Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS SWOT (Campina Ice Cream Industry)

Komputasi Agribisnis

Dosen Pengampu : Rahma Farahdita Soeyatno S.P., M.Si.

Disusun Oleh Kelompok 2 (5B) :

Nadya Sari (11170920000014)

Dwi Lestari (11170920000015)

Amellia Lestiya Haedi (11170920000016)

Muhammad Habil (11170920000022)

Ilham Fikri (11170920000108)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

2019 M / 1441 H
A. Latar Belakang Perusahaan Campina Ice Cream

Pada tanggal 22 juli 1972 di kota Surabaya lahir salah satu produsen es krim
yang didirikan oleh Bapak Darmo Hadipranoto berserta istrinya, mereka menciptakan
es krim yang bernama Campina di garasi rumah yang terletak di Jl. Gembong Sawah,
Surabaya. Saat itulah mereka mendirikan CV Pranoto. Es krim Campina milik Bapak
Darmo mulai dikenal dan menjadi es krim favorit bagi masyarakat sampai mengundang
agenda kunjungan Gubernur Jawa Timur, Bapak H.M.Noer ke pabrik Campina pada
tahun 1973. Sepuluh tahun pertama periode 1970-1980 merupakan masa-masa usaha
yang keras dimana pada saat itu es krim belum sepopuler sekarang ini. Masih tetap
dilokasi yang sama pembuatan es krim mulai menggunakan mesin sederhana yang
khusus didatangkan dari Italia.

Campina selalu menghadirkan produk-produk istimewa dari bahan alami,


higienis dan berkualitas. Demi meningkatkan varian produk, pada tahun 1984, Campina
memindahkan lokasi pabriknya ke Rungkut, Surabaya yang sampai saat ini masih
digunakan. Perkembangan cara penjualan Campina juga mulai beragam, dari
menggunakan armada sepeda, freezer hingga van.

Sesuai dengan visi Campina untuk menjadi produsen es krim terbesar, pada
tahun 1994 keluarga Bp. Sabana Prawirawidjaja (PT Ultrajaya Milk Industry)
berpartisipasi dalam kepemilikan saham sehingga nama perusahaan berubah menjadi
PT Campina Ice Cream Industry dan setahun kemudian dilakukan konsolidasi internal
untuk memperkuat jajaran devisi pemasaran dan penjualan sebagai ujung tombak
perusahaan. Sejalan dengan perkembangan usaha yang terjadi, pada tahun 1998
dilakukan renovasi pabrik dan penambahan mesin-mesin modern sebagai penunjang
kegiatan produksi. Kini perjalanan panjang dan serangkaian kendala dan tantangan
telah mengantarkan PT. Campina Ice Cream Industry menjadi salah satu produsen es
krim terbesar dan terkemuka di indonesia.. Campina juga terus berkembang
memperkuat produk-produknya, salah satunya dengan membuat hubungan kerja sama
bersama jaringan TV kabel khusus untuk tayangan anak-anak Nicklodeon. Campina
menjadi satu-satunya pemegang lisensi produk es krim ‘Spongebob’ dan ‘Avatar’ di
Asia tenggara
Komitmen Campina sebagai produsen es krim terbesar, selalu memegang teguh
prinsip usaha yang bersahabat dengan lingkungan, hal ini diwujudkan dalam bentuk
partisipasi menjaga keseimbangan alam untuk mengurangi pemanasan global.
Beberapa contoh kegiatan yang telah dilakukan adalah penanaman 1000 pohon di
Banda Aceh dan adanya Roof Top Organic Garden di lingkungan pabrik, dan
pengolahan sampah menjadi kompos. Gaya hidup sehat pun diwujudkan dengan adanya
vegan menu yang nikmat di kantin karyawan setiap hari. Campina juga mengundang
pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum dalam kegiatan ‘Factory Visit’ untuk melihat
proses pembuatan es krim Campina yang higienis dan berkualitas.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:


1. Bagaimana faktor internal dan eksternal PT. Campina Ice Cream Industry?
2. Bagaimana strategi pengembangan PT. Campina Ice Cream Industry?
C. Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan


penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengantisipasi faktor internal dan eksternal PT. Campina Ice Cream
Industry.
2. Dapat menganalisis strategi pengembangan PT. Campina Ice Cream
Industry

D. Visi dan Misi

Visi dari Campina adalah memiliki kepekaan tinggi untuk senantiasa berorientasi
kepada pasar dan pelanggan, mengoptimalkan seluruh sumber daya dan asset
perusahaan guna memberikan nilai lebih sebagai wujud pertanggungjawaban kepada
para pemilik saham serta menjalankan usaha dengan memperhatikan lingkungan dan
masyarakat sekitar.
Sedangkan misi dari Campina adalah sebagai berikut:
▪ Menjadikan perseroan sebagai salah satu produsen es krim dan makanan beku yang
terbaik dan terbesar di Indonesia
▪ Senantiasa mengutamakan kepuasan pelanggan,
▪ Menjaga kualitas es krim terbaik,
▪ Tidak pernah berhenti untuk berinovasi,
▪ Menjunjung tinggi komitmen kepercayaan para pemegang saham, dan karyawan.
▪ Memegang teguh prinsip usaha yang bersahabat dengan lingkungan.

E. Deskripsi Produk

Campina merupakan perusahaan yang menghasilkan jenis makanan yang


bermarkas di Surabaya, Jawa Timur. Perusahaan ini umumnya menghasilkan berbagai
produk es krim. Campina selalu menghadirkan produk-produk istimewa dari bahan
alami, higienis dan berkualitas. Kelezatan es krim Campina pun semakin beragam. Tak
hanya digemari oleh keluarga dan remaja, namun merebut hati pelanggan cilik.
Terbukti dengan adanya kerjasama antara Campina dengan Nickoledon yang
menjadikan satu-satunya pemegang lisensi produk es krim Spongebob dan Avatar di
Asia Tenggara.

Selain produk diatas, Campina memiliki produk yang sesuai dengan


segmennya. Untuk segmen anak-anak: Fantasy, Didi Cup dan Blue Jack, segmen
remaja: Concerto dan Tropicana, segmen dewasa: Bazooka dan Hula-Hula, dan segmen
keluarga: Family pack dengan berbagai rasa dan ukuran. Untuk acara-acara special, ice
cream cake yang akan melengkapi kemeriahan. Inovasi terbaru dari Campina, yaitu
dengan menghadirkan es krim LuVe Litee yang merupakan es krim low fat dan 100%
non-dairy pertama di Indonesia. Produk LuVe Litee pun menjadi pilihan utama bagi
konsumen yang menjalani diet, bergaya hidup vegan dan lactose intolerance.
F. Analisis Faktor Eksternal Dan Internal Perusahaan
1. Tahap Pengumpulan Data

Setelah mengidentifikasikan variabel internal dan eksternal maka tabel


analisa internal faktor (IFAS) dan tabel analisa eksternal faktor (EFAS) dapat
dibuat. Caranya dengan memberi skala, bobot, rating dan skor. Skala didasarkan
pada kebutuhan yang tersusun berdasarkan tingkat kebutuhan konsumen yang
dimulai dari angka 1 – 10 dengan tingkat 1 (tidak penting) hingga 10 (sangat
penting). Bobot didasarkan pada keunggulan relatif yang dimulai dari 1,0 (sangat
penting) sampai 0,0 (tidak penting) dan jumlahnya tidak boleh melebihi skor total
1,00. Rating didasarkan pada penilaian yang menjelaskan atau menggolongkan
kepentingan data yang dibuat dengan nilai 1 (tidak penting), 2 (kurang penting), 3
(cukup penting), 4 (penting) dan 5 (sangat penting). Sedangkan pemberian skor
didasarkan pada prediksi dan kemampuan Perusahaan Campina Ice Cream Industry
dalam meningkatkan dan mempertahankan para konsumen terhadap produk es krim
yang dibuat, dimulai dari 0.0 (tidak kuat) hingga 1.0 (sangat penting).

Matriks IFE / Faktor Internal

Faktor Utama Skala Bobot Rating Skor

Faktor Internal
KEKUATAN (Strength)

Brand Campina yang sudah dikenal sejak tahun 1970-an 9 0.16 5 0.80
Memiliki cita rasa lokal, yaitu ice cream rasa kacang
hijau dan tape ketan hitam dengan santan sebagai bahan
baku utamanya 8 0.14 4 0.57
Ada pelayanan pesan antar 8 0.14 3 0.43
Dalam produk take home atau literan, Campina memiliki
posisi pangsa pasar yang lebih unggul dibandingkan
pemimpin pasar 8 0.14 4 0.57
Mempunyai banyak varian produk 8 0.14 4 0.57
Campina sudah banyak memenangkan berbagai macam
penghargaan 8 0.14 4 0.57
Channel distribusi yang sudah kuat di Indonesia 7 0.13 3 0.38
JUMLAH 56 1.00 27 3.89
KELEMAHAN (Weakness)
Ekuitas merek produk Campina dalam segmen impulse
tidak sekuat produk-produk pesaing utamanya 8 0.21 4 0.82
Biaya belanja media yang dimiliki Campina terbatas,
tidak sebesar pesaing utamanya Wall's 8 0.21 4 0.82
Belum mempunyai outlet khusus seperti kompetitor
lainnya 8 0.21 4 0.21
Belum memiliki cita rasa yang sesuai keinginan
konsumen 7 0.18 3 0.18
Lemahnya ekuitas merek dari produk-produk Campina
untuk kalangan remaja dan dewasa 8 0.21 4 0.82
JUMLAH 39 1.00 19 2.85
NILAI SUMBU X 1.05

Berdasarkan hasil analisis diatas, kekuatan yang paling berpengaruh adalah “Brand
Campina yang sudah dikenal sejak tahun 1970-an” merupakan peluang terbesar pada
perusaahaan Campina Ice Cream karena sudah dikenal dan dipercayai dalam jangka waktu
lama oleh para konsumen sehingga memiliki skala 9 (sangat penting), bobot 0,16 (penting),
rating 5 (sangat penting), dan skor 0,80 (kuat). Produk es krim campina dapat dipercayai
masyarakat Indonesia didukung oleh es krim campina yang memiliki cita rasa lokal yaitu rasa
kacang hijau dan ketan hitam dengan santan sebagai bahan baku utamanya. Itu merupakan
salah satu peluang yang dimanfaatkan oleh campina dimana memasukan cita rasa lokal yang
sesuai dengan selera masyarakat Indonesia. Selain mempunyai 2 rasa lokal yaitu kacang hijau
dan ketan hitam, campina juga mempunyai berbagai rasa dan beberapa varian produk. Dengan
adamya beberapa varian rasa dan produk membuat konsumen tidak bosan untuk mengonsumsi
produk Campina Ice Cream. Untuk menarik hati para konsumennya campina juga
mengeluarkan sebuah inovasi lainnya yaitu mengeluarkan produk take home atau literan.
Dengan ini campina mempunyai pangsa pasar yang lebih unggul, karena produk ini sangat
cocok untuk konsumsi rumah tangga dan harga yang dijual pun lebih hemat. Dalam inovasi
produknya pun campina mengeluarkan jasa pelayanan pesan antar, dengan adanya jasa
pelayanan pesan antar bukan tidak munkin konsumen akan semakin bertambah karena
konsumen tidak lagi harus pergi ke toko penjual es krim campina. Dari beberapa keunggulan
produk campina membuat PT Campina Ice Cream mendapatkan beberapa penghargaan dan
membuat Campina Ice Cream lebih dikenal dikalangan masyarakat.
Sedangkan pada sisi kelemahan yang menjadi kelemahan tertinggi adalah " Ekuitas
merek produk Campina dalam segmen impluencer tidak sekuat produk-produk pesaing
utamanya Wall's " dengan skala 8, bobot 0,21, rating 4 dan skors 0,82 Hal ini dikarenakan
nama campina tidak sepopularitas Wall’s. seperti kita ketahui bersama dalam pangsa pasar es
krim di Indonesia masyarakat Inonedia lebih banyak mengenal produk Wall’s., karena Wall’s
lebih dulu muncul dalam pasar daripada campina, hal yang kedua adalah jika dilihat dari
promosi Wall’s memang lebih sering terlihat daripada Campina, itu lah yang membuat produk
Campina masih kalah dalam influencernya. Hal ini juga membuat produk campina kurang
dikenal untuk kalangan remaja dan dewasa, padahal seperti yang diketahui kalangan remaja
adalah salah satu kalangan yang banyak mengonsumsi es krim. Salah satu kelemahan Campina
Ice Cream adalah biaya belanja media yang terbatas yaitu dengan skala 8, bobot 0,21, rating
4, dan skors 0,82. Biaya belanja media adalah biaya yang dikeluarkan untuk media promosi
ataupun iklan. Kita lebih sering melihat iklan Wall’s daripada iklan Campina, itulah sebabnya
mengapa Campina tidak sepopularitas produk Wall’s karena biaya belanja media Wall’s lebih
besar dan Wall’s pun dapat menempatkan iklan dimana saja.

Matriks EFAS / Faktor Eksternal

Faktor Utama Skala Bobot Rating Skor


Faktor Eksternal
PELUANG (Opportunities)
Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai angka
260 juta penduduk, merupakan pasar potensial yang
besar untuk produk es krim 9 0.20 4 0.78
Eksistensi Campina selama puluhan tahun membuat
produk ini dipercaya masyarakat 7 0.15 3 0.46
Memiliki beberapa produk favorit masyarakat 8 0.17 4 0.70
Semakin meningkatnya jumlah masyarakat usia
muda, sehingga memberikan kesempatan yang besar
kepada Campina untuk memperkuat mereknya 7 0.15 3 0.46
Semakin meningkatnya jumlah toko retail di
Indonesia yang memberikan kontribusi terhadap
peningkatan penjualan es krim secara keseluruhan 8 0.17 4 0.70
Perilaku konsumen Indonesia yang impulsif dan
cenderung konsumtif 7 0.15 4 0.61
JUMLAH 46 1.00 22 3.70
ANCAMAN (Threats)
Pola konsumsi es krim yang hanya dilakukan disaat
saat tertentu, misalnya saat musim panas, siang hari,
saat berlibur atau bersantai 6 0.21 2 0.41
Adanya persepsi negatif mengenai efek yang
ditimbulkan ketika mengkonsumsi es krim, seperti
kegemukan, menyebabkan penyakit batuk, dan pilek 7 0.24 3 0.72
Sudah banyak kompetitor dengan produk lebih unik
dan promosi besar 8 0.28 3 0.83
Pertumbuhan outlet-outlet baru yang sejenis dan
bersifat lokal, serta franchise 8 0.28 3 0.83
JUMLAH 29 1.00 11 2.79
NILAI SUMBU Y 0.90

Pada hasil analisis diatas khususnya pada faktor peluang, “Jumlah penduduk Indonesia
yang mencapai angka 260 juta penduduk” merupakan pasar potensial yang besar untuk produk
Campina Ice Cream, sehingga memiliki skala 9 (sangat penting), bobot 0.19 (penting), rating
5 (sangat penting) dan skor 0,96 (kuat). Selain itu, beberapa faktor peluang lain yang
menunjang keberlanjutan perusahaan Campina Ice Cream, seperti produk favorit di
masyarakat, meningkatnya jumlah peminat berdasarkan peningkatan jumlah usia muda
memberikan kesempatan yang besar kepada Campina untuk memperkuat mereknya,
konsumtifnya perilaku konsumen yang suka terhadap produk Ice Cream sebagai negara
beriklim tropis serta toko retail yang mempermudah produk Campina ditemukan oleh para
konsumen menjadikan peluang keberlanjutan hingga pengembangan perusahaan menjadi lebih
tinggi.

Selanjutnya, pada hasil analisis diatas khususnya pada faktor ancaman adanya
“Kompetitor dengan produk lebih unik dan promosi besar serta pertumbuhan outlet-outlet baru
yang sejenis dan bersifat lokal, serta franchise ” merupakan ancaman terbesar bagi perusahaan
Campina Ice Cream karena akan terjadinya persaingan antar perusahaan dan perusahaan harus
melakukan banyak cara untuk mempertahankan eksistensinya dikalangan masyarakat atau
konsumen, sehingga memiliki skala 8 (penting), bobot 0.28 (penting), rating 3 (penting) dan
skor 0,83 (kuat). Selain itu, adanya faktor ancaman lain, seperti produk es krim yang diminati
lebih banyak disaat musim kemarau, adanya persepsi negatif mengenai es krim yang memiliki
pengaruh negatif bagi tubuh, dan kreasi dan inovasi produk sejenis mengharuskan perusahaan
Campina Ice Cream membuat perencanaan yang baik untuk mengatasi ancaman tersebut.

ANALISIS MATRIKS SWOT

Berdasarkan hasil-hasil yang didapat dari analisis internal dan eksternal pada tabel
diatas, hasilnya dapat dirangkum sebagai berikut:

No. Analisis Faktor Skor


1. Strength 3,89
2. Weakness 2,85
3. Opportunity 3,70
4. Threat 2,79
Jumlah 13,23

Koordinat Analisis Internal


Sumbu X = Skor kekuatan – skor kelemahan
= 3,89 – 2,85
= 1,04

Koordinat Analisis Eksternal


Sumbu Y = Skor peluang – skor ancaman
= 3,70 – 2,79
= 0,91
Berdasarkan hasil perhitungan koordinat analisis eksternal dan internal diperoleh nilai
sumbu X yaitu 1,04 dan nilai sumbu Y yaitu 0,91 maka Campina berada pada kuadran I karena
kedua nilai sumbu yang diperoleh adalah positif. Jadi posisi perusahaan berada di (1,04 ; 0,91)
yang berarti mendukung strategi agresif. Pada kuadran I strategi umum yang dapat dilakukan
oleh perusahaan Campina adalah menggunakan kekuatan perusahaan untuk mengambil
peluang pada kesempatan yang ada. Strategi ini merupakan suatu pemikiran yang logis untuk
dijadikan acuan dalam menetapkan langkah, tindakan, dan kiat yang harus dilakukan secara
terpadu agar terlaksana sesuai dengan tujuan, sasaran, dan hasil yang harus dicapai berdasarkan
kebijakan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu, strategi yang bisa dilakukan
adalah sebagai berikut :

1. Memperbesar lingkup distribusi produk Campina Ice Cream ke seluruh daerah di


Indonesia dengan membuat pabrik-pabrik baru di berbagai daerah sehingga
meminimisasi biaya transportasi distribusi dan produk Campina Ice Cream dapat terus
berkembang di Indonesia. Hal tersebut didukung dengan adanya peluang dari
pertumbuhan jumlah penduduk meningkat dan mencapai 260 juta jiwa serta perilaku
konsumen muda yang konsumtif sehingga permintaan akan produk Campina Ice Cream
meningkat.
2. Melakukan kreasi dan inovasi produk Campina Ice Cream yang sebelumnya sudah
tersedia cita rasa lokal dengan varian kacang hijau dan tape. Perusahaan harus
menciptakan varian baru yang banyak disukai oleh konsumen dan belum pernah ada
sebelumnya, seperti varian rasa kacang merah, buah lokal, sayur-sayuran dan
sebagainya. Hal tersebut akan menarik konsumen dan meciptakan produk favorit baru
serta mengatasi persaiangan dari produk kompetitor yang ada.
3. Membuat outlet-outlet khusus untuk produk Campina Ice Cream dan menciptakan iklan
yang kreatif sebagai media promosi sehingga Brand Campina Ice Cream semakin
dikenal dan konsumen dapat membeli produk dengan mudah.
G. Pilihan Strategi Pemasaran

Tujuan pilihan strategi pengembangan digunakan untuk mengevaluasi keseluruhan


kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan yang telah diidentifikasi pada matriks
IFE dan EFE. Melalui matriks ini akan dihasilkan empat strategi utama yaitu strategi S-O
(Strengths-Opportunities), W-O (Weakness-Opportunities), S-T (Strengths-Threats) dan W-T
(Weakness-Threats).Dalam pemilihan strategi melibatkan pengambilan keputusan subjektif
berdasarkan informasi yang objektif. Strategi yang akan dibuat juga menetukan tindakan
alternative yang paling baik yang akan dijalankan dalam mewujudkan misi dan tujuan.

Faktor Eksternal KEKUATAN KELEMAHAHAN


(STRENGTH) – S (WEAKNESS) – W

- Brand Campina yang - Ekuitas merek produk


sudah dikenal sejak tahun Campina dalam segmen
1970-an impulse tidak sekuat
- Memiliki cita rasa lokal, produk-produk pesaing
yaitu ice cream rasa utamanya Wall's
kacang hijau dan tape - Biaya belanja media
ketan hitam dengan santan yang dimiliki Campina
sebagai bahan baku terbatas, tidak sebesar
utamanya pesaing utamanya
- Ada pelayanan pesan antar Wall's
- Dalam produk take home - Belum mempunyai
atau literan, Campina outlet khusus seperti
memiliki posisi pangsa kompetitor lainnya
pasar yang lebih unggul - Belum memiliki cita
dibandingkan pemimpin rasa yang sesuai
pasar keinginan konsumen
- Memiliki banyak varian - Lemahnya ekuitas
produk merek dari produk-
- Campina sudah banyak produk Campina untuk
memenangkan berbagai kalangan remaja dan
macam penghargaan dewasa
Faktor Internal - Channel distribusi yang
sudah kuat di Indonesia

PELUANG STRATEGI (S-O) STRATEGI (W-O)


(OPPORTUNITIES) – O
- Jumlah penduduk - Meningkatkan distribusi es - Melakukan riset pasar
Indonesia yang krim Campina untuk melihat keinginan
mencapai angka - Mempertahankan kualitas konsumen akan es krim
260 juta penduduk, produk untuk - Memanfaatkan lembaga
merupakan pasar mempertahankan minat keuangan untuk
potensial yang beli para pelanggan meningkatkan
besar untuk produk - Mempertahankan permodalan
es krim konsistensi brand produk - Meningkatkan promosi
(es krim Campina) di pada produk
- Eksistensi kalangan masyarakat luas - Mendirikan outlet
Campina selama campina di beberapa
puluhan tahun wilayah
membuat produk
ini dipercaya
masyarakat
- Memiliki beberapa
produk favorit
masyarakat
- Semakin
meningkatnya
jumlah masyarakat
usia muda,
sehingga
memberikan
kesempatan yang
besar kepada
Campina untuk
memperkuat
mereknya
- Semakin
meningkatnya
jumlah toko retail
di Indonesia yang
memberikan
kontribusi dalam
terhadap
peningkatan
penjualan es krim
secara keseluruhan
- Perilaku konsumen
Indonesia yang
impulsif dan
cenderung
konsumtif
ANCAMAN (THREATS) STRATEGI (S-T) STRATEGI (W-T)

- Pola konsumsi es - Penyebaran informasi - Meningkatkan


krim yang hanya mengenai kualitas dan pengenalan akan
dilakukan disaat mutu produk keunggulan produk
saat tertentu, - Memperkenalkan lebih - Memanfaatkan lembaga
misalnya saat luas mengenai varian es keuangan sebagai
musim panas, krim Campina rendah penunjang kegiatan
siang hari, saat lemak perusahaan
berlibur atau - Konsistensi - Memperkuat merek
bersantai mempertahankan kualitas produk untuk
produk
- Adanya persepsi - Memberlalukan sistem meningkatkan daya beli
negatif mengenai potongan harga pada konsumen
efek yang pembelian produk sebagai - Mendirikan outlet
ditimbulkan ketika salah satu strategi khusus es krim Campina
mengkonsumsi es pemasaran perusahaan untuk meningkatkan
krim, seperti eksistensi dan distribusi
kegemukan, produk
menyebabkan
penyakit batuk,
dan pilek
- Sudah banyak
kompetitor dengan
produk lebih unik
dan promosi besar
- Pertumbuhan
perusahaan baru
sejenis yang sudah
memiliki outlet
dan tersebar di
beberapa wilayah

Perumusan strategi diterapkan melalui identifikasi dan analisis faktor-faktor


eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman, serta faktor-faktor internal yang terdiri
dari kekuatan dan kelemahan. Peluang merupakan situasi yang diinginkan atau disukai
dalam lingkungan industri, sedangkan ancaman merupakan situasi yang tidak diinginkan
atau tidak disukai dalam lingkungan industri. Kekuatan merupakan kompensasi khusus
yang memberikan keunggulan komperatif bagi perusahaan es krim Campina, sedangkan
kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya atau faktor-faktor
yang dapat menghambat kinerja perusahaan. Perumusan strategi dilakukan dengan
mengkombinasikan berbagai faktor yang telah diidentifikasi dan dikelompokkan. Hasil
perumusan dikelompokkan menjadi empat kelompok perumusan strategi yang terdiri
dari Strategi S-O (Strenghts-Opportunities), Strategi W-O (Weaknesses-Opportunities),
Strategi S-T (Strenghts-Treathts), dan Strategi W-T (Weaknesses- Treathts), seperti :
1. Strategi S-O (Strenghts-Opportunities)

Strategi ini adalah untuk memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Berikut beberapa strategi yang dapat digunakan
perusahaan : Pertama, meningkatkan distribusi es krim Campina guna untuk meningkatkan
pangsa pasar dan memperluas wilayah pemasaran produk. Kedua, mempertahankan kualitas
produk guna untuk mempertahankan minat beli para pelanggan dan mampu memenuhi
kepuasan konsumen terhadap es krim Campina. Ketiga, mempertahankan konsistensi brand es
krim Campina di kalangan masyarakat luas guna untuk meningkatkan loyalitas dan kesetiaan
konsumen terhadap es krim Campina sehingga mampu meningkatkan distribusi serta mampu
menanamkan image positif di benak konsumen akan produk tersebut. Melihat gaya hidup
masyarakat Indonesia yang konsumtif, tiga hal ini mampu menjadi strategi bagi perusahaan
untuk menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang usaha.

2. Strategi W-O (Weaknesses-Opportunities)

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi pertama yang dapat digunakan yaitu melakukan
riset pasar untuk melihat keinginan konsumen akan es krim. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui dan melakukan analisa hal yang dibutuhkan atau diperlukan pasar (masyarakat)
serta mengetahui pesaing/kompetitor sehingga perusahaan mampu membuat strategi baru
untuk memperkuat mereknya. Kedua, memanfaatkan lembaga keuangan sebagai penunjang
kegiatan perusahaan. Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk
mengembangkan usaha. Dalam hal ini, untuk mengatasi keterbatasan biaya yang dihadapi
perusahaan Campina agar tidak kalah saing dengan kompetitor lain maka perusahaan harus
memanfaatkan lembaga keuangan seperti bank untuk menunjang kegiatan perusahannya agar
tetap eksis dalam memperluas pemasaran produk sehingga dapat memenuhi kebutuhan
konsumen. Ketiga, meningkatkan promosi pada produk. Strategi yang harus dilakukan
perusahaan untuk memperkenalkan merek produk yaitu dengan melakukan promosi. Melihat
gaya hidup masyarakat Indonesia yang konsumtif menjadi peluang besar untuk perusahaan
meningkatkan pengenalan produk agar lebih mudah diterima di masyarakat luas. Promosi dapat
dilakukan dengan iklan atau potongan harga terhadap produk sehingga mampu menarik
perhatian konsumen untuk membelinya. Keempat, mendirikan outlet campina di beberapa
wilayah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan eksistensi dan distribusi terhadap produk.
Seiring bahwa perusahaan es krim campina belum memiliki outlet khusus dan didukung
dengan peningkatan jumlah masyarakat usia muda di Indonesia maka hal ini mampu menjadi
peluang untuk perusahaan memperluas distribusi dan memperkuat merek produk agar tidak
kalah saing.

3. Strategi S-T (Strenghts-Treathts)

Strategi ini adalah menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi
ancaman. Strategi yang dapat digunakan yaitu dengan memperluas penyebaran informasi
mengenai kualitas dan mutu produk kepada masyarakat dan informasi tentang produk es krim
Campina yang rendah lemak agar semakin banyak masyarakat yang berminat untuk
mengkonsumsinya. Hal ini dapat dilakukan melalui iklan media cetak, elektronik maupun
online, perusahaan juga perlu melakukan event-event yang bertujuan untuk lebih mengenalkan
jenis, kualitas dan mutu produk es krim Campina. Kegiatan tersebut selain untuk menjaga
loyalitas konsumen, juga dapat meningkatkan penjualan. Perusahaan juga dapat menjaga
konsistensi perusahaan dalam mempertahankan kualitas produk. Selain itu dengan
memberlalukan sistem potongan harga pada pembelian produk sebagai salah satu strategi
pemasaran, perusahaan dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap es krim Campina.

4. Strategi W-T (Weaknesses- Treathts)

Strategi ini didasarkan pada kegiatan perusahaan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Strategi yang dapat dilakukan
yaitu dengan meningkatkan pengenalan akan keunggulan produk dan memperkuat merek
produk untuk meningkatkan daya beli konsumen. Dengan promosi secara besar-besaran dapat
memperkuat positioning es krim Campina sehingga merek produk es krim Campina lebih
dikenal di masyarakat luas. Untuk memperkuat perusahaan terkait biaya belanja media,
perusahaan dapat memanfaatkan lembaga keuangan sebagai penunjang kegiatan promosi.
Perusahaan juga dapat mendirikan outlet seperti kafe khusus es krim Campina untuk
meningkatkan eksistensi dan distribusi produk. Dengan adanya kafe maka akan menambah
segmentasi konsumen yaitu masyarakat yang menyukai es krim dan memerlukan tempat seperti
kafe untuk mengerjakan tugas, mengerjakan projek pekerjaan, bertemu dengan teman, dan
kegiatan lainnya yang dilakukan di kafe. Tentunya akan sangat menarik karena konsumen
dapat menikmati es krim di tempat yang nyaman. Didirikannya kafe juga akan mempermudah
dalam proses pendistribusian es krim Campina sehingga lebih mudah didapatkan oleh
konsumen.
H. Kesimpulan

Campina Ice Cream didirikan pada tanggal 22 juli 1972 di kota Surabaya oleh
Bapak Darmo Hadipranoto berserta istrinya. Mereka meciptakan es krim yang bernama
Campina di garasi rumah yang terletak di Jl. Gembong Sawah, Surabaya. Campina
selalu menghadirkan produk-produk istimewa dari bahan alami, higienis dan
berkualitas. Komitmen Campina sebagai produsen es krim terbesar, selalu memegang
teguh prinsip usaha yang bersahabat dengan lingkungan, hal ini diwujudkan dalam
bentuk partisipasi menjaga keseimbangan alam untuk mengurangi pemanasan global.
Beberapa contoh kegiatan yang telah dilakukan adalah penanaman 1000 pohon di
Banda Aceh dan adanya Roof Top Organic Garden di lingkungan pabrik, dan
pengolahan sampah menjadi kompos. Gaya hidup sehat pun diwujudkan dengan adanya
vegan menu yang nikmat di kantin karyawan setiap hari.

Kekuatan dari factor internal Capina Ice Cream yang paling berpengaruh adalah
“Brand Campina yang sudah dikenal sejak tahun 1970-an” merupakan peluang terbesar
pada perusaahaan Campina Ice Cream karena sudah dikenal dan dipercayai dalam
jangka waktu lama oleh para konsumen sehingga memiliki skala 9 (sangat penting),
bobot 0,16 (penting), rating 5 (sangat penting), dan skor 0,80 (kuat). Produk es krim
campina dapat dipercayai masyarakat Indonesia didukung oleh es krim campina yang
memiliki cita rasa lokal yaitu rasa kacang hijau dan ketan hitam dengan santan sebagai
bahan baku utamanya. Itu merupakan salah satu peluang yang dimanfaatkan oleh
campina dimana memasukan cita rasa lokal yang sesuai dengan selera masyarakat
Indonesia. Sedangkan pada sisi kelemahan yang menjadi kelemahan tertinggi adalah "
Ekuitas merek produk Campina dalam segmen impluencer tidak sekuat produk-produk
pesaing utamanya Wall's " dengan skala 8 (penting), bobot 0,21 (penting), rating 4
(penting) dan skors 0,82 (kuat). Hal ini dikarenakan nama campina tidak sepopularitas
Wall’s. seperti kita ketahui bersama dalam pangsa pasar es krim di Indonesia
masyarakat Inonedia lebih banyak mengenal produk Wall’s.

Kemudian dilihat dari factor eksternalnya, Faktor peluang tang rerbesar adalah
“Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai angka 260 juta penduduk” merupakan
pasar potensial yang besar untuk produk Campina Ice Cream, sehingga memiliki skala
9 (sangat penting), bobot 0.19 (penting), rating 5 (sangat penting) dan skor 0,96 (kuat).
Selain itu, beberapa faktor peluang lain yang menunjang keberlanjutan perusahaan
Campina Ice Cream, seperti produk favorit di masyarakat, meningkatnya jumlah
peminat berdasarkan peningkatan jumlah usia muda memberikan kesempatan yang
besar kepada Campina untuk memperkuat mereknya, konsumtifnya perilaku konsumen
yang suka terhadap produk Ice Cream sebagai negara beriklim tropis serta toko retail
yang mempermudah produk Campina ditemukan oleh para konsumen menjadikan
peluang keberlanjutan hingga pengembangan perusahaan menjadi lebih tinggi.
Sedangkan pada analisis faktor ancaman adanya “Kompetitor dengan produk lebih unik
dan promosi besar serta pertumbuhan outlet-outlet baru yang sejenis dan bersifat lokal,
serta franchise ” merupakan ancaman terbesar bagi perusahaan Campina Ice Cream
karena akan terjadinya persaingan antar perusahaan dan perusahaan harus melakukan
banyak cara untuk mempertahankan eksistensinya dikalangan masyarakat atau
konsumen, sehingga memiliki skala 8 (penting), bobot 0.28 (penting), rating 3 (penting)
dan skor 0,83 (kuat).

Dalam analisis matriks SWOT Campina Ice Cream mendukung strategi yang
agresif dimana posisi perusahaan berada di titik (1,04 ; 0,91),yang berarti perusahaan
berada pada kuadran I yaitu perusahaan memiliki kekuatan dan peluang (S-O) yang
dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan bisnisnya. Maka dari itu Strategi yang
dapat dilakukan adalah :
1. Meningkatkan distribusi es krim Campina
2. Mempertahankan kualitas produk untuk mempertahankan minat beli para
pelanggan
3. Mempertahankan konsistensi brand produk (es krim Campina) di kalangan
masyarakat luas

Anda mungkin juga menyukai