Anda di halaman 1dari 22

STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Strategi Belajar Mengajar Akuntansi
Dosen Pengampu: Primasa Minerva Nagari, M.Pd.

Disusun oleh:
Ali Nur Azis (180421621609)
Alya Adelia Herdiani (180421621547)
Amaliya Nafisatul Hanisah (180421621556)
Andary Hemas Hapsari (180421621502)
Arselinus Ukel (180421621505)
Diantri Fifi Puji Ayu Alaida (180421621578)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
SEPTEMBER, 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang strategi
pembelajaran kooperatif ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita dalam mengetahui bagaimana implementasi strategi pembelajaran
kooperatif yang baik untuk siswa. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Malang, 09 Oktober 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 1


DAFTAR ISI ....................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang ........................................................................................................ 3
B.Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4
C.Tujuan ........................................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif............................................................................. 5
B. Konsep Strategi Pembelajaran Kooperatif.................................................................... 6
C. Karakteristik dan Prinsip-prinsip Strategi Pembelajaran Kooperatif............................ 7
D. Prosedur Pembelajaran Kooperatif................................................................................ 9
E. Macam-Macam Model Pembelajaran Kooperatif.......................................................... 10
F. Teknik-Teknik dalam Pembelajaran Kooperatif............................................................ 14
G. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Kooperatif...................................... 17
H. Implemaentasi Strategi Pembelajaran Kooperatif dalam Akuntansi.............................. 18

BAB III PENUTUPAN


Kesimpulan......................................................................................................................... 20

DAFTRA PUSTAKA....................................................................................................... 21

2
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Masih terdapat beberapa sekolah yang didapati mementuk kelas-kelas unggulan atas
dasar prestasi. Namun fenomena tersebut menyebabkan pro dan kontra di ranah pendidikan.
Sebab, perlakuan tidak adil dan kurang humanistik terhadap peserta didik di suatu sekolah
tersebut sangatlah terlihat mencolok. Mereka yang mendapat label unggul dengan segala
bentuk fasilitas akan cenderung menggebu-gebu dalam berkompetisi secara individualistik,
sementara mereka yang mendapat label tidak unggul akan merasa rendah diri dan minder
karena menganggap mereka tidak mampu sehingga menyebabkan frustasi.
Faktor lain yang menyebabkan timbulnya karakter individualistik yaitu adanya model
pembelajaran konvensional. Dalam model pembelajaran ini siswa cenderung pasif karena
lebih banyak guru yang melakukan ceramah untuk mentransfer berbagai macam informasi
kepada siswa tanpa adanya partisipasi siswa untuk menemukan ide-ide maupun
menyampaikan gagasan mereka. Sistem penugasan dalam model pembelajaran ini pun juga
cenderung berbentuk tugas individu. Sehingga sebagai konsekuensinya semua yang terlibat
dalam pembelajaran akan menjadi individual.
Keberhasilan suatu pembelajaran dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang muncul dari dalam diri masing-
masing individu seperti minat, kemampuan, dan motivasi. Sedangkan, faktor eksternal
merupakan faktor yang muncul dari lingkungan sekitar masing-masing individu. Salah satu
faktor eksternal yang cukup berpengaruh terhadap siswa adalah strategi pembelajaran.
Strategi pembelajaran berpengaruh cukup signifikan terhadap kegiatan belajar
mengajar. Tingkat pemahaman siswa dipengaruhi oleh pemilihan strategi pembelajaran yang
tepat, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya dapat tercapai secara
maksimal. Terdapat berbagai alternatif yang dapat digunakan oleh guru dalam rangka
meningkatkan efektivitas dan pengoptimalan pembelajaran, salah satunya dengan
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif.
Dalam pembelajaran kooperatif lebih menekankan kerjasama antar siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif ini,
pembelajaran yang semula berpusat kepada guru, berubah menjadi pembelajaran yang
menekankan pengelolaan siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Pembelajaran kooperatif
ini dapat menjadi media bagi siswa untuk mengembangkan kemampuannya. Hal ini
3
dikarenakan dalam pembelajaran kooperatif ini lebih menekankan kepada partisipasi atau
keaktivan siswa melalui kerjasama antar siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Sehingga,
guru dapat membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berdimensi sosial dan
hubungan antar manusia.
2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas,
diantaranya:
a. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran kooperatif?
b. Bagaimana konsep strategi pembelajaraan kooperatif?
c. Apa saja karakteristik strategi pembelajaran kooperatif?
d. Bagaimana prinsip strategi pembelajaran kooperatif?
e. Bagaimana prosedur pembelajaran kooperatif?
f. Apa saja macam-macam model pembelajaran yang ada pada strategi pembelajaran
kooperatif?
g. Apa saja teknik-teknik dalam pembelajaran kooperatif?
h. Apa keunggulan dan kelemahan pembelajaran kooperatif?
i. Bagaimana implementasi strategi pembelajaran kooperatif dalam kegiatan belajar
mengajar akuntansi?

3. Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut, dapat diketahui tujuan disusunnya makalah ini, yaitu:
a. Untuk mengetahui arti dari pembelajaran kooperatif
b. Untuk mengetahui konsep dalam strategi pembelajaran kooperatif
c. Untuk mengetahui karakteristik pembelajaran kooperatif
d. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif
e. Untuk mengetahui prosedur pembelajaran kooperatif
f. Untuk mengetahui macam-macam model pembelajaran yang ada dalam strategi
pembelajaran kooperatif
g. Untuk mengetahui teknik-teknik yang digunakan dalam pembelajaran kooperatif
h. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif
i. Untuk mengetahui implementasi strategi pembelajaran kooperatif dalam kegiatan belajar
mengajar akuntansi

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif


Menurut Davidson (dalam Huda, 2011: 30),
“Kooperasi/kooperatif berarti ‘to work or act together or jointly, and strive to
produce an effect (bekerja sama dan berusaha menghasilkan suatu pengaruh
tertentu)”.
Menurut Johnson dan Johnson (dalam Thobroni, 2015: 235)
“Pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan belajar mengajar secara kelompok-
kelompok kecil. Siswa belajar dan bekerja sama untuk sampai kepada pengalaman
belajar yang berkelompok, sama dengan pengalaman individu maupun kelompok”.
Selanjutnya, menurut Lie (dalam Thobroni, 2015: 235)
“Sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja
sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai
‘sistem pembelajaran gotong-royong’ atau ‘pembelajaran kooperatif’.
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang berbasis sosial dan didasarkan
pada falsafah homo homini socius (manusia adalah rekan atau teman bagi sesamanya
di dunia sosialitas ini).
Sedangkan, menurut Parker (dalam Huda, 2011: 29)
“Pembelajaran kooperatif adalah kelompok kecil kooperatif sebagai suasana
pembelajaran dimana para siswa saling berinteraksi dalam kelompok-kelompok kecil
untuk mengerjakan tugas akademik demi mencapai tujuan bersama”.
Dengan definisi diatas dapat disimpulkan pengertian pembelajaran kooperatif secara
umum adalah model pembelajaran yang lebih mengutamakan adanya kelompok. Model
pembelajaran kooperatif juga mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan
dan menerapkan pengetahuan, ketrampilan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebelum
menentukan kelompok dalam pembelajaran siswa diberi penjelasan atau pelatihan tentang :
1. Bagaimana cara menjadi pendengar yang baik
2. Bagaimana memberi penjelasan yang baik
3. Bagaiamana mengajukan pertanyaan dengan baik
4. Bagaimana saling membantu dan menghargai satu sama lain dengan cara yang baik
pula.

5
Pembelajaran kooperatif ini memberikan kebebasan untuk setiap siswa terlibat secara
aktif dalam kelompok dan melalui kelompok ini siswa dapat membangun komunitas
pembelajaran untuk membantu satu sama lain.

B. Konsep Strategi Pembelajaran Kooperatif


Menurut Sanjaya (2011), dalam konsep strategi pembelajaran kooperatif terdapat empat
unsur penting yaitu: (1) adanya peserta dalam kelompok; (2) adanya aturan kelompok; (3)
adanya upaya belajar setiap anggota kelompok; (4) adanya tujuan yang harus dicapai.
(1) Adanya peserta dalam kelompok
Peserta merupakan seluruh siswa yang terlibat di dalam setiap kelompok dalam proses
pembelajaran. Dalam pembentukan kolompok belajar terdapat beberapa pendekatan yang
harus diperhatikan, diantaranya : pengelompokan yang didasarkan atas minat dan bakat
siswa, pengelompokan yang didasarkan atas latar fbelakang kemampuan,
pengelompokan yang didasarkan atas campuran baik campuran ditinjau dari minat
maupun campuran ditinjau dari kemampuan.
(2) Adanya aturan kelompok
Dalam pembelajaran kooperatif perlu adanya peraturan kolompok yang dibuat
berdasarkan kesepakatan anggota kelompok. Dengan tujuan untuk mengatur pembagian
tugas setiap anggota kelompok.
(3) Adanya upaya belajar
Sanjaya (2011:242) mengungkapkan bahwa:
“Upaya pembelajaran adalah segala aktivitas siswa untuk meningkatkan kemampuan
yang telah dimiliki maupun menigkatkan kemampuan baru, baik kemampuan dalam
aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan”.
Aktivitas pembelajaran tersebut perlu dilakukan didalam kelompok agar setiap siswa
dapat bertukar gagasan, pikiran, maupun pengalamannya.
(4) Adanya aspek tujuan
Adanya aspek tujuan yaitu untuk memberikan arah perencanaan pelaksanaan dan
evaluasi, dengan ini setiap anggota kelompok dapat memahami sasaran kegiatan belajar.

Menurut Sanjaya (2011), startegi pembelajaran kooperatif memiliki dua komponen


utama, diantaranya yaitu :
1. Komponen tugas kooperatif ( cooperative task ) yaitu hal yang menyebabkan anggota
bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok.
6
2. Komponen struktur insentif kooperatif ( cooperatif insentif structure ) yaitu sesuatu
yang membangkitkan motivasi individu untuk bekerjasam mencapai tujuan kelompok.
Jadi, didalam strategi pembelajaran kooperatif selain dapat meningkatkan prestasi belajar
siwa (student achievement) juga dapat meningkatkan relasi sosial, kepekaan sosial, harga diri,
norma akademik, dan penghargaan terhadap waktu.

C. Karakteristik dan Prinsip-prinsip Stategi Pembelajaran Kooperatif


1. Karateristik Pembelajaran Kooperatif
Menurut Sanjaya (2011), stategi pembelajaran kooperatif berbeda dengan stategi
pembelajaran yang lain. Perbedaannya pembelajaran kooperatif ini lebih menekankan
pada proses kerjasama pada kelompok. Tujuan dari pembelajaran ini tidak hanya
menekankan pada kemampuan akademik, tetapi juga menekankan kerjasama untuk
penguasaan materi. Adanya kerjasama ini yang menjadi ciri khas dari pembelajaran
tersebut. Dengan demikian terdapat beberapa karakteristik dalam strategi pembelajaran
kooperatif, yaitu:
a. Pembelajaran secara tim
Pembelajaran secara tim ini bertujuan untuk membuat setiap siswa belajar, dalam
pembelajaran ini diharapkan semua anggota tim harus saling membantu untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu tim menentukan keberhasilan dalam
pembelajaran. Dalam setiap tim harus terdiri dari anggota yang memiliki akademik,
jenis kelamin, dan latar belakang sosial yang berbeda. Hal tersebut bertujuan agar
setiap anggota kelompok dapat saling memberi pengalaman,saling bertukar pikiran,
saling memberi dan menerima pendapat satu sama lain, sehingga setiap anggota dapat
memnerikan kontribusi dalam keberhasilan kelompok.
b. Didasarkan pada manajemen kooperatif
Dalam pemebelajaran manajemen kooperatif ini terdapat empat fungsi pokok yang
mendasari yaitu :
a) Fungsi perencanaan
Sebelum melakukan pembelajaran ini perlu dilakukan perencanaan yang matang
agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif.
b) Fungsi pelaksanaan
Setelah melakukan perencanna pembelajaran ini harus dilaksanakan sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan termasuk ketentuan
yang sudah disepakati.
7
c) Fungsi organisasi
Dalam pembelajaran ini perlu diadakan pembagian tugas dan tanggung jawab
pada setiap anggota kelompok.
d) Fungsi kontrol
Dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan dalam
proses belajar baik melalui tes maupun non tes.
c. Kemauan untuk bekerja sama
Dalam pembelajaran kooperatif perlu ditekankan pada prinsip kerjasama antar
kelompok. Karena hal tersebut mempengaruhi keberhasilan dalam proses
pembelajaran.
d. Keterampilan bekerja sama
Dalam keterampilan ini perlu adanya interaksi dan komunikasi antar anggota
kelompok. Hal tersebut bertujuan agar siswa dapat menyampaikan ide,
mengemukakan pendapat dan memberikan kontribusi pada keberhasilan kelompok.

2. Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif


Sanjaya (2011) menjelaskan bahwa terdapat empat prinsip dalam pembelajaran
kooperatif, diantaranya yaitu :
a. Prinsip ketergantungan positif
Pada pembelajaran kooperatif ini berhasilan suatu penyelesaian tugas sangat
tergantung pada kerjasama antar anggota kelompok tersebut. Dalam kelompok
tersebut anggota yang mempunyai kemampuan lebih diharapkan mampu dan mau
untuk membantu temannya menyelesaikan tugasnya sehingga akan timbu prinsip
ketergantungan positif.
b. Tanggung jawab perseorangan
Pada prinsip ini setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai
dengan tugasnya. Oleh karena itu setiap anggota harus memberikan kemampuan yang
terbaik dalam menyelesaikan tugasnya demi keberhasilan kelompok. Biasanya ,
untuk mencapai hal tersebut guru ikut berperan dengan cara memberikan penilaian
terhadap individ dan kelompok.
c. Interaksi tatap muka
Dalam pembelajaran kooperatif ini memberikan kesempatan kepada setiap
anggota kelompok untuk bertatap muka dan saling bertukar informasi. Dengan hal ini
akan memberikan pengalaman yang berharga pada setiap anggota kelompok untuk
8
saling bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-
masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing.
d. Partisipasi dan komunikaasi
Pada pembelajaran kooperatif ini siswa dituntut untuk dapat berpartisipasi aktif
dan berkomunikasi. Hal tersebut dirasa sangat penting karena partisipasi dan
komunikasi yang baik akan menentukan keberhasilan kelompok. Untuk mempunyai
partisipasi dan komunikasi yang baik, anggota peru dibekali dengan kemampuan
berkomunikasi misalnya : cara menyampaikan ketidak setujuan atau cara menyanggah
pendapat orang lain dengan santun, tidak memojokkan, cara penyampaian gagasan ide
yang dianggap baik dan berguna.

D. Prosedur Pembelajaran Kooperatif


Sanjaya (2011) menjelaskan bahwa, pada prinsipnya prosedur pembelajaran kooperatif
terdiri dari 4 tahap, yaitu: penjelasan materi, belajar dalam kelompok, penilaian, dan
pengakuan tim
a. Penjelasan materi

Penjelasan didefinisikan sebagai proses penyampaian pokok materi pelajaran yang


dilakukan sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan dari tahap penjelasan materi
adalah untuk memahamkan siswa terhadap materi pelajaran. Dalam tahap ini guru hanya
memberikan gambaran dari materi dan selanjutnya siswa sendiri yang akan
memperdalam pemahamannya melalui pembelajaran kelompok. Ada beberapa metode
yang dapat digunakan oleh guru dalam tahap ini, antara lain metode ceramah, curah
pendapat, dan juga tanya jawab, dan guru juga dapat menggunakan media pembelajaran
yang menarik.
b. Belajar dalam kelompok

Setelah gambaran umum materi pelajaran dijelaskan oleh guru, maka selanjutnya
siswa dituntun untuk belajar dengan kelompok yang sudah dibentuk. Dalam tahap ini
pengelompokan bersifat heterogen, dengan kata lain pengelompokan tidak berdasarkan
persamaan gender, agama, social-ekonomi, kemaampuan akademis atau hal yang
lainnya. Dalam hal kemampuan akademis, biasanya dalam kelompok pembelajaran
terdiri dari satu orang yang kemampun akademisnya tinggi dan dua orang yang
kemampuannya sedang, dan satu lainnya anak yang kemampuannya kurang (Anita Lie,
2005). Lie juga menjelaskan beberapa alasan lebih suka pengelompokan secara
9
heterogen. Yang pertama, dengan pengelompokan secara heterogen dapat mendorong
siswa untuk saling mengajar dan saling mendukung satu sama lain. Kedua, dengan
pengelompokan secara heterogen akan meningkatkan relasi dan interaksi antar tas,
agama etnis, dan gender. Dan yang terakhir, dengan pengelompokan secara keterogen
akan memudahkan pengelolaan kelas karena guru memiliki asisten yang dapat
mengondisikan kelompok, yaitu anak yang berkemampuan akademis tinggi. Melalui
pembelajaran ini siswa akan terdorong untuk saling tukar pikiran (sharing) untuk
mendiskusikan masalah secara bersama-sama, membandingkan jawaban, dan juga
mengoreksi hal-hal yang kurang tepat.
c. Penilaian

Dalam SPK penilaian bisa dilakukan melalui tes atau kuis, baik secara kelompok
maupun individual. Tes yang dilakukan secara kelompok akan memberikan informasi
kemampuan setiap kelompok, dan tes individual akan memberikan informasi
kemampuan setiap individunya. Nilai akhir setiap siswa adalah penggabungan dari nilai
hasil tes kelompok dan individu dibagi dua.
d. Pengakuan tim

Pengakuan tim (team recognition) adalah penetapan anggota kelompok yang terbaik
atau kelompok tang paling berprestasi untuk diberikan hadiah atau penghargaan. Hal ini
dilakukan untuk mendorong tim untuk terus berprestasi dang juga memotivasi tim yang
lain untuk lebih berprestasi dan menjadi lebih baik.

E. Macam-macam Model dalam Strategi Pembelajaran Kooperatif


1. Model Team Games Tournament (TGT)
Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif yang melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa membedakan
status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan
dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam
pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa
dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja
sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Langkah-langkah model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT):
a. Penyajian Kelas

10
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya
dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah atau diskusi yang
dipimpin guru.
b. Tim/ Kelompok
Kelompok biasanya terdiri atas empat sampai lima orang siswa. Fungsi kelompok
adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus
untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada
saat game.
c. Game/ Tournament
Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan
yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan games
terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu
bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa
yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapatkan skor.
d. Rekognisi Tim (Penghargaan Tim)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan
mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang
ditentukan. Penghargaan kelompok diberikan sesuai kriteria berikut:
Kriteria (rata-rata tim) Penghargaan
40 Tim baik
45 Tim sangat baik
50 Tim super

2. Model Jigsaw

Pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah sebuah model belajar yang


menitikberatkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil.
Pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah sebuah model belajar yang
menitikberatkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Siswa
memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengelola informasi
yang didapat serta dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi anggota kelompok,
bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan materi yang
dipelajari, dan dapat menyampaikan kepada kelompoknya. (Rusman, 2008.203).
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw:

11
a. Siswa dikelompokkan sebanyak 1 sampai 5 orang siswa.
b. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi berbeda.
c. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
d. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian sub bagian yang sama
bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab
mereka.
e. Setelah berdiskusi, tiap anggota kembali ke dalam kelompok asli dan bergantian
mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap
anggota lainnya memperhatikan.
f. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
g. Guru mengevaluasi.
h. Penutup.

3. Model STAD (Student Team Achievement Divisions)


Model pembelajaran STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang
menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan
saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang
maksimal.
Untuk dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD dapat dilakukan
beberapa langkah berikut:
a. Guru memberikan pokok materi yang akan dipelajari siswa, sehingga siswa dapat
mencari informasi secara menyeluruh berkaitan dengan materi yang akan dibahas.
b. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing kelompok
berjumlah 4-5 orang.
c. Guru mengawali pembelajaran dengan menyajikan materi. Materi yang disajikan
tidak menyeluruh hanya pokoknya saja dan diakhiri dengan pertanyaan yang harus
didiskusikan siswa dalam kelompok.
d. Siswa mendiskusikan jawaban dari pertanyaan guru dengan teman sekelompok
belajarnya.
e. Dalam diskusi ini guru berperan sebagai fasilitator
f. Setelah diskusi selesai, guru memberikan kuis untuk mengukur tingkat pemahaman
siswa terkait materi yang telah didiskusikan

12
g. Guru memeriksa hasil kuis dan memberikan penghargaan kepada siswa yang
memperoleh skor tertinggi. Serta memberikan apresiasi pada seluruh kerja siswa agar
lebih termotivasi dalam pembelajaran.

4. Model Pembelajaran Debate


Model pembelajaran debate merupakan pembelajaran kooperatif, dimana harus
melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung
ketika mereka belajar materi dan menyelesaikan tugas diskusi. Dalam model
pembelajaran ini siswa dilatih mengutarakan pendapat/ pemikirannya dan bagaimana
mempertahankan argumennya dengan alasan yang logis dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Langkah-langkah model pembelajaran debate:
a. Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok peserta debat, yang satu kelompok pro dan
yang lainnya kontra dengan posisi duduku berhadapan antar kelompok
b. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan diperdebatkan oleh kedua
kelompok diatas.
c. Guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara saat itu, kemudian
setelah selesai ditanggapi oleh kelompok kontra.
d. Ide dari setiap pendapat di tulis di papan sampai mendapatkan sejumlah ide yang
diharapkan
e. Guru menambahkan konsep/ ide yang belum terungkapkan
f. Dari data yang diungkapkan tersebut, siswa membuat kesimpulan yang mengacu
pada topik yang ingin dicapai.

5. Model Group Investigation


Model pembelajaran Group Investigation adalah model pembelajaran dimana siswa
dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik/ sub topik. Model ini
menuntut para siswa memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik karena model ini
menekankan pada partisipasi siswa untuk mencari sendiri materi pelajaran yang akan
dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku, masyarakat maupun
internet.
Langkah-langkah model pembelajaran Group Investigation:
a. Mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok: para siswa
menelaah sumber-sumber informasi dan memilih topik.
13
b. Merencanakan tugas-tugas belajar: direncanakan secara bersama-sama oleh para
siswa dalam kelompoknya masing-masing, yang meliputi; apa yang diselidiki,
bagaimana cara melakukan penyelidikan, untuk tujuan apa topik ini diinvestigasi.
c. Melaksanakan investigasi: siswa mencari informasi, menganalisis data, dan membuat
kesimpulan kelompok.
d. Menyiapkan laporan akhir: anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial
proyeknya, merencanakan apa yang akan dilaporkan dan bagaimana membuat
presentasinya.
e. Mempresentasikan laporan akhir: presentasi dibuat untuk keseluruhan kelas dalam
berbagai macam bentuk.
f. Evaluasi: para siswa berbagi mengenai balikan terhadap topik yang dikerjakan, kerja
yang telah dilakukan, dan pengalaman-pengalaman.

F. Teknik-teknik dalam Pembelajaran Kooperatif


Banyak teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran kooperatif dikelas. Namun,
menurut Miftahuh Huda (2011) berikut ini merupakan beberapa teknik yang sering dipilih
untuk diterapkan, diantaranya adalah:
a. Teknik Mencari Pasangan (Make a Match)

Teknik Make a Match ini merupakan teknik yang dikembangkan oleh Lorna
Curran pada tahun 1994. Dalam teknik ini siswa dituntut untuk mencari pasangan
sambil mempelajari suatu konsep atau topik tertentu. Teknik ini dapat diterapkan untuk
semua mata pelajaran dan semua tingkatan kelas.
Prosedur dari teknik ini yaitu sebagai berikut:
1. Tahap pertama merupakan tahap review (persiapan menjelang tes atau ujian).
Dilakukan dengan cara guru menyiapkan bahan ajar misalnya berupa kartu yang
didalamnya terdapat topik-topik.
2. Kartu yang telah disiapkan kemudian dibagikan kepada setiap siswa.
3. Siswa yang telah mendapatkan kartu kemudian mencari pasangan yang mempunyai
kartu yang cocok dengan kartunya.

14
b. Teknik Bertukar Pasangan

Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan
siswa lain. Teknik ini juga dapat diterapkan ke dalam semua mata pelajaran dan semua
tingkatan kelas.
Prosedur dari teknik ini yaitu sebagai berikut:
1. Setiap siswa membentuk pasangan-pasangan yang terdiri dari 2 orang.
Pembentukan pasangan ini bisa ditentukan oleh guru atau pilihan siswa sendiri.
2. Seklanjutnya guru memberikan tugas kepada masing-masing pasangan untuk
mereka kerjakan.
3. Setelah pasangan tersebut menyelesaikan tugasnya, salah satu siswa diminta untuk
bergabung dan bertukar pasangan dengan pasangan yang lain.
4. Masing-masing pasangan yang baru kemudian saling mendiskusikan hasil diskusi
yang telah mereka kerjakan dengan pasangan sebelumnya.
5. Hasil diskusi yang baru didapat dari pasangan baru ini kemudian didiskusikan
kembali dengan pasangan semula.

c. Teknik Berpikir-Berpasangan-Berbagi (Think-Pair-Share)


Teknik Think-Pair-Share ini dikembangkan oleh Frank Lyman. Dalam teknik ini
siswa dapat bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain, namun tetap
mengoptimalkan partisipasi siswa. Teknik ini dapat diterapkan untuk semua mata
pelajaran dan semua tingkatan kelas.
Prosedur dari teknik ini yaitu sebagai berikut:
1. Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok yang terdiri dari jumlah yang
genap, minimal 4 anggota/siswa per kelompok.
2. Setelah kelompok terbentuk, guru kemudian memberikan tugas kepada masing-
masing kelompok tersebut.
3. Masing-masing kelompok terlebih dahulu mengerjakan sendiri-sendiri tugas yang
telah diberikan tersebut.
4. Masing-masing kelompok membentuk anggotanya menjadi berpasang-pasangan
untuk mendiskusikan hasil pengerjaan individualnya.
5. Masing-masing pasangan kemudian kembali lagi ke dalam kelompoknya untuk
membagikan hasil diskusinya.

15
d. Teknik Berkirim Salam dan Soal
Teknik berkirim salam dan soal ini dapat melatih keterampilan dan
pengetahuan siswa dengan meminta mereka untuk membuat pertanyaan-
pertanyaannya sendiri. Sehingga mereka menjadi lebih termotivasi untuk belajar dan
menjawab pertanyaan yang dibuat oleh teman-temannya. Teknik ini juga dapat
diterapkan untuk semua mata pelajaran dan semua tingkatan kelas.
Prosedur dari teknik ini yaitu sebagai berikut:
1. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari minimal 4 orang.
2. Guru mengistruksikan kepada setiap kelompok untuk membuat pertanyaan-
pertanyaan yang kemudian akan dikirimkan ke kelompok-kelompok yang lain.
3. Masing-masing kelompok kemudian mengirimkan salah seorang anggotanya yang
akan menyampaikan “salam dan soal”. Salam biasanya berupa yel-yel atau
ungkapan-ungkapan kalimat unik, sesuai kreatifitas masing-masing kelompok
membuatnya semenarik mungkin.
4. Setiap kelompok mengerjakan soal kiriman yang telah dibuat oleh kelompok lain.
5. Setelah selesai dikerjakan, jawaban dari soal tersebut dikirim kembali ke
kelompok asal untuk dikoreksi dan dibandingkan satu sama lain.

e. Teknik Kancing Gemerincing


Teknik kancing gemerincing ini merupakan teknik yang dikembangkan oleh
Spencer Kagam pada tahun 1990. Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa
berperan aktif dan berkontribusi pada kelompoknya masing-masing serta
mendengarkan pandangan anggota yang lain. Sehingga, teknik ini dapat digunakan
untuk mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering terjadi di dalam kerja
kelompok. Didalam kerja kelompok sering terjadi ketidakmerataan dimana terdapat
beberapa orang siswa saja yang mendominasi dan lebih banyak berbicara. Sedangkan
siswa yang lain lebih pasif dan terlalu menggantungkan diri kepada anggota yang
dominan tersebut.
Prosedur dari teknik ini yaitu sebagai berikut:
1. Guru menginstruksikan kepada siswa untuk membentuk beberapa kelompok.
2. Guru menyiapkan satu kotak yang berisi kancing atau benda-benda kecil lainnya.
3. Sebelum memberikan tugas kepada siswa, guru membagikan 2 atau 3 buah
kancing kepada masing siswa. Jumlah ini bergantung pada tingkat kesulitan tugas

16
yang diberikan. Semakin sulit tugas, semakin banyak jumlah kancing yang
diberikan kepada siswa.
4. Setelah guru menyampaikan atau memberikan tugas, masing-masing siswa dari
setiap kelompok berhak menjawab atau mengerjakan tugas tersebut. Namun,
dengan syarat setiap setelah menjawab atau menyampaikan pendapatnya, siswa
wajib menyerahkan satu buah kancing yang dimilikinya.
5. Jika kancing yang dimiliki salah seorang siswa telah habis, maka dia tidak
memiliki kesempatan lagi untuk menjawab atau menyampaikan pendapat sampai
semua kancing yang dimiliki masing-masing temannya telah habis.
6. Jika kancing yang dimiliki masing-masing siswa telah habis namun tugas masih
belum selesai, guru dapat membagi kancing itu kembali kepada masing-masing
siswa untuk menyelesaikan tugas selanjutnya dengan prosedur yang sama.

G. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Kooperatif


1. Kelebihan Strategi Pembelajaran Kooperatif
Menurut Sanjaya (2011), Kelebihan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi
pembelajaran di antaranya:
a. Dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi
dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
b. Dapat mengembangkan kemampuan dalam mengungkapkan ide atau gagasan secara
verbal dan membandingkannya dengan ide-ide siswa lain.
c. Dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan
keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
d. Dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam
belajar.
e. Dapat meningkatkan prestasi akademik siswa serta kemampuan sosial, termasuk
mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan siswa
lain, mengembangkan keteremapilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap
sekolah.
f. Dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam mengeluarkan ide dan
pemahamannya sendiri serta dapat memecahkan masalah tanpa takut membuat
kesalahan.
g. Dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan
belajar abstrak menjadi nyata (riil).
17
h. Dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir.
2. Kelemahan Strategi Pembelajaran Kooperatif
Sanjaya (2011) juga menyebutkan kelemahan pembelajaran kooperatif di antaranya:
a. Membutuhkan waktu dalam memahami dan mengerti filosofi SPK.
b. Membutuhkan peer teaching yang lebih efektif.
c. Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan pada hasil kelompok.
d. Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok
memerlukan periode waktu yang cukup panjang.
e. Siswa harus belajar sendiri dalam membangun kepercayaan dirinya secara individual.

H. Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif pada Pembelajaran Akuntansi


1. Penerapan/implementasi pembelajaran akuntansi menggunakan model Jigsaw.
Berikut langkah-langkah penerapannya:
a. Siswa dikelompokkan sebanyak 5 orang siswa.
b. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi berbeda tentang siklus akuntansi.
c. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan. 1 orang diberi materi
penjurnalan, 1 orang diberi materi posting buku besar, 1 orang diberi materi
penyusunan neraca saldo, 1 orang diberi materi penyusunan jurnal penyesuaian, dan 1
orang diberi materi penyusunan laporan keuangan.
d. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian sub bagian yang sama
bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan masing-masing
sub bab mereka.
e. Setelah berdiskusi, tiap anggota kembali ke dalam kelompok asli dan bergantian
mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap
anggota lainnya memperhatikan.
f. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
g. Guru mengevaluasi.
h. Penutup.
2. Penerapan/implemantasi pembelajaran akuntansi menggunakan model STAD.
Berikut langkah-langkah penerapannya:
a. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing kelompok
berjumlah 4-5 orang.
b. Guru mengawali pembelajaran dengan menyajikan materi tentang siklus akuntansi
bagian jurnal penyesuaian. Materi yang disajikan tidak menyeluruh hanya pokoknya
18
saja dan diakhiri dengan pemberian pertanyaan tentang bagaimana cara menyusun
jurnal penyesuaian yang harus didiskusikan siswa dalam kelompok.
c. Siswa mendiskusikan jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan
teman sekelompok belajarnya.
d. Dalam diskusi ini guru berperan sebagai fasilitator.
e. Setelah diskusi selesai, guru memberikan soal penyesuaian yang harus disusun jurnal
penyesuaiannya sebagai kuis untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terkait
penyusunan jurnal penyesuaian yang telah didiskusikan.
f. Guru memeriksa hasil kuis dan memberikan penghargaan kepada siswa yang
memperoleh skor tertinggi. Serta memberikan apresiasi pada seluruh kerja siswa agar
lebih termotivasi dalam pembelajaran.

19
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pengertian pembelajaran kooperatif secara umum adalah model pembelajaran yang
lebih mengutamakan adanya kelompok. Model pembelajaran kooperatif juga
mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan dan menerapkan
pengetahuan, keterampilan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif
ini memberikan kebebasan untuk setiap siswa terlibat secara aktif dalam kelompok dan
melalui kelompok ini siswa dapat membangun komunitas pembelajaran untuk membantu
satu sama lain agar membangun pemikiran-pemikiran antar siswa menjadi lebih
berkembang daripada sebelumnya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model
Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media.
Shabrina, Arina. dkk. 2014. Strategi Pembelajaran Kooperatif. Online. https://www.
academia.edu/8141007/STRATEGI_PEMBELAJARAN_KOOPERATIF_-
_SBMA_Strategi_Belajar_Mengajar_Akuntansi_Kelompok_3. Diakses pada 12
September 2019.
Thobroni, M. 2015. Belajar & Pembelajaran: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.

21

Anda mungkin juga menyukai