PENDAHULUAN
Etika bisnis merupakan etika terapan.Etika bisnis merupakan aplikasi pemahaman kita
tentang apa yang baik dan benar untuk beragam institusi, teknologi, transaksi, aktivitas dan
usaha yang kita sebut bisnis. Pembahasan tentang etika bisnis harus dimulai dengan
menyediakan kerangka prinsip-prinsip dasar pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan
istilah baik dan benar, hanya dengan cara itu selanjutnya seseorang dapat membahas
implikasi-implikasi terhadap dunia bisnis.Etika dan Bisnis, mendeskripsikan etika bisnis
secara umum dan menjelaskan orientasi umum terhadap bisnis, dan mendeskripsikan
beberapa pendekatan khusus terhadap etika bisnis, yang secara bersama-sama menyediakan
dasar untuk menganalisis masalah-masalah etis dalam bisnis. Perbincangan tentang "etika
bisnis" di sebagian besar paradigma pemikiran pebisnis terasa kontradiksi interminis
(bertentangan dalam dirinya sendiri), mana mungkin ada bisnis yang bersih, bukankah setiap
orang yang berani memasuki wilayah bisnis berarti ia harus berani (paling tidak) "bertangan
kotor".
Apalagi ada satu pandangan bahwa masalah etika bisnis seringkali muncul berkaitan
dengan hidup matinya bisnis tertentu, yang apabila "beretika" maka bisnisnya terancam
pailit.Disebagian masyarakat yang nir normative dan hedonistik materialistk, pandangan ini
tampkanya bukan merupakan rahasia lagi karena dalam banyak hal ada konotasi yang
melekat bahwa dunia bisnis dengan berbagai lingkupnya dipenuhi dengan praktik-praktik
yang tidak sejalan dengan etika itu sendiri.
Namun kalau bisnis punya etika,maka pertanyaan yang segera timbul adalah manakah
norma-norma atau prinsip etika yang berlaku dalam kegiatan bisnis. Apakah prinsip-prinsip
itu berlaku universal, terutama mengingat kenyataan mengenai bisnis global yang tidak
mengenal batas-batas negara dewasa ini?Demikian pula, bagaimana caranya agar prinsip-
prinsip tersebut bisa operasional dalam kegiatan bisnis? Inilah beberapa pertanyaan yang
ingin kami jawab dalam bab ini. Pada akhir bab ini kami akan singgung secara sekilas apa
yang dikenal sebagai stakeholder, yang dengan itu memperlihatkan relevansi sekaligus juga
1
operasionalisasi etika bisnis, khususunya prinsip-prinsip etika bisnis, dalam kegiatan bisnis
suatu perusahaan.
Dari latar belakang di atas dapat ditarik beberapa rumusan masalah yaitu :
1.2.1 Apa pengertian etika normatif dan jelasankan jenis teori dari etika normatif?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dan jenis teori dari etika normatif.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Etika normatif adalah etika yang berusaha untuk menetapkan berbagai sikap dan pola
perilaku yang bersifat ideal dan sepatutnya dimiliki manusia.
Secara Etimologi, Deontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “deon” yang berarti
diharuskan, yang wajib, sesuai dengan prosedur ( Magnis, 1975 : 79 – 80 ; Pratley , 1997 :
173 ). Teori Deontologi adalah teori yang menilai suatu tindakan itu baik atau buruk
berdasarkan aturan – aturan, prosedur, atau kewajiban. Jadi menurut teori deontologi,
tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu dilaksanakan berdasarkan kewajiban yang
memang harus dilaksanakan. Misalnya : suatu perusahaan menawarkan barang dan jasa
dengan mutu yang sebanding dengan harganya.
Secara etimologi, teleology berasal dari bahasa Yunani yaitu “telos” yang berarti tujuan,
sasaran, hasil, akibat (Magnis, 1975:79-80 ; Pratley , 1997:173). Teori Teleologi adalah teori
yang menilai suatu tindakan itu baik atau buruk dari sudut tujuan, hasil, sasaran yang dapat
dicapai. Jadi suatu tindakan akan dibenarkan apabila berdasarkan atau mengarah pada tujuan,
hasil,sasaran atau akibat yang hendak dicapai. Misalnya : perusahaan kayu jati membuat
produk seperti kursi , meja , dan lain – lain yang nantinya akan dijual kepada konsumen.
Bisnis pada hakikatnya adalah organisasi yang bekerja di tengah – tengah masyarakat
atau merupakan sebuah komunitas yang berada di komunitas lain.
Bisnis yang baik ialah bisnis yang dapat memberikan keuntungan bagi pihak yang terlibat.
3
- Sudut Pandang Moral
Bisnis yang baik haruslah patuh dengan peraturan atau hukum yang berlaku.
Baru belakangan ini bisnis dianggap sebagai sebuah profesi. Profesi dirumuskan
sebagai pekerjaan yang dilakukan untuk nafkah hidup dengan menggunakan keahlian dan
keterampilan dengan melibatkan komitmen pribadi dalam melakukan pekerjaan tersebut
(Satyanugraha, 2003:10). Bisnis modern mensyaratkan dan menuntut para pelaku bisnis
untuk menjadi orang yang profesional. Orang yang profesional umumnya adalah orang yang
dapat dipercaya oleh masyarakat untuk melakukan pekerjaan yang menjadi profesinya.
Profesionalisme menjadi keharusan dalam bisnis. Hanya saja sikap profesional dalam
bisnis terbatas pada kemampuan teknis menyangkut keahlian dan keterampilan yang terkait
dengan bisnis: manajemen, produksi, pemasaran, keuangan, personalia, dan seterusnya
(Keraf, 1998:46)
Menurut Keraf (dalam Rindjin, 2004:63) suatu profesi yang diperlukan dan
dihargai mempunyai karakteristik,yakni:
2. Terdapat kaedah dan standar moral. Pada setiap profesi selalu ada peraturan yang
menentukan bagaimana profesi itu dijalankan. Peraturan yang biasa disebut kode etik ini
sekaligus menunjukkan tanggungjawab profesional dalam melakukan pekerjaan, seperti kode
etik dokter, wartawan, pengacara, akuntan, dsb. Untuk menjaga kemurnian dan ketepatan
pelaksanaan kode etik ini, dibentuklah organisasi profesi. Organisasi profesi ini berkewajiban
menjaga nama baik organisasi, melakukan seleksi anggota baru dan bila perlu memberikan
sanksi kepada anggota yang melanggar kode etik profesi.
4
3. Seseorang perlu memiliki ijin khusus atau lisensi untuk bisa menjalankan suatu
profesi. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi profesi tersebut dari orang-orang yang tidak
profesional.
Tanggung Jawab Moral : salah satu konsep penting yang sejak dahulu menjadi
perhatuian serius filsuf-filsuf moral.
5
Syarat –Syarat Tanggung Jawab Moral
1. Kemampuan
- Tanggung Jawab Sosial : Suatu pengakuan dari perusahaan bahwa keputusan bisnis
dapat mempengaruhi masyarakat (komunitas dan lingkungannya) dan secara luas
meliputi tanggungjawab perusahaan terhadap pelanggan, karyawan dan Kreditur
Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu
kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun
bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang termasuk dalam kategori norma hukum yang
didasari kesusilaan.
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis
dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Tujuan kode etik agar profesionalisme
memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai jasa atau nasabahnya. Adanya kode etik
akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.
Dalam menjalankan profesi, seseorang perlu memiliki dasar-dasar yang perlu diperhatikan,
diantaranya:
3. Prinsip Otonomi. Prinsip ini didasari dari kebutuhan seorang profesional untuk
diberikan kebebasan sepenuhnya untuk menjalankan profesinya.
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pada umumnya etika normatif terbagi menjadi dua teori yakni Teori Deontologi dan Teori
Teleologi.
Kode etik menyangkut apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam pelaksanaan
suatu profesi. Kode etik berisi tuntutan keahlian, komitmen moral, dan perilaku yang
diinginkan dari orang yang melakukan profesi tersebut. Kode etik pada umumnya disusun
untuk mengungkapkan cita-cita dan jiwa profesi yang bersangkutan dan menjadi norma
moral yang berlaku bagi mereka yang melakukan profesi tersebut.
3.2 Saran
7
Daftar Pustaka
Sutrisna Dewi, 2011, Etika Bisnis: Konsep Dasar Implementasi & Kasus, Cetakan Pertama,
Denpasar, Udayana University Press.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kode_etik_profesi
http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-normatif-dan-contohnya/