I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan teori kromatografi gas.
2. Mengoperasikan alat kromatografi gas dengan baik dan benar.
3. Menganalisis suatu senyawa secara kualitatif dengan menggunakan
kromatografi gas.
- Etanol,
- Pentanol ,
- Toluen,
- Butanol.
III. DASAR TEORI
Kromatografi Gas adalah proses pemisahan campuran menjadi
komponen-komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak
yang melewati suatu lapisan serapan (sorben) yang diam. Seluruh bentuk
kromatografi terdiri dari fase diam dan fase gerak. Sebagaiman dalam dalam
fase gas-cair, Kromatografi gas fase gerak dan fase diamnya diantaranya :
Fase gerak adalah gas dan zat terlarut terpisah sebagai uap. Pemisahan
tercapai dengan partisi sampel antara fase gas bergerak
Fase diam berupa cairan dengan titik didih tinggi (tidak mudah menguap)
yang terikat pada zat padat penunjangnya.
3. Kolom
Aliran gas selanjutnya menemui kolom yang diletakkan dalam oven
bertemperatur konstan. Ini adalah jantung instrumen tesebut, tempat dimana
proses kromartgrafi dasar berlangsung. Kolom memilki variasi dalam hal
ukuran dan bahan isian. Tabung diisi dengan bahan padat halus dengan luas
permukaan besar yang relatif inert. Padatan iitu sebenarnya hanya sebuah
penyangga mekanik untuk cairan, sebelum diisi kedalam kolom, padatan
tersebut diimpregnasi dengan cairan yang diinginkan yang berpareran
sebagai fasa stasioner sesungguhnya. Cairan ini harus stabil dan nonfolatil
pada temperatur kolom, pemisahan dan harus sesuai untuk pemisahan
tertentu.
Ada dua tipe utama kolom dalam kromatografi gas-cair. Tipe
pertama, Kolom Partisi, berisi bahan padat inert menyangga lapisan tipis
cairan, disebut Chromatography Gas Cair (GLC); Tipe kedua, Kolom
Adsorbsi, berisi partikel penyerap yang umumnya digunakan untuk analisa
gas permanen dan hydrokarbon rendah, biasa disebut Chromatography Gas
Padat (GSC).
Kolom biasanya dibuat dari baja tak berkarat dengan panjang antara
1 sampai 4 meter, dengan diameter internal sampai 4 mm. Kolom digulung
sehingga dapat disesuakan dengan oven yang terkontrol secara
termostatis.Kolom dipadatkan dengan tanah diatomae, yang merupakan batu
yang sangat berpori. Tanah ini dilapisis dengan cairan bertitik didih tinggi,
biasanya polimer lilin.
· Temperatur kolom
Temperatur kolom dapat bervariasi antara 50 oC sampai 250 oC.
Temperatur kolom lebih rendah daripada gerbang injeksi pada oven,
sehingga beberapa komponen campuran dapat berkondensasi pada awal
kolom. Kolom memulai pada temperatur rendah dan kemudian terus
menerus menjadi lebih panas dibawah pengawasan komputer saat analisis
berlangsung.
4. Detektor
Setelah muncul dari kolom itu, aliran gas lewat melalui sis lain
detektor. Maka elusi zat terlarut dari kolom itu mengatur ketidakseimbangan
antaradua sisi detektor yang direkam secara elektrik. Laju aliran gas
pembawa adalah hal yang sangat penting, dan biasanya pengukur aliran
untuk itu tersedia. Secara normal gas-gas yang muncul dialirkan keluar pada
tekanan atmosfir. Karena pekerja laboratorium secara terus menerus
terpapar oleh uap senyawa-senyawa yang terkromatogafi yang mungkin tak
baik walaupun kadarnya biasanya kecil maka ventilasi pada keluaran
instrumen harus diperhatikan. Ketentuan bisa dibuat untuk menjebak zat
terlarut yang dipisahkan setelah muncul dari kolom jika hal ini dibutuhkan
untuk penyelidikan lebih lanjut.
Ada beberapa tipe detektor yang biasa digunakan. Detektor ionisasi
nyala dijelaskan pada bagian bawah penjelasan ini, merupakan detektor
yang umum dan lebih mudah untuk dijelaskan daripada detektor alternatif
lainnya.
Dalam mekanisme reaksi, pembakaran senyawa organik merupakan
hal yang sangat kompleks. Selama proses, sejumlah ion-ion dan elektron-
elektron dihasilkan dalam nyala. Kehadiran ion dan elektron dapat dideteksi.
Seluruh detektor ditutup dalam oven yang lebih panas dibanding
dengan temperatur kolom. Hal itu menghentikan kondensasi dalam detektor.
Jika tidak terdapat senyawa organik datang dari kolom, anda hanya
memiliki nyala hidrogen yang terbakar dalam air. Sekarang, anggaplah
bahwa satu senyawa dalam campuran anda analisa mulai masuk ke dalam
detektor.
Ketika dibakar, itu akan menghasilkan sejumlah ion-ion dan
elektron-elektron dalam nyala. Ion positif akan beratraksi pada katoda
silinder. Ion-ion negatif dan elektron-elektron akan beratraksi pancarannya
masing-masing yang mana merupakan anoda.Hal ini serupa dengan apa
yang terjadi selama elektrolisis normal.
Pada katoda, ion positif akan mendatangi elektron-elektron dari
katoda dan menjadi netral. Pada anoda, beberapa elektron dalam nyala akan
dipindahkan pada elektroda positif; ion-ion negatif akan memberikan
elektron-elektronnya pada elektroda dan menjadi netral.
Kehilangam elektron-elektron dari satu elektroda dan perolehan dari
elektroda lain, akan menghasilkan aliran elektron-elektron dalam sirkuit
eksternal dari anoda ke katoda. Dengan kata lain, anda akan memperoleh
arus listrik.
Arus yang diperoleh tidak besar, tetapi dapat diperkuat. Jika
senyawa-senyawa organik lebih banyak dalam nyala, maka akan banyak
juga dihasilkan ion-ion, dan dengan demikian akan terjadi arus listrik yang
lebih kuat. Ini adalah pendekatan yang beralasan, khususnya jka anda
berbicara tentang senyawa-senyawa yang serupa, arus yang anda ukur
sebanding dengan jumlah senyawa dalam nyala.
Kekurangan utama dari detektor ini adalah pengrusakan setiap hasil
yang keluar dari kolom sebagaimana yang terdeteksi. Jika anda akan
mengrimkan hasil ke spektrometer massa, misalnya untuk analisa lanjut,
anda tidak dapat menggunakan detektor tipe ini.
5. Pencatat (Recorder)
Fungsi recorder sebagai alat untuk mencetak hasil percobaan pada
sebuah kertas yang hasilnya disebut kromatogram (kumpulan puncak
grafik).
Hasil akan direkam sebagai urutan puncak-puncak; setiap puncak
mewakili satu senyawa dalam campuran yang melalui detektor. Sepanjang
anda mengontrol secara hati-hati kondisi dalam kolom, anda dapat
menggunakan waktu retensi untuk membantu mengidentifikasi senyawa
yang tampak-tentu saja anda atau seseorang lain telah menganalisa senyawa
murni dari berbagai senyawa pada kondisi yang sama.
CATATAN: Untuk memanggil file metode yang sudah ada, klik File, Open
Method File, pilih metode file yang diinginkan, klik Open. Selanjutnya ikuti
langkah No 11.
Klik .
Klik .
Jika muncul tampilan menu Login, isi kolom User ID dan Password. Klik OK.
Klik .
Klik .
Jika muncul tampilan menu Login, isi kolom User ID dan Password. Klik
OK.
Beri tanda √ pada komponen target. Klik Next akan muncul tampilan
berikut:
Isi nama komponen dan konsentrasinya sesuai waktu retensi
masingmasing.
Klik Finish. Jika ada pertanyaan klik Yes.
Klik File, klik Save Data and Method File
Klik .
Pada tab bar Method, drag-in file metode yang telah diset sebelumnya
ke tampilan sebelah kanan.
Pada tab bar Data, drag-in file data sesuai konsentrasi pada deret baku.
Kurva kalibrasi akan langsung tampil beserta persamaan garis yang
dihasilkan.
Untuk menyimpan file metode, klik File, klik Save Method File.
6. PENGKONDISIAN KOLOM
Pada menu utama Real Time Analysis klik File, klik Open Method File,
pilih file metode untuk pengkondisian kolom, klik Open.
CATATAN: Sebagai acuan,untuk kondisioning kolom Stabilwax pilih file
Conditioning Stabilwax sedang untuk kondisioning kolom Rtx-1 pilih file
Conditioning Rtx-1.