Trombo40drjatjtptunimus GDL Ekowahyubi 8003 3 Babii PDF
Trombo40drjatjtptunimus GDL Ekowahyubi 8003 3 Babii PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Darah
Darah merupakan komponen esensial pada makhluk hidup, mulai dari binatang
hingga manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah
pertahanan tubuh dan mekanisme hemostasis. Darah terdiri atas dua komponen utama
yang terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah meliputi 55% volume
Plasma darah merupakan bagian cair dari darah yang sebagian besarnya terdiri dari
air,protein dan elektrolit darah. Protein darah tersebut terdiri dari globulin,albumin,dan
fibrinogen serta unsur anorganik berupa kalsium, kalium, fosfor, besi, dan yodium. Sel-
sel darah tersebut terdiri dari eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan
Darah juga disusun oleh 2 komponen, yaitu plasma darah dan sel-sel darah. Plasma
darah termasuk dalam kesatuan cairan ekstrasesluler dengan volume ±5% dari berat
badan. Apabila darah ditambah dengan zat pencegah anti pembekuan darah secukupnya
kemudian diputar selama 20menit dengan kecepatan 3000rpm maka cairan yang terdapat
diatas disebut dengan plasma,plasma darah mengandung fibrinogen. Oleh karena itu
Pemeriksaan hematologi biasanya yang dipakai adalah darah vena atau darah
kapiler.
2.2.1 Darah Vena
Biasanya pada orang dewasa dipakai salah satu vena, pada bayi yang
dipakai vena jugularis superficialis dapat dipakai atau juga darah dari sinus
sagitalis superior.
Biasanya pada orang dewasa dipakai ujung jari atau anak daun telinga.
Pengambilan darah kapiler pada bayi atau anak kecil juga boleh pada tumit atau
ibu jari kaki. Tempat atau bagian yang akan diambil tidak boleh yang terlihat
Proses penyimpanan sampel harus sesuai prosedur yang disyaratkan sehingga bisa
mendapatkan hasil yang bagus. Waktu penyimpanan yang disarankan untuk pemeriksaan
kurang dari 3 jam setelah pengambilan darah agar hasil dan jumlah trombosit normal,dan
apabila pemeriksaan dilakukan lebih dari 3 jam maka hasilnya kurang baik, dan bisa
mempengaruhi pH, konsumsi glukosa, dan produksi laktat dan bahan, ukuran, dan
pembentukan laktat dan goncangan; akan mempengaruhi reaksi release dari trombosit
(Ronaldo, 2006) .
2.4 Trombosit
Trombosit dihasilkan di dalam sumsung tulang dengan cara melepaskan diri atau di
sebut juga (fragmentasi) dari perifer sitoplasma sel induknya (megakariosit) melalui
volume, sitoplasma yang bertambah besar dua kali lipatnya. Umur trombosit yang
normal yaitu 7-10 hari, diameternya rata-rata 1-2 µm dan volume sel serata 5,8 fl (A.V
Dalam keadaan inaktif trombosit bentuknya seperti cakram dengan diameter 2-4
µm. Dengan menggunakan mikroskop elektron trombosit tersebut dapat dibagi menjadi 4
zone masing-masing zone mempunyai fungsi khusus. Keempat zone tersebut adalah zone
perifer, zone sol gel, zone organel, serta zone membran yang keluar saat pelepasan
(Harjo, 2011) .
Trombosit mempunyai daya kohesi satu dengan yang lainnya karena pengaruh
adanya ADP dan tromboksan A2. Daya kohesi tersebut disebut juga fungsi agregasi
ada beragregasi pada tempat luka. ADP tersebut juga mempunyai fungsi mempermudah
terjadinya agregasi trombosit sekunder. Proses ini terus berjalan yang mengakibatkan
pembentukan massa trombosit yang cukup besar untuk menyumbat daerah luka endotel
(Harjo,2011) .
respon hemostatik normal terhadap luka, vaskular. Hal tersebut terjadi karena fungsi
Fungsi Trombosit bila tubuh mengalami luka maka trombosit akan berkumpul dan
saling melekatkan diri sehingga akan menutup luka tersebut, trombosit juga akan
mengeluarkan zat yang merangsang untuk terjadinya pengerutan luka sehingga ukuran
luka menyempit dan karena mempunyai zat pembeku darah maka dapat menghentikan
perdarahan.
Umur trombosit didalam tubuh sangat pendek yaitu sekitar 7 sampai 10 hari,
berbeda dengan umur eritrosit sekitar 120 hari serta sangat mudah terjadi destruksi,
penyakit demam berdarah (DBD), penyakit ini disebabkan oleh 4 virus dengue
yaitu DN-1, Den-2, Den-3 dan Den-4 sebagai diagnosa awalnya adalah
penurunan jumlah trombosit terutama pada hari ke3 dan ke4 dari serangan,
berkurang sehingga agregasi trombosit berkurang. Hal ini terjadi pada penyakit
50.000/mm3 darah. Sel trombosit ini sangat mudah rusak apalagi bila berada
diluar tubuh, trombosit akan kehilangan fungsinya bila disimpan lebih dari 24 jam
dengan suhu penyimpanan yang tidak sesuai akan mempercepat proses kerusakan
di periksa kurang dari 3 jam, apabila disimpan maka tidak boleh lebih dari 3 jam
Bila terjadi perlukaan pembuluh darah, trombosit akan melekatkan diri pada jaringan
ikat subendotelial yang terbuka. Proses melekatnya trombosit pada permukaan yang
bukan sesamanya disebut fungsi adhesi trombosit. Fungsi adhesi tergantung pada
factor VIIIR : Ag (antigen yang berhubungan dengan factor VIII)yang merupakan fraksi
utama molekul factor VIII. Factor VIII merupakan molekul besar yang multimetrik yang
terdiri dari bagian von Willebrand (VIII:vWF) dan bagian koagulan (VIII:C).
zat labil, tromboksan2 yang merendahkan kadar cAMP trombosit dan mengawali reaksi
pelepasan. Zat ini tidak hanya memperkuat agregasi trombosit tetapi juga memiliki
kadar cAMP trombosit antara lain prostasiklin yang disintesis oleh sel endotel pembuluh
darah.
Trombosit ikut aktif berinteraksi dengan sistem kooagulasi. Pada permukaan selnya
terdapat tempat-tempat pengikatan spesifik untuk factor koaglasi V yang telah mendapat
rangsangan yaitu factor V aktif (Va), yang kemudian akan mengikat factor Xa, factor I,
Konsentrasi tinggi ADP, enzim-enzim yang dibebaskan selama reaksi pelepasan dan
pada tempat luka vaskuler. Thrombin juga mendorong fungsi trombosit dan
otot polos pembuluh darah untuk memperbanyak diri dan ini dapat mempercepat
Dalam keadaan normal transmisi cahaya pada tes agregasi trombosit melalui PRP
(Platrelet Rich Plasma) yang belum diberi induktor atau agonist ADP akan rendah, tetepi
setelah diberi penambahan agonist ADP transmisi cahaya akan meningkat karena
Trombosit dalam keadaan normal tidak mudah untuk berlekatan. Hal ini dilihat
pada gambaran sediaan apus darah tepi. Apabila darah dengan anticoagulan citras
tersebut diberi penambahan ADP kemudian didiamkan 3 menit dan dibuat sediaan apus
darah tepi maka trombosit akan beragregasi, tampak beragregat dan berkelompok.
Setelah melalui tahap pengecatan giemsa dapat dilakukan hitung dengan cara
mikroskopik.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk pemeriksaan agregasi trombosit:
muda. Sel trombosit dihitung dengan menggunakan kamar hitung standar dan
biru muda/lila lebih kecil dari eritrosit serta berbentuk bulat, lonjong atau koma
dihitung dengan menggunakan kamar hitung standar dan mikroskop fase kontras.
Sel-sel lekosit dan trombosit tampak bersinar dengan latar belakang gelap.
Trombosit tampat bulat atau bulat telur dan berwarna biru muda/lila terang. Bila
dengan kotoran karena sifat refraktilnya. Kesalahan dengan metode ini sebesar 8 –
10%. Metode fase kontras adalah pengitungan secara manual yang paling baik.
Penyebab kesalahan yang utama pada cara ini, selain faktor teknis atau
pengenceran yang tidak akurat, adalah pencampuran yang belum merata dan
dipakai plasma. Darah dibiarkan pada suhu kamar sampai tampak beberapa mm
Cara ini menggunakan sediaan apus darah yang diwarnai dengan pewarna
Wright, Giemsa atau May Grunwald. Sel trombosit dihitung pada bagian sediaan
dimana eritrosit tersebar secara merata dan tidak saling tumpang tindih.
Metode hitung trombosit tak langsung adalah metode Fonio yaitu jumlah
yang sebenarnya dihitung. Cara ini sekarang tidak digunakan lagi karena tidak
praktis, dimana selain menghitung jumlah trombosit, juga harus dilakukan hitung
apus dilakukan dalam 10 lpmi x 2000 atau 20 lpmi x 1000 memiliki sensitifitas dan
spesifisitas yang baik untuk populasi trombosit normal dan tinggi (trombositosis).
Korelasinya dengan metode otomatis dan bilik hitung cukup erat. Sedangkan untuk
sensitifitas dan spesifisitas yang baik. Korelasi dengan metode lain cukup erat.
trombosit selain hitung lekosit dan hitung eritrosit. Sebagian besar alat menghitung
ukuran. Partikel yang lebih kecil dihitung sebagai trombosit dan partikel yang lebih
besar dihitung sebagai eritrosit. Dengan alat ini, penghitungan dapat dilakukan
terhadap lebih banyak trombosit. Teknik ini dapat mengalami kesalahan apabila
jumlah lekosit lebih dari 100.000/mmk, apabila terjadi fragmentasi eritrosit yang
bebas dalam tabung EDTA ditambah formalin lebih rendah disbanding dalam
tabung EDTA. Metode ini lebih sederhana, namun hasilnya kurang memadai.
yang digunakan adalah PRP (Platrelet Rich Plasma) , diinkubasi pada suhu 37oc
dan diaduk dengan stirrer. Apabila ditambah induktor, maka trombosit akan
2.12.8 Pemeriksaan Sediaan Apus Darah Tepi untuk Menilai Agregasi Trombosit
dikenalkan oleh Velaskar dan Chitre pada tahun 1982. Bahan yang digunakan pada
antikoagulan terpilih untuk pemeriksaan hemostasis karena mengikat ion Ca, juga
sebagai pengawet untuk faktor II dan VII. Dengan alasan diatas untuk pemeriksaan
hemostasis digunakan antikoagulan natrium citrate dengan konsentrasi 3,8 %
yang dipakai pada tes agregasi trombosit ini adalah ADP (Harjo, 2011).
Metode
Lama Simpan
Indikator
Agregasi
Rangsangan Respon
Sifat
Hasil Agregasi
Trombosit