Anda di halaman 1dari 20

ASKEP ORAL HYGIENE

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mulut merupakan bagian pertama dari saluran makanan dan bagian dari sistem
pernafasan (Wolf, 1994). Mulut juga merupakan gerbang masuknya penyakit (Adam,
1992). Di dalam rongga mulut terdapat saliva yang berfungsi sebagai pembersih
mekanis dari mulut (Taylor, 1997).
Di dalam rongga mulut terdapat berbagai macam mikroorgnisme meskipun bersifat
komensal, pada keadaan tertentu bisa bersifat patogen apabila respon penjamu
terganggu. (Roeslan, 2002). Pembersihan mulut secara alamiah yang seharusnya
dilakukan oleh lidah dan saliva, bila tidak bekerja dengan semestinya dapat
menyebabkan terjadinya infeksi rongga mulut, misalnya penderita dengan sakit parah
dan penderita yang tidak boleh atau tidak mampu memasukkan sesuatu melalui mulut
mereka (Bouwhuizen, 1996).
Pada penderita yang tidak berdaya perawat tidak boleh lupa memberikan perhatian
khusus pada mulut pasien. Pengumpulan lendir dan terbentuknya kerak pada gigi dan
bibir dikenal sebagai sordes. Jika terbentuk sordes atau lidahnya berlapis lendir
menunjukan kalau kebersihan rongga mulutnya kurang. (Wolf, 1994).
Sepanjang masa hidup seseorang, perubahan fisiologi mempengaruhi kondisi
dan penampilan struktur dalam rongga mulut. Anak dapat tejadi karies gigi pada gigi
susu karena pola makan atau kurangnya perawatan gigi. Gigi remaja adalah permanen
dan memerlukan perhatian teratur untuk diet dan perawatan gigi dan mencegah
masalah pada tahun-yahun berikutnya. Pada saat orang bertambah tua, praktek
hygiene mulut berubah untuk mempengaruhi gigi dan mukosa lebih lanjut. Usia yang
berhubunga dengan perubahan di dalam mulut, dikombinasi dengan penyakit kronis,
ketikmampuan fisik, dan medikasi yang diresepkan memiliki efek samping pada mulut,
menyebabkan perawatan mulut yang buruk.
Efek pada ketidakcukupan perawatan meliputi karies dan kehilangan gigi,
penyakit periodontal, permulaan infeksi sistemik, dan efek jangka panjang pada harga
diri, kemampuan untuk makan, dan pemeliharaan hubungan(Danielson,1988).
Pengkajian tingkat perkembangan klien membantu dalam menetukan tipe masalah
hygiene yang di harapkan.
B. TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
§ Untuk memnuhi tugas mata kuliah PKKDM
§ Untuk mengetahui cara perawatan oral hygiene pada klien baik yang sadar maupun
yang tidak sadar.
§ Untuk menambah pengetahuan dalam mengenal masalah mulut yang umum.
§ Untuk mengetahui diagnose keperawatan yang menyangkut masalah oral hygiene
§ Untuk mengetahui pengkajian apa saja yang menyangkut oral hygiene.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
Pada proses pengkajian tentang oral hygiene perawat memeriksa bibir, gigi, mukosa
buccal, gusi, langit-langit dan lidah klien. Perawat memeriksa semua daerah ini
dengan hati-hati tentang warna, hidrasi, tekstur, dan lukanya. Klien yang tidak
mengikuti praktek hygiene mulut yang teratur akan mengalami penurunan jaringan
gusi yag meradang, gigi yang hitam (khususnya sepanjang margin gusi), karies gigi,
kehilangan gigi, dan halitosis.
Rasa sakit yang dilokalisasi adalah gejala umumdari penyakit gusi atau gangguan gigi
tertentu. Infeksi pada mulut melibatkan organism seperti Treponema pallidum,
Neisseria gonorrhoeae, dan Hominisvirus herpes. Jika klien hendak memperoleh
radiasi atau kemoterapi sangat penting mengumpulkan data dasar mengenai keadaan
rongga mulut klien. Hali ini berfungsi sebagai dasar untu perawatan preventif bagi
klien saat mereka melewati pengobatan.

Data objektif
§ Klien mengatakan Xerostoma (mulut kering)
§ Klien menyatakan Ketidaknyamanan mulut
§ Klien menyatakan Saliva kental
§ Klien menyatakan Penurunan produksi saliva
§ Klien menyatakan Bibir imflamasi
§ Klien menyatakan Lidah kering dan pecah
Data subjektif
§ Mulut klien berbau
§ Klien memperlihatkan pada mulut banyak plak
§ Klien kelihatan sulit untuk bicara
§ Klien mengatakan nafsu makan berkurang
B. DIAGNOSA
Pengkajian rongga mulut klien dapat menunjukkan perubahan actual atau
potensial dalam integritas struktur mulut. Diagnose keperawatan yang berhubungan
dapat merefleksikan masalah atau komplikasi akibat perubahan rongga mulut.
Penemuan perawat juga menunjukkan kebutuhan kien untuk bantuan perawatan
mulut karena divisit perawatan diri. Identifikasi diagnose yang akurat memerlukan
seleksi factor yang berhubungan yang menyebabkan masalah klien.
Perubahan pada mukosa mulut akibat pemaparan radiasi misalnya kan
memerlukan intervensi berbeda daripada kerusakan mukosa akibat penempatan
selang endotrakea.

Contoh Diagnose Keperawatan Nanda Untuk Masalah Hygiene


Perubahan membrane mukosa mulut yang berhubungan dengan :
§ Trauma oral
§ Asupan cairan yang terbatas
§ Hygiene mulut yang tidak efektif
§ Trauma yang berhubungan dengan kemoterapi atau terapi radiasi pada kepala dan
leher.
Nyeri yang berhubungan dengan :
§ Gingivitis
§ Kehilangan gigi
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan :
§ Gigi palsu yang tidak pas
§ Gingivitis
Devisit perawatan diri mandi/hygiene oral yang berhubungan dengan :
§ Perubahan tingkat kesadaran
§ Kelemahan ektremitas atas
Gangguan gambaran diri yang berhubungan dengan :
§ Halitosis
§ Ketidakadaan gigi
Kurang pengetahuan tentang hygiene oral yang berhubungan dengan :
§ Kesalahpahaman praktek hygiene
Resiko infeksi yang berhubungan dengan :
§ Trauma mukosa oral
C. INTEVENSI
1. Tujuan
Oral hygiene merupakan tindakan untuk membersihkan dan menyegarkan mulut,
gigi dan gusi (Clark, 1993). Menurut Taylor et al (1997), oral hygiene adalah tindakan
yang ditujukan untuk :
(1) menjaga kontiunitas bibir, lidah dan mukosa membran mulut,
(2) mencegah terjadinya infeksi rongga mulut dan
(3) melembabkan mukosa membran mulut dan bibir.
Sedangkan menurut Clark (1993), oral hygiene bertujuan untuk :
(1) mencegah penyakit gigi dan mulut,
(2) mencegah penyakit yang penularannya melalui mulut,
(3) mempertinggi daya tahan tubuh, dan
(4) memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu makan.
Secara umum dapat di simpulkan tujuan dari hygiens mulut meliputi :
§ Klien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik
§ Klien mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan benar
§ Klien akan memahami praktek hygiene mulut
§ Klien akan mencapai rasa nyaman.

2. Hasil yang Di harapkan


Mukosa mulut dan lidah terlihat merah muda, lembab, utuh. Gusi basah dan
utuh, gigi terlihat bersih, dan licin. Lidah berwarna merah muda dan tidak kotor. Bibir
lembab, mukosa dan pharynx tetab bersih.
Peradangan, kerak, luka, dan kotoran yang keras akan tidak ada. Dan gigi
bebas dari partikel makanan. Dan diharapkan klien secara verbal menyatakan
kenyamanan dan perasaannya tentang kebersihan mulut. Sehingga klien akan menelan
dan berbicara lebih nyaman.
3. Persiapan Alat
Adapun persiapan alat yang di gunakan dalam oral hygiene adalah :
1. Pencuci mulut atau larutan antiseptik
2. Spatel lidah dengan bantalan/spons
3. Handuk wajah, handuk kertas
4. Baskom
5. Gelas air dengan air dingin
6. Jeli larut air
7. Spuit ber-bulb kecil (opsional)
8. Kateter penghisap yang dihubungkan dengan alat pengisap
9. Sarung tangan sekali pakai.

4. Persiapan Pasien
Persiapan pasien :
· Memberitahukan pada pasien tindakan yang akan di lakukan
· Menjelaskan prosedur yang akan di lakukan

5. Prosedur dan Rasional


Melakukan intervensi perawatan mulut untuk pasien yang tidak sadar atau lemah
Langkah Rasional
1. Kaji adanya refleks muntah. Menunjukkan klien beresiko aspirasi. Membuat
Posisikan klien dalam posisi sekresi mengalir dari mulut daripada menumpuk
Sims atau miring dengan kepala dibelakang faring dan mencegah aspirasi.
diputar kea rah sisi yang
terkena.
2. Jelaskan prosedur kepada Klien yang tidak sadar masih mampu mendengar.
klien.
3. Persiapkan peralatan dan
bahan yang diperlukan; Menghilangkan enkrustrasi dan bertindak sebagai
a. larutan anti infeksi anti infeksi.
b. sikat gigi spon atau spatel Sikat membersihkan gigi dengan efektif. Spon atau
lidah dibungkus kasa swab menstimulasi dan membersihkan gigi dan
tunggal;sikat gigi kecil mukosa.
c. spatel lidah berbantalan Mempertahankan mulut terbuka dan gigi terpisah
d. handuk wajah selama prosedur tanpa membuat trauma struktur
e. mangkok piala ginjal mulut.
f. handuk kertas
g. gelas air dengan air dingin
h. jeli larut air Melubrikasi bibir
i. mesin pengisap portable Mengangkat sekresi mulut yang tertinggal selama
dengan kateter suksion membersihkan rongga mulut.,
j. sarung tangan sekali pakai Rongga mulut berisi mikroorganisme penginfeksi
yang tinggi.

4. Cuci tangan dan gunakan Mengurangi transmisi perpindahan mikroorganisme.


sarung tangan sekali pakai.
5. Letakkan handuk kertas di Mencegah atas meja menjadi kotor. Peralatan yang
atas meja tempat tidur dan atur dipersiapkan sebelumnya memastikan prosedur
peralatan. Hidupkan mesin lancar dan aman.
pengisap dan hubungkan selang
ke kateter pengisap.
6. Tarik tirai sekitar tempat Memberikan privasi
tidur atau tutup pintu ruangan.
7. Tinggikan tempat tidur pada Penggunaan mekanika tubuh yang baik denga
tingkat horizontal tempat tidur pada posisi tinggi mencegah cedera
tertinggi;turunkan pagar tempat pada perawat dank lien.
tidur.
8. Pindahkan klien mendekati Pengaturann posisi kepala yang sesuai mencegah
sisi tempat tidur dank e dekat aspirasi.
perawat;pastikan kepala klien
diputar ke arah matras.
9. Letakkan handuk di bawah Mencegah linen tempat tidur menjadi kotor.
wajah klien dan mangkok piala
ginjal di bawah dagu.
10. Secara hati-hati retraksi gigi Mencegah klien dari menggigit jari dan
bagian atas dan bawah klien menyediakan kemudahan ke rongga mulut.
dengan spatel lidah yang
berbantalan dengan
memasukkan spatel dengan
cepat tetapi lembut diantara
geraham belakang. Masukkan
saat klien rileks.
11. Bersihkan mulut dengan Tindakan penggosokkan mengangkat partikel
menggunakan sikat atau spatel makanan diantara gigi dan sepanjang permukaan
lidah yang dilembabkan dengan pengunyahan. Pengusapan membantu pengangkatan
anti infeksi dan air. Minta sekresi dan enkrustasi dari mukosa dan
perawat kedua mengisap sekresi melembabkan mukosa. Suksion mengangkat sekresi
yang mengumpul selama dan cairan yang berkumpul pada faring posterior.
pembersihan. Bersihkan Pengulangan pembilasan mengangkat kotoran yang
permukaan mengunyah dan terlepas dan peroksida yang mengiritasi mukosa.
bagian dalam pertama kali.
Bersihkan permukaan luar gigi.
Usapkan bagian dasar mulut dan
sebelah dalam pipi. Secara
lembut usap atau sikat lidah
tetapi hindari menstimulasi
reflex muntah(jika ada).
Lembabkan lidi kapas yang
bersih dengan air untuk
membilas. Ulangi membilas
beberapa kali, isap semua
sekresi yang tersisa.

12. Berikan jeli larut air pada Melubrikasi bibir untuk mencegah kering dan retak.
bibir.
13. Jelaskan bahwa prosedur Menyediakan stimulasi yang bermakna pada klien
telah selesai yang tidak sadar atau kurang responsive.
14 .Lepaskan sarung tangan dan Mencegah transmisi muikroorganisme.
letakkan pada tempat yang
sesuai.
15. Atur kembali posisi klien Mempertahankan kenyamanan dan keamanan klien.
yang nyaman, naikkan
penghalang tempat tidur, dan
kembalikan tempat tidur pada
posisi semula.
16. Bersihkan peralatan dan Pembuangan peralatan kotor yang tepat mencegah
kembalikan pada tempatnya tranmisi infeksi.
yang sesuai. Letakkan linen
kotor ke dalam tempat yang
sesuai.
17. Cuci tangan. Mengurangi tranmisi mikroorganisme.
18. Inspeksi rongga mulut. Menntukan kemanjuran pembersihan. Setelah
sekresi tebal terangkat maka dapat terlihat
inflamasi atau lesi dibawahnya.
19. Catat prosedur, termasuk Mencatat respons klien terhadap terapi
observasi yang berhubungan keperawatan. Perdarahan dapat menunjukkan
(mis. Perdarahan gusi, mukosa masalah sistemik yang lebih serius. Lesi rongga
kering, ulserasi, atau krusta mulut mungkin menjadi kanker.
pada lidah) dan laporkan setiap
temuan yang tidak umum
kepada perawat penanggung
jawab atau dokter.

Melakukan intervensi perawatan mulut pada klien yang menggunakan gigi


palsu
Langkah Rasional
1. Tanyakan klien apakah gigi palsunya Gigi palsu yang tidak pas bergesekan
tidak pas dan apakah ada gilisah atau dengan gusi, dan membrane mukosa.
membrane mukosa yang nyeri atau Daerah iritasi mungkin memerlukan
iritasi. Setelah gigi palsu dilepas, perawatan khusus.
inspeksi rongga mulut dan permukaan
gigi palsu.
2. Jelaskan prosedur dan pastikan klien Meningkatkan pemahaman dan
bahwa akan menggunakan praktik kerjasama klien.
pilihan pribadi(jika sesuai).
3. Persiapkan peralatan dan bahan yang
diperlukan :
a. Sikat gigi berbulu lembut Digunakan untuk menggosok gusi dan
b. Sikat gigi untuk gigi palsu lidah.
c. Mangkok piala ginjal atau westafel
d. Detrifikasi gigi palsu atau pasta gigi
e. Gelas air (untuk air hangat dan
dingin) Digunakan untuk mengangkat gigi palsu.
f. Kasa tunggal 4x4
g. Waslap
h. Cangkir plastic gigi palsu
i. Sarung tangan sekali pakai Mencegah kontak dengan
mikroorganisme di dalam saliva.
4. Cuci tangan Mengurangi transmisi mikroorganisme
5. Atur bahan-bahan di meja tempat Menjamin prosedur lancar dan
tidur atau dekat wastafel. terorganisir.
6. Isi mangkok piala ginjal setengah Membantu mendistribusi dentrifikasi di
penuh dengan air biasa atau letakkan atas permukaan gigi palsu. Kain
waslap pada wastafel dan nyalakan air melindungi gigi palsu menjadi patah. Air
sampai terisi kurang lebih 2,5 cm. panas menyebabkan gigi palsu menjadi
melengkung atau lunak.

7. Kenakan sarung tangan sekali pakai. Mengurangi transmisi infeksi.


8. Minta klien untuk melepas gigi palsu Kassa mencegah tergelincir secara tidak
dan letakkan gigi pada mangkok piala sengaja saat menangani gigi palsu.
ginjal. Jika klien tidak mampu melepas Permutaran gigi palsu pada sudut
gigi palsu, pegang piringan bagian atas mengurangi penarikan bibir selama
di depan dengan ibu jari dan jari pelepasan gigi.
telunjuk yang di bungkus dengan kassa.
Gunakan tarikan yang mantap dan ke
arah bawah. Secara lembut angkat gigi
palsu sebelah bawah dari dagu dan
rotasikan ke satu sisi arah bawah untuk
mengeluarkan dari mulut. Letakkan gigi
palsu mangkok.
9. Gunakan detrifikasi pada gigi palsu Mencegah makanan dan bakteri yang
dan sikat permukaan gigi palsu. Pegang menumpuk pada permukaan gigi palsu
sikat secara horizontal dan gunakan dan mencegah baud an terbentuknya
gerakan kebelakang dan ke depan untuk noda. Memegang gigi palsu dekat
membersihkan permukaan penggigit. dengan air mengurangi peluangretak
Pegang sikat secara horizontal dan karena air akan mencegah keluar jika
gunakan gosokan pendek dari atas gigi gigi palsu tergelincir.
palsu pada permukaan penggigit gigi
untuk membersihkan permukaan gigi
sebelah luar. Pegang sikat secara
vertical dan gunakan gosokan pendek
untuk membersihkan permukaan dalam
gigi. Pegang sikat secara horizontal dan
gunakan gerakan ke belakang dan ke
depan untuk membersihkan permukaan
bawah gigi palsu.
10. bilas gigi palsu dengan teliti dalam Air hangat bercampur dan membilas
air biasa. dentrifikasi lebih efektif dari pada air
dingin.
11. kembalikan gigi palsu pada pasien Penyimpanan melindungi gigi palsu
atau simpan dalam air biasa di dalam tetap lembab untuk memudahkan saat
cangkir plastic. pemasukan. Gigi palsu plastic menjadi
rapuh dan melengkung jika tidak
dipertahankan untuk tetap lembab.
12. kosongkan mangkok piala ginjal dan Membantu menstimulasi sirkulasi gusi
tambahkan air dingin yang segar. dan mengangkat sisa-sisa lapisan
Berikan pasta gigi pada sikat gigi kotoran gusi dan mukosa.
lembut, dan sikat gusi dan langit-langit,
dan lidah dengan lembut.
13. Minta klien untuk berkumur dengan Berkumur mengangkat semua partikel
teliti. makanan dan sekresi.
14. masukkan kembali gigi palsu jika Bagian terbesar dari gigi palsu sebelah
klien menginginkan, ayau biarkan klien atas lebih mudah untuk dimasukkan
melakukan sendiri. Mulai dengan lembut pertama kali jika klien mempunyai
memasukkan gigi palsu sebelah atas poringan sebelah atas dan bawah.
yang lembab. Minta klien untuk Pelembaban melubrikasikan gigi palsu
menggunakan jari untuk menekan gigi agar mempermudah insersi. Penggunaan
palsu melekat pada tempatnya, dan tekanan yang lembut pada gigi palsu
kemudian masukkan gigi palsu sebelah sebelah atas memperkuatnya menempel
bawah yang lembab. pada langit-langit.
15. Buang sarung tangan pada tempat Mengontrol penyebaran infeksi.
yang sesuai dan simpan bahan-bahan.
Cuci tangan.
16. Tanya klien jika gigi palsu terasa Pembersihan mengangkat sumber iritasi.
nyaman atau tidak.
17. Catat prosedur pada flowsheet atau Dokumentasi yang akurat dan tepat
catatan perawat. waktu mempertahankan keakuratan
catatan klien.

Contoh Rencana Asuhan Keperawatan untuk Perubahan Membrane Mukosa Mulut


Diagnosa Keperawatan : Perubahan membrane mukosa mulut yang berhubungan
dengan radiasi rongga mulut.
Defenisi : perubahan membrane mukosa mulut adalah keadaan individu mengalami
gangguan pada lapisan rongga mulut.
Hasil yang
Tujuan Intervensi Rasional
diharapkan
Klien akan Mukosa, lidah, dan Membangun aturan Menggosok yang
memiliki mukosa bibir akan menjadi perawatan-mulut konsisten
utuh yang merah muda, setelah makan dan meningkatkan
terhidrasi baik lembab, dan utuh. waktu tidur. jaringan gusi,
pada waktu Peradangan, kerak, ▪ menggosok mengurangi
pulang. luka, dan kotoran dengan sikat gigi kotoran, dan
yang keras akan yang lembut menghasilakan
tidak ada. menggunakan pengontrolan plak.
Gigi bebas dari gerakan Sikat gigi yang
partikel makanan. horizontal. lembut dengan
Klien secara verbal ▪ bilas dengan gerakan horizontal
mengatakan garam atau larutan membantu
kenyamanan dan baking soda (1/2 jaringan gusi yang
perasaannya sendok teh dengan lembut dan
tentang kebersihan 473 ml air) mencegah
mulut. ▪ Flossing dengan perdarahan.
Klien akan flos gigi yang tidak Membilas
menelan dan berlilin dua kali melarutkan
berbicara dengan sehari. Hindari keasaman mulut,
nyaman. flossing dengan mengangkat
keras dekat garis debris; dan
gusi. membantu
mengurangi mulut
yang kering yang
terjadi pada terapi
untuk mengurangi
produksi saliva.

Klien akan Teknik hygiene Minta klien untuk Larutan soda dan
melakukan secara mulut akan melakukan hygiene garam
mandiri hygiene didemontrsi mulut. meningkatkan
oral dengan benar. dengan tepat. penyembuhan dan
membantu
pembentukan
jaringan granulasi.
Mereka bertindak
sebagai penyegar
dan menekan
pertumbuahn
bakteri.
Flossing sistemik
mengurangi
produksi
pertumbuhan
bakteri yang
hancur pada
permukaan gigi
dan dekat garis
gusi. Menggunakan
flossing yang tidak
berlilin dan
menghindari
flossing yang
keras, untuk
mencegah
perdarahan.

D. IMPLEMENTASI
Hygiene Mulut
Hygiene mulut yang baik termasuk kebersihan, kenyamanan dan kelembaban
struktur mulut. Perawatan yang tepat mencegah penyakit mulut dan kerusakan gigi.
Klien di rumah sakit atau fasilitas jangka panjang seringkali tidak menerima
perawatan agresif yang mereka butuhkan. Perawatan mulut harus diberikan teratur
dan setiap hari.
Diet
Untuk mencegah kerusakan gigi klien harus mengubah kebiasaan makan, mengurangi
asupan karbohidrat, terutama kedupan manis diantara makanan. Makanan manis atau
yang mengandung tepung akan menempel pada permukaan gigi. Setelah memakan
yang manis, klien harus menggosok gigi dalam waktu 30 menit untuk mengurangi aksi
plak.
Gosok gigi
Gosok gigi dengan teliti sedikitnya empat kali sehari (setelah makan dan
waktu tidur) adalah dasar program hygiene mulut yang efektif. Sikat gigi harus
mempunyai pegangan yang lurus, dan bulunya harus cukup kecil untuk menjangkau
semua bagian mulut. Sikat gigi harus diganti setiap tiga bulan.
Penggunaan Fluorida
Pada kebanyakan komunitas persediaan air terdiri dari fluoride. Rosier dan
Beck (1991) melaporkan ringkasan studi epidemiologi yang menunjukkan bahwa
pemberian fluor pada air minum telah memainkan peranan yang dominan dalam
menurunkan karies gigi.
Flossing
Flossing gigi adalah penting untuk mengangkat plak dan tartar dengan efektif
diantara gigi. Flossing melibatkan insersi floss gigi, satu per satu.
Hygiene Mulut Khusus
Beberapa klien memerlukan metode hygiene mulut yang khusus karena tingkat
ketergantungan mereka pada perawat atu ada kelainan mukosa mulut. Klien yang
tidak sadar. Lebih rentan terkena kekeringan sekresi air liur pada mukosa yang tebal
karena mereka tidak mampu untuk makan, atau minum, sering bernapas melalui
mulut, dan seringkali memperoleh terapi oksigen.
Melakukan Implementasi Perawatan mulut untuk klien yang tidak sadar
Langkah Rasional
1. Mengkaji adanya refleks Menunjukkan klien beresiko aspirasi. Membuat
muntah. Memposisikan klien sekresi mengalir dari mulut daripada menumpuk
dalam posisi Sims atau miring dibelakang faring dan mencegah aspirasi.
dengan kepala diputar kea rah
sisi yang terkena.
2. Menjelaskan prosedur kepada Klien yang tidak sadar masih mampu mendengar.
klien.
3. Mempersiapkan peralatan
dan bahan yang diperlukan; Menghilangkan enkrustrasi dan bertindak sebagai
a. larutan anti infeksi anti infeksi.
b. sikat gigi spon atau spatel Sikat membersihkan gigi dengan efektif. Spon atau
lidah dibungkus kasa swab menstimulasi dan membersihkan gigi dan
tunggal;sikat gigi kecil mukosa.
c. spatel lidah berbantalan Mempertahankan mulut terbuka dan gigi terpisah
d. handuk wajah selama prosedur tanpa membuat trauma struktur
e. mangkok piala ginjal mulut.
f. handuk kertas
g. gelas air dengan air dingin
h. jeli larut air Melubrikasi bibir
i. mesin pengisap portable Mengangkat sekresi mulut yang tertinggal selama
dengan kateter suksion membersihkan rongga mulut.,
j. sarung tangan sekali pakai Rongga mulut berisi mikroorganisme penginfeksi
yang tinggi.

4. Mencuci tangan dan Mengurangi transmisi perpindahan mikroorganisme.


menggunakan sarung tangan
sekali pakai.
5. Meletakkan handuk kertas di Mencegah atas meja menjadi kotor. Peralatan yang
atas meja tempat tidur dan atur dipersiapkan sebelumnya memastikan prosedur
peralatan. Menghidupkan mesin lancar dan aman.
pengisap dan hubungkan selang
ke kateter pengisap.
6. Menarik tirai sekitar tempat Memberikan privasi
tidur atau menutup pintu
ruangan.
7. Meninggikan tempat tidur Penggunaan mekanika tubuh yang baik denga
pada tingkat horizontal tempat tidur pada posisi tinggi mencegah cedera
tertinggi;menurunkan pagar pada perawat dank lien.
tempat tidur.
8. Memindahkan klien Pengaturann posisi kepala yang sesuai mencegah
mendekati sisi tempat tidur dan aspirasi.
ke dekat perawat;memastikan
kepala klien diputar ke arah
matras.
9. Meletakkan handuk di bawah Mencegah linen tempat tidur menjadi kotor.
wajah klien dan mangkok piala
ginjal di bawah dagu.
10. Secara hati-hati meretraksi Mencegah klien dari menggigit jari dan
gigi bagian atas dan bawah klien menyediakan kemudahan ke rongga mulut.
dengan spatel lidah yang
berbantalan dengan
memasukkan spatel dengan
cepat tetapi lembut diantara
geraham belakang. Masukkan
saat klien rileks.
11. Membersihkan mulut dengan Tindakan penggosokkan mengangkat partikel
menggunakan sikat atau spatel makanan diantara gigi dan sepanjang permukaan
lidah yang dilembabkan dengan pengunyahan. Pengusapan membantu pengangkatan
anti infeksi dan air. Meminta sekresi dan enkrustasi dari mukosa dan
perawat kedua mengisap sekresi melembabkan mukosa. Suksion mengangkat sekresi
yang mengumpul selama dan cairan yang berkumpul pada faring posterior.
pembersihan. Membersihkan Pengulangan pembilasan mengangkat kotoran yang
permukaan mengunyah dan terlepas dan peroksida yang mengiritasi mukosa.
bagian dalam pertama kali.
Membersihkan permukaan luar
gigi. Menusapkan bagian dasar
mulut dan sebelah dalam pipi.
Secara lembut mengusap atau
menyikat lidah tetapi hindari
menstimulasi reflex muntah(jika
ada). Melembabkan lidi kapas
yang bersih dengan air untuk
membilas. Ulangi membilas
beberapa kali, mengisap semua
sekresi yang tersisa.

12. Memberikan jeli larut air Melubrikasi bibir untuk mencegah kering dan retak.
pada bibir.
13Menjelaskan bahwa prosedur Menyediakan stimulasi yang bermakna pada klien
telah selesai yang tidak sadar atau kurang responsive.
14 Melepaskan sarung tangan Mencegah transmisi muikroorganisme.
dan letakkan pada tempat yang
sesuai.
15. Mengatur kembali kembali Mempertahankan kenyamanan dan keamanan klien.
posisi klien yang nyaman,
naikkan penghalang tempat
tidur, dan kembalikan tempat
tidur pada posisi semula.
16. Membersihkan peralatan Pembuangan peralatan kotor yang tepat mencegah
dan kembalikan pada tranmisi infeksi.
tempatnya yang sesuai.
Letakkan linen kotor ke dalam
tempat yang sesuai.
17.Mencuci tangan. Mengurangi tranmisi mikroorganisme.
18. Menginspeksi rongga mulut. Menntukan kemanjuran pembersihan. Setelah
sekresi tebal terangkat maka dapat terlihat
inflamasi atau lesi dibawahnya.
19. Mencatat prosedur, Mencatat respons klien terhadap terapi
termasuk observasi yang keperawatan. Perdarahan dapat menunjukkan
berhubungan (mis. Perdarahan masalah sistemik yang lebih serius. Lesi rongga
gusi, mukosa kering, ulserasi, mulut mungkin menjadi kanker.
atau krusta pada lidah) dan
laporkan setiap temuan yang
tidak umum kepada perawat
penanggung jawab atau dokter.

Melakukan Implementasi Perawatan mulut untuk klien menggunakan gigi palsu


Langkah Rasional
1. Menanyakan kepada klien apakah gigi Gigi palsu yang tidak pas bergesekan
palsunya tidak pas dan apakah ada dengan gusi, dan membrane mukosa.
gilisah atau membrane mukosa yang Daerah iritasi mungkin memerlukan
nyeri atau iritasi. Setelah gigi palsu perawatan khusus.
dilepas, menginspeksi rongga mulut dan
permukaan gigi palsu.
2. Menjelaskan prosedur dan pastikan Meningkatkan pemahaman dan
klien bahwa akan menggunakan praktik kerjasama klien.
pilihan pribadi(jika sesuai).
3. Mempersiapkan peralatan dan bahan
yang diperlukan :
a. Sikat gigi berbulu lembut Digunakan untuk menggosok gusi dan
b. Sikat gigi untuk gigi palsu lidah.
c. Mangkok piala ginjal atau westafel
d. Detrifikasi gigi palsu atau pasta gigi
e. Gelas air (untuk air hangat dan
dingin) Digunakan untuk mengangkat gigi palsu.
f. Kasa tunggal 4x4
g. Waslap
h. Cangkir plastic gigi palsu
i. Sarung tangan sekali pakai Mencegah kontak dengan
mikroorganisme di dalam saliva.
4. Mencuci tangan Mengurangi transmisi mikroorganisme
5. Mangatur bahan-bahan di meja Menjamin prosedur lancar dan
tempat tidur atau dekat wastafel. terorganisir.
6. Mengisi mangkok piala ginjal setengah Membantu mendistribusi dentrifikasi di
penuh dengan air biasa atau meletakkan atas permukaan gigi palsu. Kain
waslap pada wastafel dan menyalakan melindungi gigi palsu menjadi patah. Air
air sampai terisi kurang lebih 2,5 cm. panas menyebabkan gigi palsu menjadi
melengkung atau lunak.

7. Mengenakan sarung tangan sekali Mengurangi transmisi infeksi.


pakai.
8. Meminta klien untuk melepas gigi Kassa mencegah tergelincir secara tidak
palsu dan letakkan gigi pada mangkok sengaja saat menangani gigi palsu.
piala ginjal. Meletakkan gigi palsu Permutaran gigi palsu pada sudut
mangkok. mengurangi penarikan bibir selama
pelepasan gigi.
9. Menggunakan detrifikasi pada gigi Mencegah makanan dan bakteri yang
palsu dan sikat permukaan gigi palsu. menumpuk pada permukaan gigi palsu
Memegang sikat secara horizontal dan dan mencegah baud an terbentuknya
menggunakan gerakan kebelakang dan noda. Memegang gigi palsu dekat
ke depan untuk membersihkan dengan air mengurangi peluangretak
permukaan penggigit. memegang sikat karena air akan mencegah keluar jika
secara horizontal dan menggunakan gigi palsu tergelincir.
gosokan pendek dari atas gigi palsu pada
permukaan penggigit gigi untuk
membersihkan permukaan gigi sebelah
luar. memegang sikat secara vertical
dan menggunakan gosokan pendek untuk
membersihkan permukaan dalam gigi.
memegang sikat secara horizontal dan
menggunakan gerakan ke belakang dan
ke depan untuk membersihkan
permukaan bawah gigi palsu.
10. Membilas gigi palsu dengan teliti Air hangat bercampur dan membilas
dalam air biasa. dentrifikasi lebih efektif dari pada air
dingin.
11. Mengembalikan gigi palsu pada Penyimpanan melindungi gigi palsu
pasien atau simpan dalam air biasa di tetap lembab untuk memudahkan saat
dalam cangkir plastic. pemasukan. Gigi palsu plastic menjadi
rapuh dan melengkung jika tidak
dipertahankan untuk tetap lembab.
12. kosongkan mangkok piala ginjal dan Membantu menstimulasi sirkulasi gusi
tambahkan air dingin yang segar. dan mengangkat sisa-sisa lapisan
Berikan pasta gigi pada sikat gigi kotoran gusi dan mukosa.
lembut, dan sikat gusi dan langit-langit,
dan lidah dengan lembut.
13. Minta klien untuk berkumur dengan Berkumur mengangkat semua partikel
teliti. makanan dan sekresi.
14. Memasukkan kembali gigi palsu Bagian terbesar dari gigi palsu sebelah
Mulai dengan lembut memasukkan gigi atas lebih mudah untuk dimasukkan
palsu sebelah atas yang lembab. pertama kali jika klien mempunyai
Meminta klien untuk menggunakan jari poringan sebelah atas dan bawah.
untuk menekan gigi palsu melekat pada Pelembaban melubrikasikan gigi palsu
tempatnya, dan kemudian masukkan gigi agar mempermudah insersi. Penggunaan
palsu sebelah bawah yang lembab. tekanan yang lembut pada gigi palsu
sebelah atas memperkuatnya menempel
pada langit-langit.
15. Membuang sarung tangan pada Mengontrol penyebaran infeksi.
tempat yang sesuai dan simpan bahan-
bahan. mencuci tangan.
16. Menanyakan klien jika gigi palsu Pembersihan mengangkat sumber iritasi.
terasa nyaman atau tidak.
17. Mencatat prosedur pada flowsheet Dokumentasi yang akurat dan tepat
atau catatan perawat. waktu mempertahankan keakuratan
catatan klien.

E. EVALUASI
Hasil yang diharapkan dari hygiene mulut tidak terlihat dalam beberapa hari.
Pembersihan yang berulang-ulang seringkali diperlukan untuk mengangkat enkrustasi
tebal pada lidah dan memperbaiki hidrasi mukosa yang normal. Perawat mengevaluasi
keberhasilan intervensi untuk memelihara integritas mukosa.Perawat mengantisipasi
kebutuhan untuk mengubah intervensi selama evaluasi. Hal ini memerlukan beberapa
minggu dari hiegine yang teliti untuk mengurangi kejadian karies gigi.
Contoh evaluasi intervensi untuk masalah hygiene mulut
Tujuan Tindakan Evaluatif Hasil yang Diharapkan
Klien akan memiliki Inspeksi kondisi lidah, Mukosa, lidah, dan bibir
mukosa mulut utuh dan gusi, dan garis pipi. akan menjadi lembab,
terhidrasi baik saat pulang Observasi kondisi bibir merah, muda, dan utuh.
Inspeksi permukaan gigi Inflamasi, krusta, lesi dan
kotoraan yang keras akan
tetap tidak ada.
Gigi bebas dari partikel
makanan dan plak.
Klien akan melakukan Observasi pernampilan Teknik hygiene mulut
perawatan hygiene mulut klien saat menyikat gigi, akan didemonstrasikan
secara mandiri dengan flossing, dan perawatan dengan tepat.
benar gigi palsu. Klien akan menjelaskan
Minta klien untuk langkah-langkah yang
menjelaskan teknik harus diikuti dalam
hygiene mulut. penggosokkan, flossing,
atau perawatan gigi palsu
dengan tepat.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses keperawatan pada oral hygiene membantu klien dalam menghadapi
masalah mulut selain itu juga dapat membantu perawat dalam mengetahui masalah
mulut yang umum. Pengkajian perawat tentang mulut termasuk dalam perawatan
terhadap bibir, gigi, mucosa buccal, gusi, langit-langit dan ,lidah klien. Klien yang
tidak mengikuti praktik hygiene mulut yang teratur akan mengalami penurunan
jaringan gusi yang meradang, gigi yang hitam, karies gigi, kehilangan gigi, dan
halitosis. Hygiene mulut membantu memperthankan kesehatan mulut, gigi, gusi, dan
bibir.
Tahap-tahap dalam proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnose,
intervensi, implementasi, dan evaluasi memegang peranan yang penting agar tindakan
yang dilakukan perawat terhadap klien terstruktur dengan baik agar tujuan
keperawatan tercapai sehingga mendatangkan kepuasan pada klien.
Hygiene mulut dapat dilakukan dengan cara :
§ Menggosok gigi
§ Hygiene mulut khusus bagi klien yang tidak sadar
§ Menggunakan flourida
§ Flossing
§ Perawatan gigi palsu
B. Saran
Dengan adanya makalah ini dapat menjadi acuan bagi perawat dalam melakukan
proses keperawatan oral hygiene.

DAFTAR PUSTAKA
Potter dan Perry. 2005. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik. Terjemahan oleh Komalasari, Renata dkk. Dari Fundamental
of Nursing: Concept, Process, and Practice. Jakarta: EGC.
Wikinson, Judith. M. 2007. Buku Ajar Diagnosis Keperawatan. Terjemahan oleh
Widyawati dkk. dari Nursing Diagnosis Handbook with NIC Interventions
and NOC Outcomes. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai