1. Definisi
Tumbuh kembang anak adalah suatu proses yang sifatnya kontinu, yang dimulai sejak di
dalam kandungan hingga dewasa. Di dalam proses perkembangan anak terdapat masa –masa
kritis, dimana pada masa tersebut diperlukan suatu stimulasi yang berfubgsi agar potensi si
anak berkembang. Perkembangan anak akan optimal jika terdapat interaksi social yang sesuai
dengan kebutuhan anak di berbagai tahap perkembangannya.(Adriana:2013)
b. Faktor Postnatal
1. Faktor Lingkungan Biologis
Ras, jenis kelamin, umur, gizi, kepekaan thd penyakit, perawatan kesehatan,
penyakit kronis, dan hormon.
2. Faktor lingkungan fisik
Cuaca, musim, sanitasi,keadaan rumah.
3. Lingkungan social
Stimulasi, Motivasi belajar, Stress, Kelompok sebaya, Ganjaran atau
hukuman yang wajar, Cinta dan kasih sayang.
4. Lingkungan keluarga dan adat istiadat yang lain
Pekerjaan, pendidikan ayah dan ibu, jumlah saudara, stabilitas rumah
tangga, kepribadian ayah/ibu, agama, adat istiadat dan norma-norma.
Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-
ciri tersebut adalah sebagai berikut:
b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang
ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola
proksimodistal).
3. Masa Prasekolah
Pada saat ini pertumbuhan berlangsung dengan stabil, terjadi perkembangaan
dengan aktifitas jasmani yang bertambah dan meningkaatnya keterampilan dan
proses berpikir.
4. Masa Sekolah
Pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan masa prasekolah,
keterampilan, dan intelektual makin berkembang, senang bermain berkelompok
dengan jenis kelamin yang sama ( usia 6 – 18/20 tahun).
a. Masa pra remaja: usia 6-10 tahun
b. Masa remaja :
1. Masa remaja dini (Wanita: usia 8-13 tahun dan Pria: usia 10-15 tahun
2. Masa remaja lanjut (Wanita: usia 13 –18 tahun dan Pria: usia 15-20 tahun)
5. Gangguan Tumbuh Kembang Anak
Ada banyak sekali jenis gangguan tumbuh kembang pada anak, mulai dari yang
paling ringan hingga yang sangat kompleks. Berikut ini akan dijelaskan beberapa
gangguan tumbuh kembang pada anak beserta cara mengatasinya :
1. Speech Delay (Keterlambatan Kemampuan Bicara)
Speech Delay adalah kegagalan mengembangkan kemampuan berbicara pada anak,
yang diharapkan bisa dicapai pada usianya. Dengan kata lain, perkembangan anak
(dalam hal bicara) tertinggal beberapa bulan dari teman-teman seusianya. Penyebab :
a. Anak-anak yang dicurigai mengalami speech delay seringkali juga mengalami
masalah pendengaran.
b. Adanya keterlambatan perkembangan yang terjadi karena belum
dicapainya tingkat kematangan seperti kematangan organ-organ bicara.
c. Kurang stimulasi atau kurang terpapar dalam lingkungan sosial.
Cara Mengatasi :
a. Bacakan buku atau cerita bergambar sehingga anak dapat menunjuk
atau memberi nama benda-benda yang ia kenal.
b. Gunakan bahasa yang sederhana ketika berbicara pada anak.
c. Mengoreksi ucapan yang salah dari anak. Misalnya ketika anak
mengatakan “Atit” saat mengutarakan rasa sakit, orang tua segera
membenarkanya dengan mengucapkan “Oh, sakit ya”. Usahakan untuk selalu
mengulang kata-kata yang diucapkan anak pada kita.
d. Berikan pujian pada anak ketika anak berbicara benar.
e. Jangan abaikan anak dan selalu berikan respon terhadap apa yang dikatakan
anak.
f. Jangan memaksa anak untuk berbicara karena hal ini hanya akan membuat anak
menjadi semakin tertekan.
g. Berkonsultasi kepada tenaga ahli
2. Keterlambatan Kemampuan Berjalan
Rentang kemampuan anak bisa berjalan tanpa bantuan berada dalam usia 8 bulan
sampai dengan 18 bulan. Bila anak berumur lebih dari 18 bulan belum bisa berjalan,
baru dikategorikan ‘delay’ atau terlambat, sehingga diperlukan intervensi. Jadi, anak
usia 15 bulan yang belum bisa berjalan, dinyatakan “belum siap”, bukan dianggap
terlambat, karena rentang toleransinya cukup panjang. Namun jangan menganggap
remeh dengan kondisi tersebut. Lebih baik Anda melakukan deteksi awal mengenai
“keterlambatan” tersebut supaya bisa diantisipasi dan dicari jalan keluarnya.
Penyebab:
a. Kondisi kesehatan anak yang kurang mendukung. Keterlambatan anak
mulai berjalan bisa disebabkan oleh gangguan neurologis, gizi buruk, maupun
penyakit seperti : riwayat kekurangan oksigen saat lahir, penyakit-penyakit
perinatal yang berat (sepsis, kerinikterus, meningitis), bayi lahir dengan berat
sangat rendah, bayi prematur, cerebal palsy, pasca kejang lama, penyakit jantung
bawaan, dan lain sebagainya.
b. Faktor keturunan. Beberapa kasus menunjukkan orangtua yang
mempunyai riwayat terlambat berjalan akan menurun kepada anaknya.
c. Bentuk dan berat badan anak. Anak dengan kaki yang pendek biasanya lebih
cepat berjalan daripada yang berkaki panjang. Semakin panjang kaki
anak, biasanya jadi lebih sulit menyeimbangkan badan.
d. Pengalaman buruk waktu belajar berjalan. Kecelakaan yang mungkin terjadi saat
belajar berjalan seperti tersandung hingga membentur meja bahkan berdarah, bisa
mengakibatkan anak trauma dan malas berlatih lagi. Terlebih lagi jika ditambah
dengan respon orangtua yang terlalu mengkhawatirkannya.
e. Bayi yang tidak dikelilingi anak-anak lain. Hal ini biasanya mengakibatkan anak
jadi lebih lambat berjalan karena tidak ada yang memberinya contoh (meski tidak
selalu).
f. Orangtua maupun lingkungan yang overprotective. Rasa sayang yang berlebihan
dengan melarang anak untuk melakukan kegiatan yang “menantang”
karena khawatir jatuh atau terpeleset, membuat anak kehilangan kepercayaan diri
untuk mulai berjalan. Kebiasaan terlalu sering digendong dan pemakaian baby
walker yang berlebihan juga dapat membuat anak malas belajar jalan.
Cara Mengatasi :
a. Menatih dengan penuh kesabaran. Masa menatih (titah, bahasa Jawa) merupakan
masa yang membutuhkan tenaga dan kesabaran ekstra. Karena tangan kita harus
mendampingi kemanapun si kecil bergerak. Pada awalnya kita menggunakan
dua tangan untuk menatih, namun dengan bertahap kita lepas satu
tangan, hingga akhirnya kita lepas dia berjalan tanpa bantuan kita.
b. Gunakan berbagai alat sebagai bantuan. Kursi plastik yang kokoh, meja kecil
yang ringan, maupun galon air mineral yang tidak terisi penuh bisa menjadi alat
yang menarik untuk didorong-dorong anak.
c. Pastikan lingkungan di sekitar anak cukup aman. Hal ini bertujuan
untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan. Seperti menyingkirkan benda-benda
yang mudah diraih dan mudah pecah.
d. Lakukan dengan kegembiraan. Ambillah jarak dari si kecil dengan memegang
mainan atau benda yang menarik perhatiannya. Mintalah anak untuk
mengambilnya dan berikan pelukan hangat saat dia berhasil
menjangkaunya. Perlebar jarak untuk meningkatkan kemampuannya.
e. Hindari baby walker. Faktor praktis dan bisa ditinggal mengerjakan
hal lain seringkali membuat orangtua berlebihan dalam memanfaatkan
baby walker. Padahal, hal seperti itu bisa menyebabkan anak jadi malas
berjalan ketika dilepas tanpa baby walker. Penggunaan baby walker tetap
harus dengan pengawasan karena terbukti pada beberapa kasus dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan seperti tergelincir di tangga, kamar mandi,
maupun kolam renang.
f. Terus berikan semangat pada anak. Belajar berjalan merupakan kombinasi dari
latihan kemandirian, kepercayaan diri, pantang menyerah, dan kesabaran.
g. Konsultasikan dengan dokter ahli jika anak tidak juga menunjukkan kemajuan
dalam kemampuan berjalan meskipun sudah dilakukan stimulasi yang memadai.
3. Autisme
Istilah autisme berasal dari kata “Autos” yang berarti diri sendiri dan “isme” yang
berarti suatu aliran, sehingga dapat diartikan sebagai suatu paham tertarik
pada dunianya sendiri. Autisme merupakan gangguan perkembangan yang kompleks
yang umumnya muncul sebelum usia tiga tahun sebagai hasil dari gangguan neurologis
yang mempengaruhi fungsi normal otak. Gangguan ini mempengaruhi perkembangan
dalam area interaksi sosial dan keterampilan komunikasi. Anak penyandang autis
umumnya menunjukan kesulitan dalam komunikasi verbal dan nonverbal, interaksi
sosial, dan kegiatan bersosialisasi (misalnya bermain bersama). Mereka juga
menunjukan pola-pola tingkah laku yang terbatas, berupa pengulangan dan
stereotip (meniru). Seorang penderita autis mempunyai beberapa kesulitan yaitu
dalam hal makna, komunikasi, interaksi sosial, dan masalah imajinasi.
Hal ini menyebabkan penderita autis menemui banyak kesulitan dalam kehidupannya
sehari-hari. Anak autis bisa sangat tertarik pada sesuatu dan kemudian asyik sendiri pada
dunianya. Akibatnya, anak autis cenderung menarik diri dari lingkungan
sekitarnya. Penyebab :
Permasalahan pada awal perkembangan seorang anak. Anak penyandang autis
mengalami masalah kesehatan yang lebih banyak selama masa kehamilan, pada saat
dilahirkan, dan segera setelah dilahirkan, daripada anak yang bukan penyandang autis.
Pengaruh genetik. Adanya gangguan gen dan kromosom yang ditemukan pada studi
terhadap keluarga dengan anak kembar menunjukan peran yang besar dari
factor genetik sebagai penyebab dari autis. Abnormalitas otak. Meskipun tidak diketahui
tanda-tanda biologis untuk autis, penelitian yang dilakukan oleh sejumlah ahli
menunjukan bahwa gambaran otak anak penyandang autis berbeda dengan gambaran otak
anak normal.
Cara Mengenali Gejala :
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui gejala autis, salah
satunya dengan metode yang dinamakan M-CHAT (Modified Checklist for
Autism in Toddlers). Orang tua harus mengamati 6 pertanyaan penting berikut :
A. Pendahuluan
Denver II merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk skrining
perkembangan anak, alat ini bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin
penyimpangan yang terjadi pada anak sejak lahir hingga berusia 6 tahun. Peningkatan
kematangan individu dapat dilihat dari perkembangan anak sehingga perkembangan
setiap anak harus dipantau secara berkala. Bayi atau anak dengan risiko tinggi perlu
mendapatkan prioritas dalam skrining tumbuh kembang. Contoh dari bayi atau anak
dengan risiko tinggi adalah bayi prematur, bayi dengan berat badan lahir rendah, ibu
dengan diabetes melitus, memiliki riwayat asfiksia, hiperbilirubinemia dll.
B. Persiapan
1. Usahakan test perkembangan dilakukan pada tempat yang tenang / tidak bising, dan
bersih.
2. Sediakan meja tulis dengan kursinya dan matras.
3. Formulir Denver.
a. Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak umur < 6 tahun, berisi 125
gugus tugas yang disusun dalam formulir menjadi 4 sektor untuk menjaring
fungsi.
b. Skala umur tertera pada bagian atas formulir yang terbagi dari umur dalam
bulan dan tahun, sejak lahir sampai berusia 6 tahun.
c. Setiap ruang antara tanda umur mewakili 1 bulan, sampai anak berumur 24
bulan. Kemudian mewakili 3 bulan, sampai anak berusia 6 tahun.
d. Pada setiap tugas perkembangan yang berjumlah 125, terdapat batas
kemampuan perkembangan yaitu 25%, 50% dan 90% dari populasi anak lulus
pada tugas perkembangan tersebut. 25% 50% 75% 90%
e. Pada beberapa tugas perkembangan terdapat huruf dan angka pada ujung kotak
sebelah kiri, contohnya R singakatan dari report, artinya tugas perkembangan
tersebut dapat lulus berdasarkan laporan dari orang tua / pengasuh anak, tetapi
apabila memungkinkan maka penilai dapat memperhatikan apa yang biasa
dilakukan oleh anak.
f. Angka kecil menunjukkan tugas yang harus dikerjakan sesuai dengan nomor
yang ada pada formulir.
4. Mengkaji kegiatan anak yang meliputi 4 sektor yang dinilai.
5. Dekat dengan anak.
6. Menjelaskan pada orang tua bahwa DDST bukan test IQ.
7. Lingkungan diatur supaya anak merasa nyaman dan aman selama dilakukan test.
8. Siapkan alat yaitu berupa maianan anak yang akan dikaji.
C. Formulir Denver II
Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak usia kurang dari 6 tahun berisi
125 gugus tugas yang disusun dalam formulir menjadi 4 sektor untuk menjaring fungsi
tersebut. Bidang aspek yang dinilai antara lain:
1. Personal sosial : Penyesuaian diri dengan masyarakat dan perhatia
terhadap kebutuhan perorangan.
2. Motorik halus : Koordinasi mata, tangan, memainkan atau menggunakan
benda-benda kecil.
3. Motorik kasar : Duduk, jalan, melompat dan gerakan umum otot besar.
4. Bahasa : Mendengar, mengerti dan menggunakan bahasa.
Skala usia tertera pada bagian atas formulir yang terbagi dari usia dalam bulan
dan tahun sejak lahir hingga usia 6 tahun. Setiap ruangan (garis 1 dengan garis
lain) antara tanda usia mewakili 1 bulan sampai anak berusia 24 bulan,
kemudian mewakili 3 bulan sampai anak usia berusia 6 tahun.
Pada setiap tugas perkembangan yang beejumlah 125 terdapat batas kemampuan
perkembangan yaitu 25%, 50%, 90% dari populasi anak lulus pada tugas
perkembangan tersebut. Pada beberapa tugas perkembangan terdapat huruf dan
angka pada ujung kotak sebelah kiri.
D. Data Pribadi Anak Kajian Denver II
Nama :
Jenis kelamin :
Tanggal lahir :
Pendidikan :
Alamat :
E. Prosedur Pelaksanaan
Tanggal Lahir :
(Tanggal pemeriksaan)
(Tanggal Lahir)
(Usia Anak)
5.Tarik garis usia dari atas ke bawah dan cantumkan tanggal pemeriksaan pada ujung
atas garis usia.
6 Lakukan test tugas perkembangan untuk tiap sektor, tugas perkembangan dimulai dari
sektor yang paling mudah di kerjakan dan dimulai dengan tugas perkembangan yang
terletak di sebelah kiri garis usia, kemudian dilanjutkan sampai ke kanan garis usia.
a. Pada setiap sektor dilakukan minimal 3 tugas perkembangan yaitu yang paling
dekat di sebelah kiri garis usia serta tiap tugas perkembangan yang ditembus
garis usia.
b. Bila anak tidak mempu melakukan salah satu uji coba pada langkah di atas (baik
karena gagal, menolak, tidak ada kesempatan) maka lakukan uji coba tambahan
ke sebelah kiri garis usia pada sektor yang sama sampai anak dapat “lulus” 3
tugas perkembanan..
c. Bila anak mampu melakukan salah satu tugas perkembangan pada langkah
pertama, lakukan tugas perkembangan tambahan ke sebelah kanan garis usiapada
sektor yang sama sampai anak “gagal” pada 3 tugas perkembangan.
a. P (Pass/Lulus)
Anak melakukan uji coba dengan baik, atau ibu/pengasuh anak memberi laporan
b. F (Fail/Gagal)
Anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik, atau ibu/pengasuh anak
c. R (Refuse/Menolak)
Anak menolak untuk melakukan uji coba
d. D (Delay)
Gagal menampilkan item yang seharusnya dilalui oleh 90% anak pada usia yang sama
atau item dimana anak gagal menyempurnakan bagian kiri garis usia.
e. No (No Opportunity)
Anak tidak memiliki kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada hambatan (cacat,
sakit dll). Skor ini hanya boleh dipakai pada uji coba tengah ganda.
F.Penutupan
1. Beri pujian pada orang tua atau pengasuh atas tindakannya membawa anak untuk
dilakukan test perkembangan.
2. Beri penjelasan mengenai hasil test perkembangan, kapan harus kembali, anjuran
untuk dilakukan di rumah dan apabila ada anjuran untuk tindak lanjut.
Saran kepada orang tua anak yaitu diharapkan untuk terus melatih dan
membimbing anak untuk terus mengembangkan bakat yang mereka miliki. Dukung
anak terus untuk melakukan semua hal yang dia ingin untuk dilakukan asalkan semua
itu masih dalam rentang normal untuk perkembangan anak yang baik ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/9729519/LAPORAN_PENDAHULUAN_TUMBUH_KEMB
ANG_ANAK_USIA_SEKOLAH
https://edoc.site/laporan-pendahuluan-tumbuh-kembang-anak-pdf-free.html
https://www.scribd.com/doc/313964092/Laporan-Pendahuluan-Tumbuh-Kembang-Anak
LAMPIRAN