BAB I
PENDAHULUAN
Ringkasan eksekutif, berisi uraian singkat substansi road map reformasi birokrasi
pemerintah daerah yang mencakup gambaran kondisi saat ini, kondisi yang
diharapkan, prioritas program, kegiatan, quick wins, anggaran, rencana
Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang perlunya disusun road map
sebagai dasar perencanaan pelaksanaan reformasi birokrasi di pemerintah daerah.
Secara umum dan ringkas mengurai isi dari road map reformasi birokrasi;
Bab V Penutup.
BAB II
GAMBARAN BIROKRASI PEMERINTAH DAERAH
(ULP) tahun 2014 sebagai pengelola layanan pengadaan barang dan jasa
secara elektronik (e-procurement) Pemerintah Kabupaten Blitar telah
diterapkan;
7. Penyusunan Standart Operasional Prosedur (SOP) pada beberapa unit
kerja SKPD;
8. Survey kepuasan pelanggan melalui pengukuran Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) dan tools pengukuran kepuasan pelanggan;
9. Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (SIPPD) telah mulai
dipergunakan dalam proses penyusunan APBD pada tahun 2012.
Jawa Timur;
10. Terfasilitasi Standart Operasional Prosedur (SOP) Sekretariat Daerah;
11. Terselenggaraanya pelaksanaan pemeliharaan ISO 9001 : 2008;
12. Terselenggaranya aplikasi informasi perangkat daerah Kabupaten Blitar;
13. Tersedianya laporan hasil penilaian kinerja aparatur Negara;
14. Pengembangan karir Pegawai Negeri Sipil (PNS) sesuai dengan
persyaratan administrative yang diatur sesuai ketentuan yang berlaku;
15. Tersedia data hasil analisa kebutuhan pendidikan dan pelatihan dari SKPD.
16. Invetarisasi kebutuhan diklat dan pengiriman peserta berbasis kompetensi;
17. Pengembangan manajemen kepegawaian berbasis teknologi informasi
yaitu simpeg Badan Kepegawaian Daerah berbasis web;
18. Penyusunan pedoman evaluasi akuntabilitas kinerja di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Blitar;
19. Pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Blitar;
20. Review indicator kinerja utama SKPD di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Blitar dan tersusunnya kumpulan indikator kinerja sebagai
ukuran keberhasilan SKPD agar lebih spesifik;
21. Review RPJMD, perbaikan sasaran dan indicator yang relevan dalam
RPJMD dan renstra SKPD agar sesuai tugas fungsi dan lebih
menggambarkan hasil (output oriented);
22. Dalam kaitannya dengan penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP), Pemerintah Kabupaten Blitar sudah berhasil
memperoleh nilai kategori CC;
23. Penyusunan petunjuk pelaksanaan tentang mekanisme penanganan
pengaduan masyarakat sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 25 Tahun 2007;
24. Pembuatan kotak pengaduan masyarakat yang dikoordinir oleh Inspektorat
Kabupaten Blitar;
25. Pembuatan kotak saran pada SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Blitar;
26. Review terhadap sasaran dalam renstra SKPD serta melakukan monitoring
Masyarakat (IKM);
6. Belum maksimalnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan publik;
7. Belum semua proses penerbitan perijinan dan non perijinan dilakukan
melalui pelayanan terpadu satu pintu.
15. Belum adanya penerapan indikator kinerja pada SKPD secara konsisten
untuk menilai capaian kinerja;
16. Belum adanya peningkatan partisipasi masyarakat dalam rangka
peningkatan kinerja aparatur.
BAB III
AGENDA REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH DAERAH
Area perubahan pola pikir (mind set) dan pola budaya (culture set)
1) Belum maksimalnya e-government pada jajaran SKPD untuk
meningkatkan transparansi dan akuntabel;
2) Belum semuat unit pelayanan melakukan survei Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM);
3) Belum maksimalnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan publik;
4) Indikator Kinerja Utama (IKU) belum disusun berbasis outcome
(hasil);
5) Perlunya penguatan akuntabilitas kinerja berorientasi pada indikator
outcome pada SKPD;
6) Redefinisi RPJMD dan Renstra SKPD berbasis outcome belum
dirumuskan secara komperehensif berdasarkan fungsi-fungsi yang
2) Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan
ataupun masyarakat. Pada sektor ini telah berjalan dengan baik,
ini dibuktikan dengan mendapatkan sertifikat manajemen mutu
(ISO). Sedangkan peningkatan kualitas yang diperlukan pada
sector ini adalah peningkatan kuantitas dan kualitas sarana
prasarana kesehatan, system online baik antara rumah sakit
dengan rumah sakit maupun rumah sakit dengan puskesmas,
serta peningkatan sumber daya manusia.
SKPD penanggungjawab adalah Dinas Kessehatan
Kabupaten Blitar dengan pihak terkait Badan Kepegawaian
Daerah (BKD) Kabupaten Blitar.
4) Pelayanan Perpustakaan
Pelayanan publik merupakan segala bentuk jasa
pelayanan yang menjadi tanggungjawab dan dilaksanakan oleh
instansi pemerintah, dalam rangka upaya pemenuhan
kebutuhan masyarakat. Peningkatan kualitas pelayanan publik
sangat diperlukan sebagai cermin dari kinerja, dan tanggung
jawab pemerintah sebagai penyedia layanan. Dalam sektor ini
peningkatan kualitas pelayanan dilakukan melalui penerapan
strategi peningkatan kualitas pelayanan publik menurut konsep
David Osborne, dengan menerapkan kelima indikator strategi
yang meliputi strategi inti, strategi konsekuensi, strategi
pelanggan, strategi pengawasan, dan strategi budaya dengan
tujuan agar pelayanan perpustakaan yang diberikan dapat
memberikan manfaat dan kepuasan bagi warga Kabupaten
Blitar.
SKPD penanggungjawab adalah Kantor Perpustakaan
dan Arsip Kabupaten Blitar.
Quick win
Quick win merupakan pelayanan yang bersifat strategis bagi
Pemerintah Daerah, dapat dengan cepat dilakukannya perubahandan
dapat diterapkan dalam waktu tidak lebih dari 1 (satu) tahun dan
perubahan yang dilakukan memberikan dampak yang berarti bagi
masyarakat sehingga mampu memberikan citra positif terhadap
3.2. Sasaran
Sasaran perubahan reformasi birokrasi pemerintah Kabupaten
Blitar dibuat untuk tahun 2016 – 2020 disesuaikan dengan dokumen
RPJMD Pemerintah Kabupaten yang akan datang. Sasaran perubahan
pemerintah Kabupaten Blitar yaitu :
karir aparatur
Peta kesenjangan Banyaknya unit
kapasitas aparatur kerja yang telah
berbasis kompetensi menyusun peta
40% 70% 85% 95% 100%
kesenjangan
kapasitas aparatur
berbasis kompetensi
Pengembangan data Penerapan system
pegawai yang database
85% 90% 95% 100% 100%
mutakhir dan akurat kepegawaian
berbasis IT
2) Penguatan Pengawasan
Target
Sasaran Perubahan Indicator
2016 2017 2018 2019 2020
Meningkatnya Aparatur
kapasitas SDM pengawasan yang 70% 75% 90% 100% 100%
APIP bersertifikat
Jumlah pegawai
yang ditingkatkan
kompetensinya 80% 90% 100% 100% 100%
sesuai kebutuhan
unit kerja
Menurunnya kasus Penyelesaian kasus
penyimpangan yang pengaduan
90% 100% 100% 100% 100%
terjadi dalam masyarakat yang
penyelenggaraan ditangani
pemerintah Berkurangnya kasus
KKN di lingkungan
pemerintah 100% 100% 100% 100% 100%
Kabupaten Blitar
Menurunnya jumlah
100% 100% 100% 100% 100%
pelanggaran disiplin
aparatur
Ditetapkannya unit Unit kerja organisasi
kerja organisasi sebagai zona
sebagai zona integritas menuju 2 3 4 5 6
integritas menuju wilayah bebas SKPD SKPD SKPD SKPD SKPD
wilayah bebas korupsi
korupsi
3) Perubahan Pola Pikir (Mind Set) dan Pola Budaya (Culture Set)
Target
Sasaran Perubahan Indicator
2016 2017 2018 2019 2020
Up grading kualitas Optimalnya
sumber daya penyusunan
aparatur dalam pelaporan keuangan
penyusunan dan administrasi
80% 90% 100% 100% 100%
pelaporan keuangan penataan barang
dan administrasi milik daerah
penataan barang
milik daerah;
Tidak ada lagi wajib Tidak ada peringatan
lapor LHKPN yang maupun himbauan
belum terkait pelaporan
80% 90% 100% 100% 100%
menyampaikan LHKPN bagi wajib
formulir LHKPN lapor
kepada KPK;
Penyediaan Perbaikan
kuantitas dan kuantitas dan Sangat Sangat Sangat
Baik Baik
kualitas penunjang kualitas penunjang baik baik baik
pendidikan pendidikan
2. Quick win
Sasaran perubahan quick win pemerintah Kabupaten Blitar
yaitu :
a. Sektor Pendidikan
Target
Sasaran Perubahan Indicator
2016 2017 2018 2019 2020
Meningkatnya Indeks Kepuasan
kualitas pelayanan Masyarakat (IKM) Sangat Sangat Sangat
Baik Baik
dan percepatan baik baik baik
penyaluran beasiswa
Target
Sasaran Perubahan Indicator
2016 2017 2018 2019 2020
Ditetapkannya unit Unit kerja
kerja organisasi organisasi sebagai
sebagai zona zona integritas
2 3 4 5 6
integritas menuju menuju wilayah
SKPD SKPD SKPD SKPD SKPD
wilayah bebas bebas korupsi
korupsi
3.3. Kegiatan-kegiatan
Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan klasifikasi
dalam program reformasi birokrasi oleh pemerintah Kabupaten Blitar, yaitu
:
3) Menindaklanjuti pengaduan
masyarakat;
4) Fasilitasi bimbingan pengisian
Laporan Harta Kekayaan
Pejabata Negara (LHKPN)
kepada wajib lapor LHKPN;
3. Perubahan Paradigma Pola 1) Up grading kualitas sumber
Pikir (Mind Set) dan Pola daya aparatur
Budaya Kerja (Culture Set) 2) Pemberian penghargaan
aparatur (reward) kepada aparatur
berprestasi
3) Assessment kompetensi
individu bagi pegawai
B. Prioritas Yang Harus Dipelihara
1. Peningkatan Kualitas 1) Meningkatkan opini WDP
Pelayanan menjadi WTP dari BPK
2) Nilai akuntabilitas kinerja
setidaknya tetap kategori B
3) Pemenuhan kewajiban bagi
wajib lapor LHKPN
C. Prioritas Yang Terkait Dengan Peningkatan Pelayanan
1. Peningkatan kualitas 1) Peningkatan kualitas pelayanan
pelayanan sector-sektor public
tertentu 2) Penerapan standart pelayanan
minimal
3) Melakukan survey indeks
kepuasan masyarakat pada
semua unit layanan
4) Penyusunan dan penerapan
standart operasional prosedur
(SOP) sesuai tugas dan fungsi
2. Quick Win 1) Menerapkan pelayanan
penanaman modal dan
perijinan/ non perijinan melalui
Badan Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(BPMPTSP)
2) Meningkatkan konektivitas
(online) antar samsat di
wilayah provinsi jawa timur
3) Peningkatan kualitas pelayanan
melalui standart pelayanan
pada Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD)
penilaian kinerja aparatur diukur dari hasil 2) Menyusun system penilaian Organisasi
individu penerapan pedoman kinerja individu yang - BKD
penilaian indicator kinerja didasarkan pada posisi, kinerja,
individu dan kehadiran
3) Mengembangkan system
Target : penilaian kehadiran pegawai
85 % Dari Jumlah 4) Sosialisasi indicator penilaian
Pegawai kinerja
5) Implementasi system penilaian
kinerja pegawai
6) Mengukur dampak/ perubahan
atas penerapan system penilaian
kinerja pegawai
f. Pengembangan diklat Indicator : 1) Menyusun kebutuhan diklat - Pokja SDM
pegawai berbasis Hasil analisis diklat sesuai pegawai - Bagian
kompetensi (analisis dengan kebutuhan 2) Menyusun system aplikasi Organisasi
kebutuhan diklat) organisasi diklat pegawai - BKD
3) Menyusun pedoman diklat
Target : 4) Sosialisasi pedoman
1 (satu) dokumen pengembangan dan pelatihan
penerapan AKD pegawai berdasarkan
kompetensi
5) Meyebarkan informasi
kebutuhan diklat pegawai
kepada seluruh pegawai
6) Menyelenggarakan diklatt
pegawai
7) Monitoring dan evaluasi
implementasi pengembangan
dan pelatihan pegawai
g. Penataan database Indicator : 1) Identifikasi kebutuhan - BKD
pegawai Aplikasi database pegawai pengembangan database
berbasis IT kepegawaian dengan
melaksanakan FGD
Target : 2) Menyusun model simpeg sesuai
1 (satu) set aplikasi kebutuhan
database kepegawaian 3) Sosialisasi model simpeg yang
sudah dikembangkan
4) Menerapkan simpeg
5) Pengukuran dampak/ perubahan
atas implementasi penerapan
simpeg
2. Penguatan Pengawasan
a. Penerapan sistem Indicator : 1) Menyempurnakan pedoman - Pokja
pengendalian intern Jumlah temuan pada unit pengawasan internal sesuai Pengawasan
pemerintah (SPIP) kerja berkurang dan dengan pardigma internal audit - Inspektorat
meningkatnya kualitas yang baru
laporan keuangan pada unit 2) Pre audit rencana kegiatan dan
kerja anggaran meliputi review
peraturan yang terkait
Target : 3) Membentuk satgas SPIP
85% dari jumlah unit kerja 4) Sosilisasi pedoman pengawasan
serta kriteria pre audit dan
anggaran
5) Implementasi pedoman
pengawasan serta criteria pre
audit dan anggaran
6) Menyampaikan hasil audit
kegiatan dan anggaran kepada
unit kerja
7) Memantau tindak lanjut hasil
audit dan anggaran
8) Evaluasi kesenjangan
pengawasan.
c. Tindak lanjut dari Indicator : 1) Melakukan inventarisasi dan - Pokja
hasil pengaduan Jumlah kasus pengaduan tabulasi pengaduan masyarakat Pengawasan
masyarakat masyarakat yang berdasarkan unit kerja - Inspektorat
ditindaklanjuti 2) Melakukan pemeriksaan dan
analisa atas pengaduan
Target : masyarakat
90% dari jumlah 3) Sosialisasi atas pengaduan
pengaduan masyarakat kepada unit kerja
yang mendapat pengaduan
masyarakat
4) Melakukan pemantauan dan
evaluasi terkait tindak lanjut
atas pengaduan masyrakat pada
unit kerja terkait
d. Fasilitasi bimbingan Indicator : 1) Mendata jumlah wajib lapor - Pokja
pengisian Laporan Jumlah wajib lapor pada LHKPN pada setiap SKPD Pengawasan
Harta Kekayaan SKPD yang 2) Mendata jumlah wajib lapor - Inspektorat
Pejabata Negara menyampaikan LHKPN pada setiap SKPD yang belum - Bagian
(LHKPN) kepada melaporkan LHKPN Organisasi
wajib lapor LHKPN; Target : 3) Melakukan pendampingan
95% dari jumlah wajib dalam pengisian formulir
yang bersangkutan
7) Membuat janji perbaikan
pelayanan dan rekomendasi
perbaikan pelayanan
8) Monitoring dan evaluasi
pelaksanaan hasil survey
pelanggan untuk melihat
dampak/ perubahan pelayanan
yang disediakan
b. Penerapan Standart Indicator : 1) Membentuk tim penerapan dan - Bagian
Pelayanan Minimal Jumlah SKPD Pengampu pencapaian SPM Organisasi
(SPM) yang telah menyusu dan 2) Menyelenggarakan lokakarya - Inspektorat
menerapkan SPM untuk penyusunan profil - SKPD
pelayanan dasar Pengampu
Target : 3) Sosialisasi SPM di lingkungan
Seluruh SKPD pengampu Pemerintah Kabupaten Blitar
15 bidang SPM 4) Membuat rencana kerja dan
anggaran SKPD pengampu
SPM
5) Menerapkan SPM
6) Monitoring dan evaluasi
penerapaan SPM terhadap
Badan BPMPTSP
Target : 3) Melakukan rapat koordinasi
Penanaman
90% jumlah pengaduan dengan SKPD yang
Modal dan menurun
megeluarkan perijinan/ non
Pelayanan perijinan
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
4.1. Monitoring
Monitoring dilakukan untuk mendapatkan informasi yang setepat-
tepatnya terhadap pelaksanaan program dan untukmengetahui
perkembangan pelaksanaan program dikaitkan dengan rencana yang
disusun. Sedangkan sasaran monitoring adalah mendorong terciptanya
transparansi dalam proses pelaksanaan program serta untuk memperbaiki
proses pelaksanaan program.
Monitoring pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah
dilakukan dalam tingkatan lingkup unit/ satuan kerja, lingkup pemerintah
daerah dilakukan secara berkala yakni setiap 6 (enam) bulan sejak rencana
program dari tim kerja pemerintah daerah disetujui tim kerja nasional.
Sebagai pelaksana monitoring adalah tim kerja pemerintah daerah didukung
oleh tim indepen. Obyek yang menjadi sasaran monitoring meliputi aktivitas
program yang sedang berjalan, hasil-hasil yang sudah dicapai dan pihak-
pihak yang terkait dalam proses reformasi birokrasi. Monitoring yang
dilaksanakan pemerintah Kabupaten Blitar tersaji dalam gambar dibawah
ini.
Lingkup
Pemerintah Daerah
4.2. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menilai kemajuan pelaksanaan
reformasi birokrasi secara keseluruhan termasuk tindak lanjut hasil
monitoring yang dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan. Pada tahapan ini
pemerintah Kabupaten Blitar melakukan beberapa tahapan mulai dari unit/
satuan kerja sampai pada tingkat pemerintah daerah, yaitu :
BAB V
PENUTUP