Anda di halaman 1dari 2

Inilah beberapa poin revisi UU KPK yang sudah disahkan

Hai sob, kalian tentu akhir-akhir ini melihat pelbagai revisi regulasi yang ada di Indonesia yang
ramai diberitajkan di media. Mulai dari revisi KUHP, regulasi mengenai UU PKS, hingga Revisi
UU KPK tentu yang baru saja disahkan di rapat paripurna DPR. Meski mendapatkan penolakan
dari berbagai pihak, pembahasan revisi UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK tetap berjalan
loh sob.

Memang, masalah korupsi pasti menuai potret dari masyarakat yang amat sentral tentu. Wajar
karena masih masifnya perilaku "korup" yang ditemukan di Indonesia. Mau tidak mau,
meminjam bahasa Koentjoroningrat, "mental menerabas" yang menjadi cikal bakal para koruptor
masih kental pada sebagian "manusia Indonesia". Terlepas dari itu ya sob, di tulisan ini, kita
akan membahas isi draf revisi UU KPK yang terdapat 6 poin revisi dan telah disepakati oleh
pemerintah DPR yang menuai kontroversi itu loh. Nah, sobat perlu tahu, di bawah ini berikut
beberapa poinnya:

 Pembentukan Dewan Pengawas oleh Presiden

Peraturan ini tertuang pada Pasal 37A, Pasal 37B, Pasal 37C, Pasal 37D, Pasal 37E, Pasal 37F,
Pasal 37G, Pasal 69A.

Delapan pasal tersebut membahas Dewan Pengawas diangkat dan ditetapkan oleh presiden.
Selain itu, dibahas juga jumlah anggota dewan pengawas yang berjumlah 5 orang, dengan masa
jabatan selama 4 tahun dan dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama hanya untuk satu kali
masa jabatan.

Beberapa pasal di atas itu punmembahas kewenangan Dewan Pengawas yang dalam hal ini
memiliki beberapa wewenang yaitu: mengawasi tugas, menetapkan kode etik, hingga
memberikan izin atau tidak memberikan izin penyadapan, penggeledahan, dan penyitaan.

 Kewenangan SP3 dan Penghentian Penuntutan

Kewenangan SP3 dan penghentian penuntutan diatur dalam Pasal 40. Dalam pasal tersebut,
disebutkan KPK dapat menghentikan penyidikan dan penuntutan terhadap suatu perkara jika
tidak selesai dalam jangka waktu 2 tahun.

Namun, penghentian penyidikan dan penuntutan dapat dicabut kembali apabila KPK
menemukan bukti baru yang dapat membatalkan alasan penghentian penyidikan dan penuntutan

 Penyadapan dan Penggeledahan Harus Seizin Dewan Pengawas

Peraturan ini tertuang dalam 4 pasal, yaitu Pasal 1 ayat 5, Pasal 12B, Pasal 12C, dan Pasal 12D.
Pasal ini berkaitan dengan Dewan Pengawas Sob. Nah, dijelaskan pada beberapa pasal di atas
penyadapan dan penggeledahan baru dapat dilakukan jika penyidik mendapatkan izin tertulis
dari Dewan Pengawas. Izin ini pun diberikan paling lama 1 x 24 jam terhitung sejak permintaan
diajukan.

Bukan itu saja sob, hasil penyadapan pun harus dilaporkan kepada pimpinan KPK secara
berkala. Apabila penyadapan telah selesai, maka harus dipertanggung jawabkan ke pimpinan
KPK dan Dewan Pengawas paling lambat 14 hari kerja, terhitung sejak penyadapan selesai
dilaksanakan.

 Seluruh Pegawai KPK adalah ASN

Status pegawai KPK sebagai ASN diatur dalam Pasal 1 angka 6, Pasal 24, Pasal 69B, dan Pasal
69C.

Dalam pasal-pasal tersebut, dijelaskan bahwa pegawai KPK yang belum berstatus sebagai ASN
dalam jangka waktu paling lama 2 tahun sejak revisi UU ini berlaku, dapat diangkat sebagai
ASN selama memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.

 Penyidik KPK Hanya Berasal dari Kepolisian, Kejaksaan, atau ASN yang Diberi
Kewenangan Penyidikan oleh UU

Hal tersebut diatur dalam Pasal 43 ayat 1 dan Pasal 45 ayat 1 dan Pasal 45A ayat 2.

Dalam 3 pasal di atas, dijelaskan bahwa penyidik KPK dapat berasal dari kepolisian, kejaksaan,
penyidik ASN yang diberi kewenangan khusus oleh UU.

 Kedudukan KPK sebagai Lembaga dalam Rumpun Eksekutif

KPK sebagai lembaga dalam rumpun eksekutif dibahas dalam Pasal 1 angka 3 dan Pasal 3.

Dari pasal tersebut, disebutkan bahwa KPK merupakan lembaga negara dalam rumpun
kekuasaan eksekutif yang dalam menjalankan tugas dan wewenangnya bersifat independen dan
bebas dari pengaruh kekuasaan manapun.

Itulah beberapa revisi yang ada di UU KPK Sob. Semoga bermanfaat dan menjadi bahan diskusi
bagi para pemerhati hukum. Kontroversi wajar, tapi analisis ilmiah terhadap poin-poin diatas
perlu dihadirkan. Panjang umur pemberantasan korupsi. Tabik!

Reza Fauzi Nazar

Anda mungkin juga menyukai