Disusun oleh :
1.
2. Rizqi Farras Assyifa (010117A093)
3. Shindyta Tiara Zulvi (010117A097)
4. Tri Ismi Nurul Afifah (010117A108)
5.
FAKULTAS KEPRAWATAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan
seseorang untuk menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan kontrak dengan
oran lain karena komunikasi dilakukan oleh seseorang, setiap hari orang seringkali
salah berpikir bawa komunikasi adalah sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya
adalah proses yang kompleks yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta
memungkinkan individu berasosiasi dengan orang lain dan dengan lingkungan
sekitarnya. Hal itu merupakan peristiwa yang terus berlangsung secara dinamis yang
maknanya dipacu dan ditransmisikan. Untuk memperbaiki interpretasi pasien
terhadap pesan, perawat harus tidak terburu-buru dan mengurangi kebisingan dan
distraksi. Kalimat yang jelas dan mudah dimengerti dipakai untuk menyampaikan
pesan karena arti suatu kata sering kali telah lupa atau ada kesulitan dalam
mengorganisasi dan mengekspresikan pikiran. Instruksi yang berurutan dan sederhana
dapat dipakai untuk mengingatkan pasien dan sering sangat membantu. (Bruner &
Suddart, 2001 : 188)
Komunikasi adalah proses interpersonal yang melibatkan perubahan verbal dan non
verbal dari informasi dan ide. Kominikasi mengacu tidak hanya pada isi tetapi juga
pada perasaan dan emosi dimana individu menyampaikan hubungan ( Potter-Perry,
301 ). Komunikasi pada lansia membutuhkan peratian khusus. Perawat harus waspada
terhadap perubahan fisik, psikologi, emosi, dan sosial yang memperngaruhi pola
komunikasi. Perubahan yang berhubungan dengan umur dalam sistem auditoris dapat
mengakibatkan kerusakan pada pendengaran. Perubahan pada telinga bagian dalam
dan telinga mengalangi proses pendengaran pada lansia sehingga tidak toleran teradap
suara. Berdasarkan hal – hal tersebut kami menulis makalah ini yang berjudul “
komunikasi pada lansia.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian komunikasi dan Pengertian lansia?
2. Komunikasi pada lansia?
3. Teknik pendekatan dalam Perawatan lansia pada konteks komunikasi dan pada
reaksi penolakan?
4. Fase-fase komunikasi pada lansia?
C. Tujuan Penulisan
1. Pengertian komunikasi dan Pengertian lansia.
2. Komunikasi pada lansia.
3. Teknik pendekatan dalam Perawatan lansia pada konteks komunikasi dan pada
reaksi penolakan
4. Fase-fase komunikasi pada lansia
BAB II
PEMBAHASAN
Meskipun batasan usia sangat beragam untuk menggolongkan usia namun perubahan-
perubahan akibat dari usia tersebut telah dapat di identifikasi, misalnya perubahan
pada aspek fisik berupa perubahan neurologis dan sensorik, perubahan visual,
perubahan pendengaran. Perubahan-perubahan tersebut dapat menghambat proses
penerimaan dan interpretasi terhadap maksud komunikasi. Perubahan ini juga
menyebabkan klien lansia mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Belum lagi
perubahan kognitif yang berpengaruh pada tingkat intelegensia, kemampuan belajar,
daya memori dan motivasi klien.
Perubahan emosi yang sering nampak adalah berupa reaksi penolakan terhadap
kondisi yang terjadi. Gejala-gejala penolakan tersebut misalnya :
- tidak percaya terhadap diagnosa, gejala, perkembangan serta keterangan yang
diberikan petugas kesehatan
- mengubah keterangan yang diberikan sedemikian rupa, sehingga diterima keliru
- menolak membicarakan perawatannya di rumah sakit
- menolak ikut serta dalam perawatan dirinya secara umum, khususnya tindakan yang
langsung mengikutsertakan dirinya.
- menolak nasehat-nasehat misalnya, istirahat baring, berganti posisi tidur, terutama
bila nasehat tersebut demi kenyamanan klien.
D. Teknik pendekatan dalam Perawatan lansia pada konteks komunikasi dan pada reaksi
penolakan
1. Teknik pendekatan dalam perawatan lansia pada konteks komunikasi
a) Pendekatan fisik
Mencari kesehatan tentang kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadian yang di
alami, perubahan fisik organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa di capai
dan di kembangkan serta penyakit yang dapat di cegah progresifitasnya.
b) Pendekatan psikologis
Pendekatan ini bersifat abstrak dan mengarah pada perubahan perilaku, maka
umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama. Untuk melaksanakan
pendekatan ini, perawat sebagai konselor, advokat terhadap segala sesuatu
yang asing atau sebagai pena,pung masalah pribadi dan sebagai sahabat yang
akrab bagi klien.
c) Pendekatan sosial
Pendekatan ini di laksanakan meningkatkan keterampilan berinteraksi dengan
lingkungan. Mengadakan diskusi tukar fikiran bercerita serta bermain
merupakan implementasi dari pendekatan ini agar klien dapat berinteraksi
dengan sesama lansia maupun dengan petugas kesehatan,
d) Pendekatan Spiritual
Perawat harus bisa memberikan kepuasan batin dalam hubungannya dengan
tuhan atau agama yang di anutnyaterutama pada saat klien sakit atau
mendekati kematian.
2. Teknik pendekatan dalam perawatan lansia pada reaksi penolakan
Penolakan adalah ungkapan ketidakmampuan sesorang untuk mengakui secara
sadar terhadap pikiran, keiinginan, perasaan atau kebutuhan pada kejadian –
kejadian nyata sesuatu yang merupakan reaksi ketidaksiapan lansia menerima
perubahan yang terjadi pada dirinya.
Ada beberapa langkah yang bisa di laksanakan untuk menghadapi klien lansia
dengan penolakan antara lain:
a) Penolakan segera reaksi penolakan klien.
Yaitu membiarkan lansia bertingkah laku dalam tenggang waktu tertentu.
Langkah – langkah yang dapat di lakukan sebagai berikut :
- Identifikasi pikiran yang paling membahayakan dengan cara observasi
klien bila sedang mengalami puncak reaksinya.
- Ungkapakan kenyataan yang di alami klien secara perlahan di mulai
dari kenyataan yang merisaukan.
- Jangan menyongkong penolakan klien, akan tetapi berikan perawatan
yang cocok bagi klien dan bicarakan sesering mungkin jangan sampai
menolak.
- Orientasikan klien lansia pada pelaksanaan perawatan sendiri.
Langkah ini bertujuan mempermudah proses penerimaan klien
terhadap perawatan yang akan di lakukan serta upaya untuk
memandikan klien, antara lain:
1. Libatkan klien dalam perawatan dirinya, misalnya dalam
perencanaan waktu, tempat dan macam, perawatan.
2. Puji klien lansia karena usahanya untuk merawat dirinya atau mulai
mengenal kenyataan.
3. Membantu klien lansia untuk mengungkapkan keresahaan atau
perasaan sedihnya dengan mempergunakan pertanyaan terbuka,
mendengarkan dan menluangkan waktu bersamanya.
4. Libatkan keluarga atau pihak terdekat dengan tepat.
Langkah ini bertujuan untuk membantu perawat atau petugas
kesehatan memperolah sumber informasi atau data klien dan
mengefektifkan rencana atau tindakan dapat terealisasi dengan baik
dan cepat. Upaya ini dapat di laksanakan dengan cara – cara
sebagai berikut :
1. Melibatkan keluarga atau pihak terkait dalam membantu klien
lansia menentukan perasaannya.
2. Meliangkan waktu untuk menerangkan kepada mereka yang
bersangkutan tentang apa yang sedang terjadi pada klien lansia
serta hal – hal yang dapat di lakukan dalam rangka membantu.
3. Hendaknya pihak – pihak lain memuji usaha klien lansia untuk
menerima kenyataan.
4. Menyadarkan pihak lain akan pentingnya hukuman (bukan
hukuman fisik) apabila klien lansia mempergunakan penolakan
atau denial.
E. Fase Komunikasi pada Lansia
1. Pendekatan fisik
Mencari informasi tentang kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadian yang
dialami, perubahan fisik organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa
dicapai dan dikembangkan serta penyakit yang bisa dicegah progresifitasnya.
Pendekatan ini relatif lebih mudah dilaksanakan dan dicari solusinya karena
riil dan mudah di observasi.
2. Pendekatan psikologis
Karena pendekatan ini sifatnya abstrak dan mengarah pada perubahan
perilaku, maka umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama. Untuk
melaksanakan pendekatan ini, perawat berperan sebagai konselor, advokat,
suporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang asing atau sebagai
penampung masalah-masalah rahsia yang pribadi dan sebagai sahabat yang
akrab bagi klien.
3. Pendekatan sosial
Pendekatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan berinteraksi
dengan lingkungan. Mengadakan diskusi, tukar pikiran, bercerita, bermain,
atau mengadakan kegiatan-kegiatan kelompok merupakan implementasi dari
pendekatan ini agar klien dapat berinteraksi dengan sesama lansia
maupun dengan petugas kesehatan.
4. Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan kepuasan batin dalam hubungannya dengan
Tuhan atau agama yang dianutnya terutama bagi klien dalam keadaan sakit
atau mendekati kematian. Pendekatan spiritual ini cukup efektif terutapa bagi
klien yang mempunyai kesadaran yang tinggi dan latar belakang keagamaan
yang baik.
F. Hambatan Berkomunikasi Dengan Lansia
Proses komunikasi antara petugas kesehatan dengan klien lansia akan terganggu
apabila ada sikap agresif dan sikap non asertif
1. Agresif
Sikap agresif dalam berkomunikasi biasanya ditandai dengan perilaku-perilaku
dibawah ini :
- berusaha mengontrol dan mendominasi orang lain (lawanbicara)
- meremehkan orang lain
- mempertahankan haknya dengan menyerang orang lain
- menonjolkan diri sendiri
- mempermalukan orang lain di depan umum, baik dengan perkataan maupun
tindakan
2. Non Asertif
Tanda-tanda dari sikap non asertif ini adalah :
- menarik diri bila diajak berbicara
- merasa tidak sebaik orang lain atau rendah diri
- merasa tidak berdaya
- tidak berani mengungkapkan keyakinan
- membiarkan orang lain membuat keputusan untuk dirinya
- tampil diam atau pasif
- mengikuti kehendak orang lain
- mengorbankan kepentingan dirinya untuk menjaga ghubungan baik dengan
orang lain
Adanya hambatan komunikasi kepada lansia merupakan hal yang wajar seiring
dengan menurunnya fungsi fisik dan psikologis klien. Namun sebagai tenaga
profesional kesehatan, perawat dituntut mampu mengatasi keadaan tersebut, untuk itu
perlu adanya tehnik atai tips-tips tertentu yang perlu diperhatikan agar komunikasi
dapat berlangsung efektif, antara lain :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Komunikasi pada lansia baiknya dilakukan secara bertahap supaya mudah dalam
pemahamannya. Lansia merupakan kelompok yang sensitive dalam perasaannya oleh
sebab itu, saat komunikasi harus berhati-hati agar tidak menyinggung perasaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Mundakir.2006.Komunikasi Keperawatan Aplikasi dalam Pelayanan.Surabaya: Graha Ilmu
http://yh4princ3ss.wordpress.com/2010/04/17/asuhan-keperawatan-pada-lanjut-usia-lansia/
(Diakses pada tanggal: 1 November 2012)
http://jurusankomunikasi.blogspot.com/2009/03/model-model-komunikasi.html