruhi sistem metabolisme antara lain:
a. perubahan tekanan darah,
b. gangguan jantung,
c. perubahan denyut nadi,
d. stress, dan
e. kontraksi perut.

4. Pencemaran benda-benda radioaktif


Penyebabnya adalah benda-benda radioaktif, debu radioaktif yang berasal dari ion nuklir
serta reaktor-realtor atom. Bahaya yang ditimbulkan, yaitu radioaktif sinar alfa (α), sinar beta
(β), sinar gamma (λ). Efek yang ditimbulkan zat
radioaktif adalah terjadinya perubahan struktur zat serta pola reaksi kimianya yang dapat
merusak sel tubuh. Bila hal ini terjadi pada gen akan menyebabkan terjadinya mutasi gen dan
dapat juga menyebabkan kanker.
5. Pencemaran sosial-budaya
Tidak terfilternya kebudayaan asing yang masuk ke dalam suatu daerah akan menyebabkan
tergesernya nilai budaya suatu daerah tanpa disadari, apalagi dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta budaya.

D.Daur Ulang Limbah


Kegiatan manusia banyak menghasilkan limbah yang dapat menimbulkan masalah bagi
lingkungan. Contohnya limbah dari kegiatan industri, pertanian, pertambangan, transportasi
dan kegiatan rumah tangga. Pengelolaan limbah tergantung dari jenis limbah tersebut.
Menurut jenisnya, limbah dikelompokkan menjadi limbah organik dan limbah anorganik.
Limbah organi Limbah organik merupakan limbah yang dapat mengalami proses penguraian
secara alamiah contohnya
sisa hewan dan tumbuhan. Limbah anorganik Limbah anorganik adalah limbah yang berasal
dari sumber daya alam tidak terbaharui dan sulit diuraikan secara alamiah oleh
mikroorganisme, seperti minyak bumi, plastik, kaleng, dan botol.

Salah satu cara untuk mengelola limbah organik dan limbah anorganik adalah dengan cara
mendaur ulang limbah menjadi benda-benda yang bermanfaat. Daur ulang limbah juga
mempunyai potensi besar untuk mengurangi timbunan, biaya pengelolaan, dan pembuangan
akhir. Contoh kegiatan manusia yang termasuk daur ulang limbah antara lain pemulungan
sampah, usaha daur ulang sampah di rumah tangga , serta pengomposan.

Limbah organik dapat dimanfaatkan secara langsung atau tidak langsung karena perlu
pemrosesan terlebih dahulu. Yang termasuk limbah organik, misalnya sisa sayur, sisa buah,
potongan rumput, daun-daun, kertas, sisa makanan, dan kotoran hewan atau manusia. Berikut
ini disajikan cara pengelolaan limbah organik dengan cara didaur ulang.
1. Pemanfaatan langsung, sebagai pakan ternak seperti sisa tumbuh-tumbuhan, sayuran, dan
makanan.
2. Pengomposan (Composting), adalah pengolahan limbah organik dengan bantuan
mikroorganisme yang menghasilkan kompos. Kompos merupakan pupuk yang mempunyai
nilai komersil karena dapat dipasarkan.
3. Menjadi bentuk lain yang bermanfaat, misalnya limbah serabut kelapa dijadikan kerajinan
tangan berupa keset. Sampah plastik dimanfaatkan sebagai hiasan atau dibuat menjadi, pot,
dan rak peralatan rumah tangga. Pembuatan biogas dari kotoran hewan dan manusia sebagai
bahan bakar rumah tangga.
4. Menjadi bentuk semula yang bermanfaat, misalnya limbah kertas dari perkantoran, rumah
tangga dan pembungkus kacang
dijadikan kertas kembali.

Limbah anorganik dapat dimanfaatkan melalui proses mendaur ulang. Limbah anorganik
yang masih dapat didaur ulang, misalnya plastik, logam, dan kaca. Limbah anorganik dapat
di daur ulang dengan cara sebagai berikut.
1. Menjadi bentuk lain yang bermanfaat,misalnya limbah kaleng untuk kerajinan tangan yang
mempunyai nilai seni, misalnya mobil-mobilan dan lampu hias.
2. Menjadi bentuk asal yang bermanfaat, misalnya limbah plastik diproses kembali menjadi
alat-alat rumah tangga, seperti ember, piring, gelas dan cangkir.

Pengolahan limbah anorganik secara umum antara lain dapat melalui proses sanitasi lahan
(sanitary landfill), pembakaran(incineration), penghancuran (pulverisation).
1. Sanitary landfill,metode pengelolaan limbah secara terkontrol melalui sistem sanitasi yang
baik.
2. Pembakaran,limbah anorganik berupa zat padat perlu dibakar dalam sebuah reaktor
sampah untuk menurunkan jumlah
timbunan sampah padat.
3. Penghancuran, bertujuan untuk merubah bentuk limbah menjadi yang lebih kecil sehingga
lebih mudah dimanfaatkan.

F. Hidup Selaras dengan Lingkungan


Kehidupan manusia di muka bumi ini tidak terlepas dari peran serta lingkungan.
Sebagaimana manusia merupakan bagian dari lingkungan, bersama-sama dengan tumbuhan,
hewan, dan mikroorganisme yang telah menjadi satu mata rantai yang tidak akan terpisah.
Untuk itulah, manusia harus memanfaatkan sumber daya alam secara tepat, agar lingkungan
tetap lestari.

Pengelolaan lingkungan hidup merupakan pengelolaan terpadu dalam pemanfaatan, penataan,


pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemuliaan, dan pengembangan lingkungan hidup.
Agar tujuan tersebut dapat tercapai perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut.
1. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan
pembangunan manusia seutuhnya.
2. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana agar seluruh sumber daya alam
digunakan oleh kepentingan
orang banyak seproduktif mungkin dan menekan pemborosan seminimal mungkin.
3. Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup, oleh sebab itu pengembangan
sumber daya alam senantiasa harus
disertai dengan usaha memelihara kelestarian tata lingkungan.
4. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi
sekarang dan mendatang.
5. Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1986 mengenai Analisis Dampak
Lingkungan diantaranya, memberikan kewajiban kepada para pengelola dan pemilik pabrik
untuk menyelenggarakan sebuah studi kelayakan teknis
dan ekonomis serta analisis dampak lingkungan yang dapat dipertanggungjawabkan.
6. Melindungi negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan
kerusakan dan pencemaran
lingkungan.

Dengan menerapkan pengelolaan lingkungan hidup akan terwujud kedinamisan dan


keharmonisan antara manusia dengan
lingkungannya. Untuk mencegah dan menghindari tindakan manusia yang semena-mena
(eksploitasi) maka diterapkan kebijakan melalui undang-undang lingkungan hidup.

Di Indonesia hal ini dapat dikaji dalam pengelolaan lingkungan hidup dimana dikatakan
bahwa dengan diberlakukannya
UU No. 4 Th. 1982 yang disempurnakan dan diganti dengan UU No. 23 Th. 1997, masalah
lingkungan hidup telah menjadi faktor penentu dalam proses pengambilan keputusan
pemanfaatan dan pengolahan SDA. Pembangunan tidak lagi menempatkan SDA sebagai
modal, tetapi sebagai satu kesatuan ekosistem yang di dalamnya berisi manusia, lingkungan
alam dan/atau
lingkungan buatan yang membentuk kesatuan fungsional, saling terkait, dan saling tergantung
dalam keteraturan yang
bersifat spesifik, berbeda dari satu tipe ekosistem ke tipe ekosistem yang lain. Oleh sebab itu,
pengelolaan lingkungan hidup bersifat spesifik, terpadu, holistik dan berdimensi ruang.
Berdasarkan UU No. 23 Th. 1997 lingkungan hidup diartikan sebagai kesatuan ruang dengan
kesemua benda, daya, keadaan,
dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lainnya. Pengelolaan lingkungan hidup didefinisikan sebagai
upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan
penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan
pengendalian lingkungan hidup. Pada Bab II pasal 4 UU No. 23 Th. 1997 dikemukakan
bahwa sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah sebagai berikut.
1. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan
hidup.
2. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang mempunyai sikap
dan tindak untuk melindungi serta membina lingkungan hidup.
3. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa mendatang.
4. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup.
5. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
6. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari dampak usaha dan/atau
kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan
hidup.

Dari sasaran-sasaran pengelolaan lingkungan hidup di atas, terlihat bahwa kelestarian fungsi
lingkungan hidup merupakan sasaran utama yang dapat diukur. Menurut bab V UU No. 23
Th. 1997 tentang pelestarian fungsi lingkungan hidup, dinyatakan bahwa kelestarian fungsi
lingkungan hidup dapat diukur dengan dua parameter utama, yaitu Baku Mutu Lingkungan
Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup. Dua parameter ini menjadi
ukuran/indikator untuk
rencana usaha dan/atau kegiatan yang dapat menimbulkan dampak besar dan penting bagi
lingkungan hidup. PP 27 Th. 1999 tentang

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pasal 3 menyebutkan bahwa usaha


dan/atau kegiatan yang kemungkinan
dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup meliputi hal-hal
sebagai berikut.
1. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam.
2. Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun yang tidak terbaharui.
3. Proses dan kajian yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan, pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup, serta kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya
4. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan
buatan, serta lingkungan sumber
daya.
5. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi
sumber daya alam dan/atau
perlindungan cagar budaya.
6. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan dan jasad renik.
7. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non-hayati.
8. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi
lingkungan hidup.
9. Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi dan dapat mempengaruhi pertahanan negara

IKLAN
CV ZAIF ILMIAH (BIRO JASA PEMBUATAN PTK, KARYA ILMIAH, PPT
PEMBELAJARAN, RPP, SILABUS, DLL))

Ingin membuat PTK tapi merasa sulit???? Ingin membuat Karya Ilmiah tetapi kesusahan???
Ingin membuat presentasi powerpoint untu pembelajaran merasa sulit dan gaptek????? Ingin
membuat RPP dan silabus serta perangkat pembelajaran tetapi susah????? Kini tidak usah
bingung lagi ada Pak Zaif yang siap membantu berbagai kesulitan dan kesusahan yang anda
hadapi di bidang pendidikan di CV Zaif Ilmiah semua masalah anda di bidang pendidikan
akan dibantu, ingin membuat PTK saya bantu, membuat Karya Ilmiah saya bantu, membuat
berbagai perangkat pembelajaran saya bantu untuk info lebih lanjut hubungi Contact Person
081938633462 INSYA ALLAH semua kesulitan dan kesusahan anda akan ada solusinya
jangan lupa hubungi Pak Zaif di nomer 081938633462 ATAU lewat E-mail di
zaifbio@gmail.com. DIJAMIN PTK ATAU KARYA ILMIAHNYA BARU LANGSUNG
DIBIKINKAN BUKAN STOK LAMA ATAU COPY PASTE SEHINGGA DIJAMIN
ORIGINALITASNYA TERIMA KASIH DAN SALAM GURU SUKSES PAK ZAIF

07/02/2013 Posted by zaifbio | Pengetahuan Lingkungan | 1 Komentar

PROSEDUR MITIGASI LINGKUNGAN


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Secara umum mitigasi lingkungan adalah merupakan upaya-upaya untuk mencegah dampak
negatif yang diperkirakan akan terjadi atau telah terjadi karena adanya rencana kegiatan atau
menanggulangi dampak negatif yang timbul sebagai akibat adanya suatu kegiatan/usaha.
Mitigasi Lingkungan dalam konteks mencegah atau mengendalikan dampak negatif dari
suatu rencana kegiatan dapat dilakukan melalui proses analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan/atau Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL).

Pembangunan kawasan transmigrasi yang selama ini dilaksanakan pada dasarnya merubah
ekosistem alami yang bersifat stabil menjadi ekosistem buatan/binaan yang tidak stabil.
Lahan dengan kelerengan tertentu ( > 3 %) yang dibuka. dan curah hujan yang tinggi akan
menyebabkan terjadinya erosi sehingga tanah menjadi tidak subur. Perubahan vegetasi hutan
yang heterogen menjadi tanaman budidaya pertanian yang homogen akan menyebabkan
timbulnyahamapenyakit tanaman atau organisme pengganggu. Kondisi ini menuntut adanya
upaya pengelolaan lingkungan agar fungsi lingkungan di kawasan transmigrasi tetap lestari.

Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup pada pembangunan kawasan


transmigrasi, melalui Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sumberdaya Kawasan Transmigrasi
telah menetapkan kebijakan pembangunan kawasan transmigrasi berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan. Hal ini berarti mengintegrasikan aspek lingkungan hidup pada
setiap tahapan proses pembangunan kawasan transmigrasi.

Sebagai implementasi kebijakan pembangunan kawasan transmigrasi yang berwawasan


lingkungan, setiap akan mebangun kawasan transmigrasi yang baru (PTB) maka upaya
mitigasi lingkungan dilakukan melalui proses AMDAL atau UKL/UPL. Bagi pengembangan
kawasan transmigrasi yang sudah ada (PTA) dengan tidak merubah rencana usaha, maka
mitigasi dampak lingkungan negatif yang telah terjadi dilakukan melalui proses
penanggulangan masalah lingkungan.

B.Tujuan

Dalam upaya memberikan advokasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam


pelaksanaan mitigasi lingkungan di kawasan transmigrasi, maka dipandang perlu untuk
segera disusun Pedoman Mitigasi Lingkungan sebagai acuan dalam pelaksanaannya.

Tujuan menyusun Pedoma Pelaksanaan Mitigasi Lingkungan Bidang Ketransmigrasian


adalah menyediakan suatu pedoman sebagai salah satu acuan bagi pelaksanaan mitigasi
lingkungan dikawasan transmigrasi.

1. C. Prinsip-Prinsip Mitigasi Lingkungan

Untuk mengimplementasikan mitigasi dampak lingkungan perlu dirumuskan terlebih dahulu


program mitigasi lingkungan. Program mitigasi lingkungan yang dirumuskan memuat
prinsip-prinsip pokok sebagai berikut :

1. Program mitigasi lingkungan berupa prinsip-prinsip atau persyaratan untuk


menanggulangi dampak lingkungan
2. Program mitigasi lingkungan dirumuskan secara rinci, sehingga dapat dipakai sebagai
dasar pelaksanaan kegiatan mitigasi lingkungan. Apabila upaya mitigasi lingkungan
ditempuh melalui penerapan teknologi tertentu, maka harus disertakan desain
teknologinya berupa Detail Desaign Engineering ( rancangan rinci rekayasa)
3. Dalam upaya mitigasi lingkungan mencakup pula upaya peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan kemandirian para transmigran atau stakeholder dalam mitigasi
lingkungan melalui bimbingan teknis
4. Upaya mitigasi lingkungan mencakup pula pembentukan organisasi pelaksanaan
mitigasi lingkungan
5. D. Pengertian

1. Mitigasi lingkungan adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk mencegah atau


menanggulangi dampak negatif lingkungan akibat adanya rencana atau pelaksanaan
suatu kegiatan
2. Dampak lingkungan hidup adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang
diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan

Yang termasuk dalam langkah-langkah mitigasi lingkungan adalah:

1. Menghindarkan impak suatu kegiatan dengan melakukan pembatalan, modifikasi atau


menghilangkan beberapa tahapan tertentu.
2. Memperkecil impak dengan membatasi skala kegiatan.
3. Memperbaiki suatu yang merusak lingkungan dengan melakukan restorasi, repairing
atau rehabilitasi.
4. Mengurangi atau menghilangkan impak yang sedang terjadi dengan pengelolaan yang
tepat dan effisien.
5. Memberikan kompensasi suatu impak melalui relokasi, pembangunan fasilitas baru,
pembuktian yang masuk akal (sound proofing), penyejukan (airconditioning).
6. Memberikan perlakuan yang sebaik-baiknya terhadap semua yang terkena dampak.
7. Melakukan daur ulang material.
8. Memanfaatkan teknologi yang paling minimal menghasilkan limbah.
9. Organisasi lingkungan hidup adalah kelompok orang yang terbentuk atas kehendak
dan keinginan sendiri ditengah masayarakat yang kegiatannya dibidang lingkungan
hidup.
10. Dampak besar dan penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar
yang diakibatkan oleh suatu usaha dan atau kegiatan
11. Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu
rencana usaha dan atau kegiatan yang (akan) dilaksanakan.

PENDEKATAN MITIGASI LINGKUNGAN

Untuk mencegah atau menanggulangi dampak lingkungan negatif dapat menggunakan salah
satu atau beberapa pendekatan lingkungan secara teknologi, sosial ekonomi maupun
kelembagaan dan Stakeholder.

Pendekatan Teknologi

Mitigasi lingkungan melalui pendekatan teknologi adalah cara-cara atau penggunaan


teknologi untuk menanggulangi dampak negatif lingkungan. Teknologi yang akan diterapkan
oleh masyarakat (transmigran) harus mempertimbangkan kemampuan dan keahlian
transmigran serta budaya setempat.

Contoh :

1. Penanggulangan erosi dengan sistem terasering

2. Pemberantasanhamapenyakit tanaman dengan cara pemberantasanhamaterpadu.

Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya

Ketergantungan sistim sosial pada lingkungan sekitarnya perlu dicermati karena dapat
meningkatkan eksploitasi lingkungan dan sumber daya alam lokasi. Selain itu, kemungkinan
terjadinya intrusi dan akulturasi budaya di kawasan transmigrasi dapat memicu terjadinya
konflik sosial. Peralihan sistem ekonomi lokal dan mata pencaharian menimbulkan terjadinya
kesenjangan sosial.

Pendekatan Sosial Ekonomi Budaya merupakan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam
menanggulangi dampak lingkungan melalui upaya-upaya sosial atau tindakan-tindakan yang
bermotifkan sosial ekonomi misalnya;

1. Melibatkan masyarakat disekitar lokasi kegiatan untuk berpartisipasi aktif dalam


kegiatan mitigasi lingkungan
2. Memprioritaskan penyerapan tenaga kerja setempat dalam mitigasi lingkungan
3. Menjalin interaksi sosial yang harmonis antara transmigran dengan penduduk sekitar.

Pendekatan Kelembagaan dan Stakeholder.


Kelembagaan merupakan salah satu unsur penting yang menentukan keberlanjutan dan
berjalannya suatu program secara berkesinambungan. Kerjasama dan hubungan baik antara
lembaga terkait dan stakeholders sangat diperlukan dalam penyusunan pedoman mitigasi
lingkungan. Berbagai entitas terkait tersebut meliputi: (1). Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi ( Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sumberdaya Kawasan Transmigrasi,
Direktorat Bina Cipta Keserasian Lingkungan ); (2). Kantor Menteri Negara Lingkungan
Hidup; (3). Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Universitas; (4). Pemerintah Daerah; (5).
Komite Perumus Independen; (6) Lembaga Swadaya Masyarakat; (7) Anggota Masyarakat;
(8) Pelaksana; dan (9) Pengawas.

1. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Direktorat Jenderal Pemberdayaan


Sumberdaya Kawasan Transmigrasi, Direktorat Bina Cipta Keserasian
Lingkungan).

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrsi melalui Direktorat Bina Cipta Keserasian
Lingkungan merupakan institusi yang bertanggung jawab langsung pada semua permasalahan
yang timbul akibat kegiatan transmigrasi baik langsung maupun tidak langsung termasuk
juga dampak lingkungan yang terjadi.

1. Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup (KMNLH)

Kerjasama dan dukungan dari KMNLH diperlukan terutama dalam pembangunan kawasan
transmigrsi baru ( PTB ), dimana upaya mitigasi lingkungannya dilakukan melalui proses
AMDAL atau UKL/UPL.

1. Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Universitas.

Fungsi Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Universitas adalah untuk mebantu pelaksanaan
inventarisasi data dan analisa dampak lingkungan yang terjadi di kawasan transmigrasi.
Kompetensi dan keahlian lembaga ini dapat membantu dalam penelitian dan analisa secara
komprehensip dan terpadu.

d. Pemerintah Daerah.

Partisipasi pemerintah daerah diperlukan karena program-program mitigasi lingkungan harus


sesuai dengan program-program pemerintah daerah agar terjadi kesesuaian. Kerjasama
dengan pemerintah daerah mutlak diperlukan untuk memperoleh dukungan dan masukan
program yang sesuai dengan daerah setempat.

e. Komite Perumus Independen

Perlu dibentuk komite khusus yang bertanggung jawab terhadap penyusunan Program
Mitigasi Lingkungan. Komite ini harus netral agar dapat menerima input dan saran serta
kepentingan dari pihak untuk diakomodasi dalam Program Mitigasi Lingkungan. Anggota
komite harus mampu bekerja sama dan memeiliki hubungan yang baik dengan stakeholders
lainnya. Anggota komite dapat merupakan konsorsium dari beberapa instansi erkait, tetapi
dapat juga individu yang kompeten dengan tetap melakukan koordinasi dengan instansi
terkait, seperti KMNLH, Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Universitas, LSM, Pemda, dan
anggota masyarakat
f. Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM )

Peran LSM dalam pelaksanaan program mitigasi lingkunan adalah sebagai pendamping dan
motor penggerak bagi masyarakat lokal baik asli maupun pendatang untuk turut berpartisipasi
dalam pelaksanaan mitigasi lingkungan. LSM lokal memiliki banyak masukan mengenai
kondisi daerah serta program yang sesuai dan dapat ditetapkan.

g. Anggota Masyarakat.

Anggota masyarakat dalam hal ini adalah penduduk asli daerah maupun pendatang yang
harus didorong untuk bersama-sama dan bahu membahu melaksanakan program mitigasi
lingkungan.

h. Pelaksana

Pelaksana adalah institusi yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan mitigasi lingkungan.

i. Pengawas

Pengawas adalah institusi atau unit kerja yang berperan sebagai pengawas/pengendali
mitigasi lingkungan.

Pendekatan Kelembagaan dan Stakeholders adalah berupa mekanisme kelembagaan yang


akan ditempuh dalam rangka menanggulangi dampak penting lingkungan, misal :

1. Kerjasama dengan instansi-instansi yang berkepentingan dengan mitigasi lingkungan.

2. Pengawasan terhadap kinerja mitigasi ligkungan oleh instansi yang berwenang.

3. Pelaporan hasil mitigasi lingkungan secara berkala kepada pihak-pihak yang


berkepentingan.

Upaya pendekatan-pendekatan tersebut dapat ditingkatkan melalui optimasi beberapa faktor,


seperti sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sistem komunikasi.

Optimasi terhadap faktor-faktor tersebut harus menjadi pertimbangan dalam penyusunan


Program Mitigasi Lingkungan oleh Komite Perumus Independen.

1. Optimasi Sumber Daya Manusia.

Optimasi Sumber Daya Manusia dapat dilakukan melalui pembinaan , baik terhadap para
transmigran maupun pendamping, pengelola dan perencana program transmigrasi. Untuk
mengintegrasikan aspek lingkungan dalam semua tahap pelaksanaan transmigrasi diperlukan
pemahaman yang menyeluruh terhadap aspek lingkungan dan kelestarian alam, aspek teknis,
serta aspek sosial budaya.

2. Optimasi Sumber Daya Alam

Pemanfaatan Sumber Daya Alam harus seoptimal mungkin dengan tetap melaksanakan
pemantauan terhadap potensi dampak yang terjadi. Parameter yang mungkin terkena dampak,
seperti parameter lingkungan fisik dan kelestarian flora/fauna serta sistem penilaian perlu
ditentukan perumusan Program Mitigasi Lingkungan.

3. Pengembangan Metode Komunikasi yang Tepat.

Agar pelaksanaan Mitigasi Lingkungan dapat berjalan lancar perlu ditetapkan metode
komunikasi yang sesuai, berikut beberapa metode komunikasi yang dapat dilakukan :

1). Melakukan identifikasi terhadap masalah yang mungkin timbul dan banyak menjadi
polemik di kawasan

transmigrasi yang sudah berjalan sebagai bahan acuan bagi proyek transmigrasi yang
akan dilaksanakan;

2). Menerapkan metoda dan iklim komunikasi yang sesuai untuk setiap masalah yang timbul;

3). Menciptakan suasana yang kondusif sehingga semua transmigran dapat bersikap terbuka
terhadap

masalah dan tantangan yang ada;

4). Melibatkan masyarakat setempat dan para transmigran sebagai mitra dan bersikap jujur
serta terbuka,

5). Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan sumber lain yang dapat dipercaya oleh
masyarakat dan

transmigran, seperti : sesepuh daerah, ketua adat, pemuka agama, dan lain-lain ;

6). Membentuk posko-posko penyuluhan, pembinaan dan pemantauan baik sebagai sarana
komunikasi bagi

transmigran maupun sebagai pusat informasi dan media konsultasi semua permasalahan
yang berkatian

dengan lingkungan dengan memanfaatkan teknologi komunikasi yang sesuai.

4. Keterkatian antara Stakeholder dalam Perumusan Program Mitigasi


Lingkungan.

PROSEDUR MITIGASI LINGKUNGAN

Mitigasi lingkungan dilakukan melalui serangkaian proses sebagai berikut :

1. Indentifikasi Dampak Lingkungan

Kegiatan ini dimaksud untuk mengidentifikasikan segenap dampak lingkungan (primer,


sekunder, tersier) yang timbul sebagai akibat adanya kegiatan pembangunan kawasan
transmigrasi. Identifikasi dampak lingkungan ini dengan menggunakan data sekunder,
wawancara maupun pengamatan di lapangan
2. Evaluasi Dampak Lingkungan

Kegiatan evaluasi dampak lingkungan ini bertujuan untuk menentukan dampak lingkungan
yang relevan untuk segera ditangani.

3. Perumusan Program

Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyusun dan menentukan prioritas program mitigasi
lingkungan yang akan dilaksanakan.

4. Perumusan Parameter Keberhasilan Program Mitigasi Lingkungan.

Berdasarkan program Mitigasi Lingkungan yang disusun perlu juga dirumuskan suatu
parameter keberhasilan yang sangat spesifik di setiap lokasi transmigrasi untuk
mempermudah proses evaluasi terhadap pelaksanaan Mitigasi Lingkungan.

5. Pelaksanaan Mitigasi Lingkungan

Kegiatan ini mencakup aspek teknis dan pengorganisasian pelaksanaan program serta
pelaporan.Bagan alir Prosedur Mitigasi Lingkungan seperti terlampir

UPAYA MITIGASI LINGKUNGAN

Upaya mitigasi lingkungan secara garis besar terdiri atas 2 (dua) tahap yaitu :

1.Program Mitigasi Lingkungan

Untuk setiap dampak lingkungan yang akan ditangani diuraikan secara lengkap dan berurutan
dari dampak lingkungan yang ditanggulangi sampai dengan institusi pengelola sebagai
berikut :

a. Dampak lingkungan yang ditanggulangi.

Pada bagian ini diuraikan komponen lingkungan yang merupakan dampak lingkungan yang
harus ditanggulangi sebagai akibat adanya kegiatan tertentu dari pembangunan kawasan
transmigrasi.

b. Sumber dampak

Pada bagian ini supaya disebutkan jenis kegiatan pembangunan kawasan yang merupakan
penyebab timbulnya dampak atau merupakan dampak turunan (uraikan).

c. Usulan Mitigasi Lingkungan

Supaya dikemukanan secara jelas dan sistematis upaya-upaya mitigasi lingkungan untuk
menanggulangi atau mengendalikan dampak negatif lingkungan. Upaya mitigasi yang
diusulkan harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

 Memuat prinsip-prinsip atau syarat-syarat untuk menanggulangi atau mengendalikan


dampak lingkungan
 Merumuskan secara rinci sehingga dapat dipakai sebagai acuan pelaksanaan mitigasi
lingkungan. Apabila usulan mitigasi lingkungan berupa penerapan teknologi tertentu
supaya disertakan Detail Design Engineeringnya.
 Apabila dalam melaksanakan mitigasi lingkungan diperlukan
keterampilan/pengetahuan secara khusus supaya diusulkan upaya-upaya untuk
peningkatan kemampuan dan kemandirian bagi pelaksana mitigasi lingkungan

d. Ruang, Waktu dan Biaya Mitigasi Lingkungan

Pada bagian ini supaya dikemukanan :

 Wilayah, kawasan kegiatan mitigasi lingkungan


 Periode/kapan dan berapa lama kegiatan mitigasi lingkungan
 Berapa biaya mitigasi lingkungan yang diperlukan dan darimana sumbernya.

e. Institusi Mitigasi Lingkungan

Mengingat banyaknya pihak-pihak yang terlibat dalam proses pembangunan kawasan


transmigrasi, maka dalam pelaksanaan mitigasi lingkungan supaya disebut secara jelas
tentang :

 Pelaksanaan Mitigasi lingkungan

Cantumkan institusi/pelaksana yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan mitigasi


lingkungan

 Pengawasan

Sebutkan isntitusi/unit kerja yang berperan sebagai pengawas/pengendali mitigasi lingkungan

 Pelaporan

Cantumkan secara jelas instansi/unit kerja yang berkepentingan dengan hasil mitigasi
lingkungan

2. Pelaksanaan Program

1) Pengorganisasian

Pada bagian ini supaya dibuat pengorganisasian dan penatalaksanaan/mekanisme kerja


terhadap pelaksanaan mitigasi lingkungan

2) Pelaporan

 Pada bagian ini supaya dikemukan tentang efektifitas mitigasi lingkungan yang
dilaksanakan dan kendala-kendala yang dihadapi
 Sistemtika Pelaporan

SISTEMATIKA PELAPORAN
MITIGASI LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Tujuan dan Kegunaan

BAB II METODOLOGI

2.1. Metode Identifikasi

2.2. Metode Pengumpulan dan Analisa Data

2.3. Metode Evaluasi

BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG HARUS DITANGANI

3.1. Kondisi Lingkungan

3.2. Dampak Lingkungan

BABIV PROGRAM MITIGASI LINGKUNGAN

Untuk setiap dampak lingkungan yang ditangani supaya diuraikan dengan urutan pengkajian
sebagai berikut :

1. Dampak Lingkungan

2. Sumber Dampak

3. Tolok Ukur Dampak

4. Tujuan Mitigasi Lingkungan

5. Usulan mitigasi lingkungan

6. Lokasi Mitigasi Lingkungan

7. Waktu dan Biaya Mitigasi Lingkungan

8. Institusi Mitigasi Lingkungan

PENUTUP

Pedoman mitigasi lingkungan di kawasan transmigrasi disusun dalam rangka perwujudan


pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Bina Cipta Keserasian Lingkungan sekaligus
mengimplementasikan kebijakan Dirktorat Jenderal Pemberdayaan Sumberdaya Kawasan
Transmigrasi tentang pembangunan transmigrasi yang berwawasan lingkungan.
Pedoman ini sifatnya masih berupa pedoman umum mitigasi lingkungan di kawasan
transmigrasi. Pedoman tersebut memuat tentang bagaimana merencanakan/memprogramkan
kegiatan mitigasi lingkungan di lokasi transmigrasi yang sudah ada (PTA) yaitu :

1. Prinsip-Prinsip Mitigasi Lingkungan

2. Pendekatan Mitigasi Lingkungan.

3. Prosedur Mitigasi Lingkungan.

4. Upaya Mitigasi Lingkungan

IKLAN

CV ZAIF ILMIAH (BIRO JASA PEMBUATAN PTK, KARYA ILMIAH, PPT


PEMBELAJARAN, RPP, SILABUS, DLL))

Ingin membuat PTK tapi merasa sulit???? Ingin membuat Karya Ilmiah tetapi kesusahan???
Ingin membuat presentasi powerpoint untu pembelajaran merasa sulit dan gaptek????? Ingin
membuat RPP dan silabus serta perangkat pembelajaran tetapi susah????? Kini tidak usah
bingung lagi ada Pak Zaif yang siap membantu berbagai kesulitan dan kesusahan yang anda
hadapi di bidang pendidikan di CV Zaif Ilmiah semua masalah anda di bidang pendidikan
akan dibantu, ingin membuat PTK saya bantu, membuat Karya Ilmiah saya bantu, membuat
berbagai perangkat pembelajaran saya bantu untuk info lebih lanjut hubungi Contact Person
081938633462 INSYA ALLAH semua kesulitan dan kesusahan anda akan ada solusinya
jangan lupa hubungi Pak Zaif di nomer 081938633462 ATAU lewat E-mail di
zaifbio@gmail.com. DIJAMIN PTK ATAU KARYA ILMIAHNYA BARU LANGSUNG
DIBIKINKAN BUKAN STOK LAMA ATAU COPY PASTE SEHINGGA DIJAMIN
ORIGINALITASNYA TERIMA KASIH DAN SALAM GURU SUKSES PAK ZAIF

04/21/2012 Posted by zaifbio | Pengetahuan Lingkungan | Tinggalkan komentar

EKOSISTEM
Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam.
Di bumi ada bermacam-macam ekosistem.

1. Susunan Ekosistem
Dilihat dari susunan dan fungsinya, suatu ekosistem tersusun atas komponen sebagai berikut.

a. Komponen autotrof
(Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan makan).
Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang
berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan
kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.

b. Komponen heterotrof
(Heteros = berbeda, trophikos = makanan).
Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai
makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof
adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.

c. Bahan tak hidup (abiotik)


Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar
matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya
kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.

d. Pengurai (dekomposer)
Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari
organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil
penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan
kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.

2. Macam-macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan.
Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.

a. Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak
geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu
sebagai berikut.

1. Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan
dengan padang rumput.

Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari
tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu
sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar.
Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai
pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan
memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di
gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.

2. Bioma padang rumput


Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya
adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas
(peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas
tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya
antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus
dan ular

3. Bioma Hutan Basah


Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik.
Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak,
jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi
pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga
membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang
langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari.
Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan
basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai
epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.

4. Bioma hutan gugur


Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang,
Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami
empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak
terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon
(sebangsa luwak).

5. Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-
cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun
atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit
sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang
bermigrasi ke selatan pada musim gugur.

6. Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan
terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari.
Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan
kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan
keadaan yang dingin.

Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas,
semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal,
contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.

b. Ekosistem Air Tawar


Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis
ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air
tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut.

Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti
beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan
berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai
akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan
osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.

Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif
dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air
tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi
untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan
pencernaan.
Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan
organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.

1. Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan), dan fagotrof
(makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau organisme yang
hidup pada substrat sisa-sisa organisme.

2. Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.


a. Plankton;
terdiri alas fitoplankton dan zooplankton;
biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b. Nekton;
hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c. Neuston;
organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau
bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
d. Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung
pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.
e. Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada
endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas,
misalnya cacing dan remis. Lihat Gambar.

Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk
ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir
adalah sungai. Gbr.
Berbagai
1. Danau Organisme
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari Air Tawar
beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi. Berdasarkan
Cara
Hidupnya

Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang
dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah
yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah
perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang
hangat di atas dengan daerah dingin di dasar.

Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya
dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.

a) Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang
hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan
daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air.

Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat


(khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air
dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering
mencari makan di danau.
b. Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih
dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai
fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang
berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama
musim panas dan musim semi.

Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-


udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-
ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian
ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.

c. Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau.
Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi
seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah
limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.

d. Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos
dan sisa-sisa organisme mati.

Gbr. Empat Daerah Utama Pada Danau Air Tawar

Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organik-nya, yaitu sebagai
berikut :

a. Danau Oligotropik
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan
kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak
produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme,
dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.

b. Danau Eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan
kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya
adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan
oksigen terdapat di daerah profundal.

Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi
organik yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas
manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang
memperkaya danau dengan buangan sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi
peledakan populasi ganggang atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang
berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut.

Pengkayaan danau seperti ini disebut “eutrofikasi”. Eutrofikasi membuat air tidak dapat
digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan danau.
2. Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta
mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan
memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.

Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras
tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa
arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar,
sehingga dapat mendukung rantai makanan.

Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak
sungai sering dijumpai Man air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan kucing dan gurame.
Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah
tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.

Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner.
Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu.

Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas dari
pusaran air.

c. Ekosistem air laut

Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.

1. Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI-
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di
daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas
antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut
daerah termoklin.

Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan
laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah
menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan
terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan
berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.

1. Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut.


a. Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
b. Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya
matahari sampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter.
c. Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m
d. Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari
pantai (1.500-10.000 m).

2. Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari


tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai berikut.
a. Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman
air sekitar 200 m.
b. Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalam
an 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
c. Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman
200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
d. Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai
4.000m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar
matahari tidak mampu menembus daerah ini.
e. Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman
lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan
ikan Taut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di
tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang
tertentu.

Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama
dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak
minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang.
Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang secara aktif.

2. Ekosistem pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut.

Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di
pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras.

Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh
beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan
burung pantai.

Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh
ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting,
landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil.

Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh
beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut.

Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan sebagai
berikut.

1. Formasi pes caprae


Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan
Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini
menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin),
Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum
asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).

2. Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia,
Terminalia, Guettarda, dan Erythrina.
Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang
memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang
kurang oksigen. Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan
sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau
antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera.

Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra,
Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.

3. Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari
oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.

Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga
dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya
estuari.

Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan
fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat
kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat
mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.

4. Terumbu karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus yang terdiri dari
karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang.
Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat
berlangsung.

Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang
mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacammacam
bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang.

Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain.
Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang.
Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan
karnivora.

11/14/2010 Posted by zaifbio | Pengetahuan Lingkungan | 1 Komentar

SINOPSIS
BLOG INI BERISI SEMUA MATERI TENTANG BIOLOGI DAN PENDIDIKAN YANG
DIBUAT OLEH ORANG YANG HAUS AKAN ILMU DAN BERCITA-CITA TINGGI
UNTUK MENJADI DOSEN DAN MEMAJUKAN ILMU PENGETAHUAN
DIMANAPUN DIA BERADA DAN MENGABDI

IKLAN

CV ZAIF ILMIAH (BIRO JASA PEMBUATAN PTK, KARYA ILMIAH, PPT


PEMBELAJARAN, RPP, SILABUS, DLL))

Ingin membuat PTK tapi merasa sulit???? Ingin membuat Karya Ilmiah tetapi kesusahan???
Ingin membuat presentasi powerpoint untu pembelajaran merasa sulit dan gaptek????? Ingin
membuat RPP dan silabus serta perangkat pembelajaran tetapi susah????? Kini tidak usah
bingung lagi ada Pak Zaif yang siap membantu berbagai kesulitan dan kesusahan yang anda
hadapi di bidang pendidikan di CV Zaif Ilmiah semua masalah anda di bidang pendidikan
akan dibantu, ingin membuat PTK saya bantu, membuat Karya Ilmiah saya bantu, membuat
berbagai perangkat pembelajaran saya bantu untuk info lebih lanjut hubungi Contact Person
081938633462 INSYA ALLAH semua kesulitan dan kesusahan anda akan ada solusinya
jangan lupa hubungi Pak Zaif di nomer 081938633462 ATAU lewat E-mail di
zaifbio@gmail.com. DIJAMIN PTK ATAU KARYA ILMIAHNYA BARU LANGSUNG
DIBIKINKAN BUKAN STOK LAMA ATAU COPY PASTE SEHINGGA DIJAMIN
ORIGINALITASNYA TERIMA KASIH DAN SALAM GURU SUKSES PAK ZAIF



 PAKAR PEMBELAJARAN
 KAOS KARTUN
 BLOG INDONESIA

 Kategori
o ANFISMAN
o Belajar Dan Pembelajaran
o BIOKIMIA
o Biologi Umum
o Bioteknologi
o BTR
o BTT
o CONTOH LKTM
o Contoh PKM
o Dasar-Dasar Ilmu Gizi
o Ekologi Hewan
o Ekologi Tumbuhan
o Evaluasi Pendidikan
o Evolusi Organik
o Fisiologi Hewan
o Fisiologi Tumbuhan
o Fitofarmaka
o Genetika Dasar
o KAOS BELAJAR
o KWD
o Metodologi Penelitian Biologi
o MIKROBIOLOGI
o MIKROTEKNIK
o Morfologi Tumbuhan
o PARASITOLOGI
o Pengetahuan Lingkungan
o PPD
o Profesi Kependidikan
o PTK
o SBB
o SBM
o TEKNIK ELEKTRO
o Uncategorized
o Vertebrata

Pos-pos Terakhir

o Tumbuhan Paku (Pakis)


o JASA PEMBUATAN ANALISIS ISI BUKU
o the best website for your home decor
o Persilangan kapri untuk memahami pewarisan sifat beda
o JASA PEMBUATAN SKRIPSI PTK
 Arsip
o Februari 2015
o Januari 2015
o Desember 2014
o November 2014
o Oktober 2014
o September 2014
o Agustus 2014
o Juli 2014
o Juni 2014
o Mei 2014
o April 2014
o Maret 2014
o Februari 2014
o Januari 2014
o Desember 2013
o November 2013
o September 2013
o Juli 2013
o Mei 2013
o April 2013
o Januari 2013
o Desember 2012
o November 2012
o Oktober 2012
o September 2012
o Agustus 2012
o Juli 2012
o Juni 2012
o April 2012
o Maret 2012
o Februari 2012
o Januari 2012
o Desember 2011
o November 2011
o Oktober 2011
o Juli 2011
o Juni 2011
o Mei 2011
o November 2010
o Agustus 2010
o Juni 2010
o Mei 2010
o April 2010
o Februari 2010
o Januari 2010
o Desember 2009
o November 2009
o Oktober 2009
o September 2009
o Juli 2009
o Juni 2009
o Maret 2009
o Februari 2009
o Januari 2009
 Klik tertinggi
o zaifbio.files.wordpress.c…
o zaifbio.files.wordpress.c…
o zaifbio.files.wordpress.c…
o zaifbio.files.wordpress.c…
o zaifbio.files.wordpress.c…
o zaifbio.files.wordpress.c…
o zaifbio.files.wordpress.c…
o google.co.id/url?sa=t…
o zaifbio.files.wordpress.c…
o zaifbio.files.wordpress.c…
 Tulisan Teratas
o Sistem Respirasi Manusia
o SISTEM EKSKRESI MANUSIA
o ”KARBOHIDRAT, LEMAK, DAN PROTEIN”
o PEMBELAHAN SEL
o Kelainan pada Sistem Peredaran Darah
o Bioteknologi dalam Pertanian
o SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
o SISTEM HORMON MANUSIA
o HAMA, GULMA, DAN PENYAKIT TANAMAN
o Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
 Komentar Terakhir

home decor websites on Persilangan kapri untuk memaha…


mtspantar on EVOLUSI, TEORI EVOLUSI, DAN TE…

Pengertian dan Conto… on MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

Kaos Discovery Chane… on PENDEKATAN PEMBELAJARAN

pak wo on SISTEM SARAF MANUSIA


 KAOS PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
 Lisensi Artikel dan Informasi
Copyleft 2012 Hak Cipta Hanyalah Milik Allah SWT

Februari 2015
S S R K J S M
« Jan
1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28

 Info Diri

Huzaifah Hamid
Saya adalah seorang pria yang dilahirkan di sebuah pulau yang terletak di Flores
Timur tepatnya di Desa Lohayong,lulusan S1 Universitas Muhammadiyah Malang
Jurusan Pendidikan Biologi tahun 2011 dengan Predikat Lulusan Terbaik Tingkat
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMM, bercita-cita tinggi untuk menjadi
seorang dosen dan membangun pendidikan doakan ya semoga berhasil, jika ingin
berkenalan hubungi 081938633462

 Anda Pengunjung Ke

Rent a Minivan

 Blog Stats
o 5,960,078 hits


 Blogroll
o Biologi-online Blog Biologi 0
o WordPress.com 0
o WordPress.org 0


BIOLOGI ONLINE
The Andreas04 Theme. Blog di WordPress.com.
Ikuti

Follow “BIOLOGI ONLINE”

Get every new post delivered to your Inbox.

Bergabunglah dengan 668 pengikut lainnya.

Buat situs dengan WordPress.com

Anda mungkin juga menyukai