Struktur pengendalian intern entitas mempunyai kandungan yang terdiri dari kebijakan
dan prosedur yang diterapkan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan tertentu
suatu entitas akan tercapai.
Kebijakan dan prosedur yang relevan dengan audit adalah kebijakan dan prosedur
mengenai kemampuan entitas dalam mengolah data transaksi menjadi informasi laporan
keuangan, dan kebijakan serta prosedur lainnya yang menyangkut data yang dipakai auditor
dalam menerapkan prosedur audit misalnya data statistic penjualan untuk yang dipakai dalam
prosedur analitik.
Struktur pengendalian intern yang efektif dirancang dengan tujuan pokok sebagai
berikut :
KONSEP DASAR
Ada beberapa konsep dasar yang berkaitan dengan struktur pengendalian intern, yaitu :
1. Pertanggungjawaban manajemen
2. Kewajaran atau keyakinan rasional yang memadai
3. Keterbatasan bawaan
4. Metode pengolahan data
Untuk kepentingan audit atas laporan keuangan, struktur pengendalian intern suatu
entitas dikelompokkan atas tiga unsur berikut :
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian merupakan pengaruh gabungan dari berbagai factor
dalam membentuk, memperkuat, atau memperlemah efektivitas kebijakan dan prosedur
tertentu.
Faktor yang terkandung dalam lingkungan pengendalian tersebut adalah :
a. Filosofi dan gaya operasi manajemen.
b. Struktur organisasi satuan usaha.
c. Berfungsi dewan komisaris, dan komite-komite yang dibentuk seperti komite audit.
d. Metode pelimpahan wewenang dan tanggung jawab.
e. Metode pengendalian manajemen dalam memantau dan menindaklanjuti kinerja.
f. Kebijakan dan praktik personalia.
g. Berbagai faktor ekstern yang mempengaruhi operasi dan praktik satuan usaha.
2. Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi terdiri dari metode dan catatan yang diciptakan untuk :
a. Mengidentifikasi, menghimpun, menganalisis, mengelompokkan, mencatat dan
melaporkan transaksi satuan usaha dan
b. Menyelenggarakan pertanggungjawaban aktiva dan hutang yang bersangkutan dengan
transaksi tersebut.
Sistem akuntansi yang efektif mempertimbangkan penyusunan metode dan catatan
yang dapat :
a. Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi atau kejadian yang sah.
b. Menggambarkan transaksi secara tepat waktu dan terperinci agar dapat diklasifikasikan
dengan tepat untuk pelaporan keuangan.
c. Mengukur nilai transaksi secara layak.
d. Menentukan periode terjadinya transaksi sehingga cut off pencatatan transaksi dapat
dilakukan secara tepat.
e. Menyajikan transaksi atau kejadian ekonomi, dan pengungkapannya dalam laporan
keuangan dengan semestinya.
3. Prosedur Pengendalian
Prosedur pengendalian melengkapi struktur pengendalian intern. Prosedur
pengendalian adalah kebijakan dan prosedur sebagai tambahan terhadap lingkungan
pengendalian dan sistem akuntansi yang telah diciptakan manajemen untuk memberikan
keyakinan memadai bahwa tujuan tertentu suatu satuan usaha akan tercapai.
Pada umumnya prosedur pengendalian dapat diklasifikasikan ke dalam prosedur
yang bersangkutan dengan :
a. Otorisasi yang semestinya atas transaksi dan kegiatan.
b. Pemisahan tugas dan tanggung jawab yang memadai.
c. Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai.
d. Perlindungan memadai atas akses dan penggunaan aktiva perusahaan dan catatan.
e. Pengecekan secara independen atas pelaksanaan dan penilaian yang semestinya
terhadap jumlah yang dicatat.
Sistem pengendalian intern yang diciptakan di dalam suatu entitas memiliki kelemahan
inheren. Kelemahan inheren tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
- Lingkungan Pengendalian
- Penentuan Risiko
- Informasi dan Komunikasi
- Aktivitas Pengendalian
- Pemantauan/Monitoring
1. Validitas
2. Kelengkapan
3. Keabsahan Pencatatan
4. Penjagaan/Pengamanan
5. Purna Tanggung jawab
a. Pengetahuan terhadap klien dari audit yang dilakukan pada tahun sebelumnya.
b. Risiko bawaan dan materialitas yang telah ditentukan.
c. Pemahaman terhadap industri klien.
d. Kompleksitas dan tingkat kemajuan teknologi operasi dan sistem akuntansi klien.
Sesuai dengan elemen yang dimilikinya, maka pemahaman struktur pengendalian intern
yang harus diperoleh meliputi :
Ada lima prosedur yang dapat digunakan untuk memperoleh pemahaman, yaitu :
PENDOKUMENTASIAN PEMAHAMAN
Pendokumentasian dimaksud ditujukan untuk merencanakan audit. Ada tiga
dokumentasi kertas kerja yang dapat digunakan untuk itu, yaitu :