Disusun Oleh :
HERU SUPRIANTO
17/19025/ THP/STPK
= 14,682
c. Tabel 3. Persamaan Regeresi Linier
Y X
1. 14,2708
2. 28,9524
3. 43,6348
4. 58,316
5. 72,9988
6. 87,6808
Persamaan y = a + bx
1. y = -0,4112 + (14,682) (1) = 14,2708
2. y = -0,4112 + (14,682) (2) = 28,9524
3. y = -0,4112 + (14,682) (3) = 43,6348
4. y = -0,4112 + (14,682) (4) = 58,316
5. y = -0,4112 + (14,682) (5) = 72,9988
6. y = -0,4112 + (14,682) (6) = 87,6808
d. Tabel 4. Nilai Absoransi Sari Buah Apel
Bahan Nilai Absorbansi
250x 500x 1000x
Sari Buah Apel 1,482 0,734 0,466
Perhitungan :
a. Pengenceran 250 y = a + bx
1,482 = -0,4112 + (14,682) x
1,8932
x=
14,682
= 0,1289
b. Pengenceran 500 y = a + bx
0,734 = -0,4112 + (14,682) x
1,1452
x=
14,682
= 0,078
c. Pengenceran 1000 y = a + bx
0,466 = -0,4112 + (14,682) x
1,5772
x=
14,682
= 0,0597
d. Tabel 5. Kadar Gula Reduksi Pengenceran
Pengenceran Kadar Gula Reduksi
250x 3,2225/mg
500x 3,9/mg
1000x 3,985/mg
Konsentrasi x FP x 100
Kadar Gula Reduksi =
1000
0,1289 x 250
= x 100
1000
= 3,2225
0,678 x 500
= x 100
1000
= 3,9
0,0597 x 500
= x 100
1000
= 2,985
B. Pembahasan
Gula reduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat
mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa
dan fruktosa. Gula reduksi mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini
dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa yang
mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah logam-logam oksidator seperti Cu
(II).
Penentuan kadar gula reduksi dengan metode Nelson–Somogyi dibuat
larutan standar dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10 mg/100ml dari larutan induk
10mg/100ml, larutan standar tersebut masing-masing ditambah 1ml reagen
Nelson Somogyi yang berwarna biru. Penambahan reagen Nelson Somogyi
ini bertujuan untuk untuk mereduksi kupri oksida menjadi kupro oksida yang
mana K-Na-tartrat yang terkandung dalam reagen Nelson Somogyi berfungsi
untuk mencegah terjadinya pengendapan kupri oksida. Selain 5 larutan
standar tersebut, dibuat juga larutan blanko dari akuades yang nantinya akan
digunakan sebagai pembanding.
Setelah ditambahkan reagen Nelson somogyi, larutan yang berwarna
biru sampai biru kehijauan tersebut dipanaskan 20 menit, tujuan dari
pemanasan ini adalah untuk mempercepat proses reduksi kupri oksida
menjadi kupro oksida. Lalu larutan didinginkan sampai 25˚C supaya reaksi
berjalan stabil, karena apabila terlalu panas kemungkinan akan ada komponen
senyawa yang rusak atau habis menguap. Kemudian ditambahkan 1ml reagen
arsenomolibdat, penambahan reagen arsenomolibdat ini bertujuan agar bisa
bereaksi dengan endapan kupro oksida. Pada peristiwa ini kupro oksida akan
mereduksi kembali arsenomolibdat menjadi molibdene blue yang berwarna
biru, warna biru inilah yang nantinya akan diukur absorbansinya dengan
spectrometer. Hasil yang diperoleh, pada larutan standar semakin pekat
konsentrasinya, warna yang dihasilkan setelah penambahan reagen
arsenomolibdat adalah semakin hijau kebiruan pekat. Ditambahkan akuades
7 ml pada masing-masing larutan standar agar larutan standar tidak terlalu
pekat dan dapat terbaca absorbansinya.
Masing–masing larutan standar beserta larutan blanko diukur
absorbansinya pada panjang gelombang 540 nm menggunakan
spektrofotometer, karena pada panjang gelombang ini molekul gula reduksi
dapat menyerap sinar secara optimum sehingga pembacaan absorbansi dapat
berjalan dengan baik. Semakin tinggi konsentrasi dari larutan, maka nilai
absorbansi yang dihasilkan akan semakin besar. Spektrofotometer merupakan
alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan
cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa
yang disebut kuvet.
Pada praktikum yang dilakukan maka didapat perhitungan pada
konsentrasi glukosa nilai adsorbansi larutan induk pada konsentrasi 0
absorbansi 0, konsentrasi 0,02 absorbansi 0,116, konsentrasi 0,04 absorbansi
0,244, konsentrasi 0,06 absorbansi 0,411, konsentrasi 0,08 absorbansi 0,518.
konsentrasi 0,1 absorbansi 0,654. Sedangkan perhitungan kurva standar
dengan regresi linier a. –0,4112 dan b. 14,682. Pada perhitungan regeresi
linier didapat persamaan 1 adalah 14,2708, persamaan 2 adalah 28,9524,
persamaan 3 adalah 43,6348, persamaan 4 adalah 58, 316, persamaan 5
adalah72,9988, persamaan 6 adalah 87,6808. Perhitungan nilai sari buah apel
didapat pengenceran 250 sebesar 0,1289, pengenceran 500 didapat 0,078 dan
pengenceran 1000 didapat 0,0597. Pada kadar gula reduksi pengenceran 250
didapat 3,2225, pengenceran 500 didapat 3,9, pengenceran 1000 didapat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang
terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris
CH2O
2. Gula reduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat
mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron
3. panjang gelombang 540 nm, karena pada panjang gelombang ini molekul
gula reduksi dapat menyerap sinar secara optimum sehingga pembacaan
absorbansi dapat berjalan dengan baik. Semakin tinggi konsentrasi dari
larutan, maka nilai absorbansi yang dihasilkan akan semakin besar.
4. . Penambahan reagen Nelson Somogyi ini bertujuan untuk untuk
mereduksi kupri oksida menjadi kupro oksida yang mana K-Na-tartrat
yang terkandung dalam reagen Nelson Somogyi berfungsi untuk
mencegah terjadinya pengendapan kupri oksida.
5. Penambahan 1ml reagen arsenomolibdat, penambahan reagen
arsenomolibdat ini bertujuan agar bisa bereaksi dengan endapan kupro
oksida.
6. 0597. Pada kadar gula reduksi pengenceran 250 didapat 3,2225,
pengenceran 500 didapat 3,9, pengenceran 1000 didapat.
B. Saran
Sebaiknya dalam praktikum ini Co. Ass membagi menjadi kelompok
yang lebih kecil agar praktikan dapat lebih berkonsentrasi dan Co. Ass dapat
mengatur peraktikan dengan mudah.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralp. 1990. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Kurnianti. 2008. Pengaruh Cara Pengeringan Terhadap Kadar Gula Reduksi Pada
Sale Pisang. Yogyakarta: Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan
Kalijaga.
Mikri, wandi. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press
Sudarmadji, Slamet dkk. 2010. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.
Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
.