KOMUNIKASI DATA 2
Dasar Transmisi
Asinkron
Perangkat penerima harus bisa menentukan:
Awal tiap periode bit Æ sinkronisasi bit
atau clock
Awal dan akhir tiap elemen (karakter) Æ
sinkronisasi karakter atau byte
Awal dan akhir blok pesan (frame) Æ
sinkronisasi blok atau frame
Transmisi asinkron:
Pada selang waktu antar karakter, sinyal
berada pada kondisi idle (marking) yang
cukup lama.
Setiap karakter atau byte dienkapsulasi
antara start bit dan stop bit.
KOMUNIKASI DATA 3
Dasar Transmisi
Sinkron
Aliran bit dikodekan dengan cara tertentu
sedemikian sehingga penerima dapat menjaga
sinkronisasi
Semua frame didahului oleh beberapa byte
atau karakter yang berfungsi untuk menjaga
keandalan interpretasi batas antar karakter
Isi frame dienkapsulasi di antara sepasang
karakter untuk sinkronisasi frame
KOMUNIKASI DATA 5
Sinkronisasi Bit
Clock penerima memiliki kecepatan N kali bit rate
(biasanya N=16), dan tiap bit yang datang
dimasukkan ke dalam shift register SIPO setelah
N siklus clock.
KOMUNIKASI DATA 6
Sinkronisasi Karakter
Contoh soal:
Blok data ditransmisikan melalui link data
serial. Jika clock penerima 19,2 kHz,
tentukan: (i) rasio clock rate, dan (ii) deviasi
terjauh dari pertengahan bit, dinyatakan
dalam persentase periode bit, untuk tiap laju
transmisi data berikut:
1200 bps
2400 bps
9600 bps
KOMUNIKASI DATA 7
Sinkronisasi Frame
Jika pesan terdiri dari beberapa karakter (frame
informasi), maka selain melakukan
sinkronisasi bit dan karakter, penerima juga
harus bisa menentukan awal dan akhir tiap
frame.
Karakter kontrol yang digunakan untuk
sinkronisasi frame: STX, ETX, dan DLE
KOMUNIKASI DATA 8
Sinkronisasi Bit
(Transmisi Sinkron)
Hal mendasar yang membedakan transmisi
sinkron terhadap asinkron:
Clock penerima beroperasi secara sinkron
dengan sinyal terima, misalnya dengan
menggunakan digital phase-lock-loop
(DPLL)
Tidak ada start bit dan stop bit
KOMUNIKASI DATA 9
Pengkodean Clock
Beberapa metode penyisipan informasi timing
(clock) dalam aliran bit:
Bipolar encoding, misal: sinyal return-to-
zero (RZ)
Phase/Manchester encoding
Differential Manchester encoding
KOMUNIKASI DATA 10
Digital Phase-Lock-
Loop
KOMUNIKASI DATA 11
Skema Pengkodean
Alternatif
Penggunaan differential encoding berarti
bahwa sinyal akan memiliki polaritas yang
berlawanan jika dipilih start point positif atau
negatif
Kode baud rate reduction atau kode mBnLÆ
sebuah pulsa mewakili lebih dari 1 bit, contoh:
4B3T, 2B1Q
mBnL Æ barisan m bit input diwakili oleh n
pulsa dengan L level
KOMUNIKASI DATA 12
Pola Pengkodean 4B3T
Kode 4B3T, juga dikenal sebagai MMS43 Æ
T menyatakan 3 level (ternary) yang diwakili
oleh simbol +, -, 0.
DC wander: fenomena di mana sinyal 0 di
penerima akan berubah-ubah
KOMUNIKASI DATA 14
Transmisi Sinkron
Berorientasi Karakter
Transmisi character-oriented digunakan untuk
pengiriman blok karakter, misalnya file atau
serangkaian karakter ASCII.
Transmitter menambahkan 2 atau lebih karakter
kontrol yang disebut synchronous idle atau
karakter SYN
Hunt mode: setelah mencapai sinkronisasi bit,
penerima mulai menafsirkan aliran bit yang
diterimanya menjadi kelompok 8 bit
KOMUNIKASI DATA 15
Transmisi Sinkron
Berorientasi Bit
Transmisi bit-oriented adalah skema yang lebih
universal karena dapat digunakan untuk transmisi
semua frame yang terdiri dari data biner (tidak
hanya karakter ASCII/IRA)
KOMUNIKASI DATA 16