Anda di halaman 1dari 9

KONSEP PERAN DAN PERAN GENDER

Dr. Supriyati, S.Sos., M.Kes.

A. Peran
a. Seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai dengan kedudukannya dalam suatu
system (Horton & Hunt, 1993)
b. Bentuk perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi
sosial tertentu (Barbara, 1995)
c. Kombinasi posisi dan pengaruh
d. Fungsi yang dibawakan seseorang ketika mendudukan posisi
dalam struktur sosial tertentu
e. Menjalankan peran
Menjalankan peran berarti menjalankan hak dan kewajiban dari
status yang disandang.
B. Gender
a. Perbedaan peran, fungsi, status dan tanggung jawab pada laki-
laki dan perempuan sebagai hasil dari bentukan (konstruksi)
social budaya yang tertanam lewat proses sosialisasi dari satu
generasi ke generasi berikutnya
b. Hasil kesepakatan antar manusia yang tidak bersifat kodrati
c. Aturan social terkait jenis kelamin
Definisi Gender secara luas :
• Gender mengacu pada ekonomi, social, politik, atribut, dan
peluang budaya terkait dengan menjadi wanita dan pria. Definisi
sosial tentang apa artinya menjadi perempuan atau laki-lakiakan
berbeda di antara budaya dan waktu yang berbeda.
• Gender merupakan seperangkat hubungan, yang ada di lembaga
sosial dan dilahirkan dalam interaksi antarpribadi.
• Gender bukan milik individu tetapi sebuah interaksi yang
berkelanjutan antara seseorang dan struktur yang berisi variasi
kehidupan pria dan wanita.

• Gender is not a noun-a „being‟–but a „doing‟.

Artinya : Gender tidak diartikan tentang menjadi apa, tetapi


apayang dilakukan

• Teori gender adalah konstruksionis sosial perspektif yang


berhubungan dengan tingkat analisis ideologis dan material.
Poin penting tentang konsep gender :
• Peran yang harus dimainkan tergantung pada budaya atau
kesepakatan komunitas tempat seseorang tinggal.
• Gender terkait dengan perspektif masyarakat setempat /
masyarakat lokal.
• Peran yang diberikan oleh pria dan wanita tidak semuanya
dituntu sama persis, karena keadilan bukanlah konsep tentang
kesamaan tetapi proporsi.
C. Perbedaaan Gender dan Sex
GENDER SEX
Buatan manusia Dari Tuhan
Budaya, setelah lahir Kodratif
Bisa diubah Tidak bias diubah
Bida ditukar Tidak bias ditukar
Tergantung waktu dan tempat Berlaku di sepanjang sejarah
dan semua tempat
SEX : Karakteristik secara biologis dan fisiologis yang digunakan untuk

mendefinisikan pria dan wanita

GENDER : Peran yang terbentuk secara sosial, perilaku, aktivitas, dan

atribut yang dipertimbangkan oleh masyarakat tertentu yang cocok untuk

pria dan wanita (Terikat secara budaya)

D. Ciri gender dan peran gender


• Merupakan hasil budaya
• Adat istiadat
• Bentukan setelah lahir
• Diajarkan melalui sosialisasi, internalisasi
• Konstruksi sosial
• Dapat diubah (dinamis)

[Contoh] Peran gender :


• Memasak
• Mencuci
• Mengasuh anak
• Mendidik anak
• Merawat orangtua
• Merawat kesehatan keluarga
• Kerja professional
 Secara umum peran yang disebutkan adalah peran dari seorang wanita
namun faktanya tidak semua aktivitas merupakan aktivitas yang hanya
bisa dilakukan wanita.
 Fakta menunjukkan, dalam aktivitas pengasuhan anak, sosok ayah
menjadi faktor yang sangat penting dalam proses perkembangan
karakter anaknya. Seorang anak yang tumbuh dengan dukungan
ayahnya akan menjadikan sosok ayahnya panutan dan menjadi
seseorang yang berjiwa kepemimpinan.
E. Pengaruh Gender
a. Perbedaan konsep gender secara sosial telah melahirkan
perbedaan peran perempuan dan laki-laki dalam masyarakat
b. Gender telah melahirkan perbedaan peran, tanggung jawab,
fungsi dan bahkan ruang tempat beraktivitas
c. Perbedaan gender ini melekat pada cara pandang manusia
seakan-akan hal itu merupakan sesuatu yang permanen dan
abadi sebagaimana permanen dan abadinya ciri biologis yang
dimiliki oleh perempuan dan lak-laki.
F. Kesetaraan gender dalam bidang kesehatan
a. Menurut WHO, wanita dan pria, di seluruh aspek kehidupan dan
dalam semua keanekaragamannya memiliki kondisi dan peluang
yang sama untuk memenuhi hak dan potensi mereka untuk
menjadi sehat, berkontribusi pada pengembangan kesehatan dan
mendapat manfaat dari hasilnya.
b. Kawachi et al (1999) menemukan bahwa masyarakat dengan
kesadaran kesetaraan gender yang rendah tidak sehat untuk pria
& wanita
c. Gender tak jarang berdampak pada ketidakadilan dan perbedaan
tingkat kesehatan.
d. Contoh kasus yang sering ditemui adalah makanan yang enak
biasanya disajikan untuk suami atau anak sehingga sang ibu
biasanya mengalah. Kasus tersebut dapat menimbulkan
ketimpangan kualitas kesehatan karena makanan enak atau yang
bergizi tinggi hanya disajikan untuk suami dan anaknya.
e. Peran perawat disini adalah untuk mengupayakan keadilan dan
kesetaraan gender dalam bidang kesehatan
1. Program kesehatan dalam kesetaraan gender
a) Imunisasi
b) Posyandu
c) DOTS (Directly Observe Treatment Shortcourse), yaitu strategi
penanggulangan TBC yang disarankan dan telah digunakan oleh
WHO
2. Kesetaraan gender dalam bidang kesehatan di Indonesia
o Kesetaraan gender di Indonesia telah meningkat secara signifikan
yaitu harapan hidup wanita adalah 73 tahun, lebih tinggi dari angka
harapan hidup global rata-rata yaitu 71 tahun. (World Development
Report, 2012)
o Dari Biro Pusat Statistik, 2015, Yogyakarta memiliki harapan hidup
tertinggi di Indonesia (wanita lebih tinggi daripada pria) Biro Pusat
Statistik, 2015
3. Indikator
ASPEK INDIKATOR
Reproduksi • Maternal Mortality Ratio (MMR) =
angka kematian ibu melahirkan
• Adolescent Birth Rate (ABR) = Tingkat
kelahiran oleh remaja
Pemberdayaan • Wanita dan priamengikuti
Pendidikan sekolah menengah
• Wanita dan priaberbagi kursi di
parlemen
Partisipasi Tingkat partisipasi wanita dan pria
Pekerja dalam pekerjaan
4. Ketidaksetaraan gender dan kesehatan reproduksi
• Wanita kurang memiliki kekuasaan atas kesehatan mereka sendiri
terutama tentang keputusan perawatan, hal ini berkontribusi
pada tingkat kematian ibu yang tinggi.
• Wanita hamil sering terlambat mengidentifikasi sinyal bahaya
selama kehamilan dan dalam membuat keputusan, karena wanita
sering harus menunggu suami mereka dan/atau orang tua
mereka untuk membuat keputusan.
a. Darah Tabu di Papua (Wanita melahirkan harus diisolasi selama 2-3
minggu)
 Tabu menstruasi adalah metode untuk melindungi pria dari
bahaya , dimana sumbernya adalah si wanita, dan itu adalah
sarana untuk mengontrol rasa takut dari wanita yang
menstruasi. (Weideger, 1977 cit Pinkston, 2010)
 Di Papua, darah dianggap sebagai nasib buruk yang artinya
wanita saat menstruasi dan melahirkan tidak diizinkan berada di
desa.
 Mereka dikirim ke daerah terpencil di hutan belantara
melahirkan sendiri (di hutan atau di pantai). Semua kegiatan
seperti memasak, makan, tidur, untuk buang air besar dan yang
lainnya tidak boleh keluar gubuk yang telah dibuat untuk
mereka.
b. Sifon : Hubungan seksual setelah sirkumsisi
 Tradisi dari suku Atoni di pulau Timor
 Seorang pria seharusnya terlibat dalam hubungan seksual dengan
setidaknya 3 wanita
 Alat Sosial untukmembentuk pria maskulinitas dan cara untuk
menghindari ketidakharmonisan dalam keluarga. (Ungu, 2012)
 Hubungan seksual harus dilakukan sebelum luka dari sunat telah
sembuh dengan anggapan untuk membuang “Panas tubuh”
5. Ketidaksetaraan gender dan budaya
Tingkat kematian karena kanker paru-paru pada pria di suatu negra terus
berkembang karena berkembangnya anggapan bahwa merokok adalah
penanda kejantanan
6. Promosi kesehatan transformatif gender
 Berfungsi untuk meningkatkan kecenderungan promosi
kesehatan untuk focus pada wanita terutama untuk peran
reproduksi mereka dan pemberian kejantanan
 Berfokus pada dua tujuan yaitu meningkatkan kesehatan serta
kesetaraan gender
 Peduli dengan pemberdayaan perempuan dan mengetahui
bahwa ketidaksetaraan gender juga memengaruhi anak laki-laki
dan perempuan
Gender dipengaruhi oleh biologi, lingkugan, social, politik, dan ekonomi.
Struktur dan system social akan dipengaruhi oleh aspek-aspek tersebut, termasuk
kebijakan dan pelayanan kesehatan. Namun dengan transformasi gender dari
intervensi promosi kesehatan akan menghasilkan kesetaraan gender dan
kesehatan dalam berbagai bidang
 Engage : Mengikutsertakan pemangku kepentingan wanita,
pembuat kebijakan, peneliti dan pemimpin komunitas dari berbagai
sektor
 Analyze : Menganalisis semua bentuk bukti dari populasi, isu dan
aturan dari gender, sex, dan pandangan.
 Review : Mengulas praktik promosi kesehatan yang ada dengan
pengujian kritis tentang kepercayaan dan diskriminasi tentang
gender.
 Identify : Mengidentifiasi cara untuk meningkatkan kesehatan
wanita, mengubah norma terkait gender yang merugikan dan
hubungannya dengan intervensi
 Implementasi : Melaksanakan sebuah intervensi yang
meningkatkan kesehatan wanita.
 Evaluate : Mengevaluasi proses dan hasil dibandingkan dengan
tujuan promosi kesehatan.
 Report : Melaporkan hasil.

G. Pemberdayaan Perempuan
Ruang lingkup :
 Proses yang memungkinkan perempuan untukmeningkatkan
control atas hidup mereka
 Lebih dari sekadar keterlibatan, partisipasi atau keterlibatan
wanita tetapi kepemilikan wanita dan tindakannya
 Proses negosiasi ulang kekuasaan untuk peningkatan kendali.
1. Partisipasi Ibu di POSYANDU (Nazri et al., 2016)
a. Pendapatan rumah tangga
b. Kepuasan Ibu terhadap jasa
c. Sikap terhadap POSYANDU
2. Edukasi dan pemberdayaan perempuan (Saamarakoon & Parinduri,
2015)
a. Pendidikan memang memberdayakan wanita.
b. Pendidikan mempromosikan praktik kesehatan reproduksi.
3. Pemberdayaan perempuan untuk melindungi masyarakat dari asap rokok

H. Kebijakan yang sensitive gender


 Tersedianya ruang laktasi di tempat kerja yang banyak
memperkerjakan perempuan
 Tersedianya day care pada tempat kerja yang banyak pekerja
perempuan

Anda mungkin juga menyukai