Anda di halaman 1dari 19

PERATURAN TATA TERTIB

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

DESA MALEBER PERIODE 2019-2025


KECAMATAN KARANGTENGAH KABUPATEN CIANJUR

MALEBER 2019
KEPUTUSAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
DESA MALEBER KECAMATAN KARANGTENGAH KABUPATEN CIANJUR
NOMOR : 02 TAHUN 2019
TENTANG
PERATURAN TATA TERTIB BPD MALEBER KECAMATAN KARANGTENGAH
KABUPATEN CIANJUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BADAN


PERMUSYAWARATAN DESA ( BPD )
DESA MALEBER KECAMATAN KARANGTENGAH KABUPATEN CIANJUR ,

MENIMBANG : a. Bahwa diberlakukannya UU No 06 2014 Tentang Desa, maka


di tiap Desa dibentuk Badan Permusyawaratan Desa (BPD ) .
b. Peraturan Pemerintah No 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang –Undang No 06 Tahun 2014 Tentang
Desa
c. Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa
Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara
d. Bahwa untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta
wewenang BPD sebagaimana dimaksud poin a diatas perlu
ditetapkan Peraturan Tata Tertib BPD yang ditetapkan dengan
Keputusan BPD

MENGINGAT : 1. Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 Tentang


Pemerintahan Desa
2. Peraturan Pemerintah No 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang -Undang No 06 Tahun 2014 Tentang
Desa
3. Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa
Yang Bersuber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara
4. Perturan Daerah Kabupten Cianjur No 04 Tahun 2015
Tentang Desa
5. Keputusan Bupati Cianjur No 79 Tahun 2018 tentang
Pedoman BPD

MEMPERHATIKAN : Hasil Rapat BPD pada tanggal … 2019 bertempat di Aula


Desa Maleber
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN BADAN PERMUSYAWARATAN DAN


PERMUFAKATAN DESA MALEBER KECAMATAN
KARANGTENGAH KABUPATEN CIANJUR TENTANG
PERATURAN TATA TERTIB BADAN PERMUSYAWARATA
DESA ( BPD )

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Cianjur


2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat daerah otonom yang lain
sebagai lembaga eksekutif
3. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten
4. Camat adalah Kepala kecamatan setempat
5. Desa adalah Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan asal usul dan adat
istiadat setempat ayng diakui dalam sisten Pemerintahan Nasional dan berada di
daerah Kabupaten.
6. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan Pemerintahan yang dilaksanakan
oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan dan Permufakatan Desa
7. Pemerintah desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa
8. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah Lembaga
yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
desa dan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.
9. Lembaga Kemasyarakatan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan
10. kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan
masyarakat
11. Peraturan Desa adalah peraturan peraturan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala
Desa
12. Peraturan Kepala desa adalah peraturan peraturan yang dibuat oleh Kepala Desa
sebagai penjabaran dari Peraturan Desa yang mengatur pelaksanaan Peraturan
Desa secara lebih teknis.
BAB II
KEDUDUKAN,FUNGSI DAN WEWENANG

Pasal 2
Kedudukan

BPD berkedudukan sebagai Lembaga Permusyawaratan Desa

Pasal 3
Fungsi

1. Membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa


2. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa
3. Melakukan Pengawasan Kinerja Kepala Desa

Pasal 4
Wewenang

BPD mempunyai wewenang :


a. Membahas Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa Rancangan
Peraturan Desa dapat berasal dari Kepala Desa dapat pula datang dari BPD atas
dasar hak prakarsa dan hak inisiatif.
b. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa dan Peraturan
Kepala Desa dilaksanakan melaui rapat-rapat konsultasi, supervisi, dengar
pendapat, meminta keterangan dan pembahasan LKPJ Kepala Desa
c. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa dan atau Pejabat
Kepala Desa dengan tetap harus berkonsultasi dengan Camat
d. Membentuk Panitia Pemilihan Kepala Desa
Pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan melalui Musyawarah
di Tingkat Desa dengan penentuan personalianya mempertimbangkan segi
kavabelitas dan kapasitasnya dari masing masing personil panitia tersebut.
e. Menggali, menampung , menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi
masyarakat
- Setiap aspirasi masyarakat dapat disampaikan kepada BPD melalui lisan atau
tulisan oleh perseorangan atau kelompok
- BPD dapat pula menggali aspirasi dengan melakukan kunjungan ke dusun,
RT dan RW.
f. Menyusun Tata Tertib BPD
Penyusunan Tata tertib BPD materinya harus menggambarkan petunjuk teknis
dan pedoman kerja setiap anngota BPD yang dirumuskan bersama dan tidak boleh
bertentangan dengan peraturan yang diatasnya.
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 5

Badan Permusyawaratan Dan Permufakatan Desa mempunyai hak :

1. Hak Anggaran

BPD bersama-sama Kepala Desa menyusun, membahas dan menetapkan Rencana


Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa dan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

Pasal 6

2. Hak Mengajukan Pertanyaan

a. Setiap anggota BPD berhak mengajukan pertanyaan kepada Kepala Desa


b. Pertanyaan disusun secara singkat , jelas dan beretika baik lisan maupun
tulisan yang ditujukan kepada Kepala Desa didalam Rapat BPD
c. Penanya dapat meminta Kepala Desa untuk memberikan jawaban yang jelas,
jujur dan transparan

Pasal 7

3. Hak Meminta Keterangan

a. Sekurang kurangnya 2 orang anggota BPD dapat mengajukan usul kepada


Pimpinan BPD untuk meminta keterangan kepada Kepala Desa tentang sesuatu
kebijakan Kepala Desa.
b. Usul tersebut hendaknya disusun secara singkat, jelas, tertulis dan ditanda
tangani oleh pengusul serta dicatat dan diagenda oleh Sekretaris BPD
c. Pimpinan BPD selanjutnya mengadakan Rapat BPD dengan acara membahas
permintaan keterangan.
d. Anggota BPD yang mengusulkan permintaan keterangan tersebut dalam rapat
diberikan kesempatan untuk menyampaikan penjelasannya tentang alasan dan
argumentasi yang disampaikan pengusul.
e. Kemudian anggota BPD lainnya diberikan kesempatan untuk memberikan
pandangan terhadap alasan dan argumentasi yang disampaikan oleh pengusul.
f. Para pengusul dapat memberikan jawaban atas pandangan para anggota BPD
lainnya.
g. Kemudian rapat menetapkan keputusan atas usul permintaan keterangan
tersebut melalui mekanisme pengambilan keputusan, apakah dapat disetujui
atau ditolak
h. Apabila keputusan Rapat menyetujui, maka pimpinan BPD harus
menyampaikan usul tersebut kepada Kepala Desa.
i. Selanjutnya Pimpinan BPD mengadakan Rapat BPD dengan mengundang
Kepala Desa dan memberikan kesempatan kepada Kepala Desa untuk
memberikan keterangannya.
j. Atas jawaban Kepala Desa para anggota BP2D diberikan kesempatan
menyampaikan pandangannya.
k. Atas pandangan para pengusul dan anggota BPD lainnya Kepala Desa dapat
memberikan kembali jawabannya.
l. Dari jawaban dan usul tersebut Rapat dapat menetapkan solusi terbaik yang
dapat diterima semua fihak serta dengan mempertimbangkan kepentingan
masyarakat / umum sebagai prioritas utama.

Pasal 8

4. Hak mengajukan pernyataan pendapat

a. Sekurang-kurangnya 2 orang anggota BPD dapat mengajukan usul pernyataan


pendapat yang disampaikan kepada Pimpinan BPD secara tertulis.
b. Usul pernyataan pendapat tersebut setelah diagenda lalu dibahas didalam rapat
BPD.dengan mengundang Kepala Desa
c. Anggota BPD yang mengusulkan permintaan pernyataan pendapat tersebut
dalam rapat diberikan kesempatan untuk menyampaikan penjelasannya tentang
alasan dan argumentasi yang disampaikan pengusul.
d. Pembicaraan mengenai sesuatu pernyataan pendapat diiberikan pula
kesempatan kepada :
- Anggota BPD lainnya untuk memberikan pandangan
- Kepala Desa untuk menyatakan pendapatnya
- Para pengusul memberikan jawaban atas pandangan para anggota BPD
dan pendapat Kepala Desa.
e. Pembicaraan diahiri dengan pengambilan keputusan Rapat BPD yang
menerima atau menolak usul pernyataan pendapat tersebut menjadi pernyataan
pendapat BPD.

Pasal 9

5. Hak mengajukan rancangan dan perubahan Peraturan Desa

a. Setiap anggota BPD berhak berprakarsa dan berinisiatif mengajukan rancangan


dan perubahan terhadap Peraturan Desa.
b. Pokok-pokok Rancangan dan perubahan Peraturan desa tersebut kepada
pimpinan BPD dalam pandangan umu anggota BPD didalam rapat khusus
pembahsan rancangan dan perubahan Peraturan Desa.
c. Setelah dibahas secara seksama Rapat BPD mengambil keputusan atas usul
tersebut.
Pasal 10

6. Hak memilih dan dipilih


a. Setiap anggota BPD berhak untuk memilih dan dipilih menjadi Pimpinan BPD
b. Setiap anngota BPD berhak memilih dan dipilih menjadi Kepala Desa
c. Dalam hal dipilih menjadi Kepala Desa setiap anggota BPD wajib mengajukan
permohonan berhenti sementara ( non Aktif ) dari BPD serta mengikuti semua
ketentuan yang ditetapkan oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa.
d. Apabila menang dalam pemilihan Kepala Desa tersebut annggota BPD yang
bersangkutan harus mengundurkan diri dan berhenti dari BPD.
e. Dan apabila didalam Pemilihan Kepala Desa tersebut kalah maka anggota BPD
yang bersangkutan kembali menjadi annggota BPD

Pasal 11

7. Hak memperoleh tunjangan


a. Setiap annggota BPD berhak memperoleh tunjangan tunjangan
b. Uang kehormatan
c. Uang sidang/rapat
d. uang perjalanan dinas
e. Uang tunjangan sakit
f. Uang Tunjangan Hari Raya
g. Uang katineung habis masa jabatan
h. Pakaian seragam
Tunjangan tunjangan tersebut dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa sesuai dengan kemampuan dan kondisi atau dari bantuan
Pemerintah pusat dan daerah dan setiap tahun harus ditetapkan didalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

Pasal 12

8. Hak Penyelidikan
a. Hak penyelidikan dilaksanakan oleh Panitia khusus yang dibentuk dari anggota
bidang bidang
b. Hak penyelidikan dilaksanakan apabila diduga terjadi suatu permasalahan yang
diakibatkan oleh kebijakan Kepala Desa
c. sehingga menjadi opini negatif publik dan menjadi kasus dan perlu
pembenaran.
d. Penyelidikan sebagaimana dimaksud dilaksanakan melalui investigasi,
klarifikasi ,konfirmasi dan pengumpulan data kepada perorangan, lembaga,dan
atau organisasi yang ada relevansinya dengan permasalahan yang timbul,
dengan tetap menjungjung tinggi azas praduga tidak bersalah.
e. Hasil penyelidikan dilaporkan kepada Pimpinan BPD didalam rapat BPD serta
tidak menjadi bukti hukum bagi upaya penyidikan.
f. Dalam rapat khusus Kepala Desa diberikan kesempatan untuk memberikan
jawaban atas hasil penyelidikan.
g. Setelah dibahas dengan Kepala Desa Rapat BPD memutuskan menerima atau
menolak hasil penyelidikan diatas.

Pasal 13
KEWAJIBAN

Setiap anggota BPD mempunyai kewajiban


1. Mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan mentaaati segala peraturan perundang-
undangan.
2. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelennggaraan
Pemerintahan Desa
3. Mempertahankan dan memelihara hukum nasional serta keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
4. Menyerap, menampung, menghimpun dan menindak lanjuti aspirasi
masyarakat.
5. Memproses Pemilihan Kepala Desa
6. Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, kelompok
dan golongan.
7. Menghormati nilai nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat setempat.
8. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga
kemasyarakatan
9. Mentaati Peraturan Tata Tertib BPD secara baik dan seksama
10. Memenuhi undangan Rapat BPD
11. Menanda tangani daftar hadir
12. Memberitahukan ketidak hadirannya kepada pimpinan BPD apabila
berhalanagan hadir memenuhi undangan rapat
13. Memelihara ketertiban dan kelancaran rapat
14. Menghadiri undangan resmi dari instansi/lembaga/organisasi atas
penugasan Pimpinan BPD
15. Mengikuti semua kegiatan BPD

BAB IV
KEANGGOTAAN BPD

Pasal 14

(1) Anggota BPD adalah terdiri dari 9 orang anggota hasil Penetapan oleh Panitia
Musyawarah Tingkat Desa serta sudah diambil sumpah dan dilantik oleh
Bupati atau Pejabat berwenang yang ditunjuk.
(2) Anggota cadangan BPD adalah anggota daftar tunggu sesuai dengan urutan
penetapan Panitia Musyawarah desa.
(3) Anggota BPD antar waktu adalah anggota BPD pengganti disumpah dan
dilantik oleh pejabat yang berwenang
Pasal 15

Masa bhakti keanggotaan BPD adalah 6 Tahun dan berhenti bersama sama setelah
masam bhakti keanggotaanya berakhir.serta dapat dipilih kembali untuk satu kali masa
bhakti lagi

Pasal 16
PERGANTIAN ANTAR WAKTU

(1) Anggota BPD berhenti antar waktu karena :


a. Meninggal dunia
b. Mengundurkan diri secara tertulis atas permintaan sendiri ditujukan kepada
pimpinan BPD
c. Pindah alamat/ bertempat tinggal diluar desa
d. Diberhentikan atau tidak lagi memenuhi syarat-syarat sebagai anggota BPD
sebagaimana diatur didalam ayat 2, dan 3 pasal 23 Bab III Peraturan Bupati
Kabupaten Cianjur Nomor 79 Tahun 2018.
e. Terkena larangan diatur pasal 32 Bab III Peraturan Bupati Kabupaten Cianjur
Nomor 79 Tahun 2018.
(2) Bagi anggota BPD pengganti antar waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 1
point diatas tempatnya diisi oleh calon daftar tunggu berikutnya hasil penetapan
panitia musyawarah desa, dan kepada anggota BPD yang berhenti diberikan Surat
pemberhentian dengan hormat atau tidak dengan hormat sesuai dasar
pemberhentian.

BAB V

Pasal 17
BADAN KEHORMATAN BPD

(1) Badan kehormatan BPD dibentuk dalam rangka menjaga fakta integritas BPD dan
bersiftat Add Hock
(2) Dalam hal menjalan kan tugas badan kehormatan BPD bersifat kompromistis /
Komisi etis
(3) Keanggotaan badan Kehormatan BPD maksimal 3 orang

BAB VI
KEUANGAN

Pasal 18

(1) Anggota BPD berhak menerima tunjangan uang sidang, uang kehormatan,
uang perjalanan dinas uang pakaian seragam dan tunjangan-tunjangan lainnya
sesuai dengan kemampuan keuangan desa.
(2) Uang tunjangan-tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) 1 pasal ini ditetapkan setiap tahun dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa
(4) Keuangan-keuangan BPD sebagaimana dimaksud ayat 1 dan 2 pasal ini dicatat
dan dikelola oleh Sekretaris BPD

BAB VII
ALAT KELENGKAPAN BPD

Pasal 19

Alat kelengkapan BPD terdiri dari :


a. Ketua BPD
b. Wakil Ketua BPD
c. Sekretaris BPD
d. Bidang - bidang

Pasal 20

Susunan keanggotaan kelengkapan BPD sebagaimana dimaksud pada pasal 18


ditetapkan oleh rapat BPD.

Pasal 21

KEDUDUKAN, SUSUNAN,TUGAS DAN KEWAJIBAN PIMPINAN BPD


(1) Pimpinan BPD adalah salah satu alat kelengkapan BPD dan merupakan satu
kesatuan yang bersifat kolektif dan tidak merupkan perwakilan dari bidang bidang
yang ada di BPD.
(2) Masa jabatan Pimpinan BPD sama dengan masa jabatan keanggotaan BPD
(3) Pimpinan BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD serta ditetapkan melalui Surat
Keputusan Bupati
(4) Pimpinan BPD terdiri dari 1 orang Ketua dan 1 orang wakil ketua

Pasal 22
Tugas Pimpinan BPD

(1) Menyusun rencana kerja dan mengadakan pembagianpekerjaan dengan wakil


ketua serta mengumumkannya didalam rapat BPD
(2) Memimpin rapat, menetapkan acara rapat dan melaksanakan rapat dengan
menjaga agar Peraturan Tata Tertib dilaksanakan dengan seksama
(3) Mengadakan konsultasi dengan Kepala Desa
(4) Mengadakan rapat dengan ketua bidang bidang

Pasal 23
(1) Ketua dan Wakil Ketua memegang pimpinan BPD
(2) Wakil Ketua membantu Ketua didalam memimpin BPD
(3) Apabila Ketua berhalangan maka tugas/kewajibannya dilakukan oleh wakil ketua.
(4) Apabila Ketua dan Wakil Ketua berhalangan, meletakan jabatan sakit yang lama
atau meninggal dunia maka rapat dan kegiatan BPD dipimpin oleh anggota tertua
dibantu dengan annggota termuda dan atau anggotra lain yang dipandang mampu.

Pasal 24
TATA CARA PEMILIHAN PIMPINAN BPD

(1) Pemilihan pimpinan BPD diusahakan dengan cara musyawarah/mupakat sehingga


memperoleh keputusan secara bulat ( aklamasi ).
(2) Apabila musyawarah dan mupakat tidak tercapai maka dilakukan dengan cara
mengambil suara terbanyak yang dilakukan secara tertutup ( Fotting ).
(3) Calon Ketua dan Wakil Ketua diusulkan anggota dalam satu paket.
(4) Proses pemilihan pimpinan BPD dilakukan dalam rapat BPD
(5) Ketua dan Wakil Ketua ditetapkan dengan surat keputusan Bupati dilantik dan
diambil sumpah.

Pasal 25
PENGISIAN LOWONGAN JABATAN PIMPINAN BPD

Apabila terjadi lowongan pada jabatan Pimpinan BPD maka secepatnya dilakukan
pengisian yang dilakukan melalui pemilihan dari dan oleh anggota BPD dengan
mengacu pada pasal 22 peraturan tata tertib ini.

Pasal 26
BIDANG -BIDANG

(1) Bidang adalah alat klelengkapan BPD yang bersifat tetap dan dibentuk oleh BPD
pada permulaan masa keanggotaan BPD melalui rapat BPD
(2) Setiap anggota BPD kecuali Pimpinan BPD harus menjadi anggota salah satu
bidang
(3) Penetapan anggota BPD dalam bidang bidang didasarkan atas :
a. Efesiensi dan efektipitas kerja BPD
b. Latar belakang pendidikan, pengalaman , dan kultur sumber daya manusianya.
c. Pertimbangan-pertimbangan lain yang dapat mendorong kinerja bidang
(1) Masa penempatan anggota BPD dalam bidang dan perpindahan ke bidang lain
diputuskan oleh Pimpinan BPD atas usul anngota.
(2) Jumlah anggota BPD dalam tiap bidang diusahakan sama banyak.
(3) Setiap anggota BPD dapat menghadiri rapat bidang yang bukan bidangnya dengan
terlebih dahulu memberitahukan kepada ketua bidang /pimpinan rapatnya.

Pasal 27
TUGAS DAN KEWAJIBAN BIDANG

(1) Menyusun Rencana Kerja bidang pada setiap awal tahun sidang/rapat dan
melaporkan hasil kinerjanya diakhir tahun sidang.
(2) Melakukan pembahasan terhadap rancangan Peraturan Desa dan rancangan
Keputusan BPD yang masuk kedalam tugas bidangnya.
(3) Melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan
dan kemasyarakatan yang termasuk kedalam tugas bidang nya
(4) Membantu Pimpinan BPD untuk mengupayakan penyelesaian masalah yang
disampaikan Kepala Desa kepada BPD
(5) Mengadakan peninjauan dan kunjungan kerja yang dianggap perlu oleh bidang
yang bersangkutan atas persetujuan pimpinan BPD.
(6) Mengadakan rapat kerja dengan Kepala Desa dan Perangkat Desa.
(7) Mengadakan rapat dengar pendapat dengan lembaga,organisasi untuk
menampung aspirasi masyarakat
(8) Mengajukan usul , saran dan pernyataan pendapat kepada pimpinan BPD yang
termasuk dalam ruang lingkup tugas masing-masing bidang
(9) Mengajukan / menyampaikan masukan masukan kepada pimpinan BPD mengenai
masalah-masalah yang berkembang di bidang bidang untuk dimasukan kedalam
acara rapat.
(10)Membahas nota dari pimpinan BPD, surat-surat masuk dan pengaduan langsung
masyarakat.

Pasal 28
PIMPINAN BIDANG

1. Pimpinan bidang merupakan satu kesatuan pimpinan yang bersifat kolektif, serta
terdiri dari 1 orang ketua dan beberapa orang anggota.
2. Bidang dalam melaksanakan tugasnya dipimpin oleh ketua bidang masing-masing
yang dipilih oleh anggota bidang yang bersangkutan dan ditetapkan dengan
keputusan BPD.

Pasal 29
JUMLAH BIDANG BPD

Jumlah bidang dalam BPD terdiri dari


1. Bidang Pemerintahan dan pembinaan Masyarakat
2. Bidang Pembangunan dan Pemerdayaan masyarakat

BAB VIII
PANITIA KHUSUS
Pasal 30

1. Pimpinan BPD dapat membentuk panitia khusus setelah mendengarkan saran dan
pertimbangan para anggota
2. Panitia khusus terdiri dari sekurang-kurangnya 3 orang termasuk seorang ketua
yang ditentukan oleh Pimpinan BPD
3. Panitia khusus dapat menunjuk seorang anggota sebagai pelapor
4. Sekretaris BPD karena jabatannya dapat ditunjuk sebagai sekretaris dan bukan
anggota Panitia khusus.

Pasal 31

1. Panitia khusus melaksanakan tugas tertentu dalam jangka waktu tertentu yang
ditetapkan dengan Keputusan BPD.
2. Panitia khusus bertanggungjawab kepada Pimpinan BPD.
3. Rapat BPD dapat memperpanjang atau memperpendek jangka waktu penugasan
panitia khusus.
4. Panitia khusus dibubarkan oleh rapat BPD setelah jangka waktu penugasanya
berahir atau karena tugasnya dinyatakan telah selesai.
5. Tindak lanjut hasil kerja panitia khusus dilaporkan dalam rapat BPD.

Pasal 32
RAPAT-RAPAT BPD

(1) Tahun Rapat BPD dimulai sejak 1 Januari dan berahir tanggal 31 Desember tahun
yang sama.
(2) Rapat BPD sedikit-dikitnya dilaksanakan 4 kali dalam setahun.

Pasal 33
JENIS JENIS RAPAT BPD

(1) Rapat Paripurna : adalah rapat yang dipimpin oleh ketua atau wakil ketua dan
merupakan forum tertinggi dalam melaksanakan wewenang dan tugas BPD
untuk membahas Rancangan Peraturan Desa dan menetapkan Keputusan BPD.
(2) Rapat Paripurna Istimewa : adalah rapat anggota yang dipimpin oleh Pimpinan
BPD untuk melaksanakan suatu acara tertentu dengan tidak mengambil
keputusan.
(3) Rapat Paripurna Khusus : adalah rapat anggota yang dipimpin oleh Pimpinan
BPD untuk membahas hal-hal yang khusus
(4) Rapat bidang : adalah rapat anngota bidang yang dipimpin oleh ketua bidang
(5) Rapat Pansus : adalah rapat panitia khusus yang dipimpin oleh Ketua Panitia
khusus
(6) Rapat Kerja : adalah rapat antara Pimpinan BPD, Ketua bidang Kepala Desa
dan Perangkat Desa.
(7) Rapat dengar pendapat : adalah rapat antara pimpinan BPD, ketua bidang
dengan lembaga/organisasi/badan dan atau masyarakat.

Pasal 34
SIFAT RAPAT
Rapat Paripurna pada dasarnya bersifat terbuka untuk umum kecuali Pimpinan BPD
menganggap perlu atau sekurang-kurangnya setengah plus 1 anggota BPD
mengusulkan untuk dinyatakan sebagai rapat tertutup.

Pasal 35

(1) Rapat bidang , rapat gabungan bidang dan rapat pansus pada dasarnmya bersifat
tertutup
(2) Rapat Pimpinan BPD bersifat tertutup
(3) Rapat terbuka adalah rapat anggota BPD yang dapat dihadiri oleh umum.
(4) Rapat tertutup adalah rapat anggota BPD yang tidak dapat dihadiri oleh umum

Pasal 36
WAKTU WAKTU RAPAT

Waktu rapat BPD dapat dilaksanakan pagi hari, siang hari, sore hari atau malam hari
sesuai dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi yang ada, dengan mengambil tempat
di Aula Desa, Sekretariat BPD, atau di tempat lain sesuai dengan kesepakatan.

Pasal 37
TATA CARA RAPAT

(1) Sebelum rapat dimulai setiap anggota BPD harus menanda tangani daftar hadir
terlebih dahulu
(2) Untuk para undangan disediakan daftar hadir tersendiri
(3) Setiap anggota BPD didalam rapat harus berpakaian rapi, sopan dan bersepatu.
(4) Rapat dibuka oleh Pimpinan BPD apabila anggota yang hadir sudah mencapai
qorum ( 2/3 dari jumlah anggota = 5 orang )
(5) Apabila jumlah anggota kurang dari qorum maka Pimpinan BPD dapat
memberikan waktu tunggu selama-lamanya 60 menit, dan apabila dalam waktu 60
menit masih juga belum mencapai qorum maka pimpinan BPD menunda rapat
sampai dengan waktu yang ditentukan ( selama-lamanya 7 hari )
(6) Setiap anggota BPD apabila tidak dapat menghadiri rapat hendaknya
menyampaikan pemberitahuan kepada pimpinan BPD
(7) Anggota BPD didalam rapat apabila akan meninggalkan rapat karena sesuatu hal
agar memberitahukan terlebih dahulu kepada pimpinan rapat
Pasal 38
Undangan dan Peninjau

(1) Undangan dan peninjau disediakan tempat tersendiri


(2) Undangan dan peninjau wajib mentaati Tata tertib rapat dan atau ketentuan lain
yang diatur oleh BPD
(3) Undangan sebagaimana dimaksud dapat berbicara dalam rapat atas persetujuan
dan ijin pimpinan rapat ,tetapi tidak memiliki hak suara.
(4) Peninjau tidak memiliki hak suara dan tidak boleh menyatakan sesuatu, baik
dengan perkataan maupun dengan cara lain.
(5) Surat undangan untuk rapat rapat sebagaimana dimaksud pada pasal 32 Peraturan
ini harus ditanda tangani oleh Pimpinan BPD.

Pasal 39
TATA CARA PEMBICARAAN

(1) Setiap anggota BPD berhak berbicara untuk menyampaikan pendapat dan
pandangannya terhadap sesuatu masalah yang sedang dibahas dalam rapat setelah
mendapat ijin dari pimpinan rapat
(2) Pimpinan rapat memberikan ijin berbicara kepada setiap anggota BPD
berdasarkan urutan permintaan, dan selama anggota BPD tersebut sedang
berbicara tidak boleh diganggu.
(3) Setiap pokok pembicaraan dicatat oleh Sekretaris BPD dalam Notula Rapat untuk
bahan risalah rapat.
(4) Untuk lancarnya jalanya rapat pimpinan rapat menetapkan lamanya waktu
berbicara dan tempat dimana berbicara
(5) Apabila pembicara telah melampoi waktu berbicara yang telah ditetapkan maka
pimpinan rapat dapat mengingatkan pembicara supaya segera mengahiri
pembicaraannya.
(6) Pimpinan rapat dapat mengingatkan pembicara apabila pembicaraanya
menyimpang dari pokok bahasan/permasalahan atau bertentangan dengan tata
tertib.
(7) Didalam rapat pembicara dapat mengunakan sapaan/panggilan Saudara terhadap
sesama anggota Kepala Desa dan atau perangkat desa.
(8) Setiap pembicara hendaknya menggunakan perkataan yang sopan, layak dan
baku.
(9) Pimpinan rapat hanya berbicara selaku pimpinan rapat untuk menyelesaikan suatu
masalah yang menjadi pokok bahasan dan menyimpulkannya dalam rapat.
(10)Apabila pimpinan rapat hendak berbicara selaku anggota rapat maka untuk
sementara pimpinan rapat diserahkan kepada unsur pimpinan rapat yang lain.
(11)Pada saat seorang anggota sedang berbicara, kepada anggota yang lain dengan
seijin pimpinan rapat dapat menyampaikan pembicaraan sela ( INTERUPSI )
untuk :
- minta penjelasan tentang duduk permasalahan yang sebenarnya mengenai hal-hal
yang sedang sedang dibicarakan serta hal hal yang berkaitan
- usul menunda pembicaraan.
(12)lamanya interupsi ditentukan pimpinan rapat

Pasal 40
RISALAH DAN CATATAN RAPAT

(1) Untuk setiap Rapat Paripurna dan Rapat Paripurna Istimewa dibuat risalah rapat
yang ditanda tangani oleh Sekretaris BPD dan diketahui oleh Pimpinan rapat.
(2) Risalah rapat adalah catatan catatan rapat secara lengkap yang meliputi jalannya
pembicaraan, pokok-pokok pembicaraan, kesimpulan rapat dan keputusan rapat
yang dilengkapi dengan keterangan mengenai :
a. Jenis rapat dan sipat rapat
b. Hari dan tanggal rapat
c. Tempat rapat
d. Acara Rapat
e. Waktu pembukaan dan penutupan rapat
f. Ketua dan Sekretaris rapat
g. Jumlah dan unsur yang hadir
h. Jumlah undangan yang hadir

BAB IX
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 41

(1) Pengambilan keputusan dalam rapat BPD diusahakan sejauh mungkin dengan
cara musyawarah dan mupakat.
(2) Apabila usaha musyawarah dan mufakat tidak juga tercapai maka pengambilan
keputusannya ditetapkan berdasarkan suara terbanyak ( Votting ).baik terbuka
maupun tertutup.

Pasal 42
JENIS KEPUTUSAN DAN PENETAPANNYA

(1) Produk hukum BPD adalah : a. Peraturan Desa


b. Keputusan BPD
c. Keputusan Pimpinan BPD
(2) Proses penetapan Peraturan Desa dan Keputusan BPD dilakukan melalui rapat
paripurna
(3) Proses penetapan keputusan Pimpinan BPD dilakukan melalui rapat Pimpinan
BPD dengan pimpinan bidang bidang
Pasal 43
PENYUSUNAN DAN PENETAPAN PERATURAN DESA

(1) Kepala Desa dengan persetujuan BPD menetapkan Peraturan Desa.


(2) Rancangan Peraturan Desa dapat berasal dari Kepala Desa atau dapat pula atas
usul prakarsa BP2D
(3) Rancangan Peraturan Desa yang berasal dari Kepala Desa disampaikan kepada
Pimpinan BPD dengan nota pengantar dari Kepala Desa.
(4) Rancangan Peraturan Desa yang berasal dari usul prakarsa anggota BPD
disampaikan secara tertulis berikut penjelasannya kepada pimpinan BPD.
(5) Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dan 4 pasal ini
disampaikan pimpinan BPD kepada seluruh anggota.
(6) Apabila ada dua rancangan Peraturan Desa yang diajukan mengenai hal yang
sama, maka yang dibicarakan adalah rancangan Peraturan Desa yang diterima
terlebih dahulu, dan rancangan Peraturan desa yang diterima kemudian dijadikan
sebagai pelengkap serta bahan pembanding.

BAB X
KUNJUNGAN KERJA DAN PENINJAUAN

Pasal 44

(1) Kunjungan kerja dan peninjauan dapat dilaksanakan oleh pimpinan BPD dan
anggota didalam desa maupun diluar desa
(2) Kunjungan dan peninjauan sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini hanya
dilakukan untuk peningkatan kinerja dan studi banding

BAB XI
SEKRETARIAT BPD

Pasal 45

Sekretariat BPD adalah alat kelengkapan BPD dan unsur staf yang membantu pimpinan
BPD dalam menyelenggarakan tugas dan kewajibannya.

BAB XII
KEPANITIAAN DAN PEMILIHAN KEPALA DESA

Pasal 46

(1) BPD membentuk Panitia Pemilihan Kepala Desa selambat- lambatnya 4 bulan
sebelum habis masa jabatan Kepala Desa
(2) Panitia Pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini
diangkat dan diberhentikan ditetapkan dengan keputusan BPD sehingga Panitia
Pemilihan Kepala Desa bertanggungjawab kepada BPD.
(3) Setiap anggota BPD tidak boleh menjadi Panitia Pemilihan Kepala Desa.
(4) Apabila anggota BPD mencalonkan diri sebagai calon Kepala Desa maka
kedudukan dan keanggotaanya dinonaktifkan sampai dengan selesai pelaksanaan
pemilihan berdasarkan keputusan BPD.
(5) Selama anggota BPD di non aktifkan maka otomatis segala hak dan kewajibannya
berhenti.
(6) Apabila anggota BPD yang pada saat mencalonkan Kepala Desa tersebut berhasil,
maka yang bersangkutan harus mengundurkan diri dari keanggotaan BPD
nya.secara tertulis kepada pimpinan BPD.
(7) Apabila anggota BPD yang pada saat mencalonkan Kepala Desa tersebut tidak
berhasil, maka yang bersangkutan kembali menjadi anggota BPD dan surat non
aktifnya dicabu

BAB XIII
PENETAPAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

Pasal 47

(1) Setiap tahun menjelang berlakunya Tahun anggaran baru Kepala desa wajib
menyampaikan Rancangan Peraturan Desa tentang Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa ( RAPBDES ) lengkap dengan lampiran
lampiranya.
(2) Pembahasan terhadap Rancangan Peraturan Desa tentang RAPB DES tersebut
dibahas dalam rapat BPD yang diadakan secara khusus untuk keperluan itu.
(3) Ketentuan pada ayat 2 pada pasal ini berlaku juga pada Rancangan Peraturan
Desa tentang Perubahan dan Perhitungan Anggaran

BAB XIV
KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DESA

Pasal 48

(1) BPD menerima Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa 1 kali


dalam setahun pada akhir tahun anggaran atau selambat-lambatnya 3 bulan
setelah berakhirnya tahun anggaran.
(2) Apabila dipandang perlu karena terdapat hal hal yang luar biasa BPD dapat
meminta Kepala Desa untuk menyampaikan Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban sebelum akhir tahun anggaran.
(3) BPD wajib meminta Kepala Desa untuk menyampaikan Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Akhir masa Jabatan apabila Kepala Desa akan habis masa
jabatannya.
(4) Terhadap Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa BPD memberikan
tanggapan dan pandangan guna dijadikan catatan sebagai bahan lampiran yang
tidak terpisahkan dari Laporan Pertanggungjawaban tersebut dan dijadikan bahan
perbaikan kinerja Kepala Desa kedepan.
BAB XV
PERUBAHAN PERATURAN TATA TERTIB

Pasal 49

Peraturan Tata Tertib ini hanya dapat dirubah jika diajukan oleh sekurang-kurangnya
setengah ditambah 1 dari jumlah anggota BPD
Perubahan sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini dilakukan dalam rapat Paripurna
yang khusus diadakan untuk itu dan harus dihadiri sekurang kurangnya 2/3 dari jumlah
anggota BPD.
Keputusan yang diambil harus atas persetujuan suara terbanyak atau sekurang-
kurangnya 2/3 dari jumlah anggota BPD yang hadir.

BAB XVI KETENTUAN PENUTUP

Pasal 50

(1) Keputusan BPD ini disebut Peraturan Tata Tertib.


(2) Peraturan Tata Tertib ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

DITETAPKAN DI : MALEBER
PADA TANGGAL : Juni 2019
PIMPINAN BPD MALEBER ,
Ketua

Drs. H. WAWAN MUNAWAR RS, M.Pd

TEMBUSAN :
1. Yth. Bapak camat Karangtengah
2. Yth. Kepala Desa Maleber
3. Masing-masing anggota BPD

Anda mungkin juga menyukai