Anda di halaman 1dari 3

Ayam jawa super merupakan persilangan antara pejantan ayam kampung ataupun

bangkok dengan betina ras layer / Buras. untuk mempermudah penyilangan dan kualitas
hasil maka dilakukanlah teknik IB (Inseminasi Buatan)
Inseminasi buatan (IB) pada unggas sebenarnya sudah dikenal sebelum tahun 1926 di
daratan China dimana pada saat itu IB dilaksanakan untuk ternak itik. 25 tahun
kemudian IB dipraktekkan di Eropa Timur dan Israel pada angsa. Namun dalam
perkembangannya hingga saat ini sudah jauh dikenal untuk mengembangkan unggas
terutama untuk ayam pembibit.
Teknik perkawinan secara IB mutlak diperlukan untuk mempercepat peningkatan
populasi ayam, khususnya ayam petelur, pedaging dan ayam kesayangan lainnya.
Teknik IB merupakan bagian dari tatalaksana ternak unggas dengan tujuan utama
adalah memproduksi anak ayam semaksimal mungkin. Disini ada keterkaitan antara
fertilitas, daya tetas dan kemampuan memproduksi anak ayam. Keberhasilan untuk
menghasilkan anak ayam yang berkualitas tinggi tidak terlepas dari jumlah anak ayam
yang menetas (daya tetas), sedangkan daya tetas selalu berhubungan dengan fertilitas
telur. Tatalaksana yang baik dari induk yang meliputi; perkandangan, pemberian pakan,
pemilihan bibit dan teknik perkawinan yang betul akan menghasilkan fertilitas yang
tinggi. Dengan manajemen yang baik maka anak ayam yang dihasilkan kemudian akan
digunakan sebagai pengganti induk

Pelaksanaan IB
Sebelum melaksanakan inseminasi spermatozoa ayam pejantan ke ayam betina,
persiapan-persiapan yang dilakukan adalah:
a. Persiapan alat-alat IB
– Corong plastic atau gelas dilapisi paraffin pada bagian lobangnya.
– Tabung penampung.
– Tuberculine pipet/spuite 1 cc.
b. Bahan
– Larutan Nacl / Air kelapa untuk pengencer Sperma
Pejantan harus dipisahkan sekurang-kurangnya 1 hari dari betina sebelum diambil air maninya.
Ayam pejantan harus diperlakukan secara halus dan perlakuan yang kasar dapat mengakibatkan
kegagalan memperoleh air mani. Makanan ayam jantan yang dipakai harus terdiri dari banyak
makanan butir-butiran.
1. Pengambilan semen dengan mesage
 Cara ini memerlukan 2 orang, yakni: Orang pertama memegang ayam jantan pada
bagian antara dua kaki dengan tangan kiri dan tangan kanan menarik kedua sayapnya
ke bawah. Orang kedua dengan tangan kirinya mengadakan urutan dari muka ke
belakaung sambil mengangkat ekornya dan mengadakan sedikit tekanan pada bagian
akhirnya. Bersamaan dengan hal tersebut diatas, dilakukan pula urutan di sekitar
kloaka dengan jari telunjuk dan ibu jari secara teratur dan terus menerus sampai si
ayam jantan memberikan respon dengan keluarnya penis pada kloaka. Pada saat itu
pula akan berejakulasi dan mengeluarkan semen. Semen ini ditampung dalam tabung
reaksi yang selanjutnya siap diinseminasikan
2. 

 Semen yang diperoleh diencerkan dengan NaCl physiologis atau bahan pengencer lain
dengan perbandingan 1:1, dan segera dilakukan inseminasi.
 Untuk melakukan inseminasi buatan diperlukan 2 orang pelaksana, yakni: Orang
pertama memegang ayam betina yang diinseminasikan pada bagian antara kedua paha
dengan tangan kiri dan menjepitnya di ketiak dengan kepala ayam meghadap ke
belakang. Tangan kanan mencari vagina dengan mengadakan tekanan pada bagian
abdomen sekitar kloaka dengan ibu jari dan jari telunjuk.
 Setelah tampak ada dua lubang di dalam kloakanya (sebelah kanan adalah lubang
akhir dari usus dan sebelah kiri adalah vagina), maka semen segera dimasukkan ke
dalam lubang vagina sekurang-kurangnya 0,05 cc dengan menggunakan spuit 1cc
atau spuit tuberculine kira-kira sedalam 2 cm. Bersamaan dengan ini tekan pada
abdomen (perut) ayam di kuarangi, agar semen yang masuk tidak keluar lagi.
 Inseminasi buatan ini dilakukan dengan interval seminggu sekali tiap betina.
untuk lebih jelas dapat kita lihat cara IB (Inseminasi Buatan) Pada dibawah ini

Efisiensi Pejantan
Guna mengenali keunggulan perkawinan IB pada pembibitan ayam jawa super, harus
mengenali sistem pembibitan dengan kawin alam terlebih dahulu. Pada pembibitan
dengan kawin alam, dipakai sistem koloni kecil, dengan perbandingan 1 : 10 (seekor
pejantan dicampur dengan 10 ekor betina). Metode inidi pakai karena pejantan lokal
akan terus bertarung jika ada pejantan lain. “Cara ini efektif dan tidak ribet. Tetapi
secara ekonomi kurang efisien,”
Sistem IB dapat mengefisienkan rasio pejantan dalam populasi hingga 5 – 6 kali lipat.
Dalam sekali pengambilan sperma dengan cara diurut bagian punggung, pejantan
bangkok pedotan bisa menghasilkan 1 – 1,5 cc sperma. “Kalau pejantan kampung bisa
2 – 3 cc,” tandasnya.
Sperma yang ditampung dalam tabung kaca ini bisa diencerkan 5 kali tanpa diaduk,
cukup di goyang – goyang sehingga menghasilkan 6 – 8 cc sperma encer. Sebagai
bahan pengencer, dipakailah cairan NaCl fisiologis atau air kelapa.

Jika dosis inseminasi setiap ekor betina antara 0,1 – 0,15 cc, maka larutan sperma
encer itu bisa dipakai untuk membuahi 60 ekor betina. “Frekuensi inseminasi setiap 4
hari, atau seminggu 2 kali,”

Perbandingan dengan kawin alam jumlah pejantan yang dibutuhkan untuk setiap 1.500
ekor betina sebanyak 150 ekor. Sedangkan pada sistem IB hanya 25 – 30 ekor saja,
atau selisih sekitar 120 ekor dibanding sistem kawin alam. “Harga seekor
pejantan pedotan yang bagus mencapai Rp 120 ribu/ekor,” sebutnya. Dengan demikian,
setiap 1.500 ekor betina, pada kawin alam butuh investasi pejantan sebesar Rp 18 juta.
Sedangkan pada sistem IB investasi pejantan hanya Rp 3 – 3,6 juta.
Efisiensi Manajemen
Keunggulan IB pada pembibitan ayam jawa super bukan hanya soal uang semata,
tetapi juga menyentuh sisi manajemen. “Contohnya sistem IB lebih mudah diterapkan
pada kandang baterai. Betina yang tidak lagi produktif mudah ketahuan, dan langsung
di culling (dikeluarkan),”

Anda mungkin juga menyukai