Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses menua adalah sebuah proses yang mengubah orang dewasa sehat
menjadi rapuh disertai dengan menurunnya cadangan hampir semua sistem
fisisologis dan disertai pula dengan meningkatnya kerentanan terhadap
penyakit dan kematian. Pendapat lain mengatakan bahwa menua merupakan
suatu proses menghilangnya secara berlahan-lahan kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri serta mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas termasuk infeksi dan
kemampuan untuk memperbaiki kerusakan yang diderita (Suryadi, 2003).

Pada lansia terdapat banyak perubahan yang terjadi mencakup perubahan-


perubahan fisik, mental, psikososial, dan perkembangan spiritual. Perubahan
fisik mencakup perubahan pada persarafan, penglihatan, kardiovaskuler, dan
lain-lain. Menurut Kuntjoro (2002) perubahan mental dipengaruhi oleh
penurunan kondisi fisik, penurunan fungsi dan potensi seksual, perubahan
aspek psikososial, perubahan yang berkaitan dengan pekerjaan dan perubahan
dalam peran sosial di masyarakat. Perubahan psikososial dialami lansia yang
dulunya bekerja mengalami pensiun kemudian merasakan kehilangan
finansial, perubahan pada status, teman dan kegiatan. Sedangkan perubahan
spiritual dijelaskan Murray dan Zenter (1987) lansia makin matur dalam
kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam
kehidupan sehari-hari. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia
memiliki dampak yang mencakup semakin tingginya tingkat ketergantungan,
masalah kesehatan, masalah psikologi mental spiritual dan lain-lain.
(Kuntjoro, 2002).

Secara demografis, berdasarkan sensus penduduk tahun 1971, jumlah


penduduk berusia 60 tahun ke atas sebesar 5,3 juta (4,5%) dari jumlah

1
penduduk di Indonesia. Selanjutnya pada tahun 1980, jumlah ini meningkat
menjadi 11,3 juta (6,4%). Pada tahun 2000 diperkirakan meningkat sekitar
15,3 juta (7,4%) dari jumlah penduduk, dan pada tahun 2005 jumlah ini
diperkirakan meningkat menjadi 18,3 juta (8,5%). Dan pada tahun 2005-
2010, jumlah lanjut usia akan sama dengan jumlah balita, yang sekitar 19,3
juta (9,0%) dari jumlah penduduk. Bahkan pada tahun 2020-2025, Indonesia
akan menduduki peringkat negara dan struktur dan jumlah penduduk lanjut
usia setelah RRC (Republik Rakyat China), India, Amerika Serikat dengan
umur harapan hidup diatas 70 tahun. Dan menurut Biro Pusat Statistik, pada
tahun 2005 di Indonesia terdapat 18.238.107 penduduk lansia. Jumlah ini
akan meningkat hingga 33 juta orang lansia 12% dari total penduduk
(Wahjudi, 2008).

B. Tujuan
Makalah ini dimasukkan sebagai pedoman, agar mahasiswa, dosen dan
masyarakat mengetahui tentang perubahan-perubahan yang lazim terjadi pada
proses menua baik dari segi biologis (fisik), psikologis (mental), psikososial,
spiritual, dan kultural.

C. Rumusan Masalah
Secara garis besar, masalah yang kami rumuskan adalah sebagai berikut.
1. Mampu mengetahui pengertian usia lanjut dan proses menua.
2. Mampu memahami perubahan-perubahan yang terjadi pada proses
menua.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Lanjut Usia


Lanjut usia menurut Stanley, Blair, & Beare (2005) terjadi pada setiap
individu dapat diprediksi terjadinya perubahan secara fisik dan perilaku,
proses menua secara biologis yang umum terjadi dan akan di alami oleh
semua orang. Lansia adalah kenyataan kejadian biologi yang terjadi seiring
dengan berjalannya waktu (Hayflick 1994 dalam Stanhope & Lancaster
2004). Menurut Fatmawati (2010) lanjut usia adalah proses alamiah dan
berkesinambungan yang mengalami perubahan anatomis, fisiologis dan
biokimia pada tubuh yang akan berpengaruh pada fungsi dan kemampuan
tubuh secara keseluruhan. Lanjut usia menurut Efendi dan Mahfudin (2009)
merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan,
seseorang dikatakan lanjut usia berumur 65 tahun ke atas. Lanjut usia di
mulai setelah pensiun, biasanya antara usia 65 dan 75 tahun (Potter & Perry
2005). Lanjut Usia menurut Santrock (2002) bahwa lansia dimulai ketika
individu memasuki usia 60 tahun keatas.

Lanjut usia merupakan periode penutup dalam rentang hidup seseorang atau
suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu
yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh dengan
manfaat (Hurlock, 2004). Masa usia lanjut merupakan merupakan masa
dimana terjadi berbagai perubahan dan penyesuaian terhadap situasi yang
dihadapinya, antara lain terjadinya sindrom lepas jabatan dan kesedihan yang
berkepanjangan (Hernawati, 2006). Menurut Kaplan dan Saddock pada tahun
(2007) lanjut usia yang memiliki penyesuaian diri yang baik seperti dapat
berinteraksi dengan tetangga dan masyarakat sekitar dan mengikuti kegiatan-
kegiatan yang ada di daerah lanjut usia berada, maka timbal balik dari

3
dukungan sosial itu sendiri juga akan baik dan sebaliknya sehingga akan
mempengaruhi kualitas hidup lansia.

B. Klasifikasi Lanjut Usia


Klasifikasi lanjut usia menurut Hurlock (2004) dalam tahapan perkembangan
dalam rentang kehidupan mengatakan bahwa batasan masa tua atau masa usia
lanjut adalah 60 tahun sampai meninggal. Sedangkan menurut Fatmawati
(2010) lanjut usia di bagi 4 kelompok ; Middle age (45 - 59 tahun) ; Elderly
(60 -74 tahun) ; Old (70 – 90 tahun) ; Very old (< 90 tahun). Klasifikasi lanjut
usia menurut Maryam dkk (2008) 1) Pralansia (presinilas) (45 – 60 tahun), 2)
Lansia (60 tahun), 3) Lansia resiko tinggi (70 tahun).

Berdasarkan kesimpulan diatas dapat disimpulkan bahwa awal dari usia lanjut
adalah 60 tahun hingga rentang meninggal dunia.

C. Proses Menua
Menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia.
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang hanya di mulai dari
satu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menua
merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik
secara biologis, maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami
kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit
mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas,
penglihatan semakin memburuk, gerakan-gerakan lambat, dan postur tubuh
yang tidak proforsional (Nugroho, 2008).

Proses menua merupakan proses yang terus-menerus secara alami. Menua


bukanlah suatu proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi
rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Memang harus diakui bahwa ada
berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia. Lanjut usia

4
akan selalu bergandengan dengan perubahan fisiologi maupun psikologi
(Nugroho, 2000).

Dalam buku keperawatan gerontik dan geriatric, Wahyudi Nugroho (2008)


mengatakan bahwa menua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan dari jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang di
derita. Pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa manusia secara perlahan
mengalami kemunduran struktur dan fungsi organ. Kondisi ini jelas
menunjukkan bahwa proses menua itu merupakan kombinasi dari bermacam-
macam faktor yang saling berkaitan yang dapat mempengaruhi kemandirian
dan kesehatan lanjut usia, termasuk kehidupan seksualnya.

Proses menua merupakan proses yang terus menerus/berkelanjutan secara


alamiah dan umumnya di alami oleh semua makhluk hidup, misalnya, dengan
terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain,
hingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Kecepatan proses menua setiap
individu pada organ tubuh tidak akan sama. Adakalanya seseorang belum
tergolong lanjut usia/masih muda, tetapi telah menunjukkan kekurangan yang
mencolok. Adapula orang yang sudah lanjut usia, penampilannya masih
sehat, segar bugar, dan badan tegap. Walaupun demikian, harus diakui bahwa
ada berbagai penyakit yang sering dialami lanjut usia. Manusia secara lambat
dan progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan
menempuh semakin banyak penyakit degeneratif (mis: hipertensi,
arteriosklerosis, diabetes militus dan kanker) yang akan menyebabkan
berakhirnya hidup dengan episode terminal yang dramatis, misalnya stroke,
infark miokard, koma asidotik, kanker metastatis dan sebagainya.

Proses menua merupakan kombinasi bermacam-macam faktor yang saling


berkaitan. Sampai saat ini, banyak definisi dan teori yang menjelaskan

5
tentang proses menua yang tidak seragam. Secara umum, proses menua
didefinisikan sebagai perubahan yang terkait waktu, bersifat universal,
intrinsik, progresif, dan detrimental. Keadaan tersebut dapat menyebabkan
berkurangnya kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan untuk dapat
bertahan hidup.

Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu teori biologi,
teori psikologis, teori sosial dan teori konsekuensi personal :
1. Teori Biologi
a. Teori Jam Genetik
Teori genetik menyebutkan bahwa manusia secara genetik sudah
terprogram bahwa material didalam inti sel di katakan bagaikan
memiliki jam genetis terkait dengan frekuensi mitosis. Teori ini di
dasarkan pada kenyataan bahwa spesies-spesies tertentu memiliki
harapan hidup (lifespan) yang tertentu. Manusia memiliki rentang
kehidupan maksimal sekitar 110 tahun, sel- sel di perkirakan hanya
mampu membela sekitar 50 kali, sesudah itu akan mengalami
deteriorasi (Padila, 2013).
b. Wear and Tear Theory
Menurut teori wear and tear disebutkan bahwa proses menua terjadi
akibat kelebihan usaha dan stres yang menyebabkan sel tubuh
menjadi lelah dan tidak mampu meremajakan fungsinya (Padila,
2013).
c. Teori Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel – sel yang biasa digunakan tubuh.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan
lingkungan internal, kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel- sel
tubuh telah terpakai (Padila, 2013).
d. Show Immunology Theory
Sistem imun menjadi kurang efektif dalam mempertahankan diri,
regulasi dan responbilitas. Didalam proses metabolisme tubuh, suatu

6
saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang
tidak dapat bertahan sehingga zat tersebut menjadi jaringan lemah
(Padila, 2013).
e. Teori Radikal Bebas
Radikal bebas terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas
mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti
karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat
melakukan regenerasi (Padila, 2013).
f. Teori Rantai Silang
Kolagen yang merupakan unsur penyusun tulang diantara susunan
molecular, lama kelamaan akan meningkat kekakuanya(tidak
elastis), hal ini disebabkan oleh karena sel- sel yang sudah tua dan
reaksi kimianya menyebabkan jaringan yang sangat kuat (Padila,
2013).
g. Teori Mutasi Somatik
Terjadi kesalahan dalam proses transkrip DNA dan RNA dan dalam
proses translasi RNA protein/enzim. Kesalahan ini terjadi terus-
menerus sehingga akhirnya akan terjadi penurunan fungsi organ atau
perubahan sel normal menjadi sel kanker atau penyakit (Sofia,
2014).
h. Teori Nutrisi
Intake nutrisi yang baik pada setiap perkembangan akan membantu
meningkatkan makanan bergizi dalam rentang hidupnya, maka ia
akan lebih lama sehat. (Sofia, 2014).

2. Teori Psikologis
Pada usia lanjut, proses penuaan terjadi secara ilmiah seiring dengan
penambahan usia. Perubahan psikologis yang terjadi dapat dihubungkan
pula dengan keakuratan mental dan keadaan fungsional yang efektif
termasuk pemenuhan kebutuhan dasar dan tugas perkembangan. Teori
yang merupakan psikososial adalah sebagi berikut :

7
a. Teori Integritasi Ego
Merupakan teori perkembangan yang mengidentifikasi tugas- tugas
yang harus di capai dalam tahap perkembangannya. Tugas
perkembangan terkahir merefleksikan kehidupan seseorang dan
pencapaianya.
b. Teori Integritasi Personal
Merupakan suatu bentuk kepribadian seseorang pada masa kanak-
kanak dan tetap bertahan secara stabil.perubahan yang radikal pada
usia tua bisa menjadi mengindikasi penyakit otak (Padila 2013).

3. Teori Sosial
Menurut teori interaksi sosial pada lansia terjadi penurunan kekuasaan,
kehilangan peran, hambatan kontak sosial dan berkurangnya komitmen
sehingga interaksi sosial mereka juga berkurang, yang tersisa hanyalah
harga diri dan kemampuan mereka mengikuti perintah (Padila 2013).

4. Teori Konsekuensi Fungsional


Menurut teori konsekuensi fungsional lanjut usia berhubungan dengan
perubahan-perubahan karena usia dan faktor resiko tambahan (Padila,
2013).

D. Perubahan-perubahan Yang Terjadi Pada Proses Menua


1. Perubahan-perubahan Biologis (Fisik)
a. Sel
1) Lebih sedikit jumlahnya
2) Lebih besar ukurannya
3) Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan
intraselular
4) Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati
5) Jumlah sel otak menurun
6) Terganggunya mekanisme perbaikan sel

8
7) Otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5-10%
b. Sistem Persarafan
1) Berat otak menurun 10-20%.
2) Cepatnya menurun hubungan persarafan
3) Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya
dengan stress
4) Mengecilnya saraf panca indera. Berkurangnya penglihatan,
hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf pencium dan perasa,
lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya
ketahanan terhadap dingin.
5) Kurang sensitif terhadap sentuhan
c. Sistem Pendengaran
1) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya
kemampuan pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap
bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara tidak jelas, sulit
mengerti kata-kata.
2) Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis
3) Terjadinya pengumpulan cerumen dapat mengeras karena
meningkatnya keratin
4) Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang
mengalami ketegangan jiwa/stress
d. Sistem Penglihatan
1) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap
sinar.
2) Kornea lebih berbentuk sferis (bola).
3) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas
menyebabkan gangguan penglihatan.
4) Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi
terhadap kegelapan lebih lambat,dan susah melihat dalam
cahaya gelap.
5) Hilangnya daya akomodasi

9
6) Menurunnya lapangan pandang: berkurang luas pandangannya.
7) Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau pada
skala.
e. Sistem Kardiovaskuler
1) Elastisitas, dinding aorta menurun
2) Katup jantung menebal dan menjadi kaku
3) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah : kurangnya efektivitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari
tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan
darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing
mendadak)
5) Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya
resistensi dari pembuluh darah perifer; sistolis normal ± 170
mmHg. Diastolis normal ± 90 mmHg.
f. Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh
pada pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu
termostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi
berbagai faktor yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui, antara
lain :
1) Temperatur tubuh menurun secara fisiologik ± 35°C ini
diakibatkan metabolisme tubuh yang menurun
2) Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi
panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot

g. Sistem Respirasi
1) Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
2) Menurunnya aktivitas dari silia

10
3) Paru-paru kehilangan elastisitas ; kapasitas residu meningkat,
menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafsan maksimum
menurun, dan kedalaman bernafas menurun.
4) Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
5) O₂ pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
6) CO₂ pada arteri tidak berganti.
7) Kemampuan untuk batuk berkurang.
8) Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernapasan
akan menurun seiring dengan pertambahan usia.
h. Sistem Gastrointestinal
1) Kehilangan gigi ; penyebab utama adanya periodontal disease
yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi
kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
2) Indera pengecap menurun; adanya iritasi yang kronis dari
selaput lendir, atropi indera pengecap (± 80%), hilangnya
sensitifitas dari saraf pengecap tentang rasa asin, asam dan pahit.
3) Esofagus melebar
4) Lambung ; rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun),
asam lambung menurun, waktu mengosongkan menurun.
5) Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.
6) Fungsi absorpsi melemah (daya absorpsi terganggu).
7) Liver (hati) ; makin mengecil dan menurunnya tempat
penyimpanan, berkurangnya aliran darah.
8) Menciutnya ovari dan uterus.
9) Atrofi payudara.
10) Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa,
meskipun adanya penurunan secara berangsur-angsur.
11) Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal
kondisi baik), yaitu :
- Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut
usia.

11
- Hubungan seksual secara teratur membantu
mempertahankan kemampuan seksual.
- Tidak perlu cemas karena merupakan perubahan alami.
12) Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus,
sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali, dan
terjadi perubahan-perubahan warna.
i. Sistem genitourinaria
1) Ginjal
Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh,
melalui urine darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan
(unit) terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tepatnya di
glomerulus). Kemudian mengecil dan nefron menjadi atrofi,
aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%, fungsi tubulus
berkurang akibatnya; kurangnya kemampuan mengkonsentrasi
urin, berat jenis urin menurun proteinuria (biasanya +1); BUN
(Blood Urea Nitrogen) meningkat sampai 21% mg; nilai
ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.
2) Vesika Urinaria (Kandung Kemih)
Otot-otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml
atau menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat, vesika
urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga
mengakibatkan meningkatnya retensi urin.
3) Pembesaran prostat ± 75% dialami oleh pria usia di atas 65
tahun.
4) Atrofi vulva
5) Vagina
Orang-orang yang makin menua sexual intercourse masih juga
membutuhkannya; tidak ada batasan umur tertentu fungsi
seksual seseorang berhenti; frekuensi sexual intercourse
cenderung menurun secara bertahap tiap tahun tetapi kapasitas
untuk melakukan dan menikmati berjalan terus sampai tua.

12
j. Sistem Endokrin
1) Produksi dari hampir semua hormon menurun.
2) Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.
3) Pituitari
Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya di
dalam pembuluh darah; berkurangnya produksi dari ACTH,
TSH, FSH, dan LH.
4) Menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya BMR (Basal
Metabolic Rate), dan menurunnya daya pertukaran zat.
5) Menurunnya produksi aldosteron
6) Menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya : progesteron,
estrogen, dan testoteron.
k. Sistem Kulit (Integumentary System)
1) Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
2) Permukaan kulit kasar dan bersisik (karena kehilangan proses
keratinasi serta perubahan ukuran dan bentuk-bentuk sel
epidermis).
3) Menurunnya respon terhadap trauma.
4) Mekanisme proteksi kulit menurun :
- Produksi serum menurun.
- Penurunan produksi VTD.
- Gangguan pegmentasi kulit.
5) Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.
6) Rambut dalam hidung dan telinga menebal.
7) Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunnya cairan dan
vaskularisasi.
8) Pertumbuhan kuku lebih lambat.
9) Kuku jari menjadi keras dan rapuh.
10) Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk.
11) Kelenjar keringat berkurang jumlahnya dan fungsinya.
12) Kuku menjadi pudar, kurang bercahaya.

13
l. Sistem muskuloskeletal (musculosceletal system)
1) Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh.
2) Kifosis.
3) Pinggang, lutut dan jari-jari pergelangan terbatas.
4) Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tingginya
berkurang).
5) Persendian membesar dan menjadi kaku.
6) Tendon mengerut dan mengalami skelerosis.
7) Atrofi serabut otot (otot-otot serabut mengecil): serabut-serabut
otot mengecil sehingga seseorang bergerak menjadi lamban,
otot-otot kram dan menjadi tremor.
8) Otot-otot polos tidak begitu berpengaruh.

2. Perubahan-perubahan Psikologis (Mental)


Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :
a. Pertama-tama peruabahan fisik, khususnya organ perasa.
b. Kesehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Keturunan (hereditas)
e. Lingkungan

Perubahan kepribadian yang drastis, keadaan ini jarang terjadi. Lebih


sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekuatan
mungkin karena faktor lain seperti penyakit-penyakit.
a. Kenangan (Memory)
1) Kemampuan jangka panjang:
Berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu mencakup beberapa
perubahan.
b. IQ (Intellgentia Quantion)
1) Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan
verbal.

14
2) Berkurangnya penampilan, persepsi dan keterampilan
psikomotor: terjadi perubahan pada daya membayangkan karena
tekanan-tekanan dari faktor waktu.

3. Perubahan-perubahan Psikososial
a. Pensiun
Nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya dan identitas
dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seseorang pensiun
(purna tugas), ia akan mengalami kehilangan-kehilangan, antara lain:
1) Kehilangan finansial (income berkurang).
2) Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup
tinggi, lengkap dengan segala fasilitasnya).
3) Kehilangan teman/kenalan atau relasi.
4) Kehilangan pekerjaan/kegiatan.
b. Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awareness of
mortality)
c. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan
bergerak lebih sempit.
d. Ekonomi menurun akibat pemberhentian dari jabatan (economic
deprivation. Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit,
dan bertambahnya biaya pengobatan.
e. Penyakit kronis dan ketidakmampuan
f. Gangguan saraf pancaindera, timbul kebutaan dan ketulian.
g. Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.
h. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan
teman-teman dan family.
i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik: perubahan terhadap
gambaran diri, perubahan kosep diri.

15
4. Perubahan Spiritual
a. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya
(Maslow, 1970).
b. Lanjut usia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini
terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan
Zentner, 1970).
c. Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Fowler:
Universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah
berfikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh cara
mencintai dan keadilan.

5. Perubahan Kultural
a. Kolektifitas Etnis
Adalah kelompok dengan asal yang umum, perasaan identitas dan
memiliki standart perilaku yang sama. Individu yang bedasarkan
dalam kelompok seperti itu mengikuti budaya oleh norma-norma
yang menentukan jalan ikiran dan perilaku mereka. (Harwood,
1981).
b. Shok Budaya
Adalah salah satu sebab karena bekerja dengan individu yang latar
belakang kulturnya berbeda. Shock budaya sebagai perasaan yang
tidak ada yang menolong ketidaknyamanan dan kondisi disoirentasi
yang dialami oleh orang luar yang berusaha beradaptasi secara
komprehensif atau secara efektif dengan kelompok yang berbeda
akibat akibat paraktek nilai-nilai dan kepercayaan. ( Leininger, 1976)
Perawat dapat mengurangi shock budaya dengan mempelajari
tentang perpedaan kelompok budaya dimana ia terlibat. Pemting
untuk perawat mengembangkan hormat kepada orang lain yang
berbeda budaya sambil menghargai perasaan dirinya. Praktik
perawatan kesehatan memerlukan toleransi kepercayaan yang
bertentangan dengan perawat.

16
c. Pola Komunikasi
Kendala yang paling nyata timbul bila kedua orang berbicara dengan
bahasa ang berbeda. Kebiasaan berbahasa dari klien adalah salah
satu cara untuk melihat isi dari budaya. Menurut Kluckhohn 1972,
bahwa tiap bahasa adalah merupakan jalan khusus untuk
meneropong dan interprestasi pengalaman tiap bahasa membuat
tatanan seluruhnya dari asumsi yang tidak disadari tetang dunia dan
penghidupan. Kendala untuk komunkasi bisa saja terjadi walaupun
individu berbicara dengan bahasa yang sama.

Perawat kadang kesulitan untuk menjelaskan sesuatu dengan bahasa


yang sederhana, bebas dari bahasa yang jlimet yang klien bisa
menagkap. Sangat penting untuk menentukan ahwa pesan kita bisa
diterima dan dimengerti maksudnya .
d. Jarak Pribadi dan Kontak
Jarak pribadi adalah ikatan yang tidak terlihat dan fleksibel.
Pengertian tentang jarak pribadi bagi perawat kesehatan masyarakat
memungkinkan proses pengkajian dan peningkatan interaksi
perawat klien. Profesional kesehatan merasa bahwa mereka
mempunyai ijin keseluruh daerah badan klien. Kontak yang dekat
sering diperlukan perawat saat pemeriksaan fisik, perawat
hendaknya berusaha untuk mengurangi kecemasan dengan mengenal
kebutuhan individu akan jarak dan berbuat yang sesuai untuk
melindungi hak privasi.
e. Pandangan Sosiokultural tentang Penyakit dan Sakit
Budaya mempengaruhi harapan dan persepsi orang mengenai gejala
cra memberi etika kepada penyakit, juga mempengaruhi bilamana,
dan kepada siapa mereka harus mengkomunikasikan masalah-
masalah kesehatan dan berapa lama mereka berada dalam pelayanan.
Karena kesehatan dibentuk oleh faktor-faktor budaya, maka terdapat
variasi dari perilaku pelayanan kesehatan, status kesehatan, dan pola-

17
pola sakit dan pelayanan didalam dan diantara budaya yang berbeda-
beda.

Perilaku pelayanan kesehatan merujuk kepada kegiatan-kegiatan


sosial dan biologis individu yang disertai penghormatan kepada
mempertahankan akseptabilitas status kesehatan atau perubahab
kondisi yang tidak bisa diterima. Perilaku pelayanan kesehatan dan
status kesehatan saling keterkaitkan dan sistem kesehatan. (Elling,
1977)

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aging process atau proses menua merupakan suatu proses biologis yang tidak
dapat dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang. Menua adalah suatu
proses menghilangnya secara perlahan-lahan (graduil) kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri atau menggantikan dan mempertahankan struktur
fungsi secara normal, ketahanan terhadap injury termasuk adanya infeksi
(Paris Constantinides, 1994). Proses menua sudah mulai berlangsung sejak
seseorang mencapai dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan
pada otot, susunan syaraf dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi
sedikit. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda,
baik dalam hal pencapaian puncak maupun saat menurunnya. Namun
umumnya fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada umur 20-30
tahun. Usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60 tahun atau lebih.
Belum ada kesepakatan tentang batasan umur lanjut usia disebabkan terlalu
banyak pendapat tentang batasan umur lanjut usia.

Adapun perubahan yang terjadi pada lansia adalah :


1. Perubahan Biologis (Fisik)
2. Perubahan Psikologis (Mental)
3. Perubahan Psikososial
4. Perubahan Spiritual
5. Perubahan Kultural

19

Anda mungkin juga menyukai