Anda di halaman 1dari 12

PERCOBAAN

HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM LINIER

LAPORAN PRAKTIKUM
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Praktikum Kekekalan Momentum Linier
Yang dibina oleh Bapak Nasikhudin

Oleh:
Syafiq Anthoni Syarbin
PFD05 / AC / Kel 5
190321624102

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
NOVEMBER 2019
HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM LINIER

A. Tujuan

Pada percobaan hukum kekekalan momentum linier ini, ada beberapa kompetensi yang
harus dicapai oleh mahasiswa. Kompetensi yang harus dicapai tersebut yaitu mampu
menerapkan teori ralat dengan benar, menentukan momentum sistem sebelum tumbukan,
menentukan momentum sistem setelah tumbukan, membuktikan hukum kekekalan
momentum, menggunakan ticker timer dengan benar,dan mampu menggunakan neraca teknis
dengan benar. Pada percobaan hukum kekekalan momentum linier kali ini mahasiswa
diharapkan bisa terampil dalam merangkai alat- alat percobaan dan menggunakan alat- alat
percobaan sehingga pada saat melakukan percobaan gaya gesek, mahasiswa menghasilkan data
yang benar dan akurat.

B. Latar Belakang

Hukum konservasi energi merupakan salah satu hukum yang penting mengenai
konsevasi di ilmu fisika, salah satunya besaran yang diketahui konservasinya adalah
momentum linier. Dalam mempelajari momentum linier pada dasarnya merupakan pengolahan
lebih lanjut mengenai hukum-hukum newton. (Giancoli, 2001 : 213)

Momentum linier sebuah partikel atau benda yang dapat dimodelkan sebagai partikel
dengan massa m dan bergerak dengan kecepatan v didefinisikan sebagai hasil kali massa dan
kecepatan :

𝑝⃗ = 𝑚𝑣⃗ (momentum linear dari sebuah partikel )

Momentum linier merupakan besaran vektor karena merupakan hasil kali besaran
skalar m dan besaran vektor v. Arahnya sama dengan v, berdimensi ML/T, dan satuannya
dalam SI adalah kg.m/s. ( Serway Jewett, 2009 : 384)

Momentum merupakan besaran dinamik yang lebih informatif dibandingkan


kecepatan. Seperti yang kita ketahui bahwa menghentikan sebuah truk bermuatan pasir pasti
lebih sulit dibandingkan dengan menghentikan sebuah truk tanpa muatan. Dari hal itu dapat
dikatakan jika truk yang bermuatan pasir memiliki momentum linier lebih besar dari truk yang
tanpa muatan.

Andaikan partikel bermassa m mempunyai kecepatan v pada saat t dan kecepaan v1


pada saat t1, perubahan kecepatan selama selang waktu ∆t = t1- t adalah ∆v = v1- v, dan
perubahan momentumnya adalah ∆p =∆(mv) = m∆v karena m konstan.

Jika ada dua partikel dengan massa ml dan m2 yang berinteraksi satu sama lain sehingga
memenuhi persamaan m1∆v = -m2∆v2 maka boleh dituliskan sebagai:
∆p1= -∆p2……………………………..………………..(2)

Perubahan momentum partikel (1) dalam selang waktu t adalah ∆p1 = p1’- p1 dan perubahan
momentum partikel (2) ∆p2 = p’2 - p2. Karena itu persamaan 2 dapat ditulis sebagai:
pl + p2 = p’l + p’2
∆m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2………………………….(3)

Suku disebelah kiri tanda sama dengan adalah momentum total sistem dua partikel pada
saat 𝑡0 , dan suku disebelah kanan adalah momentum total pada saat t. Jadi dapat disimpulkan
bahwa berapapun 𝑡0 dan t, momentum total selalu sama. (Tim Praktikum Fisika Dasar 1, 2016)

C. Alat dan Bahan


Dalam percobaan ini dibutuhkan alat dan bahan antara lain, 2 buah benda (benda ini
dinamakan dengan benda 1 dan benda 2). Kemudian dibutuhkan Rel yang berfungsi sebagai
tempat jalannya benda 1 dan 2. Palu untuk memukul benda sehingga benda dapat bergerak.
Power supply, berfungsi sebagai alat yang mengalirkan listrik pada ticker timer sehingga ticker
timer dapat berfungsi. Terdapat pita, yang nantinya akan dipasang pada benda dan
disambungkan juga pada ticker timer. Pita ini berfungsi sebagai media / tempat menulis hasil
ukur ticker timer. Terdapat sebuah ticker timer yang berfungsi untuk mengukur jarak yang
ditempuh benda, hasil pengukuran dari ticker timer nanti berupa titik-titik. Juga terdapat
gunting serta selotip.
D. Prosedur Percobaan

Dalam percobaan hokum kekekalan momentum linier ini, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan.Setelah menyusun set alat percobaan, langkah
selanjutnya adalah menimbang benda 1 dan benda 2, jika ingin menambahakan beban
diperbolehkan asal tidak terlalu berat. Kemudian mencatat hasilnya pada lembar kerja beserta
NST-nya. Langkah selanjutnya adalah merangkai alat sesuai gambar dengan gambar 1,
Pastikan semua terangkai dengan baik, agar percobaan dapat berjalan dengan lancar. Jangan
lupa untuk memastikan kertas karbon yang terpasang pada ticker timer masih layak digunakan,
hal ini sangat penting sebab jika kertas karbon sudah tidak layak pakai maka titik-titik yang
tergambar pada pita akan kurang jelas dan nantinya akan sulit untuk diukur.

Gambar 1. Set Alat Percobaan Hukum Kekekalan Momentum Linier

Jika alat sudah terrangkai dengan benar, percobaan sudah bisa dilakukan. Lanjutkan
dengan menyalakan ticker timer terlebih dahulu. Pastikan pita sudah tersambung dengan benar
dan yakinkan jika pita tidak akan putus atau 'ruwet' nantinya. Pukul benda 1 dengan palu
sehingga benda 1 akan menumbuk benda 2. Pastikan benda 1 dan benda 2 saling menempel
setelah tumbukan, jika tidak bisa mengulangi percobaan tersebut. Kemudian amati titik-titik
ketukan pada pita. Kemudian lakukan pengukuran jarak 10 titik sebelum tumbukan dan 10
titik sesudah tumbukan . Catatlah hasilnya pada lembar kerja. Jangan lupa untuk menghitung
waktu yang diperlukan untuk 10 ketukan. Jika dirasa masih belum meyakinkan bisa mengulang
langkah-langkah sebelumnya, variasikan massa benda dengan menambahkan beban pada
masing-masing benda. Tulis hasilnya pada lembar kerja.
Untuk mengetahui waktu yang diperlukan untuk 10 ketukan dapat menggunakan rumus
𝑛 10
𝑡 = 𝐹 dimana frekuensi sumber penggetar 50 Hz sehingga didapatkan nilai 𝑡 = 50 𝑠 = 0,2 𝑠

E. Data Pengamatan

Setelah melakukan percobaan, dapat disajikan data pengamatan sebagai berikut :

Percobaan Benda 1 Benda 2 Jarak t (s)

m1 (kg) nst m2 (kg) Nst So (m) nst S (m) nst

1 0,25 0,005 0,5 0,005 0,184 0,001 0,071 0,001 0,2

2 0,25 0,005 0,75 0,005 0,18 0,001 0,062 0,001 0,2

Keterangan: So = jarak 10 ketukan sebelum tumbukan

S = jarak 10 ketukan setelah tumbukan

F. Analisis Data

a) Metode analisis

Pada percobaan hukum kekekalan momentum linier, metode yang digunakan


adalah metode kuantitatif dan menggunakan ralat mutlak dan ralat relatif dalam melakukan
perhitungan data dengan menggunakan rumus:

𝜕𝑝 2 2 𝜕𝑝 2 2 𝑠
∆𝑃 = √|𝜕𝑚 . 3 . ∆𝑚| + | 𝜕𝑠 . 3 . ∆𝑠| dan 𝑃 = 𝑚 (𝑡 )
Serta menghitung ralat relatif dengan rumus:

∆𝑝⃗
𝑅𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = × 100%
𝑝⃗

b) Sajian hasil

1. Percobaan 1

a. Sebelum tumbukan

m1 = (m1 ± ∆m) kg
= (0,25 ± 0,0025) kg
𝑠0 = (𝑠0 ± ∆s) m
= (0,184± 0,0005) m
𝑠0
𝑝⃗0 = m1 ( )
𝑡
0,184
= 0,25 ( )
0,2
𝑚
= 0,23 𝑘𝑔 𝑠

Ralat mutlak :

𝜕𝑝𝑜 2 2 𝜕𝑝𝑜 2 2
∆𝑃𝑜 = √|𝜕𝑚1 . 3 . ∆𝑚| + | 𝜕𝑠𝑜 . 3 . ∆𝑠|

𝑠𝑜 2 2 𝑚1 2 2
= √| 𝑡 . 3 . ∆𝑚| + | 𝑡
. 3 . ∆𝑠|

0,184 2 2 0,25 2 2
= √| . 3 . 0,0025| + | 0,2 . 3 . 0,0005|
0,2

= √0,00000251101 + 0,00000017361
= √0,00000268462
= 0,00163848100 𝑘𝑔 𝑚/𝑠

∆𝑃𝑜
Ralat relatif = 𝑝𝑜
× 100%
0,00163848100
= × 100%
0,23

= 0,7123% (4 AP)

𝑚
Jadi momentum awal (sebelum tumbukan) yaitu (0,23 ± 0,001638) 𝑘𝑔 dengan
𝑠

ralat relatif sebesar 0,7123% (4 AP)

b. Sesudah tumbukan

m2 = (m2 ± ∆m) kg
= (0,5 ± 0,0025) kg
𝑠0 = (𝑠0 ± ∆s) m
= (0,184 ± 0,0005) m
𝑠
𝑝⃗ = (𝑚1 + 𝑚2) 𝑡
0,071
= (0,25 + 0,5) 0,2
0,071
= (0,75)
0,2
𝑚
= 0,26625 𝑘𝑔 𝑠

Ralat mutlak :

𝜕𝑝 2 2 𝜕𝑝 2 2
∆𝑃 = √|𝜕𝑚2 . 3 . ∆𝑚| + | 𝜕𝑠 . 3 . ∆𝑠|

𝑠 2 2 𝑚 2 2
= √|𝑡 . 3 . ∆𝑚| + | 𝑡 . 3 . ∆𝑠|

0,071 2 2 0,75 2 2
= √| . 3 . 0,0025| + | 0,2 . 3 . 0,0005|
0,2

= √|0,00059166666|2 + |0,00125|2

= √0,00000030747 + 0,0000015625
= √0,00000186997
𝑚
= 0,00136746846 𝑘𝑔 𝑠
∆𝑝
Ralat relatif = × 100%
𝑝
0,00136746846
= × 100%
0,26625

= 0,5136% (4 AP)
𝑚
Jadi momentum setelah tumbukan yaitu (0,2663 ± 0,001367) 𝑘𝑔 dengan ralat
𝑠

relatif sebesar 0,5136% (4 AP)

2. Percobaan 2
a. Sebelum tumbukan
m1 = (m1 ± ∆m) kg
= (0,25 ± 0,0025) kg
𝑠0 = (𝑠0 ± ∆s) m
= (0,18 ± 0,0005) m
𝑠0
𝑝⃗0 = m1 ( )
𝑡
0,18
= 0,25 ( 0,2 )
𝑚
= 0,225 𝑘𝑔
𝑠

Ralat mutlak :
2 2
𝜕𝑝⃗𝑜 2 𝜕𝑝⃗𝑜 2

∆𝑃𝑜 = | . . ∆𝑚| + | . . ∆𝑠|
𝜕𝑚1 3 𝜕𝑠𝑜 3

𝑠𝑜 2 2 𝑚1 2 2
= √| 𝑡 . 3 . ∆𝑚| + | . 3 . ∆𝑠|
𝑡

0,18 2 2 0,25 2 2
= √| 0,2 . 3 . 0,0025| + | 0,2 . 3 . 0,0005|

= √|0,0015|2 + |0,00041666666|2

= √0,00000225 + 0,00000017361
= √0,00000242361
= 0,00155679478 𝑘𝑔 𝑚/𝑠
∆𝑃𝑜
Ralat relatif = × 100%
𝑝𝑜

0,00155679478
= × 100%
0,225

= 0,6919% (4 AP)

𝑚
Jadi momentum sebelum tumbukan yaitu (0,225 ± 0,0015568) 𝑘𝑔 dengan ralat
𝑠

relatif sebesar 0,6919% (4 AP)

b. Sesudah tumbukan

m2 = (m2 ± ∆m) kg
= (0,75 ± 0,0025) kg
𝑠0 = (𝑠0 ± ∆s) m
= (0,18 ± 0,0005) m
𝑠
𝑝⃗ = (𝑚1 + 𝑚2) 𝑡
0,062
= (0,25 + 0,75) 0,2
0,062
= (1) 0,2
𝑚
= 0,31 𝑘𝑔 𝑠

Ralat mutlak :
𝜕𝑝 2 2 𝜕𝑝 2 2
∆𝑃 = √|𝜕𝑚2 . 3 . ∆𝑚| + | 𝜕𝑠 . 3 . ∆𝑠|

𝑠 2 2 𝑚 2 2
= √|𝑡 . 3 . ∆𝑚| + | 𝑡 . 3 . ∆𝑠|

0,062 2 2 1 2 2
= √| . 3 . 0,0025| + |0,2 . 3 . 0,0005|
0,2

= √|0,00059166666|2 + |0,00166666666|2

= √0,00000308527
𝑚
= 0,00175648512 𝑘𝑔 𝑠
∆𝑝
Ralat relatif = × 100%
𝑝
0,00175648512
= × 100%
0,31

= 0,5666 % (4 AP)
𝑚
Jadi momentum setelah tumbukan yaitu (0,31 ± 0,001756) 𝑘𝑔 dengan ralat relatif
𝑠

sebesar 0,5666% (4 AP)

Data hasil perhitungan percobaan Hukum Kekekalan Momentum Linier :


Momentum Awal Momentum Akhir
Percobaan 𝑆𝑝 𝑆𝑝
𝑝⃗̅0 (kg m/s) 𝑅= × 100% 𝑝⃗̅ (kg m/s) 𝑅= × 100%
𝑝⃗ 𝑝⃗
1 (0,23 ± 0,001638) 0,7123 % (0,2663 ± 0,001367) 0,5136%
2 (0,225 ± 0,0015568) 0,6919 % (0,31 ± 0,001756) 0,5666 %

G. Pembahasan

Pada percobaan hukum kekekalan momentum linier ini, didapatkan data momentum
awal (sebelum tumbukan) dan momentum akhir (setelah tumbukan). Tumbukan yang berlaku
pada percobaan ini yaitu tumbukan tidak lenting sama sekali, dimana kedua benda bergerak
bersamaan dengan kecepatan dan arah yang sama, sehingga untuk menghitung momentum
akhir massa yang digunakan adalah massa total kedua benda.

Pada percobaan pertama didapatkan data momentum awal sebesar (0,23 ± 0,001638)
𝑚
𝑘𝑔 dengan ralat relatif sebesar 0,7123% dan data momentum akhir sebesar (0,2663 ±
𝑠
𝑚
0,001367) 𝑘𝑔 dengan ralat relatif sebesar 0,5136%.
𝑠

Pada percobaan kedua didapatkan data momentum awal sebesar (0,225 ± 0,0015568)
𝑚
𝑘𝑔 dengan ralat relatif sebesar 0,6919% dan data momentum akhir sebesar (0,31 ± 0,001756)
𝑠
𝑚
𝑘𝑔 𝑠
dengan ralat relatif sebesar 0,5666%.
Dalam teori hukum kekekalan momentum linier yang menyatakan bahwa
bagaimanapun nilai 𝑡0 dan t, nilai momentum awal dan akhir tumbukan itu sama atau
momentum totalnya selalu sama.

Pada data yang saya dapatkan, untuk percobaan pertama momentum awal dan akhir
tidak sama dan memiliki selisih sebesar 0,03625 𝑘𝑔 𝑚/𝑠. Sama seperti pada Data percobaan
pertama, data pada percobaan kedua antara momentum awal dan akhir besarnya tidak sama
dan memiliki selisih sebesar 0,085 𝑘𝑔 𝑚/𝑠.

Kesalahan tersebut mungkin terjadi karena beberapa hal. Hal yang pertama yaitu
kurang telitinya pelaksana praktikum dalam mengukur panjang 10 ketukan yang tertera pada
pita ticker timer. Hal yang kedua yaitu kurangnya kemampuan pelaksana praktikum dalam
menggunakan alat percobaan. Hal yang ketiga yaitu pelaksana praktikum yang kurang teliti
dalam memilih 10 titik ketukan yang stabil setelah terjadinya tumbukan.

H. Kesimpulan

Pada percobaan hukum kekekalan momentum ini, ralat yang digunakan adalah ralat
mutlak dan ralat relatif. Pada percobaan pertama didapatkan data momentum awal sebesar
(0,23 ± 0,001638) 𝑘𝑔 𝑚/𝑠 dengan ralat relatif sebesar 0,7123% dan data momentum akhir
sebesar (0,2663 ± 0,001367) 𝑘𝑔 𝑚/𝑠 dengan ralat relatif sebesar 0,5136%. Pada percobaan
kedua didapatkan data momentum awal sebesar (0,225 ± 0,0015568) 𝑘𝑔 𝑚/𝑠 dengan ralat
relatif sebesar 0,6919% dan data momentum akhir sebesar (0,31 ± 0,001756) 𝑘𝑔 𝑚/𝑠 dengan
ralat relatif sebesar 0,5666%.

Menurut teori yang ada, pada hukum kekekalan momentum linier momentum awal dan
akhir akan selalu sama, namun pada percobaan kali ini momentum awal dan akhir tidak sama,
sehingga belum memenuhi hukum kekekalan momentum linier.

Ticker timer pada percobaan ini digunakan untuk mengetahui nilai So dan S dimana
untuk So diukur dengan meninjau 10 ketukan sebelum tumbukan dan S diukur dengan
meninjau 10 ketukan setelah tumbukan. 10 ketukan sebelum tumbukan terlihat renggang dan
belum stabil, sedangkan 10 ketuan setelah tumbukan terlihat lebih rapat dan cenderung stabil.
Neraca teknis digunakan untuk menimbang massa beban yang akan digunakan dalam
percobaan dengan nst sebesar 0,005 kg. Pada percobaan kali ini pada beban yang dipakai sudah
tertera nilai massanya sehingg tidak perlu diukur lagi menggunakan neraca. Dalam
melakukakan percobaan, alat harus di set secara tepat dan benar agar saat melakukan
percobaan berjalan lancer dan menghasilkan data yang sesuai.

I. Rujukan

Giancoli, Douglas C.. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga

Serway, Raymond A., & Jewett, John W.. 2009. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi 6.
Jakarta: Salemba Teknika

Tim Praktikum Fisika Dasar 1. 2016. Modul Praktikum Fisika Dasar 1. Malang. FMIPA UM

Anda mungkin juga menyukai