“KEPEMIMPINAN ORGANISASI”
DISUSUN OLEH :
SUMATERA UTARA
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas
Berkat dan Rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Isi makalah ini,
kami mengangkat topik permasalahan tentang “KEPEMIMPINAN ORGANISASI”. Semoga
dengan pembahasan makalah ini dapat berguna bagi kita.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu
kami dengan memberikan dorongan dan saran untuk menyusun makalah ini sehingga
diselesaikan dengan baik. Dan juga makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, apabila ada
kekurangan atau kesalahan kata dalam penulisan, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya
dan bersedia menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi memperbaiki
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN ......................................................................................................... 11
B. SARAN ...................................................................................................................... 11
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua orang memiliki tujuan dalam hidupnya. Namun keterbatasan yang mereka
miliki antara satu dengan yang lainnya adalah menjadi alasan mereka untuk membentuk suatu
organisasi. Dimana semua orang berkumpul dalam suatu wadah untuk bekerja sama dalam
mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan.
Dalam setiap organisasi harus memiliki pemipin agar berjalan dengan baik. Tanpa
adanya pemimpin tentu sangat sulit dan tidak mudah dalam menjalankan semua elemen dan
komponen yang ada dalam organisasi tersebut. Seorang pemimpin tidak begitu saja dipiliih
dan ditentukan. Ada kriteria-kriteria tertentu yang harus dimiliki olehnya. Segenap
kemampuan dalam berpikir dan berbuat menjadi pertimbangan yang sangat urgen
diperhatikan.
Beragam kepemimpinan yang dibuat oleh setiap pemimpin di dunia ini. Cara dan
pandangan mengenai suatu permasalahan menjadi daya dari kepemimpinan seseorang. Maka
tidak bisa dielakkan lagi kalau menjadi seorang pemimpin memiliki tanggung jawab dan
peran yang sangat berat. Tetapi itu semua bisa diatasi bila ia memiliki cara dan strategi yang
baik dan sesuai dengan kondisinya. Maka penyusun mencoba menguraikan materi
kepemimpinan organisasi dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui secara jelas tentang kepemimpinan mulai dari pengertian, teoti,
fungsi, syarat, dan kepemimpinan yang efektif.
2. Untuk memahami bagaimana menjadi pemimpin yang efektif.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah merupakan suatu faktor atau komponen yang sangat penting
dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Lalu, apakah
kepemimpinan efektif itu? Peter Drucker, menjawabnya hanya dengan beberapa kata:
"pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar misi organisasi,
mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas dan nyata”.
Hakikat Kepemimpinan
2
Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu
mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan
pemimpinnya itu.
Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi
manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.
Sedangkan menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang
mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas
utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :
3
B. Teori-Teori Kepemimpinan
1. Kecerdasan
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta
dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja
yang optimal, efektif dan efisien.
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya
mampu berpihak kepadanya
4
2. Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang
memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat
instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil
yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang
pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang
tinggi pula
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori
kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style),
yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat,
keterampilan dan sikapnya.
Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan
berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.Gaya
tersebut bisa berbeda – beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau
orang tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan
negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan.
Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward (baik
ekonomis maupun nonekonomis) berartitelah digunakan gaya kepemimpinan yang positif.
Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia
5
menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi
yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.
Gaya kepemimpinan
1. Directing
Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita belum memiliki
pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau apabila anda berada di
bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa yang harus
dikerjakan. Dalam situasi demikian, biasanya terjadi over-communicating (penjelasan
berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan dan pembuangan waktu). Dalam proses
pengambilan keputusan, pemimpin memberikan aturan –aturan dan proses yang detil kepada
bawahan. Pelaksanaan di lapangan harus menyesuaikan dengan detil yang sudah dikerjakan.
2. Coaching
Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan tapi juga
menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses perkembangannya,
dan juga menerima barbagai masukan dari bawahan. Gaya yang tepat apabila staf kita telah
lebih termotivasi dan berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas. Disini kita perlu
memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengerti tentang tugasnya, dengan
meluangkan waktu membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan mereka.
3. Supporting
Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya bawahannya dalam
melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan arahan secara detail, tetapi
tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi bersama dengan bawahan. Gaya
ini akan berhasil apabila karyawan telah mengenal teknik – teknik yang dituntut dan telah
mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan anda. Dalam hal ini kita
perlumeluangkan waktu untuk berbincang – bincang, untuk lebih melibatkan mereka dalam
penganbilan keputusan kerja, serta mendengarkan saran – saran mereka mengenai
peningkatan kinerja.
6
4. Delegating
Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang dan tanggung
jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik apabila staf kita sepenuhnya
telah paham dan efisien dalm pekerjaan, sehingga kita dapat melepas mereka menjalankan
tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.
Keempat gaya ini tentu saja mempunyai kelemahan dan kelebihan, serta sangat tergantung
dari lingkungan di mana seorang pemimpin berada, dan juga kesiapan dari bawahannya.
Maka kemudian timbul apa yang disebut sebagai ”situational leadership”. Situational
leadership mengindikasikan bagaimana seorang pemimpin harus menyesuaikan keadaan dari
orang – orang yang dipimpinnya.
1. Bahwa penyelesaian konflik bukanlah menilai mana yang benar atau yang salah,
tetapi untuk membawa pihak-pihak yang terlibat agar melihat apa yang menjadi inti
permasalahan secara lebih obyektif. Disini seorang pemimpin dituntut untuk melihat
permasalahan secara dingin, tetapi dalam menghadapi pihak-pihak yang terlibat
konflik harus secara hangat.
2. Dalam penyelesaian konflik organisasi pemimpin dituntut untuk mempunyai sikap
empati dan adil, bukannya netral. Karena kalau netral berarti tidak tahu apa-apa.
Empati artinya bahwa seolah-olah kita menghayati atau mengetahui apa yang
dirasakan oleh pihak-pihak yang terolibat, tetapi bukan berarti setuju. Sedangkan adil
artinya bahwa tak aa pihak yang merasa direndahkan atau diabaikan.
3. Mencari temuan-temuan fakta, penelusuran bersama sejauh mungkin dan pemecahan
masalah yang masuk di akal sehingga membuka pintu menuju hal-hal yang
konstruktif.
7
2. Kemampuan untuk fleksibel (flexibility atau adaptability skills) yaitu kemampuan
untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang paling tepat berdasarkan analisa
terhadap situasi.
3. Kemampuan berkomunikasi (communication skills) yakni kemampuan untuk
menjelaskan kepada bawahan tentang perubahan gaya kepemimpinan yang kita
terapkan.
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar
biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut
mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut
tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita.
Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari
kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Maka jika ingin menjadi
pemimpin yang baik jangan pikirkan orang lain, pikirkanlah diri sendiri dulu. Tidak akan bisa
mengubah orang lain dengan efektif sebelum merubah diri sendiri. Bangunan akan bagus,
kokoh, megah, karena ada pondasinya. Maka sibuk memikirkan membangun umat,
membangun masyarakat, merubah dunia akan menjadi omong kosong jika tidak diawali
dengan diri sendiri. Merubah orang lain tanpa merubah diri sendiri adalah mimpi
mengendalikan orang lain tanpa mengendalikan diri.
Pengembangan kemampuan itu adalah suatu proses yang berlangsung terus menerus
dengan maksud agar yang bersangkutan semakin memiliki ciri-ciri kepemimpinan.
Walaupun belum ada kesatuan pendapat antara para ahli mengenai syarat-syarat ideal
yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, akan tetapi beberapa di antaranya yang
terpenting adalah sebagai berikut :
8
Keterampilan mendidik
Personalitas dan objektivitas
Pragmatismo
Mempunyai naluri untuk prioritas
Sederhana
Berani
Tegas dan sebagainya.
1. fungsi yang berkaitan dengan tugas yang disebut fungsi pemecahan masalah
2. fungsi pemeliharaan kelompok yang disebut fungsi sosial
1. Merumuskan masalah
2. Merumuskan hasil yang diharapkan
3. Mengembangkan pilihan penyelesaian
9
4. Mengetahui apa yang harus dilaksnakan setelah keputusan diambil.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam suatu organisasi tidak dapat dilepaskan dengan seorang pemimpin. Seorang
pemimpin pasti memiliki suatu hal yang istimewa dibandingkan dengan anggota yang lain
yang ada pada organisasi itu. Kelebihan-kelebihan inilah yang kemudian menjadi suatu
penilaian dari para anggotanya. Tidak semua orang memiliki kelebihan-kelehihan itu karena
ia tidak dapat dibeli melainkan dari pendidikan dan pengalamam.
Seorang pemimpin harus mampu menjalankan tugasnya secara baik. Semua anggota
merasa diperdayakan dan diberikan haknya secara maksimal. Semua rencana dijalankan
dengan prosedur yang baik. Itulah beratnya menjadi seorang pemimpin dimana semua
tumpuan dan harapan berada di tanganya.
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12