Anda di halaman 1dari 41

POLARISASI

Rio Anshari, S.Pd, M.Si


3353
rioanshari@fmipa.unp.ac.id
rio.anshari@gmail.com
Cahaya sebagai Gelombang Elektromagnetik

 Optik merupakan bagian/ cabang dari ilmu fisika yang


mempelajari karakter/sifat-sifat dari cahaya dan interaksinya
dengan materi.

 Dalam ilmu fisika dikenal 2 kategori optik

Optik

Optik
Optik Fisis
Geometris

Interferensi Polarisasi Difraksi Pemantulan Pembiasan


Cahaya sebagai Gelombang Elektromagnetik

 Sifat-sifat gelombang dari cahaya dipelajari dalam Optik Fisis


(Physical Optics) atau optik gelombang (Wave Optics).

 Sifat-sifat yang sering dimanfaatkan dalam optik gelombang,


antara lain Difraksi, Interferensi, dan Polarisasi.

 Sifat ini sering digunakan dalam peralatan optik seperti


Compact Discs (CD), Grating difraksi atau Polariser.

 Cahaya dalam optik gelombang, dipandang sebagai


gelombang elektromagnetik yang terdiri dari getaran-
getaran vektor medan listrik (E) dan magnet (B), saling tegak
lurus satu sama lainnya dan sefase.
Cahaya sebagai Gelombang Elektromagnetik

 Gelombang elektromagnetik juga merupakan gelombang


transversal dan gelombang bidang dengan kecepatan
rambat dalam ruang bebas (free space), adalah c = 3 x 108
m/s (tepatnya 2,998 x 108 m/s).

 Besaran c dikenal dengan kecepatan cahaya dalam ruang


bebas.

 Untuk medan listrik (E) dan medan magnet (B), masing-


masing bergetar dalam arah sumbu x dan y dan merambat
dalam arah sumbu z.
Cahaya sebagai Gelombang Elektromagnetik
Polarisasi

 Polarisasi adalah peristiwa penyerapan arah getar


dari gelombang.

 Gejala polarisasi hanya dapat terjadi oleh


gelombang transversal saja.

 Fakta bahwa cahaya dapat mengalami polarisasi


menunjukkan bukti bahwa cahaya merupakan
gelombang transversal.
Polarisasi

 Pada umumnya, gelombang cahaya mempunyai


banyak arah getar.

 Suatu gelombang yang mempunyai banyak arah


getar disebut dengan istilah gelombang tidak
terpolarisasi.

 Sedangkan untuk gelombang yang hanya memiliki


satu arah getar saja disebut dengan istilah
gelombang terpolarisasi
Polarisasi
Metode Polarisasi Cahaya

Pemantulan
(Reflection)

Pembiasan
Metode (Refraction)
Polarisasi
Cahaya Penyerapan
Aktif
(Absorption)

Hamburan
(Scattering)
Metode Polarisasi Cahaya
1. Pemantulan (Reflection)
Metode Polarisasi Cahaya
1. Pemantulan (Reflection)
 Cahaya tak terpolarisasi dapat menjadi terpolarisasi
karena adanya pemantulan pada sudut datang yang
merupakan sudut polarisasi, yaitu θp , yang dikenal
dengan sudut Brewster.

 Cahaya yang dipantulkan merupakan cahaya


terpolarisasi hanya jika antara sinar pantul dan sinar
bias saling tegak lurus.
Metode Polarisasi Cahaya
1. Pemantulan (Reflection)
 Aturan ini kemudian mengikuti aturan yang dikenal
dengan hukum Brewster

 Hukum ini diperkenalkan oleh Sir David Brewsters

 Besarnya sudut Brewster sbb :

𝒏𝟐
𝐭𝐚𝐧 𝜽𝒑 =
𝒏𝟏
Metode Polarisasi Cahaya
2. Pembiasan (Refraction)
 Pembiasan terjadi ketika seberkas cahaya lewat dari 1
material/ bahan ke bahan lainnya.

 Pada kedua permukaan bahan terjadi perubahan arah


berkas cahaya.

 Berkas cahaya yang dibiaskan mengalami beberapa derajat


polarisasi dan terjadi pada bidang tegak lurus permukaan.

 Cahaya yang datang pada suatu bahan (Kristal) mengalami


pembiasan dan terbagi menjadi 2 berkas cahaya.
Metode Polarisasi Cahaya
2. Pembiasan (Refraction)
Metode Polarisasi Cahaya
2. Pembiasan (Refraction)
Metode Polarisasi Cahaya
2. Pembiasan (Refraction)
Metode Polarisasi Cahaya
2. Pembiasan (Refraction)
Metode Polarisasi Cahaya
3. Penyerapan Aktif (Absorbtion)
 Jika cahaya tak polarisasi melewati suatu film
Polaroid, maka molekul-molekul penyusun film
Polaroid akan menyerap sebagian cahaya yang
melaluinya, sehingga hanya cahaya tertentu saja
yang berhasil melewatinya.

 Untuk Polaroid (Polariser) yang ideal, maka


intensitas (irradiansi) output atau intensitas yang
keluar dari polaroid (I) sama dengan 1/2 dari
intensitas yang datang/awal (I0).
Metode Polarisasi Cahaya
3. Penyerapan Aktif (Absorbtion)
Metode Polarisasi Cahaya
3. Penyerapan Aktif (Absorbtion)
Metode Polarisasi Cahaya
3. Penyerapan Aktif (Absorbtion)
Metode Polarisasi Cahaya
4. Hamburan (Scattering)
 Polarisasi terjadi karena cahaya tidak terpolarisasi
dihamburkan oleh suatu medium penghambur.

 Cahaya yang datang pada medium penghambur


dalam arah sumbu z dapat dipolarisasi pada arah
sumbu x atau arah sumbu y.
Metode Polarisasi Cahaya
4. Hamburan (Scattering)
Jenis Polarisasi

Polarisasi
Polarisasi Vertikal
Linear Polarisasi
Jenis Polarisasri 450
Polarisasi Sircular
Polarisasi
Eliptik
Jenis Polarisasi
Jenis Polarisasi
Jenis Polarisasi
Deskripsi matematis gelombang EM
 Gelombang yang menjalar pada sumbu-z:

 Persamaan gelombang diatas, dapat diubah


menjadi persamaan gelombang elips
(menggunakan trigonometri)
Jenis Polarisasi
1. Polarisasi Linear
A. Polarisasi Vertikal
 Hanya nilai medan listrik E yang berosilasi, arahnya
tetap.
Jenis Polarisasi
1. Polarisasi Linear
A. Polarisasi Vertikal
 Jika amplitudo pada sumbu-x nol (E0x = 0), maka
hanya ada satu komponen, yaitu dalam sumbu-y
(vertikal).
Jenis Polarisasi
1. Polarisasi Linear
B. Polarisasi pada sudut 450
 Jika tidak ada perbedaan fasa (ε = 0) dan pada
sumbu-x nol (E0x = E0), maka Ex = Ey.
Jenis Polarisasi
1. Polarisasi Linear
B. Polarisasi pada sudut 450
Jenis Polarisasi
1. Polarisasi Linear
B. Polarisasi pada sudut 450
Jenis Polarisasi
1. Polarisasi Linear
B. Polarisasi pada sudut 450
Jenis Polarisasi
2. Polarisasi Sirkular
 Nilai medan listrik tetap, arahnya yang berubah.

 Merupakan superposisi polarisasi pada arah-x dan


arah-y
Jenis Polarisasi
2. Polarisasi Sirkular
 Jika beda fasa ε = 900 dan E0x = E0y, maka Ex / E0x =
cos θ dan Ey / E0y = sin θ, sehingga diperoleh
persamaan lingkaran/sirkular :
Jenis Polarisasi
2. Polarisasi Sirkular
Jenis Polarisasi
2. Polarisasi Sirkular
Jenis Polarisasi
3. Polarisasi Eliptik
 Merupakan gabungan dari polarisasi linier dan
polarisasi sirkular dimana nilai dan arah medan
listrik berubah-ubah.
Jenis Polarisasi
3. Polarisasi Eliptik
 Merupakan gabungan dari polarisasi linier dan
polarisasi sirkular dimana nilai dan arah medan
listrik berubah-ubah.
Jenis Polarisasi
3. Polarisasi Eliptik

Anda mungkin juga menyukai