S2 2015 358252 Chapter1 PDF
S2 2015 358252 Chapter1 PDF
PENDAHULUAN
Wanita merupakan simbol dari keindahan. Salah satu upaya wanita untuk menjaga
keindahannya adalah dengan cara merawat diri baik dari dalam yaitu dengan berolahraga dan
mengkonsumsi makanan yang sehat, yaitu makanan yang tinggi akan serat serta kandungan
vitamin, maupun dengan cara merawat diri dari luar yaitu dengan menggunakan produk
kosmetik.
Kosmetik sudah dikenal oleh masyarakat sejak berabad-abad yang lalu semenjak jaman
Mesir kuno. Masyarakat pada waktu itu telah mengenal ritual pembalseman mayat atau
pengawetan mayat dengan menggunakan rempah-rempah kuno. Pada 200 tahun yang lalu,
Cleopatra juga menggunakan susu sebagai rendaman saat mandi, dikarenakan manfaat dari
laktosa susu yang digunakan untuk kemulusan kulitnya. Pada tahun 460-370SM Hippocrates dan
kawan-kawannya mempunyai peran penting dalam sejarah awal perkembangan kosmetik dan
kosmetologi modern seperti ilmu kesehatan gigi, bedah plastik, dermitologi, kimia dan farmasi.
Tahun 1300–1600 banyak universitas didirikan di Inggris, Eropa Utara, Eropa Barat, dan Eropa
Timur kemudian pada masa itu kosmetik dan kosmetikologi dipisahkan dari ilmu kedokteran.
Tahun 1700–1900 dikenal ilmu kosmetik untuk merias dan untuk pengobatan kelainan patologi
kulit. Pada tahun 1970 kosmetik menjadi sebuah alat usaha, bahkan sekarang telah menjadi
perpaduan antara kosmetik dan obat, dan sejak 40 tahun terakhir ini industri kosmetik semakin
1
meningkat, banyak para dokter yang langsung meningkatkan perhatian terhadap ilmu kecantikan
(bugardansehat.wordpress.com/).
dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia pada tahun 2012 penjualan kosmetik sebesar
14% atau Rp9,76 triliun dari sebelumnya pada tahun 2011 sebesar Rp8,5 triliun
(http://www.kemenperin.go.id/artikel/5897/Indonesia-Lahan-Subur-Industri-Kosmetik, 2014).
Pada tahun 2013 omzet kosmetik mencapai Rp11,2 triliun atau naik sekitar 10%–15%
macam merek produk dari dalam dan luar negeri, dan setiap industri kosmetik berlomba-lomba
untuk menonjolkan kelebihan produknya di pasar Indonesia, kebanyakan dari produk tersebut
lebih menciptakan variasi make up yang lebih banyak, daya tahan make up yang lama, kemasan
yang lebih elegan, dan kandungan yang dapat mencerahkan serta memutihkan wajah, dengan
budaya masyarakat Indonesia yang konsumtif tentulah menjadi peluang bagi perusahan industri
kosmetik, hal yang lebih menonjol adalah dengan melihat budaya Indonesia yang mayoritas
penduduknya beragama Islam, hal ini dapat memberikan peluang yang besar bagi industri
kosmetik dalam mengambil segmen pasar muslim yang lebih teliti dalam melihat produk
kosmetik berdasarkan syariat agama Islam. Tabel 1.1 menunjukan besarnya penduduk Indonesia
2
Tabel 1.1 Penduduk Menurut Agama Yang Dianut
Agama Penduduk
Islam 207,176,162
Kristen 16,528,513
Katolik 6,907,873
Hindu 4,012,116
Budha 1,703,254
Khong Hu Chu 117,091
Lainnya 299,617
Tidak Terjawab 139,582
Tidak Ditanyakan 757,118
Jumlah penduduk 237,641,326
Sumber: Data Sensus Penduduk 2010 - Badan Pusat
Statistik Republik Indonesia (bps.go.id. 2014).
sehingga produsen kosmetik memiliki peluang untuk menciptakan kosmetik yang sesuai dengan
nilai-nilai yang dianut oleh penduduk beragama muslim. Pada dasarnya agama Islam tidak
melarang bagi kaum perempuan untuk merias diri namun adanya kekhawatiran mengenai
kehalalannya, masalah ini dilihat oleh produsen Wardah sebagai peluang bisnis untuk mengisi
Dewasa ini, masyarakat lebih selektif terhadap produk-produk yang terdapat di pasar,
sebuah merek yang memiliki sertifikasi halal dapat berpengaruh terhadap konsumsi masyarakat
khususnya untuk masyarakat muslim dan masyarakat yang sadar akan kesehatan. Produk halal
tersebut merupakan produk yang bersih, aman dan terstandarisasi (Asgari dan Borzooei, 2013).
aktifitasnya. Tingkatan produk yang paling dasar adalah manfaat inti. Dalam tingkatan ini
3
konsumen akan mencari kumpulan manfaat dari produk yang digunakan, dan produk tersebut
Subbudaya merupakan segmen dari budaya yang besar yang anggotanya membagikan
nilai–nilai dan pola perilaku yang unik dan didasarkan pada pengalaman hidup serta situasi saat
ini (Hawkins dan Motherbaugh, 2013). Subbudaya meliputi kebangsaan, agama, kelompok ras
dan daerah geografis. Faktor agama di Indonesia merupakan salah satu karakteristik yang
konsumennya untuk menjadi loyal terhadap suatu produk. Kosmetik Wardah menggambarkan
produknya melalui endoser dengan tujuan untuk mengkomunikasikan kepribadian tertentu yang
dimiliki oleh produk tersebut bahwa produk tersebut aman untuk digunakan dikarenakan sesuai
dengan syariat agama Islam, desain produk dan warna yang disediakan menjangkau kalangan
Daya tarik kepribadian merek (Brand Personality Appeal) adalah mengukur daya tarik
kepribadian merek mereka dipandang oleh konsumen dan apa yang dapat perusahaan lakukan
Di Indonesia telah banyak produk yang tersertifikasi halal oleh MUI. Produk kosmetik
Wardah merupakan produk kosmetik yang tidak hanya memiliki sertifikasi halal dari MUI tetapi
warna kosmetik yang beragam sehingga memberikan efek yang diminati oleh konsumennya.
Peneliti tertarik untuk mengkaji lebih jauh keterkaitan faktor keefektifan label halal, kepribadian
merek dan daya tarik kepribadian merek. Kepribadian merek yang dirasakan konsumen adalah
4
dengan adanya kesesuaian antara produk dengan diri konsumen melalui lima dimensi yaitu:
(sophistication), dan ketahanan (ruggedness). Daya tarik kepribadian merek dapat mengetahui
ketertarikan konsumen yang benar-benar ingin membeli produk kosmetik Wardah, dengan
Peneliti melakukan studi pada kosmetik Wardah karena Wardah merupakan produk yang
mempelopori kosmetik halal pertama di Indonesia. Target market Wardah yang bukan hanya
remaja tetapi juga orang dewasa, selain itu keberagaman kosmetik yang di tawarkan oleh
Wardah tidak hanya di sukai oleh wanita muslim tetapi juga wanita non-muslim dan berdasarkan
survei ICSA yang dilakukan oleh Majalah SWA serta lembaga riset Frontier layanan atau kualitas
produk tahun 2014 kosmetik Wardah telah mendekati harapan pelanggan dalam menggunakan
Faktor subbudaya agama merupakan salah satu kepercayaan setiap individu, sehingga
konsumen muslim akan menjadi lebih selektif dalam menggunakan atau mengkonsumsi suatu
produk. Citra merek suatu produk dapat mempengaruhi konsumen dalam mempersepsikan
produk, sehingga konsumen dapat secara langsung menggambarkan produk tersebut ketika
melihat atau mendengarnya. Kepribadian merek merupakan bagian dari perasaan konsumen,
bahwa produk tersebut telah mewakili diri konsumen, sedangkan daya tarik kepribadian merek
merupakan ukuran dari perusahaan untuk menentukan merek mereka benar-benar diminati oleh
5
konsumen. Penelitian ini akan menganalisis, dan menentukan pengaruh label halal, kepribadian
merek dan daya tarik kepribadian merek pada niat pembelian kosmetik Wardah. Faktor
demografi seperti usia, tingkat pendidikan dan agama menjadikan konsumen tidak sama
label halal, kepribadian merek dan daya tarik kepribadian merek pada niat pembelian kosmetik
1. Apakah faktor citra merek terkait label halal berpengaruh pada niat pembelian?
6
10. Apakah terdapat perbedaan niat pembelian berdasarkan label halal, kepribadian merek,
11. Apakah terdapat perbedaan niat pembelian berdasarkan label halal, kepribadian merek,
12. Apakah terdapat perbedaan niat pembelian berdasarkan label halal, kepribadian merek,
1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menentukan pengaruh label halal pada
3. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menentukan pengaruh daya tarik
kepribadian merek yang meliputi faktor kesukaan, orisinalitas, dan kejelasan pada niat
berdasarkan label halal, kepribadian merek, dan daya tarik kepribadian merek ditinjau
7
5. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya perbedaan niat pembelian
berdasarkan label halal, kepribadian merek, dan daya tarik kepribadian merek ditinjau
dari agama.
berdasarkan label halal, kepribadian merek, dan daya tarik kepribadian merek ditinjau
dari agama.
Dengan mengadakan penelitian ini, maka diharapkan hasil penelitian dapat memberikan
manfaat bagi:
1. Manfaat Akademik
Penelitian ini dapat mendukung teori pemasaran khususnya dalam consumer behavior
untuk mengidentifikasi pentingnya sebuah produk yang lebih spesifik dalam hal
keamanan dan mengembangakan teori pengaruh niat beli suatu produk berdasarkan
Penelitian ini dapat digunakan oleh perusahaan dalam mengembangkan strategi bisnis
8
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
penulisan.
Bab ini menguraikan mengenai landasan teori (subbudaya agama, halal, merek, citra
merek, kepribadian merek daya tarik kepribadian merek dan niat pembelian), hasil
Bab ini menguraikan mengenai desain penelitian, definisi operasional, populasi dan
sampel, instrument penelitian (uji validitas dan uji reliabilitas), metode pengumpulan
Bab ini menguraikan mengenai hasil analisis deskriptif atas karakteristik responden,
hasil analisis deskriptif data, hasil uji instrument penelitian, hasil uji hipotesis dan
pembahasan.
9
BAB V PENUTUP
saran bagi penelitian mendatang. Bagian akhir: daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
10