Anda di halaman 1dari 9

Vol 2 No 1 (2018) Page 76 – 84

JURNAL OBSESI : JURNAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


Research & Learning in Early Childhood Education
https://obsesi.or.id/index.php/obsesi

Pengaruh Pola Asuh Ibu terhadap Kecerdasan Sosial Anak Usia Dini
di TK Kenanga Kabupaten Bandung Barat
Robbiyah1, Diyan Ekasari2, Ramdhan Witarsa3
Program Studi PG-PAUD, FIP, IKIP Siliwangi

Abstrak
Tujuan penelitian dalam artikel ini adalah untuk mengetahui pengaruh kecerdasan sosial anak usia dini
berdasarkan pola asuh ibu yang dominan di keluarga. Penelitian ini sangat penting untuk mengetahui
perkembangan sosial anak usia dini secara menyeluruh. Kecerdasan sosial cukup menentukan
kemampuan anak usia dini untuk membina konsep diri dan mengendalikan emosi agar dapat
menyesuaikan diri dalam lingkungan sosial. Perkembangan kecerdasan sosial juga sangat dipengaruhi
oleh didikan dan dorongan ibu, sejauh mana keberhasilan didikan ibu adalah sejauh mana keterlibatan
dan peran ibu dalam kehidupan anak-anaknya. Setiap ibu mempunyai cara tersendiri untuk membantu
perkembangan anak-anaknya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana pengaruh pola
asuh ibu terhadap kecerdasan sosial anak usia dini di TK Kenanga Kabupaten Bandung Barat. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan instrumen observasi
dan wawancara, sedangkan analisa data menggunakan tahap reduksi data, model data, dan penarikan
kesimpulan. Hasil penelitian diperoleh bahwa pola asuh yang diberikan ibu untuk mendidik anak di TK
Kenanga merupakan pola asuh demokratis dan permisif dalam mengembangkan kecerdasan sosial anak
usia dini di Kabupaten Bandung Barat.
Kata Kunci: pola asuh ibu, kecerdasan sosial, anak usia dini.

Abstract
The purpose of this research is to determine the effect of early child social intelligence based on the
dominant mother pattern in the family. This research is very important to know the social development
of early childhood as a whole. Social intelligence is enough to determine the ability of early childhood to
foster self-concept and control emotions in order to adjust themselves in the social environment. The
development of social intelligence is also strongly influenced by the upbringing and encouragement of
the mother, the extent to which the success of mother's upbringing is the extent of mother's involvement
and role in the lives of her children. Each mother has her own way of helping her children grow. The
formulation of the research problem is how the influence of mother care pattern toward social intelligence
of early child in Kenanga Kindergarten of West Bandung Regency. The research method used is
qualitative research method by using observation and interview instruments, while data analysis using
data reduction phase, data model, and conclusion. The results obtained that mother care pattern to educate
children in kindergarten Kenanga is democratic and permissive parenting in developing social intelligence
early childhood in West Bandung Regency.
Keywords: mother's upbringing, social intelligence, early childhood.
@Jurnal Obsesi Prodi PG-PAUD FIP UPTT 2018
 Corresponding author : Ramdhan Witarsa
Address : IKIP Siliwangi, Jalan Terusan Jenderal Sudirman No.3 ISSN 2356-1327 (Media Cetak)
Email : ramdhanwitarsa@ikipsiliwangi.ac.id ISSN 2549-8959 (Media Online)
Phone : 081221568012
J u r n a l O b s e s i V o l 2 N o 1 ( 2 0 1 8 ) | 77

PENDAHULUAN Demi memenuhi kecerdasan sosial pada


anak, ibu berperan besar. Ibu merupakan
Berdasarkan analisis Undang-undang
pendidikan pertama yang akan dialami anak,
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
pendidikan dilingkungan ibu dapat berpengaruh
Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 14
dalam kehidupan sosial anak untuk tumbuh dan
menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini
berkembang sesuai dengan tingkat pencapaian
(PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang
perkembangan anak seperti, moral agama,
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
sosial dan emosi.
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
Penanaman emosi yang tepat akan
pemberian rangsangan pendidikan untuk
membentuk karakter anak yang kuat dan dapat
membantu pertumbuhan dan perkembangan
memahami dan mengendalikan emosi sesuai
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dengan keadaan di lingkungannya. Namun pada
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
kenyataannya penanaman keterampilan sosial
PAUD merupakan salah satu bentuk
pada anak usia dini dan khususnya pada anak
penyelenggaraan pendidikan ke arah
TK kebanyakan masih belum tepat sehingga
pertumbuhan dan perkembangan fisik,
menimbulkan masalah sosial pada anak. Pola
kecerdasan, sosio-emosional bahasa dan
asuh ibu yang tepat akan membentuk anak yang
komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahap-
memiliki kecerdasan sosial yang positif.
tahap perkembangan yang dinilai anak usia dini,
Kemampuan mengolah emosi dan sosial dengan
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
baik pada diri sendiri dan orang lain,
pendidikan dasar dan pendidikan lebih lanjut
menggunakan perasaan-perasaan itu untuk
(Pebriana, 2017).
memandu pikiran dan tindakan. Pada
Penanaman emosi yang baik
kenyataanya, ibu juga memandang keberhasilan
membutuhkan pola asuh yang tepat sehingga
masa depan anak hanya ditentukan kecerdasan
dalam pertumbuhan dan perkembangannya
intelektual anak saja. Ibu merupakan pendidik
sosialnya dapat dijadikan kontrol bagi seorang
yang paling utama, guru serta teman sebaya
anak. Pola asuh yang sesuai dari ibu yang
yang merupakan lingkungan kedua bagi anak.
dominan merupakan hasil dari sebuah ikatan
Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa
perkawinan yang sah yang dapat membentuk
pendidikan ibu yang baik dan benar akan sangat
keluarga akan menbentuk anak yang memiliki
berpengaruh pada perkembangan sosial anak.
kecerdasan sosial yang baik. Menurut Santrock
Kebutuhan yang diberikan melalui pola asuh
(2007), pola asuh disini dapat diartikan cara
ibu akan memberikan kesempatan pada anak
merawat dan mendidik anak oleh ibu yang
usia dini untuk menunjukkan bahwa dirinya
dominan dengan cara yang terbaik, bertujuan
adalah sebagian dari orang-orang yang berada
menjadikan anak memiliki kecerdasan yang
di sekitarnya.
tinggi. Pola asuh ibu yang tepat akan
Berdasarkan latar belakang yang telah
membentuk anak yang memiliki kecerdasan
diungkapkan sebelumnya, maka rumusan
sosial yang positif. Kemampuan mengolah
masalah dalam penelitian ini adalah:
emosi dengan baik pada diri sendiri dan orang
“Bagaimana Pengaruh Pola Asuh Ibu terhadap
lain, menggunakan perasaan-perasaan itu untuk
Kecerdasan Sosial Anak Usia Dini di TK
memandu pikiran dan tindakan dengan
Kenanga Kabupaten Bandung Barat?”.
menggunakan kecerdasan sosial. Menurut
Rencana pemecahan masalah yang akan
Agustian, (2007), kecerdasan sosial adalah
dilakukan pada penelitian ini adalah memetakan
kemampuan seseorang mengatur kehidupan
kebutuhan-kebutuhan data penelitian, membuat
sosialnya dengan intelegensi, menjaga
instrumen-instrumen pedoman observasi dan
keselarasan emosi, sosial, dan
pedoman wawancara.
pengungkapannya melalui keterampilan
Menurut Thorndike (1977), manusia
kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri,
mempunyai tiga macam kecerdasan yaitu: (1)
empati dan keterampilan sosial.
Kecerdasan abstrak, yaitu kecerdasan yang
berkaitan dengan kemampuan memahami
78 | Pengaruh Pola Asuh Ibu terhadap Kecerdasan Sosial Anak Usia Dini di TK Kenangan Bandung Barat

simbol matematis dan bahasa (2) Kecerdasan sisanya 80% ditentukan oleh sederetan faktor
konkrit, yaitu kemampuan seseorang dalam yang disebutnya sebagai kecerdasan emosional.
memahami objek yang nyata (3) Kecerdasan (3) Spiritual Quotient (SQ) atau kecerdasan
sosial, yaitu kemampuan seseorang dalam spiritual kecerdasan yang mengangkat fungsi
memahami dan mengelola sebuah hubungan jiwa sebagai perangkat internal diri yang
sosial. Kecerdasan sosial inilah menjadi akar memiliki kemampuan dan kepekaan dalam
kecerdasan emosional. melihat makna yang ada dibalik sebuah
Charles Handy (1997) membagi kenyataan atau kejadian tertentu. Kecerdasan
kecerdasan manusia menjadi tujuh macam (1) spiritual terkait erat dengan kemampuan yang
Kecerdasan logika, kecerdasan ini sangat terkait berujung pencerahan jiwa.
dengan kemampuan manusia dalam menalar Penelitian ini bertujuan untuk
dan menghitung (2) Kecerdasan verbal, mengetahui pengaruh pola asuh ibu terhadap
kemampuan manusia dalam menjalin hubungan kecerdasan sosial anak usia dini di TK Kenanga
dengan orang lain kemampuan menyampaikan Kabupaten Bandung Barat. Pola asuh ibu yaitu
sesuatu atau berkomunikasi (3) Kecerdasan cara-cara berinteraksi dengan anak-anak dan
praktik, kemampuan manusia dalam cara-cara mendisiplinkan anak. Terdapat tiga
mempraktikan ide yang ada dalam pikirannya macam pola asuh ibu, yaitu: 1) Otoritarian –
(4) Kecerdasan dalam bidang mengontrol interaksi ibu dengan anak, anak
musik, kemampuan untuk bisa merasakan nada diharapkan matang dan mengerjakan apa yang
dan irama yang bisa dikembangkan akan bisa dikatakan ibunya; 2) Otoritatif – menetapkan
menciptakan irama musik yang baik (5) batas-batas yang jelas pada anak, menegakkan
Kecerdasan intrapersonal, kemampuan aturan dan mengharapkan perilaku matang; 3)
seseorang untuk bisa memahami segala hal Permisif – ibu tidak memilliki banyak aturan
yang berkaitan dengan dirinya sendiri (6) atau konsekeunsi untuk anak dan tidak banyak
Kecerdasan interpersonal, kecerdasan yang mengharapkan perilaku matang (Woolfolk,
berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam 2009).
memahami dan menjalin hubungan dengan Kecerdasan sosial merupakan
orang lain (7) Kecerdasan spasial, kecerdasan kemampuan sosial yang meliputi kemampuan
manusia dalam menggali ruang atau dimensi, untuk mengendalikan diri, memiliki daya tahan
garis maupun warna. ketika menghadapi suatu masalah, mampu
Howard Gardner (2003) mengemukakan mengendalikan impuls, memotivasi diri,
kecerdasan manusia terbagi menjadi delapan mampu mengatur suasana hati, kemampuan
jenis diantaranya (1) Intelligence Quotient (IQ) berempati dan membina hubungan dengan
atau kecerdasan intelektual, kemampuan orang lain. Kecerdasan sosial ini pertama kali
potensial seseorang untuk mempelajari sesuatu diungkapkan oleh psikolog Peter Salovy dari
dengan menggunakan alat-alat berpikir, Harvard University dan John Mayer dari
kecerdasan ini bisa diukur dari sisi kekuatan University Of New Hampshire (Agustian,
verbal dan logika seseorang. Kecerdasan ini 2007).
pada umumnya dapat dikembangkan dan dipacu Hasil penelitian yang diungkapkan
oleh para ibu termasuk juga pendidikan formal Daniel sebelumnya bahwa kecerdasan
di sekolah. (2) Emotional Quotient (EQ) atau intelektual hanya memberikan kontribusi 20%
kecerdasan emosional kecerdasan ini terhadap kesuksesan hidup seseorang.
setidaknya mempunyai lima komponen pokok Sementara 80% sangat tergantung pada
yakni kesadaran diri, manajemen emosi, kecerdasan emosional, kecerdasan sosial dan
motivasi, empati dan mengatur sebuah kecerdasan spiritual. Bahkan dalam
hubungan sosial. Kecerdasan emosional keberhasilan di dunia kerja, kecerdasan
ini ditemukan oleh Daniel Goleman dalam intelektual hanya memberikan kontribusi
bukunya Emotional Intelligence. Daniel (2005) sebanyak 4% saja. Mengapa demikian?,
menyatakan bahwa kontribusi IQ bagi seseorang yang mempunyai kecerdasan sosial
keberhasilan seseorang hanya sekitar 20% dan yang baik akan mempunyai banyak teman,
J u r n a l O b s e s i V o l 2 N o 1 ( 2 0 1 8 ) | 79

pandai berkomunikasi, mudah beradaptasi METODE


dalam sebuah lingkungan sosial, dan hidupnya
Peneliti-peneliti dalam penelitian ini
bisa bermanfaat tidak hanya untuk diri sendiri,
terdiri dari 4 (empat) orang yang tergabung
tetapi juga bagi orang lain. Sungguh
dalam sebuah tim penelitian termasuk 1 (satu)
kemampuan yang seperti itulah yang sangat
orang dosen pembimbing. Subyek penelitian
dibutuhkan oleh anak kita agar kelak lebih
yang diambil merupakan anak-anak usia dini
mudah dalam menghadapi tantangan kehidupan
dan para ibu anak-anak tersebut. Informan yang
pada zaman yang semakin ketat dalam
ikut membantu dalam rangka menggali data-
persaingan. Dengan demikian anak kita akan
data penelitian dibantu oleh para guru TK
lebih mudah dalam meraih kesuksesan.
Kenanga Kabupaten Bandung Barat yang
Peneliti berharap dengan hasil penelitian
beralamatkan di Jalan Melati Blok D9-11
ini bisa memberikan manfaat yang besar bagi
Komplek Baloper Padalarang Kabupaten
para ibu untuk lebih fokus dalam
Bandung Barat. Penelitian ini dilakukan selama
mengembangkan keterampilan sosial anak-
1 (satu) semester.
anaknya.
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti
Kedekatan seorang ibu dengan anaknya
menggunakan metode penelitian kualitatif.
dimulai semenjak ibu mengandung anaknya.
Penelitian kualitatif adalah metode penelitian
Selama dalam kandungan, seorang anak
yang berlandaskan pada filsafat
mempunyai hubungan fisiologis maupun
postpositivisme.
psikologis yang tidak dapat dipisahkan dengan
Filsafat postpositivisme digunakan untuk
ibunya. Banyak penelitian menyimpulkan
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
bahwa keadaan psikis mental seorang ibu
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
sangat berhubungan dengan anaknya. Ketika
peneliti adalah sebagai instrumen kunci.
seorang ibu merasa bahagia, rileks, dapat
Pengambilan sampel sumber data
menjalin hubungan komunikasi yang nyaman
dilakukan secara purposive dan snowball,
dengan suaminya (ayah sang bayi), maka akan
teknik pengumpulan dengan trianggulasi
terlihat pula sikap dan kondisi psikis anak
(gabungan) agar keabsahan hasil penelitian bisa
menjadi serupa dengan ibunya yakni anak
dipertanggungjawabkan, analisis data bersifat
tampak ceria, nyaman dan mampu
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
mengeksplorasi dengan baik hal-hal yang ada di
lebih menekankan makna daripada generalisasi
sekelilingnya. Namun yang terjadi adalah
(Sugiyono, 2012). Subyek penelitian adalah Ibu
sebaliknya, ketika seorang ibu stres, cemas,
dari 5 (lima) anak usia dini di TK Kenanga
takut, tidak mampu berpikir jernih, mengalami
Kabupaten Bandung Barat, anak-anak usia dini
emosi yang tidak stabil, maka anakpun akan
ini terpilih karena memiliki emosi dan sosial
memperlihatkan sikap yang tidak
yang sering berubah-ubah. Alat pengumpulan
menyenangkan, seperti rewel, melawan, tampak
data dalam penelitian ini berupa lembar
mengalami ketakutan yang berlebihan dan
observasi untuk anak-anak dan wawancara
sikap-sikap yang lain yang jika dibiarkan akan
untuk ibu. Sedangkan teknik analisa data dalam
berakibat buruk bagi tumbuh dan
penelitian ini melalui tahap reduksi data, model
berkembangnya anak. Disinilah sesungguhnya
data, dan penarikan kesimpulan.
peran ibu sangat penting bagi pendidikan anak-
anaknya. Bila sudah demikian bukan berarti HASIL DAN PEMBAHASAN
peran seorang ayah tidak penting. Namun harus
diakui juga bahwa kedekatan seorang kepada Berdasarkan hasil penelitian di lapangan,
anaknya biasanya berkurang karena terjadi dua pengaruh dari pola asuh yang diterapkan oleh
faktor eksklusif (tidak mengandung dan ibu terhadap anaknya sangat berpengaruh
menyusui anaknya), juga karena secara waktu terhadap kecerdasan sosial dan emosional, hal
pun biasanya seorang ayah ternyata masih kalah ini terlihat dari hasil observasi di TK Kenanga
dengan ibunya yang lebih banyak dekat dengan Kabupaten Bandung Barat. Berdasarkan hasil
anak-anaknya. observasi terhadap 5 (lima) anak usia dini
80 | Pengaruh Pola Asuh Ibu terhadap Kecerdasan Sosial Anak Usia Dini di TK Kenangan Bandung Barat

terlihat bahwa sosial emosional anak sering maupun di luar sekolah, hanya saja beberapa
berubah, terlihat ketika tiba di sekolah: emosi orang tua lagi yang ada memenuhi keinginan
yang muncul adalah cemberut, menangis, anak yang sering sosial emosional anak ini
bahkan ingin pulang kembali ke rumah. sering berubah.
Penjelasannya akan dijabarkan sebagai berikut: Bagaimana cara ibu dalam
Hasil observasi terhadap anak usia dini dari 1 mendisiplinkan anak? Jawaban dari 5 (lima)
(satu) anak laki-laki dan 4 (empat) perempuan responden dalam mendisiplinkan anak dengan
diperoleh bahwa: 1) Anak mengekspresikan cara yang berbeda-beda setiap harinya, dengan
sosial emosi dan kondisi senang maupun sedih, cara ini mereka bisa mendisiplinkan dengan
yakni 2 (dua) anak berada dalam kondisi pola asuh yang tidak berlebihan karena anak
tersebut dan 3 (tiga) anak tidak berada dalam disini tidak terlalu dipaksa untuk mematuhi
kondisi tersebut; 2) Anak memahami peraturan peraturan ini, hanya anak diajarkan setiap hari
disiplin dan menunjukan rasa empati, yakni 2 untuk belajar bangun pagi dan makan ketika
(dua) anak berada dalam kondisi tersebut dan 3 mau berangkat sekolah dengan perasaan yang
(tiga) anak tidak berada dalam kondisi tersebut; gembira. Pendisiplinan yang berbeda-beda
3) Anak memiliki sikap gigih (tidak mudah mempengaruhi kecerdasan sosial anak ketika
menyerah), yakni 3 (tiga) anak berada dalam anak merasa sedih ketika dimandikan di waktu
kondisi tersebut dan 2 (dua) anak tidak berada pagi hari, maka terjadi emosional yang berubah
dalam kondisi tersebut; 4) Anak bangga ketika di sekolah yang mempengaruhi juga
terhadap hasil karya sendiri, yakni 5 (lima) anak kemampuan sosialnya (Joni, 2015).
berada dalam kondisi tersebut. Bagaimana cara ibu memberikan
Hasil wawancara diperoleh bahwa motivasi kepada anak? Jawaban responden
identitas 5 (lima) responden yang kesemuanya dalam memberikan motivasi dengan cara yang
berjenis kelamin perempuan: 1) Jumlah anak, berbeda-beda tetapi semua responden
yakni 1 (satu) responden memiliki 1 (satu) anak, memberikan motivasi pada anak dengan benda
2 (dua) responden memiliki 2 (dua) anak dan 2 dan ada pula yang berupa kata-kata untuk anak.
(dua) responden memiliki 3 (tiga) anak. 2) Responden disini sudah cukup baik
Pendidikan terakhir, yakni 1 (satu) responden dalam memberikan motivasi kepada anak
lulusan SMA dan 4 (empat) responden lulusan meskipun ada 2 (dua) responden yang tidak
SMP; 3) Pekerjaan, yakni 1 (satu) responden setiap hari memberikan motivasi kepada
berprofesi sebagai guru dan 4 (empat) anaknya sehingga menyebabkan emosional
responden berprofesi sebagai ibu rumah tangga. anak berbeda-beda setiap harinya. Sebaiknya
Apakah Ibu ada memenuhi keinginan ibu harus setiap saat memberikan motivasi
anak? Jawaban dari 5 (lima) responden; 2 ) kepada anak agar kecerdasan sosial anak selalu
(dua) responden ada memenuhi dan 3 (tiga) stabil di sekolah dan menjadi baik dengan guru
responden yang selalu memenuhi permintaan dan kawan di sekolahnya.
anak. Ketika responden mampu memenuhi Apakah ibu pernah memberi pujian atau
keinginan anak yang tidak melewati batas hadiah kepada anak terhadap hasil karya anak?
dengan memberikan bimbingan kepada anak Jawaban semua responden adalah pernah
dan komunikasi yang baik karena ketika memberi pujian/hadiah kepada anaknya dengan
keinginan anak terpenuhi maka anak menjadi cara yang berbeda-beda, yakni memberi
pintar. Dari jawaban inilah sangat terlihat pujian/hadiah kepada anaknya dengan kata-kata
kecerdasan sosial emosionalnya di sekolah yang dan hadiah untuk anak. Ketika anak diberi
sering berubah disebabkan kerena permintaan pujian/hadiah oleh ibunya, anak akan senang
anak ada yang terpenuhi dan ada yang selalu berangkat sekolah dan belajar di rumah. Dari
terpenuhi, ketika keinginan anak selalu hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak
terpenuhi, anak akan senang dan bersemangat pola asuh ibu terhadap kecerdasan sosial anak
untuk berangkat ke sekolah atau belajar di usia dini berdampak positif. Hal ini sangatlah
rumah ini sangat baik untuk perkembangan berpengaruh terhadap kecerdasan sosial anak.
kecerdasan sosial dalam lingkungan sekolah Peneliti menemukan bahwa dampak pola asuh
J u r n a l O b s e s i V o l 2 N o 1 ( 2 0 1 8 ) | 81

ibu terhadap kecerdasan sosial anak yang ada dalam lingkungannya. Hal tersebut
dilatarbelakangi jumlah anak dan pekerjaan ibu. penting diperhatikan karena tindakan interaksi
Berdasarkan hasil observasi terdapat sosial merupakan perwujudan dari hubungan
sosial anak yang sering berubah-ubah sampai di atau interaksi sosial. Dapat disimpulkan bahwa
sekolah, dari hasil wawancara peneliti terhadap interaksi sosial adalah hubungan atau
5 (lima) responden, dari 5 (lima) responden komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau
memberikan penjelasan peneliti menemukan lebih dengan tujuan untuk saling mempengaruhi
jawaban bahwa ibu telah menunjukkan pola satu dengan yang lainnya untuk mencapai
asuh yang baik terhadap anak. Namun tujuan tertentu, dalam hal ini dapat diartikan
perubahan sosial anak yang terjadi sesampainya bahwa dalam interaksi sosial terdapat dalam
disekolah disebabkan oleh dampak pola asuh hubungan antar individu, kelompok, yang
ibu yang membiasakan keinginan anak yang merupakan hubungan yang dilakukan oleh
selalu dituruti. Sehingga sewaktu ibu tidak manusia untuk bertindak terhadap sesuatu atas
dapat memenuhi keinginan anak, maka dasar makna yang dimiliki oleh manusia.
terjadilah perubahan emosi dan sosial yang Perkembangan perilaku sosial anak
menyebabkan anak tidak ingin ke sekolah. ditandai dengan adanya minat terhadap aktivitas
Hasil penelitian ini sejalan dengan teman-teman dan meningkatnya keinginan yang
ungkapan Mashar (2011) yang menyatakan kuat untuk diterima sebagai anggota suatu
bahwa ibu harus terlibat dengan sebaiknya kelompok, dan tidak puas apabila tidak bersama
dalam semua perkembangan (fisik, kognitif, teman-temannya. Anak tidak lagi puas bermain
sosial dan emosional) anak-anak. Hal ini sendiri di rumah atau dengan saudara-saudara
dikarenakan pada anak usia dini merupakan kandung atau melakukan kegiatan-kegiatan
peringkat pertama yang terdapat pada alam dengan anggota-anggota keluarga. Anak ingin
sekolah, mereka seharusnya sudah dilengkapi bersama teman-temannya dan akan merasa
dengan kemampuan-kemampuan yang relevan kesepian serta tidak puas bila tidak bersama
dan mengagumkan. teman-temannya.
Kata interaksi secara umum dapat Menurut Hurlock (1998), faktor yang
diartikan saling berhubungan atau saling mempengaruhi perkembangan sosial anak
bereaksi dan terjadi pada dua orang induvidu yaitu:
atau lebih. Sedangkan sosial adalah berkenaan 1. Keluarga
dengan masyarakat (Witarsa, dkk., 2018). Oleh a. Hubungan antar orang tua, antar
karena itu, secara umum interaksi sosial dapat saudara antar anak dengan orang tua.
diartikan sebagai hubungan yang terjadi dalam Hubungan anak dengan orangtua
sekelompok induvidu yang saling berhubungan ataupun saudara akan terjalin rasa kasih
baik dalam berkomunikasi maupun melakukan sayang, dimana anak akan lebih terbuka
tindakan sosial. dalam melakukan interaksi karena
Interaksi sosial merupakan pula salah terjalinnya hubungan yang baik yang
satu prinsip integritas kurikulum pembelajaran ditunjang oleh komunikasi yang tepat.
yang meliputi keterampilan berkomunikasi, Peran orang tua akan membimbing
yang bekerja sama yang dapat untuk sang anak untuk mengenal lingkungan
menumbuhkan komunikasi yang harmonis sekitar tempat tinggalnya.
antara individu dengan lingkungannya b. Urutan anak dalam keluarga
(Witarsa, dkk., 2018). (sulung/tengah/bungsu), urutan posisi
Max Weber dalam Witarsa, dkk., (2018), anak dalam keluarga berpengaruh pada
menjelaskan bahwa tindakan interaksi sosial anak misalnya sang anak merupakan
adalah tindakan seorang individu yang dapat anak terakhir maka dipastikan sang
mempengaruhi individu-individu lainnya dalam anak selalu bergantung pada orangtua
lingkungan sosial. Dalam bertindak atau dan saudaranya. Jika hal ini terjadi akan
berperilaku sosial, seorang individu hendaknya berpengaruh pada tingkat kemandirian
memperhitungkan keberadaan individu lain anak tersebut.
82 | Pengaruh Pola Asuh Ibu terhadap Kecerdasan Sosial Anak Usia Dini di TK Kenangan Bandung Barat

c. Jumlah keluarga, pada dasarnya jumlah pergaulannya dengan kelompok tidak


anggota yang besar berbeda dengan begitu akrab. Anak-anak yang hanya
jumlah anggota yang sedikit, maka melihat adanya kesempatan kecil untuk
perhatian, waktu dan kasih sayang lebih dapat diterima kelompok mempunyai
banyak tercurahkan, dimana segala motivasi kecil pula untuk
bentuk aktifitas dapat ditemani ataupun menyesuaikan diri dengan standar
dibantu. Hal ini berbeda dengan anak kelompok.
dengan keluarga yang besar. d. Keamanan karena status dalam
d. Perlakuan keluarga terhadap anak, kelompok, anak-anak yang merasa
adanya perlakuan keluarga terhadap aman dalam kelompok akan lebih bebas
anak prasekolah secara langsung dalam mengekspresikan
mempengaruhi pribadi dan gerakan ketidakcocokan mereka dengan
sang anak, dimana dalam keluarga pendapat anggota lainnya. Sebaliknya,
tertanam rasa saling perhatian, tidak mereka yang merasa tidak aman akan
kasar dan selalu merespon setiap menyesuikan diri sebaik mungkin dan
kegiatan anak, maka dapat berpengaruh mengikuti anggota lainnya.
terhadap perkembangan anak yang e. Tipe kelompok, pengaruh kelompok
lebih baik dan terarah. berasal dari jarak sosial yaitu derajat
e. Harapan orang tua terhadap anak, hubungan kasih sayang diantara para
setiap orangtua memiliki harapan anggota kelompok. Pada kelompok
mempunyai anak yang baik, cerdas dan primer (antara lain keluarga atau
terarah dalam masa depannya. Harapan kelompok teman sebaya) ikatan
orangtua adalah mempunyai anak yang hubungan dalam kelompok lebih kuat
memiliki perkembangan sesuai dengan dibandingkan dengan pada kelompok
pertumbuhannya. Artinya, bahwa sekunder (antara lain kelompok
perkembangan anak yang sekolah bermain yang diorganisasikan atau
bertujuan mempunyai arah sesuai perkumpulan sosial) atau pada
perkembangannya. kelompok tertier ( antara lain orang-
2. Faktor diluar keluarga orang yang berhubungan dengan anak
a. Interaksi dengan teman sebaya, setiap misalnya di dalam bus).
anak jika mempunyai perkembangan 3. Perbedaan keanggotaan dalam kelompok,
yang baik, maka secara alami dapat dalam sebuah kelompok, pengaruh terbesar
berinteraksi dengan temannya tanpa biasanya timbul dari pemimpin kelompok
harus disuruh atau dditemani keluarga dan pengaruh yang terkecil berasal dari
karena anak memiliki arahan yang anggota yang paling tidak populer.
jelas.
b. Hubungan dengan orang dewasa diluar 4. Kepribadiaan, anak-anak yang merasa tak
rumah, jika seorang anak selalu bergaul mampu atau rendah diri lebih banyak
dengan siapa saja maka sang anak dapat dipengaruhi oleh kelompok dibandingkan
menyesuaikan lingkungan orang dengan mereka yang memiliki kepercayaan
dewasa dimana anak tanpa malu-malu pada diri sendiri yang besar dan yang lebih
berinteraksi dengan orang yang lebih menerima diri sendiri.
dewasa darinya. 5. Motif menggabungkan diri, semakin kuat
c. Kemampuan untuk dapat diterima motif anak-anak untuk menggabungkan diri
dikelompok, anak-anak yang populer (affilation motive) yaitu, keinginan untuk
dan melihat kemungkinan memperoleh diterima, semakin rentan mereka terhadap
penerimaan kelompok lebih pengaruh anggota lainnya, terutama
dipengaruhi kelompok, kurang pengaruh dari mereka yang mempunyai
dipengaruhi keluarga dibandingkan status tinggi dalam kelompok.
hubungan anak-anak yang
J u r n a l O b s e s i V o l 2 N o 1 ( 2 0 1 8 ) | 83

Menurut (Witarsa, dkk., 2018) bahwa masing-masing pihak dapat melakukan


interaksi sosial itu memiliki karakteristik yang interaksinya didasarkan pada status masing-
dinamis dan tidak statis. Hal ini berarti bahwa masing.
karakteritik interaksi sosial dapat ditinjau dari Misalnya hubungan antara guru dan siswa
berbagai segi sesuai dengan ciri interaksi yang atau siswa dengan orang tua atau dengan
dilakukan manusia. Artinya bahwa karakteritik keluarganya yang berbeda status.
interkasi akan dapat dilihat secara detail pada 2. Interaksi Antar kepentingan, interaksi
model interaksi yang dilakukan oleh manusia. antara kepentingan merupakan hubungan
Secara umum model karakteristik interaksi antara pihak induvidu yang berorientasi
sosial dapat diartikan sebagai model interaksi terhadap kepentingan dari masing-masing
sosial yang secara induvidu, secara kelompok pihak. Dalam hubungan ini, masing-masing
serta kelompok dengan kelompok. Untuk pihak saling memberikan solidaritasnya
kejelasan karakteristik tersebut maka peneliti untuk mendukung terciptanya suatu sikap
akan menguraikan karakteristik interaksi sosial yang harmonis sehingga komunikasi
sebagai berikut: tersebut dapat tercapai dengan baik.
1. Interaksi antara individu dengan individu, 3. Interaksi antara Keluarga, interaksi antar
interaksi ini terjadi karena hubungan keluarga merupakan suatu hubungan yang
masing-masing personil atau individu. terjadi antar pihak yang mempunyai
Perwujudan dari interaksi ini terlihat dalam hubungan darah. Pada hubungan ini,
bentuk komunikasi lisan atau gerak tubuh, solidaritas antara anggota yang relatif lebih
seperti berjabat tangan, saling menegur, tinggi dan bentuk hubungannya lebih
bercakap-cakap, atau saling bertengkar. bersifat informal.
2. Interaksi Antara Individu dengan 4. Interaksi antar Persahabatan, interaksi ini
Kelompok, bentuk interaksi ini terjadi merupakan hubungan antara dua atau lebih
antara individu dengan kelompok. Individu dimana masing-masing individu sangat
memiliki kepentingan untuk berinteraksi mendambakan adanya komunikasi yang
dengan kelompok tersebut. Misalnya saling menguntungkan untuk menjalin
seorang guru memiliki hubungan dengan suatu hubungan yang sedemikian dekat atau
individu atau siswa di sekolah. Bentuk kekerabatan.
interaksi semacam ini juga menunjukkan
bahwa kepentingan seseorang individu UCAPAN TERIMA KASIH
berhadapan dengan kepentingan kelompok. Ketua peneliti beserta anggota
3. Interaksi Antara Kelompok dengan mengucapkan terimakasih banyak kepada Tim
Kelompok, jenis interaksi ini saling dan TK Kenanga atas kerjasama yang baik
berhadapan dalam bentuk berkomunikasi, selama penelitian ini dilakukan. Kepercayaan
namun bisa juga ada kepentingan individu lembaga yang diberikan akan terus kami jaga
didalamnya atau kepentingan individu dan akan kami kembangkan terus pada
dalam kelompok tersebut. penelitian-penelitian yang akan datang.
Ini merupakan satu kesatuan yang
berhubungan dengan kepentingan individu SIMPULAN
dalam kelompok yang lain.
Kecerdasan sosial anak-anak usia dini
Menurut (Witarsa, dkk., 2018) bahwa
sangat penting untuk perkembangan pribadi
sesuai dengan bentuk pelaksanaannya terdapat
anak-anak secara menyeluruh. Kecerdasan
jenis interaksi sosial yaitu dalam menjelaskan
sosial menentukan kemampuan anak-anak usia
bentuk interaksi sosial tersebut akan diuraikan
dini untuk membina konsep diri dan
sebagai berikut:
mengendalikan emosi supaya dapat
1. Interaksi Antar status, interaksi antar status
menyesuaikan diri dalam lingkungan agar dapat
adalah hubungan antara dua pihak dalam
diterima dan dihargai. Perkembangan
individu yang berbeda dalam satu
kecerdasan sosial sangat dipengaruhi oleh
lingkungan yang bersifat formal sehingga
84 | Pengaruh Pola Asuh Ibu terhadap Kecerdasan Sosial Anak Usia Dini di TK Kenangan Bandung Barat

didikan dan dorongan ibu, sejauh mana http://journal.stkiptam.ac.id/index.php/obs


keberhasilan didikan ibu adalah sejauh mana esi/article/view/40/86
keterlibatan dan peran ibu dalam kehidupan Santrock, J., W. (2007). Perkembangan Anak.
anak-anaknya. Setiap ibu mempunyai cara Jakarta: Erlangga.
tersendiri untuk membantu perkembangan Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
anak-anaknya. Setelah dilakukan penelitian dan Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
analisis data sesuai dengan masalah yang Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
diteliti, maka dapat disimpulkan bahwa pola Sujiono, Y., N. (2012). Konsep Dasar
asuh yang diberikan ibu-ibu untuk mendidik Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT
anak-anak usia dini di TK Kenanga Kabupaten Indeks.
Bandung Barat adalah pola asuh demokratis dan Thorndike, E.L., & H.P. Hagen. (1977)
permisif dalam mengembangkan kecerdasan Measurement and Evaluation in
sosial anak usia dini. Psychology and Education. New York:
John Wiley
DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
Agustian, A., G. (2007). ESQ: Emotional Witarsa, R., Hadi, R., S., M., Nurhananik.,
Spiritual Quotient. Jakarta: Arga Wijaya Haerani, N., R. (2018). Pengaruh
Persada. Penggunaan Gadget terhadap Kemampuan
Gardner, H. (2003). Kecerdasan Majemuk. Interaksi Sosial Siswa Sekolah Dasar.
(Terjemahan Drs. Alexander Sindoro). Journal Pedagogik Unisma Bekasi, 6(1), 9
Batam Centre: Interaksara. – 20. Retrieved from
http://jurnal.unismabekasi.ac.id/index.php
Goleman, D. (2005). Kecerdasan Emosi: Untuk /pedagogik/article/view/432/334
Mencapai Puncak Prestasi. Terjemahan
Alex Tri Kantjono. 2005. PT. Gramedia Woolfolk, A. (2009). Educational
Pustaka Utama. Jakarta. Psychology: Active Learning Edition.
Handy, C. (1997). Finding Sense in Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Uncertainty” in Rowan Gibson,
Rethinking the Future:Rethinking
Business, Principles, Competition,
Control, Leadership, Markets, and the
Worlds. London: Nicholas Brealey
Publishing.
Hurlock, B. E. (1998). Perkembangan
Anak. Jakarta: Erlangga
Joni (2015). Hubungan Pola Asuh Orang Tua
terhadap Perkembangan Bahasa Anak
Prasekolah (3-5 tahun) di PAUD Al-
Hasanah Tahun 2014. Journal Obsesi
(Journal of Early Chilhood Education,
1(1), 42 – 48. Retrieved from
http://journal.stkiptam.ac.id/index.php/obs
esi/article/view/76/40
Mashar, R. (2011). Emosi Anak Usia Dini dan
Strategi Pengembangannya. Jakarta:
Prenada Media Group.
Pebriana, P., H. (2017). Analisis Penggunaan
Gadget terhadap Kemampuan Interaksi
Sosial Anak Usia Dini. Journal Obsesi
(Journal of Early Chilhood Education,
1(1), 1 – 11. Retrieved from

Anda mungkin juga menyukai