Anda di halaman 1dari 8

Psikologi Kesehatan

FacebookTwitterGoogle+LinkedInWhatsAp
pLineTelegramFacebook
MessengerEmailPrint
DokterSehat.Com– Psikologi kesehatan merupakan bidang spesialitas dalam
psikologi yang lebih spesifik mengacu pada peranan utama psikologi sebagai
ilmu dan profensi dalam pengobatan keprilakuan.

Ketika pasien mempunyai sakit parah, maka sebagai dokter yang baik, ia harus
dapat membangkitkan semangat dan motivasi pasien untuk dapat sembuh dari
penyakitnya. Lebih dari itu, dokter juga harus mengetahui bagaimana keadaan
mental pasien berkaitan dengan kesehatannnya.

Sesuai dengan Matarazzo, psikologi kesehatan adalah adalah suatu agregat dari
specific educational, dan kontribusi scientific professional, dari disiplin psikologi,
untuk memajukan atau memelihara kesehatan, termasuk juga didalamnya
penanganan penyakit dan aspek-aspek lain yang terkait dengannya.
Psikologi kesehatan dipandang sebagai pengetahuan psikis dan sosial yang
dapat digunakan dan bermanfaat untuk mengurangi stress psikis yang
disebabkan oleh penyakit. Psikologi kesehatan dapat dimanfaatkan untuk
berbagai situasi dan kondisi.

Manfaat pendidikan psikologis:

 Ketika pasien menunjukkan tingkah laku yang berbeda karena sakitnya, misal
depresi atau frustrasi, atau dalam tingkat ringan seperti kekurangan motivasi
untuk sembuh.
 Memprediksi tingkah laku pasien ketika ia melalui tingkatan penyakit tertentu.
Langkah ini sebagai bentuk pencegahan dini terhadap timbulnya masalah-
masalah psikis.
 Mengumpulkan data tentang sikap dan pemikiran pasien ketika sakit di masa
lalu.
 Mengevaluasi peran psikologi dalam perawatan pasien
 Psikologi kesehatan juga digunakan untuk memberikan contoh bagaimana
seharusnya berpikir dan bertingkah laku kepada orang yang sakit.

Terdapat beberapa ilmu psikologi kesehatan dasar yang harus dilakukan untuk
menghindari penyakit. Hal terpenting yang harus dilakukan adalah melakukan
hal-hal baik secara disiplin.

Beberapa tips psikologi kesehatan berikut dapat membantu anda untuk


diterapkan secara rutin:

 Tidur tujuh sampai delapan jam setiap hari


 Setiap hari sarapan
 Tidak memakan cemilan diantara jam makan yang satu ke yang berikutnya
 Bobot tidak melampaui limit batas gemuk
 Tidak merokok
 Tidak mengkonsumsi alkohol

Read more:http://doktersehat.com/psikologi-kesehatan/#ixzz4fFEDCw4C

Psikologi merupakan kata yang diambil dari bahasa Belanda “psycologie” atau dari bahasa
Inggris “ psychology”. Ditinjau dari sudut asal katanya, kata psycologie dan psychology berasal
dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua buah kata, yaitu “psyce” dan “logos” yang berarti jiwa
dan ilmu. Berdasarkan kedua pengertian itu, maka orang dengan mudah memberikan batasan
atau pengertian psikologi sebagai ilmu pengetahuan tentang jiwa atau sering disebut dengan
“ilmu jiwa”. (Walgito,2002:1)
Pada tahun 1930, di Amerika Serikat telah dikembangkan psikologi yang secara khusus
mempekajarti hubungan antar manusia. Akhirnya muncullah cabang ilmu baru dari ilmu jiwa ini
yang kemudian dikenal dengan istilah psikologi sosial. Masalah-masalah yang menjadi fokus
bahasannya adalah kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan kontek sosialnya.
Diantara kegiatan-kegiatan tersebut adalah kelompok organisasi, kepemimpinan nya,
anggota atau pengikut nya, prilaku moral nya, kekuasaan nya, komunikasinya, dan kebudayaan
nya ( Ahmadi, 2002 ).
Dalam kehidupan sehari-hari, hubu8ngan diantara manusia tersebut ternyata tidak
selamanya berjalan lancar. Adakalanya muncul kesalahpahaman, perselisihan, pertengkaran,
permusuhan, bahkan peperangan. Lingkup kejadiannya tidak saja terjadi dalam skala yang kecil
ditingkat keluarga dan lingkungan kelurahan tetapi juga bisa terjadi dalalm skala ynag lebih
besar ditingkat nasional dan internasional. Dalm kajian psikologi sosial hal ini terjadi karena
tidak adanya kesamaan pandang terhadap suatu pola perilaku pada suatu struktur kelompok
sosial. Masing-masing pihak merespon rangsangan sosial yang diterimanya dari lingkungan
sosial, sehingga memunculkan sikap memilih atau menghindari sesuatu.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hubungan antar manusia tersebut mendorong para ahli
untuk memberikan definisi operasional pada psikologi sosial karena dalam tatanan ilmu
pengetahuan masih termasuk dalam ilmu yang baru terbentuk. Berikut ini adalah kutipan
beberapa pendapat tokoh tentang psikologi sosial (Ahmadi, 2002).
1. Kamus Paedagogik menyatakan bahwa : “Psikologi Sosial ialah ilmu jiwa yang mempelajari
gejala-gejala psikis pada massa, bangsa, golongan, masyarakat dan sebagainya. Lawannya :
Psikologi individu (orang-orang).”
2. Hubert Bonner dalam bukunya “Social Psychology” menyatakan “Psikologi sosial adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku manusia.“ Definisi ini menunjukkan bahwa
Bonner lebih menitikberatkan pada tingkah laku individu, bukan tingkah laku sosial. Tingkah
laku inilah yang menjadi pokok atau sasaran utama dalam mempelajari psikologi sosial.
3. A.M. Chorus dalam bukunya “Gronslagen der sociale Psycologie” merumuskan bahwa :
“Psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu manusia
sebagai anggota suatu masyarakat.” Chorus memberikan definisi tersebut dengan kesadaran
bahwa setiap manusia yang normal akan hidup dan berhubungan bersama dengan masyarakat.
4. Sherif & Sherif dalam bukunya “An Outline of Social Psychology” memberikan definisi sebagai
berikut : “ psokologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman dan tingkah
laku individu manusia dalam kaitannya dengan situasi-situasi perangsang sosial.” Dalam
defi\nisi ini, tingkah laku telah dihubungkan dengan situasi-situasi perangsang sosial.
5. Roueck and Warren dalam bukunya “Sociology” memberikan batasan bahwa :”Psikologi sosial
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segi-segi psycholois daripada tinghkah laku
manusia, yang dipengaruhi oleh interaksi sosial.” Dalalm sefinsi ini telah dinyatakan bahwa
interaksi amnusia telah nyata pengaruhnya pada tinghkah laku manusia.
6. Boring, Langveld, and Weld dalam bukunya “ Foundations of Psychology” berpendapat bahwa:
“Psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari individu manusia dalam
kelompokknya dan hubungan antara manusia dengan manusia.”
7. Kimball Young (1956) menyatakan bahwa : “Psikologi sosial adalah studi tentang proses
interaksiindividu manusia.”
8. Krech, Crutchfield, dan Ballachey (1962) menytakn bahwa : “Psikologi sosial adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku individu di dlaam masyarakat.”
9. Joseph E. Mc. Grath (1965) menyatakan bahwa : “Psikologi sosial adalah ilmu yang menyelidiki
tingkah laku manusia sebagaiman dipengaruhi oleh kehadiran, keyakinan, tindakan, dan
lambang-lambang dari orang lain.”
10. Gordon W. Allport (1968) menyatakan bahwa : “Psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang
berusaha mengerti dan menerangkan bagaimanan pikiran, perasaan, dan tingkah ;laku individu
dipengaruhi oleh kenyataan, imajinasi, atau kehadiran orang lain.”
11. Secord dann Backman (1974) menyatakan bahwa : “Psikologi sosial adalah ilmu yang
mempelajari individu dalam kontek sosial.”
12. W.A. Gerunagn menyatakan bahwa : “ilmu jiwa adalah suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari dan menyelidiki pengalaman dan tingkah laku individu m\anusia seperti yang
dipengaruhi atau ditimbulakn oleh situasi-situasi sosial.”
Pendapat para tokoh tentang pengertian psikologi sosial di atas sangat beragam. Namun
demikian tidaklah berarti antara yang satu dengan yang lainnya saling bertentangan. Perpaduan
diantara pendapat tersebut akan dapat saling melengkapi dan menyempurnakan. Rangkuman
pengertian dari berbagai pendapat tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : “Psikologi sosial
adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku individu-individu dalam
hubungannya dngan situasi sosial.” Denagn demikian membicarakan psikologi sosial tidak dapat
dilepaskan deri pembicaraan individu yang berhuibungan dengan situasi-situasi sosial.
 Ruang Lingkup Psikologi Sosial
Psikologi Sosial yang menjadi objhek studinya adalah segala grrak gerik atauy tingkah
laku yang timbul dalam konteks sosial atau lingkungan sosiaolnya. Oleh karenanya masalah
pokok yang dipelajari adalah pengaruh sosial atau [erangsang sosial. Hal ini terjadi karena
pengaruh sosial inilah yang mempengaruhi tinghkah laku individu. Berdasarkan inilah Psikologi
Sosial membatasi diri dengan mempelajari dan menyelidiki tingkah laku individu dalam
hubungannya dengan situasiperangsang sosial (Ahmadi, 2005)
Objek pembahasan dari Psikologi Sosial tidaklah berbeda dengan psikologi secara
umumnya. Hal ini bisa dipahami karena Psikologi Sosial adalah salah satu cabang ilmu dari
psikologi. Bila objek pembahasan psikologia dalah manusia dan kegiatannya, maka Psikologi
Sosial adalah kegiatan-kegiatan sisoalnya. Masalah yang dikupas dalam psikologi umum adalah
gejala-gejala jiwa sep[erti perasaan, kemauan, dan berfikir yang terlepas deri alam sekitar.
Sedangkan dalam Psikologi Sosial masalah yang dikupas adalah manusia sebagai
anggota masyarakat, se[perti hubungan individu dengan ndividu yang lain dalam kelompoknya.
Psikologi Sosial dalam membicarakan objek pembahsannya dapat pula bersamaan
dengana sosiologi. Masalah-masalah sosial yang dibicarakan dalam sosiologia dalah kelompok-
kelompok manusia dalam satui kesatuan seperti macam-macam kelompok, perubahan-
p[erubahannya, dan amcam-macam kepemimp[inannya. Sedangakan dalam Psikologi Sosial
adalah meninjau hubungan individu yang sati dengsan yang lainnya seperti bagaimana pengaruh
terhadap pimpinan, pengaryh terhadap anggota, pengaruh terhadap kelompok lainnya.
Persamaaaan-persamaan pembahasan sebagaimana penjelasan di atas dapat
disimpuilkan bahwa ruang lingkup pemvbahasan Psikologi Sosial berada pada ruang antaraa
psikologi dan sosiologi. Titik persinggungan inilah yang dalam sejarah pertumbuhan ilmu
pengetahuan memunculkan ilmu baru dalam lapanagn psikologi, yakni Psikologi Sosial.
Psikologi Sosial merupoakan bagian dari psikologi yang secara khusus mempelajari tingkah laku
manusia atau kegiatan-kegiatan manuisa dalam hubungannya denagn situasi-situasi sosialnya.
(Ahmadi, 2002)

 Tujuan Psikologi Sosial


Sama halnya tujuan dalam bidang-bidang yang lain, tujuan pembelajaran Psikologi
Sosial bertumpu pada tujuan yang lebih tinggi. Secara hirarki, tujuan Pendidikan Nasional pada
tataran operasional dijbarkan dalam tujuan institusioanl tiap jenis dan jenjeang pendidikan .
selanjutnay pencapaian tujuan institusional ini, secara praktis dijabarkan dalam tujuan kurikuler
atau tujuan mata pelajaran. Akhirnay tujuan kurikuler ini, secara praktis operasional dijabarkan
dalam tuuan instruksional atau tujuan pembelajaran.dalam sub bahasan ini, dibatasi p[ada uraian
tuuan kurikuler bidang studi Psikologi Sosial. Tujuan kurikuler Psikologi Sosial yang harus
dicapai sekurang-kurangnay meliputi lima tujuan berikut.
1. Membekali peserta didik dengan pengetahuan Psikologi Sosial sehinggat tidak terpenagruh,
tersugesti, atau terpengaruh oleh situasi sosial yang selamanya tidak bernilai baik.
2. Membekali peserta didik dengan kemampuan memngiudentifikasi, mengnalisa dan menyusun
alternatif pemecahan masalah-masalah sosial secara teap dan sisitematis mengenai proses
kejiwaan yang berhubuunagn dengan kehidupn bersama.
3. Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi denagn sesama warga masyarakat
sehingga memudahkan dalam melakukan pendekatan untuk mewujudkan perubahan dan
pengrahan kepada tujuan denagn sebaik-baiknya.
4. Membekali peserta didik denagn kesadaran terhadap lingkungan sosial sehingga mampu
merubah sifat dan sikap sosialnya.
5. Membekali peserta didik denagn kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keimuan
psikologi sosial sesuai dengan perkembangan kehidupan, perkembanagn masyarakat \,
perkembanagn ilmu, dan perkembangan teknologi.
Kelima tujuan di atas menjadi tanggung jawab yang harus dicapai dalam pelajsanaan
kurikulum Psikologi Sosial di berbagai lembaga pendidikan. Tentu denagn keluasan, kedalaman,
dan bobot yangs esuai dengan jenis dan jenjang pendidikan yang dilaksanmakan.
Konsep dasar Psikologi Sosial dan implementasinya dalam kehidupan
msyarakat
 Konsep dasar psikologi sosial
Sebagaiman ilmu-iolmu sosial, objek pembahasan psikologi sosial adalah terpusta
kepada kehidupan amnusia. Manusia adalah salah satu ciptaan Tuhan yang memiliki kecerdasan,
kesadaran, dan kemauan yanbg tinggi dibandingkan denagn makhluk-makhluk-Nya yang lain.
Kelebihan inilah yang mendorong manusia mampu menguaai alam, menakklukkan makhluk
yang lebih kuat, dan menciptakn segala sesuatu yang dapat menyempurnakan dirinya. Ha;l ini
bisa tercapai karena dalam diri manusia terdapat potensi yang selalu mengalami proses
perkembangan setelah indi\vidu tersebut berinteraksi denagn lingkumngannya.
Potensi-potensi yang dimiliki memnusia sehingga membedakan denagn makhluk
ciptaan Tuhan yang lakinnya adalah sebagai berkut (Ahmadi,2002).
1. Kemempuan menggunakan bahasa. Kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
ini hanyalah semata-mata terdapat pada manusia dalam pengertian bisa m,erubah, menambah,
dan mengembangkan bahasa yang dugunakan. Sedangkan pada binatang memamng ada tetapi
masih sangat sederhana sekali dan terbatas pada bunyi suara yang merupakan isyarat atau tanda-
tanda.
2. Adanay sikap etik. Dalalm setiap masyarakat pasti terdapat peraturan atau norma-norma yang
mengatur tingkah laku anggota0anggotanya baik itu masyarakat modrn mauoun masyarakat yang
masih terbelakang sekalipu n noram tersebuit merupakan ketentuan apakah sesuatu perbuatan itu
dipandang baik atau buruk. Noram tersebut tidak selau sama antara msyarakjat satui dengan yang
lainnya sesuai dengan adat kebiasaan, agama, dan perkembanagn kebudayaan imumnya dimana
dia hidup. Individu sebagai anggota masyarakat berusaha untuk berbuat sesuai dengan norma
yang berlaku dala masyarakat karena adanya sikap etik yang dimilikinya. Namun demikian
sesuai dengan tuntutan kebudayaan manusia berusaha unr\tuk menyempurnakan noram
yang telah ada.
3. Hidup dalam 3 dimensi waktu. Manusia memiliki kemampuan untuk hidup dalam 3 dimensi
waktu. Manusia mampu m,endasarkan tingkah lakunya pada pengalaman masa lalunya,
kebutuhan-kebutuhan sekarang, dan tujuan yang akan dicapai pada amsa yang akan datang.
Pengalaman-pena\galaman masa lalu merupakan peganagn bagi perbuatan-perbuatannya masa
sekarang, sehingga kesalahan yang sama tidak akan selalu terulang-ulang. Pengalaman-
penaglaman yang tidak baik diingat untuk yidak berbuat lagio sedangkan pengalaaman-
pengalaman yang baik dipegang untuk pedoman dalam kegiatan-kegiatannya masa kini yang
kemudian kegiatan tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan yang akan datang dengan sebaik-
baiknya. Dengan perkataan lain bahwa amnusia dapat merencanakan paa yang akan diperbuat
dan apa yang akan dicapai.
Ketiga potensi di atas oleh para ahli dijadikan sebagai syarat “humanj minimum”. Oleh
karenanya biak tidak terdapat ketiga potensi ini maka akan sukar untuk dikelompokkan sebagai
masyarakat manusia. Pemahamaninis elanjutnya akan mendorong untuk meningkatkan
kecakapan dan potensi diri pribadinya.
Dengan potensinya tersebut, manusia njuga disebut sebagai makhluk monopluralis.
Disebut demikian karena manusia dapat dipandang sebagai makhluk individu, sosial, dan ber-
Tuhan.
1. Makhluk individu. Manusia sebagai makhluk individual berarti manusia itu mnerupoakan suatu
totaliat.individu berasal dari kata in-dividere yang berarti tidak dapat dipecah-pecah. Dalam
aliran modern, ditegaskan bahwa jiwa manusia itu meruoakan satu kesatuan jiw araga yang
berkegiatan secara keseluruhan.
2. Makhluk sosial. Manusia tidaklah mungkun hidup sendiri tanpaa danya komu\nikasi dengan
manusia yang lainnya. Sejak dilahirkan manusia membutuhkan bantuan orang alin. Ia
memerlukan bantuan makan, minum, dan memenuhi kebutuhan biologisnya. Demikian pula
setalah tumbuh lebih besar, berbicar, belajar, berjalan, mengenal benda, ,engenal norma dan
sebagainya selalu membutuhkan bantuanorang lain di sekitarnya.
3. Makhluk ber-Tuhan. Sebagai manusia yang beragama, dalam kehidupoannya tidak bisa lepas
dari pengakuan terhadap Tuhan. Hanay mereka yang tergolong atheis saja yang tidak mengakuai
adanya Tuhan. Sebenarnya mereka yang atheis pun tanpa disadari telah menyatakan
kebutuhannya kepada Tuahn meskipun tidak sempurna. Hali ini terbukti denagn aktivitasnya
yang menyembah kepada dewa-dewa dan benda-benda lainnya.

 Implementasi Psikologi Sosial dalam kehidupan masyarakat


Dalam setiap masalah atau kasus yang terjadi di masyarakatpada umumnya disebabakan
adanya ketidakseimbanagn prhatian atau pembianaan terhadap kedua aspek yang ada di dalam
diri manusia, yakni aspek jasmani (raga) dan aspek rohani (jiwa). Keseimbanagn kedua aspek
tersebut sangat berpengaruh terhada[p setiap perilaku individu ketiak menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi dalm berinteraksi denag msyaraklatnay.
Terkait hal di atas dapat dicontihkan dalam kasus sebagai berikjut: seorang remaja yang
berusia 8 tahun yang sedang duduk di bangku SMA memiliki sifat introvert. Lingkungan yahg
keras dan minimnya pengetahuan tentang keagamaan telah membesarkannya menjadi orang yang
mudah terpengaruh pada situasi dan kondisi di lingkungan sekitarnya.
Selain darilingkunagn sekitarnya, kasus yang terjadi pada anak ini juga dilatarbelakangi
oleh keadaan keluarganya yang broken home sehingga mengakibatkan pengaruh-pengaruh yang
buruk dari lingkunagn keluarga juga denagn mudah memasuki kehidup[annya. Hampir tia[p
malam anak ini bergaul dengan teman di lingkungannya yang sering berjudi dan mabuk-
mabnukan sehingga proses pendidikannya terganggu.
Terkait dengan kasus kenakalan remaja di atas maka dapat ditarik kesimopulan bahwa
pengaruh lingkungan yang buruk dan kurangnay perhatian orang tua (broken home) sangat
berpengaruh terhadap perkembanagn jiwa keagamaaan dan kerohanian p[ada diri anak. Dalam
hal ini yang paling utama adalah penanaman jiwa leagamaan anak sejak dini. Jadi, peranan
keagamaan pada diri anak sangat penting dalam kehidpannya, karena denagn pendidikan agama
diharapakan dapat menyaring segala sesuatu yang bersifat negatif dalam kehidupan
bermasyarakat. (Arifin, 2004)
Pendidikan agama dalam hal ini adalah pendidikan islam yang tidak dibatasi oleh
institusi (kelembagaan) ataupun pada kalanagn pendidikan tertentu. Pendidikan islam
disinidiartikan sebagai nup[aya yang dilakukan oleh mreka yang memiliki tanggung jawab
terhadap pembinaaan, bimbingan, pengembanagn, serta pengarahan potensi yang dimiliki anaka
agr mereka dapat berfungsi dan berperan sebagaimana hakikat kejadiannya.
Studi pada kasus di atas memberikan ilustrasi bahwa beta[pa besarnya penagruh
lingkungan terhadap perilaku individu dalam kelompok sosial. Psikologi Sosial dalam hal ini
membantu memberikan pemecahan persoalannya denagn upaya pendidikan keagamaan.
Perangsang sosial yang berupa pendidikan keagamaan dan lingkungan sosial yangpenug dengan
kekeluargaan diharapkan mampu merubah perilaku individu menjadi lebih baik, sehingga secara
bertahap persoalan mendasar dari pengaruh buruk lingkungan akan terkikis dan tergantikan
denagn pengaruh yang baik dari pendidikan keagamaan.

Anda mungkin juga menyukai