Anda di halaman 1dari 22

Pengelolaan Sampah dan Strategi Masyarakat Mengatasi

Lingkungan Terpapar Penyakit

Disusun untuk Memenuhi tugas matakuliah Pendidikan Lingkungan


Dosen Pengampu : Hifni Septina Carolina, M. Pd.

Disusun oleh :
Kelompok 9
1. Adea Wulan Atika 1801042001
2. Indah Sri Mardiana 1801041021
3. Reni Lutviana 1801041032
4. Ria Irawati 1801041034
5. Yogi Febrian 1801041040

KELAS A
JURUSAN TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang tak henti-
hentinya melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami sehingga kami
mampu menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik. Sholawat serta
salam tak lupa kami haturkan kepada manusia pilihan-Nya yang telah membawa
umat manusia dari zaman kebodohan menuju zaman intelektual.

Makalah ini kami beri judul “Pengelolaan Sampah dan Strategi


Masyarakat dalam Mengatasi Lingkungan Terpapar Penyakit” sebagai salah
satu tugas pada m.ata kuliah pendidikan lingkungan sekaligus dalam rangka
kepedulian kami terhadap mewabahnya sampah-sampah di sekeliling kita semua.

Maka kami berharap karya tulis ini dapat memberikan pengetahuan serta wawasan
kepada pembaca mengenai bagaimana mengelola sampah dengan baik serta
bagaimana tindakan pencegahan terhadap kemungkinan buruk akibat maraknya
sampah yang ada disekeliling kita.

Penulis tentu menyadari bahwa kami masih memiliki keterbatasan


pengetahuan serta pemahaman tentang pengelolaan sampah dan strategi
masyarakat dalam pengelolaan sampah dan lingkungan yang terkait dengan
penyakit. Dengan besar hati kami menerima kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun supaya makalah ini menjadi lebih baik lagi. Jika
terdapat banyak kesalahan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan dimanfaatkan dengan baik oleh pembaca.

Metro, 7 November 2019

penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ ii

DAFTAR ISI ........................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 2
1.3. Tujuan Masalah .......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 3

2.1. Pengertian Sampah .................................................................... 3


2.2. Pengelolaan Sampah .................................................................. 7
2.3. Strategi Pengelolaan Sampah dan Lingkungan .......................... 9

BAB III PENUTUP .................................................................................. 15

3.1. Kesimpulan ................................................................................ 17


3.2. Saran .......................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Sampah Industri ...................................................................... 3

Gambar 1.2 Sampah Seragam ..................................................................... 4

Gambar 1.3 Sampah Tak Seragam ............................................................. 4

Gambar 1.4 Sampah Cair ........................................................................... 4

Gambar 1.5 Sampah Padat .......................................................................... 4

Gambar 1.6 Sampah B3 ............................................................................. 5

Gambar 1.7 Pemanfaatan Botol dan Sampah Plastik ................................. 7

Gambar 1.8 TPA Dengan Pemukiman Warga ........................................... 14

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari sampah sudahlah tidak asing lagi, karena
setiap orang pasti memproduksi sampah per-harinya. Selagi masih ada manusia,
sampah tidak akan berhenti untuk di produksi. Di Indonesia rata-rata setiap rumah
tangga memproduksi sampah sampai 2,5 kg per-hari.1 Hal ini juga di pengaruhi
karena negara Indonesia ialah negara berkembang, jumlah penduduk yang tinggi
di negara kita ini turut meningkatkan jumlah sampah yang dihasilkan. Oleh karena
itu pengelolaan sampah yang baik sangat di perlukan, pengelolaan sampah dapat
dilakukan dengan prinsip 3R yaitu Reduce (mengurangi penggunaan barang yang
menghasilkan sampah), Reuse (menggunakan kembali barang yang biasa
dibuang), dan Recycle (mendaur ulang sampah).
Namun hal yang terjadi pengelolaan pengolahan sampah dalam kehidupan
sehari-hari tidak seperti yang dibayangkan. Sampah banyak dijumpai dimana-
mana tanpa adanya pengelolaan yang baik. Pengelolaan yang buruk
mengakibatkan pencemaran, baik pencemaran udara, air, di dalam dan atas
permukaan, tanah, serta munculnya berbagai macam penyakit yang mengancam
kesehatan masyarakat.
Hal ini diakibatkan oleh masyarakat atau orang yang hidup di
lingkungannya kurang perhatian tentang pengelolaan sampah, jadi sampah-
sampah yang biasa ia buang dengan menumpuknya saja tanpa pengelolaan, maka
akan timbul dampak-dampak tersebut. Maka dari itu, sosialiasai tentang
bagaimana cara atau strategi masyarakat agar dapat menjaga lingkungan yang
bersih dari sampah perlu dilakukan oleh beberapa pihak baik pihak atasan atau
masyarakat itu sendiri yang paham tentang lingkungan sehat. Apabila hal ini tidak
dilakukan maka akan berakibat buruk bagi kehidupan masyarakat.

1
Hariyanto, Pengelolaan Sampah Di Kota Semarang Untuk Menuju Kota
Bersih, 2014

1
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apa itu sampah dan jenis-jenisnya beserta
1.2.2. Apa saja dampak yang timbul dari sampah?
1.2.3. Bagaimana cara pengelolaan sampah ?
1.2.4. Strategi apa yang dapat dilakukan masyarakat dalam pengelolaan sampah
dan lingkungannya ?

1.3. Tujuan Masalah


1.3.1. Untuk mengetahui definisi sampah dan jenis-jenis sampah.
1.3.2. Untuk mengetahui dampak yang timbul dari sampah.
1.3.3. Untuk mengetahui cara pengelolaan sampah.
1.3.4. Untuk mengetahui strategi masyarakat dalam mengelola sampah dan
lingkungannya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sampah


Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam
berbentuk padat (UU No. 18 2008). Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan
adalah sebagian dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak
dipakai, tidak disenangi atau harus dibuang, sedemikian rupa sehingga tidak
sampai mengganggu kelangsungan hidup. Bentuknya bisa pada berbagai fase
materi, seperti padat cair dan gas. Berdasarkan pengertian diatas, dapat dipahami
bahwa sampah adalah sisa kegiatan manusia atau proses alam yang belum
memiliki nilai ekonomis, tidak dipakai dan digunakan kembali, tidak disenangi
dan harus dibuang sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kelangsungan
hidup manusia.

2.1.1 Jenis-Jenis Sampah


Soewedo (1983) menggolongkan sampah menjadi beberapa
golongan.2 Sampah di golongkan berdasarkan asal, komposisi, bentuk,
lokasi, proses terjadinya, sifat dan di golongkan berdasarkan jenisnya.
1. Sampah digolongkan berdasarkan asalnya yaitu sisa sisa material yang
berasal dari material aslinya tetapi sudah tidak digunakan kembali,
contohnya : sampah dari kegiatan rumah tangga, sampah dari kegiatan
industri atau pabrik, sampah dari kegiatan perdagangan, sampah dari
hasil kegiatan pertanian, sampah dari hasil pembangunan.

Gambar 1.1 sampah industri

2
Fatoni, Imanuddin, and Darmawan, “Pendayagunaan Sampah Menjadi Produk
Kerajin

3
2. Sampah digolongkan berdasarkan komposisi yaitu sampah yang memiliki
komponen-komponen yang sama, maka dari itu muncul sampah yang
seragam dan tak seragam. Contoh sampah seragam, yaitu sampah dari
kegiatan industri, sedangkan sampah tak seragam yaitu sampah yang
berasal dari pasar swalayan atau tempat-tempat umum.

Gambar 1.2 sampah seragam Gambar 1.3 sampah tak seragam

3. Sampah digolongkan berdasarkan bentuk, yaitu sampah yang dapat


dilihat dari fisiknya, yang berupa padat maupun cair.
a) Cair: dari kegiatan mencuci pakaian dan makanan, mandi, kakus
(tinja dan air seni), menyiram, dan kegiatan lain yang menggunakan
air di rumah.

Gambar 1.4 sampah cair


b) Padat: dikenal sebagai sampah (domestik).

Gambar 1.5 sampah padat

4
4. Sampah digolongkan berdasarkan lokasi, yaitu sampah kota dan sampah
desa
5. Sampah digolongkan berdasarkan proses terjadinya, yaitu sampah alami
dan sampah nonalami.
6. Sampah berdasarkan sifatnya, yaitu sampah organik dan sampah
anorganik.
7. Sampah digolongkan berdasarkan jenis, yaitu sampah organik, anorganik
dan B3.
c) Sampah organik merupakan buangan sisa makanan, misalnya
daging, buah, sayuran dan sebagainya.
d) Sampah anorganik merupakan sisa material sintetis seperti : plastik,
logam, kaca, keramik dan sebagainya.
e) Sampah B3 merupakan sampah berbahaya atau bahan beracun (B3),
sampah ini berasal dari dari zat kimia organik dan anorganik serta
logam-logam berat yang umumnya berasal dari buangan industri.

Gambar 1.6 sampah B3

2.1.2 Dampak yang Timbul Dari Sampah


Permasalahan mengenai sampah merupakan hal yang sangat
membutuhkan perhatian serius dari berbagai pihak dan warga sekitar.
Karena untuk saat ini sampah masih menjadi persoalan yang mendapati
kegagalan dalam hal penanganannya. Padahal jika dilihat dari dampak yang
pasti terjadi dalam masyarakat jika penanggulangan sampah tidak segera di
tindakan maka akan berimbas pada lingkungan sekitar tersebut, baik
menurunnya kualitas kehidupan seperti menurunnya kualitas udara bersih,
keindahan lingkungan, bahkan potensi terjadinya banjir sampah area

5
tersebut akan menghalangi arus air sehingga terjadi bencana alam seperti
banjir dan menurunnya kualitas kesehatan warga masyarakat yang tinggal di
sekitar area polusi akan lebih besar karena tidak menutup kemungkinan
sampah. Bahkan menurut ahli kesehatan, polusi sampah, mengakibatkan
dampak buruk terhadap kesehatan. Hal ini mengakibatkan berbagai macam
penyakit bisa ditimbulkan di area polusi sampah tersebut seperti terindeksi
saluran pencernaan , tifus, disentri, dll.3 Faktor pembawa penyakit tersebut
adalah lalat dan berkembangnya nyamuk-nyamuk yang menginfeksi
manusia dikarenakan sampah yang menggunung. Menurut Tingkat
ekonomi masyarakat menengah atas cenderung menyerahkan pada petugas
kebersihan dengan membayar retribusi. Sedangkan pada masyarakat
menengah bawah, mereka cenderung menangani sendiri masalah sampah
dengan cara dibakar, ditimbun atau dibuang sembarangan (di jalan, sungai
selokan). Begitu pula Tingkat pendidikan masyarakat yang tinggi ada
kesadaran hidup bersih, cenderung menyerahkan penanganan sampah pada
petugas kebersihan dengan membayar retribusi. Tetapi masyarakat
berpendidikan rendah tidak peduli dengan kebersihan lingkungan dengan
membiarkan saja sampah di sekitarnya.

2.2. Pengelolaan Sampah


Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, daur
ulang, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu
pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya
dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau
estetika (keindahan). Metode pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung
banyak hal, di antaranya tipe zat sampah, lahan yang digunakan untuk mengolah,
dan ketersediaan lahan. Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan
dengan dua tujuan:
1. Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis
(pemanfaatan sampah), contoh: membuat tas dari limbah plastik detergen,

3 Arief Fadhilah dkk, Kajian Pengelolaan Sampah Kampus,2011, volume 11

6
membuat baju dari limbah kertas, membuat bunga dari limbah botol sprite dan
terpal, mebuat kursi dan meja dari botol dan sampah plastik.
2. Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi
lingkungan hidup. Contoh : membuat eco-brick sebagai solusi dari banyaknya
sampah plastik.

Gambar 1.7 pemanfaatan botol dan sampah plastik

Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis juga


dapat meningkatkan status sosial masyarakat dengan menjual hasil dari kerajinan
sampah berupa barang, contoh kerajinan tas, sepatu, serta dompet. Adapun cara
lain dalam pengelolaan sampah ini yaitu dengan cara 5 prinsip.4 yaitu :
1. Mengurangi (Reduce)
Mengurangi penggunaan barang-barang habis pakai yang dapat
menimbulkan sampah. Karena semakin banyak barang terbuang maka
akan semakin banyak sampah.
Contoh perilaku : tidak memakai sedotan, membawa bekal, membawa
kantong belanja, membawa botol minum sendiri.
2. Menggunakan kembali (Reuse)
Mengusahakan untuk mencari barang-barang yang bisa dipakai
kembali, dan mengindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai guna
memaksimalkan umur suatu barang.
Contoh perilaku : menggunakan refill tinta, menggunakan kaleng cat
untuk pot, ember cst untuk bak mandi dsb.
3. Mendaur ulang (Recycle)

4
Edy Hendras Wahyono dan Nano Sudarno, Pengelolaan Sampah Plastik: Aneka
Kerajinan Dari Sampah Plastik.2012

7
Selain mencari barang yang dapat dipakai kembali, dapat pula mencari
barang yang dapat didaur ulang. Sehingga barang tersebut dapat
dimanfaatkan bukan menjadi sampah.
Contoh perilaku : membuat kerajinan dari kain perca dan botol plastik,
menggunakan limbah kaleng untuk kursi, membuat kerajinan dari limbah
kemasan dsb.
4. Mengganti (Replace)
Metode ini dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan disekitar.
Ganti barang sekali pakai dengan barang yang lebih tahan lama, serta
menggunakan barang yang ramah lingkungan.
5. Menghargai (Respect)
Metode ini menggunakan rasa kecintaan pada alam, sehingga akan
menimbulkan sikap bijaksana sebelum memilih.

2.3. Strategi Pengelolaan Sampah dan Lingkungan


Pengelolaan sampah tidak hanya menyangkut aspek teknis semata, namun
yang jauh lebih penting adalah menyangkut masalah pengetahuan dalam rangka
mendorong perubahan sikap dan pola pikir menuju terwujudnya masyarakat yang
rama lingkungan dan berkelanjutan. Konsep dasar pengelolaan sampah
merupakan suatu upaya untuk mencegah terjadinya penumpukan sampah, dan
menekankan dampak negatif yang mungkin terjadi, serta bagaimana pemanfaatan
sampah yang dihasilkan dapat dikelola menjadi sampah yang lebih ramah
lingkungan dan bahkan dimanfaatkan lagi untuk kegunaan yang lain serta dapat
dijadiikan keuntungan bagi masyarakat.
A. Pengelolaan Sampah Dan Rangkaian Pembuangan Sampah
Dalam pemberlakuan sampah harus dilakukan beberapa rangka
pengelolaan sampah yang ideal yaitu5:
1. Pemilahan meliputi pemilahan dari sumber dihasilkannya sampah yang
terdiri dari sampah organik dan anorganik, pemilihan sampah yang
masih memilki sumber energi tinggi dan pemanfaatan kembali sampah
yang memiliki resources bernilai tinggi.

5
Dermawan dkk, Kajian Strategi Pengolalaan Sampah, 2018, volume 1 No.3

8
2. Pewadahan meliputi pewadahan individual disediakan di tingkat rumah
dengan menyediakan 2 unit penampungan sampah terdiri dari sampah
organik dan anorganik, pewadahan komunal (Kontainer atau TPS)
khusus untuk menampung berbagai jenis sampah baik organik maupun
anorganik seperti untuk sampah plastik, gelas, pakaian/tekstil, logam,
sampah besar, sampah B3 (batu baterai, balon lampu neon dll).
3. Pengumpulan meliputi waktu pengumpulan door to door setiap 1
sampai 2 hari dan waktu pengumpulan sampah dari TPS 1 x seminggu.
4. Pengangkutan sampah dengan compactor truk berbeda untuk setiap
jenis sampah.
5. Daur ulang yaitu pemanfaatan kembali kertas bekas yang dapat
digunakan terutama untuk keperluan eksternal, plastik bekas diolah
kembali untuk dijadikan sebagai biji plastik untuk dijadikan berbagai
peralatan rumah tangga seperti ember dll, peralatan elektronik bekas
dipisahkan setiap komponen penggunaannya (logam, plastik/kabel,
baterai dll) dan dilakukan pemilihan untuk setiap komponen yang dapat
digunakan kembali, gelas/botol kaca dipisahkan berdasarkan warna
gelas (putih, hijau, dan gelap) dihancurkan, dan limbah lingkungan lain
berupa daun-daunan.
6. Kompos meliputi sarana percontohan, penyuluhan, pelatihan dan
pembinaan pengomposan skala lingkungan yang dikelola oleh
masyarakat. untuk menumbuhkan kesadaran bahwa sampah rumah
tangga harus dikelola di sumbernya.

Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan salah


satu faktor teknis untuk menanggulangi persoalan sampah perkotaan atau
lingkungan pemukiman dari tahun ke tahun yang semakin kompleks. Pada
hakikatnya timbunan sampah itu kadang-kadang masih mengandung
komponen-komponen yang sangat bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi
tinggi. Namun karena tercampur secara acak maka nilai ekonominya hilang
dan bahkan sebaliknya malah menimbulkan bencana yang dapat
membahayakan lingkungan hidup.

9
B. Penyebab Timbulnya Penyakit Dari Sampah Terhadap Masyarakat
Sampah atau limbah, seperti sisa makanan, plastik, rokok, dan kertas,
baiknya dibuang di tempat sampah. Sebab, jika tidak, sampah-sampah akan
menumpuk sehingga busuk dan menyebarkan bau tak sedap. Tumpukan
sampah yang membusuk juga bisa mengundang lalat yang akan membawa
dampak buruk untuk kesehatan tubuh.
Sampah mengandung bakteri penyebab penyakit, sampah yang
menumpuk dan bertebaran di mana-mana, terutama sampah sisa makanan,
biasanya akan membusuk dan menjadi tempat berkembang biak yang ideal
untuk kuman. Jika lalat, kecoa, atau tikus menyentuh sampah-sampah dan
secara tidak sengaja tangan manusia juga ikut bersentuhan, hal itu menjadi
salah satu cara penularan kuman-kuman dari sampah ke orang lainnya.
Bayangkan jika lalat atau kecoa yang baru saja bertengger di atas tumpukan
sampah kemudian hinggap di atas makanan Anda. Jelas makanan Anda
terkontaminasi oleh kuman. Mengonsumsinya akan membuat Anda
terserang berbagai penyakit.
Berikut adalah beberapa penyakit yang terjadi akibat buang sampah
sembarangan:6
1. Hepatitis A
Virus Hepatitis A dapat menyebar melalui sampah. Virus ini
menyebabkan adanya gangguan fungsi hati akut. Penyebaran virus
hepatitis A terjadi akibat kontaminasi makanan dan air yang kemudian
keduanya dikonsumsi oleh orang yang sehat.
2. Disentri
Disentri adalah radang usus yang menyebabkan diare disertai darah
atau lendir. Diare sendiri ditandai dengan sering buang air besar yang
lunak atau cair. Kondisi ini disebabkan oleh amuba dan bakteri yang
banyak ditemukan pada sampah yang berserakan.

6 Hello Sehat, Jangan Buang Sampah Sembarangan Kalau Tidak Mau Kena

Penyakit Ini, https://hellosehat.com/hidup-sehat/bahaya-buang-sampah-


sembarangan/, diakses pada 2 November 2019

10
Bakteri penyebab disentri juga dapat berpindah ke manusia setelah
melakukan kontak langsung dengan bakteri pada feses (misalnya,
karena tidak mencuci tangan dengan bersih sehabis buang air besar).
Bakteri ini juga dapat menyebar melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi, atau berenang di air yang tercemar. Penyakit ini sangat
menular. Jika tidak segera ditangani, disentri dapat menyebabkan
dehidrasi berat yang mengancam jiwa.
3. Salmonellosis
Salmonellosis adalah penyakit yang timbul akibat infeksi bakteri
Salmonella di dalam perut dan usus. Sebagian besar pasien dengan
infeksi ringan akan sembuh dalam waktu 4-7 hari tanpa pengobatan.
Penularan dapat terjadi ketika orang makan makanan yang
terkontaminasi bakteri (seperti makan di restoran yang sama). Beberapa
orang dengan diare akut dirawat di rumah sakit untuk diinfus dan
memperoleh antibiotik.
Sebagian besar pasien Salmonellosis hidup dalam kondisi
lingkungan yang miskin, berpolusi, dan kebanyakan dekat dengan
lingkungan yang penuh sampah di mana-mana. Oleh karena itu, kualitas
kebersihan makanan dapat meningkatkan risiko makanan beracun dan
infeksi lainnya. Selain itu, Anda juga berisiko tinggi terkena
Salmonellosis jika Anda melakukan kontak dengan orang yang
terinfeksi.
4. Penyakit Pes
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Yersina pestisia yang
ditularkan oleh tikus dan hewan pengerat lainnya. Umumnya, penyakit
pes tersebar di daerah yang lingkungan padat penduduk dan pastinya
memiliki tingkat kebersihan yang buruk alias sampah tersebar di mana-
mana. Komplikasi penyakit dari tikus ini bisa berujung pada meningitis,
bahkan kematian. Perlu diketahui, bahwa penyakit ini bukan hanya
disebarkan lewat tikus. Hewan seperti kelinci, anjing, kucing berkutu
yang sudah terinfeksi pes bisa menjadi sumber penularan penyakit.

11
Penularan terjadi jika Anda melakukan kontak langsung atau tergigit
oleh hewan tersebut.
5. Demam berdarah
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.
Demam Berdarah Dengue dulu disebut dengan penyakit “break-bone”
karena kadang menyebabkan nyeri sendi dan otot sehingga membuat
tulang terasa retak.
Nyamuk demam berdarah sering berkembang biak di genangan air
pada sampah yang dibuang sembarangan. Maka dari itu, ada baiknya
sampah-sampah tidak dibuang secara sembangan, tetapi dikubur untuk
mencegah terbentuknya sarang nyamuk.
6. Kolera
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae saat Anda
mengonsumsi air atau makanan yang terkontaminasi oleh feses orang
yang mengidap penyakit ini. Anda juga bisa terjangkit kolera jika Anda
mencuci bahan makanan dengan air yang terkontaminasi. Gejalanya
termasuk diare, muntah, kram perut, dan sakit kepala.
7. Amoebiasis
Amoebiasis atau diare turis, disebabkan oleh amoeba yang hidup di
air tercemar. Amoeba ini mengakibatkan infeksi pada usus besar dan
hati. Gejala termasuk diare berdarah dan berlendir, bisa ringan atau
sangat parah

Pengelolaan sampah pada masyarakan mungkin hanya sampai pada


tahap (controled landfill) pada tahap ini sampah di buang dan di tumpuk
begitu saja. Banyaknya penumpukan sampah yang terjadi dilingkungan
masyarakat dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, maka dari itu
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu perilaku
kesehatan yang harus dilakukan masyarakat untuk kesadaran sehingga
anggota keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan

12
berperan aktif dalam kegiatan kegiatan kesehatan di masyarakat.7 Penyakit
tersebut diantaranya gangguan saluran pernapasan dan gangguan saluran
pencernaan, penyakit yang ditimbulkan yaitu sesak nafas (asma), ISPA dan
diare serta penyakit gatal gatal pada kulit. Hal ini mungkin terjadi karena
kondisi keruh pada air sumur karena tercemar oleh air lindi atau letak sumur
gali penduduk yang terlalu dekat dengan TPA. Cairan lindi yang dihasilkan
dari tumpukan sampah berpengaruh pada sifat-sifat air bawah tanah seperti
tingginya konsentrasi, total padatan terlarut, tingkat kekerasan, COD,
klorida, sulfat dan nitrat serta mengandung logam berat. Dampak kesehatan
yang ditimbulkan dari lingkungan yang tidak sehat makin bertambah dengan
belum dijalankannya perilaku hidup bersih dan sehat oleh masyarakat.
Karena pengetahuan yang masyarakat tentang penyakit yang timbul, tidak
jarang pula masyarakat beranggapan sebelum gejala penyakit terasa, mereka
merasa sehat-sehat saja sehingga cenderung abai terhadap kebersihan
lingkungan termasuk makanan dan minuman. Oleh karena itu dibutuhkan
upaya yang lebih serius untuk menghilangkan atau meminimalisasi dampak
ini, jika ini terjadi maka harus memperhatikan beberapa hal yaitu ;8
1. Jarak TPA dengan pemukiman minimal 2 Km, hal ini dilakukan karena
jarak terbang lalat mencapai 2 Km, bau yang ditimbulkan oleh sampah
akibat pembusukan yang terbawa angin, debu dan suara bising yang
ditimbulkan sewaktu pembongkaran sampah.
2. Jarak sumber air bersih (mata air, sungai, sumur, danau, dll) minimal 200
meter, hal ini mengingat bahwa hasil dekomposisi sampah dapat meresap
melalui lapisan tanah dan menimbulkan pencemaran terhadap sumber air
didaerah tersebut.
3. Jarak tepi paling dekat terhadap jalan besar/umum minimal 200 meter,
hal ini mengingat alasan estetika.

7
Yuliana, Haswindy, Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Pemukiman,
Volume 15 No 2 (2017)
8 Emilda,* NAP Septiani, RH Pratiwi, Dampak Pengelolaan Sampah Di Tpa Cipayung
Pada Kesehatan Masyarakat, Volume 5 No 2, Januari 2019

13
Gambar 1.8 TPA dengan pemukiman warga

Jika hal-hal tersebut sudah di perhatikan, maka pemberlakuan atau


penangan harus segera di lakukan. Diantaranya menata lokasi TPA supaya
tidak berdekatan dengan pemukiman penduduk, memperbaiki pengelolaan
sampah sampai ke daerah-daerah yang tercemar oleh sampah. Selain
memperbaiki regulasi dan manajerial, dibutuhkan pula upaya implementasi
teknologi yang paling baik dan tepat untuk mempercepat laju penguraian
sampah. Strategi Nasional Untuk Pembangunan Berkelanjutan menyebutkan
dalam pengelolaan sampah untuk pengomposan 30-40% dan daur ulang
sampah (anorganik) mencapai 15-25%.9 Aktifitas pengomposan sendiri
dapat dilakukan mulai dari level warga masyarakat, TPS hingga TPA.
Disamping itu perlu dilakukan peningkatan kualitas dan kuantitas SDM
pegawai untuk pengelolaan sampah. Begitupula sosialisasi yang terus
menerus kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan yang
bersih dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

C. Pencegahan Penyakit Terhadap Sampah di Lingkungan Masyarakat


Diharapkan masyarakat meningkatkan kesadaran yang diawali dari
diri sendiri akan pentingnya lingkungan yang bersih dan rapi agar dapat
mengurangi berbagai macam dampak yang mungkin ditimbulkan dari
lingkungan yang kurang sehat. Diharapkan juga masyarakat dapat
meminimalisir aktivitas-aktivitas yang dapat menimbulkan sampah,
misalnya: bungkus makanan, plastik, tempat minum (botol), dll. Kesadaran
diri sendiri akan tumbuh apabila tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat

9
Rizqi Putri Mahyudin, Strategi Pengelolaan Sampah Berkelanjutan, 2014

14
meningkat. Peningkatan pengetahuan dan sikap dapat dilakukan dengan
sosialisasi yang berkesinambungan atau penyuluhan mengenai sampah,
dampak/bahaya sampah, dan pengelolaan sampah. Masyarakat hendaknya
dilibatkan dalam pengelolaan sampah. Sebagian besar masyarakat
menginginkan untuk dibuatkan tempat pembuangan sampah legal yang telah
disahkan oleh pemerintah, agar sampah yang dibuang dapat didaur ulang
dan dimanfaatkan kembali sesuai dengan karakteristiknya. Apabila hal
tersebut dapat tercapai maka setidaknya dapat mengurangi pencemaran
lingkungan yang berakibat dapat menimbulkan berbagai macam penyakit
bagi seluruh warga. Untuk itu peraturan yang sudah dipasang yang berkaitan
dengan “Dilarang membuang sampah” sebaiknya dipatuhi dan dijalankan
oleh seluruh warga maupun sekitarnya agar dapat tercipta lingkungan yang
bersih, nyaman dan rapi.
Pencegahan dari segi lingkungan yang menimbulkan sebuah penyakit
akibat sampah dapat dihindari dengan mengurangi jumlah sampah.
Berikut merupakan pencegahan yang dapat dilakukan masyarakat :
1. Hindari pemborosan. Semakin banyak produk rumah tangga yang
Anda beli, semakin banyak pula sampah yang akan ditimbulkan. Maka
itu, beli bahan makanan atau produk rumah tangga secukupnya dan
pilih produk dengan kemasan yang paling simpel.
2. Penggunaan kembali. Untuk mengurangi jumlah sampah, Anda
mungkin bisa menggunakan ulang barang-barang yang sudah tak
terpakai. Misalnya, mengubah kaleng bekas menjadi pot tanaman atau
celengan, atau mengubah baju bekas menjadi lap atau keset.
3. Daur ulang. Gunakan barang-barang bekas yang masih bisa digunakan
dan daur ulang menjadi barang-barang baru yang ekonomis dan
bermanfaat. Misalnya membuat keranjang atau tas dari kumpulan
bungkus kopi, sampah koran menjadi kertas daur ulang, dan
sebagainya.
4. Jadikan pupuk kompos. Ketimbang membakar sampah dan
menyebabkan pencemaran udara, jadikan sisa-sisa bahan makanan dan
daun-daunan menjadi pupuk kompos untuk tanaman Anda.

15
5. Membuang sampah dengan benar. Daripada buru-buru
membakarnya, buanglah sampah di tempat pembuangan akhir. Bahkan,
kini sudah banyak tempat yang memfasilitasi daur ulang plastik rumah
tangga menjadi produk rumah tangga yang lebih bermanfaat.

Dengan adanya pengurangan sampah secara tidak sengaja dapat


mencegah terjadinya penularan penyakit yang diakibatkan oleh sampah.
Selain melakukan pengurangnan sampah pencegahan yang dapat dilakukan
masyarakat upaya menghindari penyakit yaitu dengan menjaga sanitasi,
sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan
maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran. Beberapa
langkah langkah sanitasi yaitu menjadikan cuci tangan sebagai kebiasaan,
menjaga kebersihan toilet, Bersihkan kain-kain di rumah, membersihkan
area tersembunyi.

16
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Apabila sampah tidak terkelola dengan baik oleh masyarakat maka akan
menyebabkan beberapa penyakit pada saluran pernapasan dan gangguan saluran
pencernaan, penyakit yang ditimbulkan antara lain Asma, hepatitis A, Disentri,
DBD dan masih banyak lagi.
Untuk mengatasi hal tersebut perlunya strategi masyarakat dalam
pengelolaan sampah, seperti memanfaatkan sampah organik sebagai pupuk alami
(pupuk kompos), sedangkan untuk sampah yang sulit terurai, setidaknya
masyarakat dapat memilah sampah yang dapat di gunakan kembali seperti botol.
Ataupun masyarakat dapat mengkreasikannya sebagai nilai bahan ekonomis atau
menjadikan kerajinan yang memiliki nilai estetika, seperti ecobrick, serta
menggunakan B3 secukupnya.

3.2. Saran
Setelah sama-sama mengerti tentang bahaya lingkungsn yang tercemar
sampah, sebagai manusia sekaligus mahasiswa hendaknya kita dapat saling
menjaga lingkungan dengan cara Reduce, reuse, recycle.
Penulis berharap nantinya makalah ini dapat menjadi acuan dalam rangka
mengelola lingkungan supaya tidak terpapar penyakit yang diakibatkan sampah,
penulis juga berharap adanya kritik yang membangun jika nantinya terdapat
kesalahan dan kekeliruan pada penulisan makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arief Fadhilah dkk.2011. Kajian Pengelolaan Sampah Kampus


Dermawan dkk. 2018. Kajian Strategi Pengolalaan Sampah
Edy Hendras Wahyono dan Nano Sudarno.2012. Pengelolaan Sampah Plastik:
Aneka Kerajinan Dari Sampah Plastik
Emilda,* NAP Septiani, RH Pratiwi.2019. Dampak Pengelolaan Sampah Di Tpa
Cipayung Pada Kesehatan Masyarakat
Fatoni, Imanuddin, and Darmawan, Pendayagunaan Sampah Menjadi Produk
Kerajin
Hariyanto.2014. Pengelolaan Sampah Di Kota Semarang Untuk Menuju Kota
Bersih
Hello Sehat.2019. Jangan Buang Sampah Sembarangan Kalau Tidak Mau Kena
Penyakit Ini. Online, https://hellosehat.com/hidup-sehat/bahaya-buang-
sampah-sembarangan/, diakses pada 2 November 2019
Rizqi Putri Mahyudin.2014. Strategi Pengelolaan Sampah Berkelanjutan
Yuliana, Haswindy.2017.Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah
Pemukiman

18

Anda mungkin juga menyukai