DEPRESI
A. Konsep Penyakit
1. PENGERTIAN
Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang
ditandai dengankemurungan dan kesedihan yang mendalam dan
berkelanjutan sehingga hilangnyakegairahan hidup. (Hawari, 2001,
hal.19)
Depresi adalah suatu mood sedih (disforia) yang berlangsung lebih
dariempat minggu, yang disertai prilaku seperti perubahan tidur,
gangguankonsentrasi, iritabilitas, sangat cemas, kurang
bersemangat, sering menangis,waspada berlebihan, pesimis,
merasa tidak berharga, dan mengantisipasikegagalan. (DSM-IV-
TR,2000 dalam Videbeck, 2008, hal.388)
Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai
denganperasaan sedih dan berduka yang berlebihan dan
berkepanjangan. (Purwaningsih,2009, hal. 130)
Depresi adalah keadaan emosional yang ditunjukkan dengan
kesedihan,berkecil hati, perasaan bersalah,penurunan harga diri,
ketidakberdayaan dan keputusasaan. (Isaacs, 2004, hal. 121).
Dari keempat pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa depresi
adalahgangguan alam perasaan yang disertai oleh komponen psikologik
dan komponen somatic yang terjadi akibat kesedihan yang panjang
2. RENTANG RESPON EMOSIONAL
Respon adaptif respon maladaptif
Kaji ulang riwayat klien dan pemeriksaan fisik untuk adanya tanda dan
gejala karakteristik yang berkaitan dengan gangguan tertentu yang
didiagnosis.
(1) Perilaku.
a. Bagaimana kemampuan klien mengurus diri sendiri dan
melakukan aktivitas hidup sehari-hari?
b. Apakah klien menunjukkan perilaku yang tidak dapat diterima
secara sosial?
c. Apakah klien sering mengluyur danmondar¬mandir?
d. Apakah ia menunjukkan sundown sindrom atau perseveration
phenomena?
(2) Afek
a. Apakah kilen menunjukkan ansietas?
b. Labilitas emosi?
c. Depresi atauapatis?
d. lritabilitas?
e. Curiga?
f. Tidak berdaya?
g. Frustasi?
(3) Respon kognitif
a. Bagaimana tingakat orientasi klien?
b. Apakah klien mengalamikehilangan ingatan tentang hal¬hal
yang baru saja atau yang sudah lamaterjadi?
c. Sulit mengatasi masalah, mengorganisasikan atau
mengabstrakan?
d. Kurang mampu membuat penilaian?
e. Terbukti mengalami afasia, agnosia, atau,apraksia?
(4) Luangkan waktu bersama pemberi asuhan atau keluarga
a. Identifikasi pemberian asuhan primer dan tentukan berapa lama
ia sudah menjadi pemberi asuhan dikeluarga tersebut.
b. ldentifikasi sistem pendukung yang ada bagi pemberi asuhan dan
anggota keluarga yang lain.
c. Identifikasi pengetahuan dasar tentang perawatan klien dan
sumber daya komunitas (catat hal-hal yang perlu diajarkan).
d. Identifikasi sistem pendukung spiritual bagi keluarga.
e. Identilikasi kekhawatiran tertentu tentang klien dan
kekhawatiran pemberiasuhan tentang dirinya sendiri.
2. Klasifikasi Data
1) Data Subyektif
(1) Lansia Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas
berbicara.
(2) Sering mengemukakan keluhan somatic seperti ; nyeri abdomen
dan dada, anoreksia, sakit punggung,pusing.
(3) Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak ada
tujuan hidup, merasa putus asa dan cenderung bunuh diri.
(4) Pasien mudah tersinggung dan ketidakmampuan untuk
konsentrasi.
2) Data Obyektif
(1) Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan
bila duduk dengan sikap yang merosot.
(2) Ekspresi wajah murung, gaya jalan yang lambat dengan
langkah yang diseret.
(3) Kadang-kadang dapat terjadi stupor.
(4) Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan, sukar tidur
dan sering menangis.
(5) Proses berpikir terlambat, seolah-olah pikirannya kosong,
konsentrasi tergang¬gu, tidak mempunyai minat, tidak dapat
berpikir, tidak mempunyai daya khayal.
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Mencederai diri berhubungan dengan depresi.
2) Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping
maladaptive
3) Ketidakberdayaan
4) Koping keluarga tidak efektif
5) Resiko bunuh diri
4. INTERVENSI
1) DX I : Mencederai diri berhubungan dengan depresi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ….X24
jam lansia tidak mencederai diri.
Kriteria Hasil:
(1) Lansia dapat mengungkapkan perasaanya.
(2) Lansia tampak lebih bahagia.
(3) Lansia sudah bisa tersenyum ikhlas.
Intervensi
1. Bina hubungan saling percaya dengan lansia.
Rasional : hubungan saling percaya dapat mempermudah dalam
mencari data-data tentang lansia.
2. Lakukan interaksi dengan pasien sesering mungkin dengan sikap
empati dan Dengarkan pemyataan pasien dengan sikap sabar
empati dan lebih banyak memakai bahasa non verbal. Misalnya:
memberikan sentuhan, anggukan.
Rasional : Dengan sikap sabar dan empati lansia akan merasa
lebih diperhatikan dan berguna.
3. Pantau dengan seksama resiko bunuh diri/melukai diri sendiri.
Jauhkan dan simpan alat-alat yang dapat digunakan olch pasien
untuk mencederai dirinya/orang lain, ditempat yang aman dan
terkunci.
4. Rasional : Meminimalkan terjadinya perilaku mencederai diri
2) DX 2 : Gangguan alam perasaan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …X24 jam
lansia merasa tidak stres dan depresi
Kriteria hasil :
(1) Klien dapat meningkatkan harga diri
(2) Klien dapat menggunakan dukungan social
(3) Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
Intervensi
1. Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi
keputusasaannya.
Rasional : Membangun motivasi pada lansia
2. Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu.
Rasional :Individu lebih percaya diri
3. Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal:
hubungan antar sesama, keyakinan, hal-hal untuk diselesaikan).
Rasional : Menumbuhkan semangat hidup lansia
4. Klien dapat menggunakan dukungan sosial
Tindakan:
1. Kaji dan manfaatkan sumber-sumber ekstemal individu (orang-
orang terdekat, tim pelayanan kesehatan, kelompok pendukung,
agama yang dianut).
Rasional : Lansia tidak merasa sendiri
2. Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu,
aktivitas keagamaan, kepercayaan agama).
Rasional : Meningkatkan nilai spiritual lansia
3. Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling pemuka
agama).
Rasional : Untuk menangani klien secara cepat dan tepat
4. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
Tindakan:
1. Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek
samping minum obat).
Rasional : Untuk memberi pemahaman kepada lansia tentang
obat
2. Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien,
obat, dosis, cara, waktu).
Rasional : Prinsip 5 benar dapat memaksimalkan fungsi obat
secara efektif
3. Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.
Rasional : Menambah pengetahuan lansia tentang efek – efek
samping obat.
4. Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar.
Rasional : Lansia merasa dirinya lebih berharga
3) DX : Ketidakberdayaan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ….X24
jam mengatasi rasa ketidakbeerdayaan yang dialaminyaa
Kriteria hasil :
(1) Membina hubungan saling percaya
(2) Mengenali dan mengekspresikan emosinya
(3) Modifikasi pola kognitif yang negative
(4) Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenan
dengan perawatanya sendiri
(5) Klien termotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang realistis
Intervensi
INTERVENSI
6. EVALUASI
Evaluasi keperawatan adalah penilaian terakhir keperawatan yang
didasarkan pada tujuan keperawatan yang ditetapkan. Penetapan
keberhasilan suatu asuhan keperawatan didasarkan pada perubahan
perilaku dan kriteria hasil yang telah ditetapkan, yaitu terjadinya
adaptasi ada individu (Nursalam, 2008). Evaluasi keperawatan
dilakukan dalam bentuk pendekatan SOAP.
DAFTAR PUSTAKA
Martono Hadi dan Kris Pranaka. 2010. Buku Ajar Boedhi-Darmojo GERIATRI.
Jakarta: Fakultas Kedokteran UNIVERSITAS INDONESIA
Depkes R.I. 1999. Kesehatan keluarga, Bahagia di Usia Senja. Jakarta: Medi
Media