Anda di halaman 1dari 12

MANUSIA DAN POTENSINYA SEBAGAI DASAR

PENDIDIKAN ISLAM
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah:
“Dasar-Dasar Pendidikan Islam”
Dosen pengampu: Mohammad Karim,M. Pd

Disusun oleh:
 Dhila Anisa (18190008)
 Laila ihda fitriyah (18190015)

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2018

1
KATA PENGANTAR

Asslamu’alaikum Wr. Wb.


Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq,serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat beserta salam kami curahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Pada kesempatan ini kami selaku penulis mencoba untuk menyusun
makalah tentang “Manusia Dan Potensinya Sebagai Dasar Pendidikan Islam”.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Apabila dalam
makalah ini terdapat banyak kekurangan, kami mohon maaf. Dan atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Malang, 22 September 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Hakekat Potensi manusia....................................................3
B. Potensi atau Fitrah Manusia Dalam Islam...................................................5
C. Potensi Manusia sebagai Dasar Pendidikan Islam.......................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................9
B. Saran............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

3
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk paling istimewa yang diciptakan oleh Allah
SWT di muka bumi ini. Manusia dianugerahi kelengkapan aspek yang lebih
sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah lainnya karena dibekali
akal serta potensi dalam diri manusia. Dalam sudut pandang Islam, manusia
mempunyai potensi-potensi dasar yang sangat mendukung dalam kemajuan
pendidikan. Sejak lahir seorang manusia memang sudah langsung terlibat dalam
proses pendidikan dan pembelajaran yaitu dirawat, dilatih, dijaga, dan dididik
oleh orang tua, keluarga dan masyarakatnya menuju tingkat kematangan, sampai
kemudian terbentuklah potensi kemandirian dalam mengelola kemampuan yang
ada dalam dirinya.
Di dalam konteks pendidikan, manusia merupakan subjek sekaligus objek
pendidikan, sebagai subjek yang mempunyai potensi-potensi lahir batin, manusia
melakukan prakarsa, rasa, dan karsa, bahkan juga karya atau prestasi yang
terbentuk karena dorongan-dorongan yang amat kompleks, dorongan tersebut
dapat terjadi karena berbagi faktor diantaranya faktor objektif (kebutuhan),
tanggungjawab, kewajiban, ataupun nilai-nilai yang terdapat didalamnya.
Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, baik
pendidikan yang berlangsung secara alami oleh orang tua atau masyarakat,
maupun melalui pendidikan tersistem diranah sekolah. Manusia memiliki
beberapa potensi yang ada pada dirinya, baik itu potensi fisik, intelektual, maupun
spiritual yang akan bisa tumbuh dan dikembangkan melalui proses pendidikan
yang baik dan terarah.
Dengan demikian, jelaslah bahwa manusia sangat membutuhkan pendidikan.
Karena melalui pendidikan manusia dapat mempunyai kemampuan mengatur,
mengontrol serta mengembangkan potensi diri. Melalui pendidikan pula
perkembangan kepribadian manusia dapat diarahkan kepada yang lebih baik. Dan
melalui pendidikanlah kemampuan tingkah laku manusia dapat didekati dan
dianalisis secara murni. Sebagai seorang calon pendidik yang kelak dituntut untuk
dapat menumbuhkan serta mengembangkan potensi dasar peserta didik dan

4
kecenderungannya terhadap sesuatu yang diminati sesuai dengan kemampuan
bakat yang ada, penting bagi kita mengetahui tentang potensi-potensi dasar yang
dimiliki manusia secara umum karena manusia memiliki posisi yang sentral
didalam dunia pendidikan. Untuk itu, dalam makalah ini penulis mencoba
memaparkan pembahasan tentang potensi-potensi yang dimiliki manusia serta
konsep pengembangannya dalam pendidikan Islam.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang tersebut, maka pada makalah ini kami akan
membahas tentang 3 rumusan masalah, yaitu:
1. Apa pengertian dari potensi manusia?
2. Bagaimana fitrah atau potensi manusia dalam sudut pandang Islam?
3. Bagaimana hakekat potensi manusia serta implikasinya sebagai dasar-dasar
pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan,
sebagai berikut:
1. mengetahui pengertian potensi manusia
2. mengetahui fitrah atau potensi manusia dalam sudut pandang islam
3. memahami hakekat potensi manusia serta implikasinya sebagai dasar-dasar
pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian potensi manusia

5
Kata potensi berasal dari serapan bahasa inggris, yaitu potencial yang
berarti kesanggupan, tenaga, kekuatan, serta kemungkinan. Sedangkan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) potensi diartikan sebagai suatu
kemampuan yang mempunyai berbagai kemungkinan atau harapan untuk
dikembangkan lebih lanjut, baik itu berupa kekuatan, daya, ataupun kesanggupan
yang diperoleh secara langsung ataupun melalui proses yang panjang. Potensi
dapat diartikan sebagai kemampuan dasar dari sesuatu yang masih terpendam
didalamnya yang menunggu untuk diwujudkan menjadi sesuatu kekuatan nyata
dalam diri sesuatu tersebut (Wiyono, 2006:37). Sedangkan Sri Habsari (2005:2)
menjelaskan, potensi diri adalah kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh
seseorang baik fisik maupun mental dan mempunyai kemungkinan untuk
dikembangkan bila dilatih dan ditunjang dengan sarana yang baik. Sedangkan diri
adalah seperangkat proses atau ciri-ciri proses fisik, perilaku dan psikologis yang
dimiliki. Dengan demikian potensi diri manusia dapat disimpulkan sebagai
kemampuan dasar yang dimiliki manusia yang masih terpendam didalam dirinya
yang dapat diwujudkan menjadi suatu manfaat nyata dalam kehidupan diri
manusia, dan mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan jika didukung
latihan dan proses yang baik.
Secara umum, potensi diri dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Kemampuan dasar, seperti tingkat intelegensi, kemampuan abstraksi, logika
dan daya tangkap.
2. Etos kerja, yaitu seperti ketekunan, ketelitian, efesiensi, kerja, dan daya tahan
terhadap tekanan.
3. Kepribadian, yaitu pola menyeluruh dari semua kemampuan, perbuatan, serta
kebiasaan seseorang, baik jasmaniah, rohaniah, emosional maupun sosial
yang ditata dalam diri di bawah pengaruh luar atau lingkungan.

Jenis-jenis potensi manusia sendiri beragam, diantaranya sebagai berikut


(Nashori, 2003:89) :
a. Potensi Berpikir
Manusia diciptakan dengan pemberian akal oleh Allah SWT. Oleh karena itu,
manusia pasti mempunyai potensi berpikir. Maka, dapat dikatakan bahwa

6
setiap manusia memiliki potensi untuk belajar tentang sesuatu yang baru,
menghubungkan berbagai informasi, serta menghasilkan pemikiran baru.
b. Potensi Emosi
Potensi yang lain adalah potensi dalam bidang afeksi/emosi. Setiap manusia
memiliki potensi cita rasa, yang dengannya manusia dapat memahami orang
lain, memahami alam, memperhatikan dan diperhatikan, menghargai dan
dihargai, dan cenderung terhadap perasaan.
c. Potensi Fisik
Adakalanya manusia memiliki potensi yang luar biasa dalam bidang
pemanfaatan fisik yang efektif dan efisien serta memiliki kekuatan fisik yang
tangguh. Orang yang berbakat dalam bidang fisik mampu mempelajari dan
memanfaatkan potensinya dalam bidang keolahragaan maupun kegiatan yang
berhubungan dengan fisik lainnya.
d. Potensi Sosial
Potensi sosial yang dimaksud adalah kapasitas menyesuaikan diri dan
mempengaruhi orang lain. Kemampuan menyesuaikan diri dan
mempengaruhi orang lain didasari pada kemampuan belajarnya, baik dalam
bentuk pengetahuan maupun keterampilaanya dalam bersosial.
Menurut Hery Wibowo (2007:1) minimal ada empat kategori potensi yang
terdapat dalam diri manusia sejak lahir yaitu, potensi otak,emosi,fisik dan
spiritual dan semua potensi ini dapat dikembangkan pada tingkat yang tidak
terbatas. Ahli lain berpendapat bahwa manusia itu diciptakan dengan potensi
diri terbaik dibandingkan dengan makhluk Tuhan yang lain, ada empat
macam potensi yang dimiliki manusia yaitu, potensi intelektual, emosional,
spiritual, dan fisik.

B. Fitrah dan Potensi Manusia Dalam Islam


Potensi diri dalam islam seringkali disandingkan dengan kata fitrah.
Dalam dimensi pendidikan, keutamaan dan keunggulan manusia dibanding
dengan makhluk Allah lainnya, terangkum dalam kata “fitrah”. Secara bahasa
fitrah berasal dari kata kataal-fathr yang berarti belahan atau pecahan.
Para pemikir muslim cenderung memaknai kata fitrah berdasarkan QS Ar-
Rum ayat 30 sebagai dasar dari potensi manusia. Ada juga yang memaknai bahwa
fitrah merupakaan bawaan yang telah diberikan Allah sejak manusia berada dalam
alam rahim. Hasan langgulung mengartikan fitrah tersebut sebagi potensi-potensi

7
yang dimiliki manusia. potensi-potensi tersebut merupakan suatu perpaduan yang
tersimpul dalam Asmaul Husna, namun terdapat batasan dalam pengartiannya.
Misalnya sifat Allah Al-Ilmu “maha mengetahui” maka manusia pun memiliki
potensi untuk bersifat mengetahui. Akan tetapi kemampuan manusia tentu saja
sangat berbeda dengan Allah, karena perbedaan hakikat antara keduanya. Allah
mempunyai sifat kesempurnaan sedangkan manusia memiliki sifat keterbatasan.
Keterbatasan itulah yang menyebabkan manusia membutuhkan pertolongan dan
bantuan untuk memenuhi segala kebutuhan. Keadaan ini menyadarkan manusia
tentang ke-Esaan Allah, sehingga inilah letak beragama manusia sebagai
manifestasi memenuhi kebutuhan rohaninya.
Abdurrahman Shaleh Abdullah mengartikan kata fitrah sebagai bentuk
potensi yang diberikan Allah padanya disaat penciptaan manusia di alam rahim.,
sebagaimana dijelaskan dalam QS An- Nahl ayat 78. Namun potensi tersebut
belum bersifat final, akan tetapi merupakan proses. Ia juga mengatakan bahwa
anak yang lahir belum tentu muslim, meskipun ia berasal dari keluarga muslim.
Akan tetapi Allah SWT telah membekalinya dengan potensi-potensi yang
memungkinkannya menjadi seorang muslim.1
Dari sekian banyak pengertian tentang fitrah, maka dapat diambil kata
kunci bahwa fitrah adalah potensi manusia. menurut Ibn Taimiyah potensi tersebut
bukan hanya dalam bidang agama saja, melainkan juga dalam aspek lainnya yaitu:
1. Daya intelektual (quwwat al-‘aql) yaitu potensi dasar yang memungkinkan
manusia dapat membedakan nilai intelektualnya baik dalam bidang
pendidikan maupun agama, manusia dapat mengetahui dan meng-Esakan
Tuhannya
2. Daya ofensif (quwwat al-syahwat) yaitu potensi yang dimiliki manusia yang
mampu menginduksi obyek-obyek yang menyenangkan dan bermanfaat bagi
kehidupannya, baik secara jasmaniah maupun rohaniah secara serasi dan
seimbang
3. Daya defensih (quwwat al-ghaddab) yaitu potensi dasar yang dapat
menghindarkan manusia dari perbuatan yang dapat membahayakan dirinya.

1
Samsul Nizar, optic, hal: 36-45

8
Muhammad Bin Asyur sebagaimana disitir M.Quraish shihab dalam
mendefiniskan fitrah manusia ada beberapa potensi yang dimiliki oleh manusia
diantaranya yaitu:
1. Potensi jasadiah, yaitu contohnya potensi berjalan tegak dengan
menggunakan kedua kaki
2. Potensi aqliyah, yaitu contohnya kemampuan manusia untuk menarik suatu
kesimpulan dari sejumlah premis.
3. Potensi rohaniyah, yaitu contohnya kemampuan manusia untuk dapat
merasakan senang, sedih, bahagia, tenteram, dan sebagainya.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang macam-macam potensi manusia,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa potensi manusia yang dibawa sejak
lahirnterdiri dari:
1. Potensi agama
2. Potensi akal yang mencakup spiritual
3. Potensi fisik atau jasadiah
4. Potensi rohaniah mencakup hati, nurani, dan nafsu.2

C. Hubungan Fitrah atau Potensi Manusia Sebagai dasar Pendidikan


Pendidikan adalah berbagai usaha yang dilakukanoleh seseorang(pendidik)
terhadap seseorang (anak didik) agar tercapai perkembangannya secara maksimal
dan positif.
Dalam perspektif pendidikan islam, fitrah manusia dimaknai dengan
sejumlah potensi yang menyangkut kekuatan-kekuatan manusia yang meliputi
daya, akal, serta spiritual. Ketiga kekuatan ini bersifat dinamis dan terkait secara
integral. Dalam pendidikan islam harus mampu mengintegrasikan seluruh potensi
yang dimiliki seseorang pada pola pendidikan yang ditawarkan, baik potensi yang
ada pada aspek jasmani, rohani, intelektual, maupun spiritual. Dengan ini,
pendidikan islam akan mampu mencetak peserta didik dalam mewujudkan insan
yang tidak hanya cerdas dalam pengetahuan namun juga diimbangi dengan
karifan akhlak, serta aktif pada semua potensi yang dimilikinya. Pada dasarnya
pendidikan berfungsi sebagai media yang menstimulasi bagi perkembangan dan
2
Samsul Nizar, opcit, hal:16-17

9
pertumbuhan potensi manusia seoptimal mungkin ke arah penyempurnaan
kemampuan dirinya. Ada tiga alasan manusia memerlukan pendidikan, yaitu:
1. Dalam tatanan kehidupan, ada upaya pewarisan nilai kebudayaan antara
generasi tua kepada generasi muda, dengan tujuan agar nilai hidup
bermasyarakat tetap berlanjut dan terpelihara. Nilai tersebut meliputi: nilai
intelektual, politik, ekonomi, sosial dan sebagainya
2. Alam kehidupan manusia sebagai individu, memiliki kecenderungan untuk
dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya seoptimal
mungkin melalui sarana pendidikan
3. Konvergensi dari kedua tatanan di atas yang pengaplikasiannya adalah lewat
pendidikan.3
Para ahli Pendidikan Muslim pada umumnya sependapat bahwa teori dan praktek
kependidikan islam harus didasarkan pada konsepsi dasar tentang manusia. Ada
dua implikasi penting dalam hubungan potensi dengan pendidikan islam, yaitu:
1. Karena manusia adalah makhluk yang merupakan resultan dari dua
komponen (materi dan immateri), maka dua komponen itu menghendaki
proses pembinaan yang mengacu ke arah realisasi dan pengembangan
komponen-komponen tersebut. Sistem pendidikan islam harus dibangun
diatas konsep kesatuan (integrasi) sehingga seorang muslim dapat cerdas
secara intelektual dan terpuji secara moral.
2. Al-Qur’an menjelaskan bahwa Allah membekali manusia dengan seperangkat
potensi. Dalam konteks ini, maka pendidikan harus merupakan upaya yang
ditujukan ke arah pengembangan potensi yang dimiliki secara maksimal
sehingga dapat diwujudkan dalam bentuk konkrit, yang dalam artian mampu
menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi diri, masyarakat, dan
lingkungannya.
Setiap manusia telah memiliki potensi sejak mereka dilahirkan. Namun
potensi tersebut tidak akan terbentuk dan berkembang dengan baik dan
sempurna tanpa melalui suatu proses yang mengarah kepada pembentukan
dan perkembangan potensi tersebut, yaitu proses pendidikan. Pendidikan
Islam merupakan sebuah sarana yang sangat tepat dalam pembentukan
pribadi muslim yang berilmu pengetahuan. Islam telah menempatkan

3
Samsul Nizar, hal: 85

10
pendidikan sebagai sebuah proses pembentukan dan pengembangan potensi
manusia seutuhnya. Untuk dapat mengembangkan potensi manusia secara
maksimal pendidikan Islam hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan
kebudayaan manusia serta penanaman nilai-nilai fundamental sebagai dasar
pembentukan kepribadian peserta didik.
Dengan demikian jelaslah bahwa manusia dalam hidupnya memerlukan
pendidikan. Karena fitrah manusia pada umumnya sama, hanya saja yang
membedakan adalah pendidikan serta proses pengembangan potensi yang
mereka dapatkan, sehingga terjadilah beragam kemapuan dan kecerdasan bagi
tiap individu.4

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa fitrah yang
dibawa oleh setiap manusia semenjak lahir harus dikembangkan melalui
pendidikan. Karena sifat manusia yang selalu membutuhkan orang lain untuk
perubahan dan perbaikan dirinya, maka manusia memerlukan pendidikan untuk
mengembangkan potensi dalam dirinya. Fitrah atau potensi tersebut harus dididik
dan diarahkan agar sesuai dengan kemampuan dalam dirinya. Untuk itu proses
pendidikan harus dilakukan agar manusia tetap berada pada lingkup kebaikan
dalam mengasah potensi dalam dirinya.
B. Saran
Sebagai manusia yang merupakan makhluk ciptaan Allah SWT, kita wajib
mensyukuri segenap pemberian Allah yang Maha Kuasa yang telah memberikan
potensi-potensi yang kita gunakan sampai saat ini , untuk itu hendaknya kita
mampu mengembangkannya dengan proses pendidikan yang baik, agar

4
Dra. Zuhairini, dkk., opcit, hal: 95-97

11
pemanfaatan potensi tersebut dapat berguna bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa,
dan agama.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Potensi_diri
https://ayu3nawang.wordpress.com/2011/07/14/fitrah-dan-potensi-manusia-
dalam-perspektif-filsafat-pendidikan-islam/
https://www.kajianpustaka.com/2013/10/potensi-diri.html
Tafsir Ahmad. 2005. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
https://sapanmaluluang.wordpress.com/2011/07/14/fitrah-dan-potensi-manusia-
dalam-pendidikan-islam/
Samsul Nizar, 2001, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, Gaya Media
Pratama: Jakarta

Dra. Zuhairini, dkk., 1995, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara: Jakarta

12

Anda mungkin juga menyukai