LAPORAN PENDAHULUAN
Kelas : 3B
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga makalah tentang “Askep Keluarga dengan Ibu Menyusui”, untuk
mata kuliah Keperawatan Keluarga dapat terselesaikan dengan baik. Tujuan dari pembuatan
makalah ini ialah untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing kepada
kami sebagai mahasiswa program studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Kudus dan agar supaya mahasiswa dapat mengetahui lebih banyak materi dengan baik.
Dengan makalah ini, diharapkan dapat memudahkan kita dalam mempelajari kembali
materi Keperawatan Keluarga. Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari
cara penulisan maupun isi dari makalah ini, karenanya kami siap menerima kritik maupun
saran dari dosen pembimbing dan pembaca demi tercapainya kesempurnaan dalam
pembuatan makalah berikutnya.
Kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini,
kami sampaikan penghargaan dan terimakasih. Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa
melimpahkan berkat dan bimbingannya kepada kita semua.
Penyusun
Kelompok11
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB IPENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 1
BAB IIPEMBAHASAN ............................................................................................................ 2
2.1 Pengertian Menyusui ...................................................................................................... 2
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Untuk Menyusui ......................................................... 3
2.3 Masalah Dalam menyusui ............................................................................................... 4
2.4 Pola Menyusui Yang Benar ............................................................................................ 6
2.5 Posisi Menyusui Yang Benar .......................................................................................... 6
BAB IIIPENUTUP .................................................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 11
3.2 Saran ............................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Mantan presiden Soeharto telah menyebutkan bahwa sasaran rencana Pembangunan
Jangka Panjang II adalah peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia. Oleh
karena itu dengan manusia berkualitas sehat, kuat dan cerdas kita dapat mempercepat,
memperluas, memperdalam pembangunan di segala bidang. Salah satu upaya yang
dilakukan adalah dengan melakukan pembinaan kesehatan anak sejak dini melalui
kegiatan kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi balita dan pembinaan balita agar setiap
balita yang dilahirkan akan tumbuh sehat dan berkembang menjadi manusia Indonesia
yang tangguh dan berkualitas.
Agar dapat mempersiapkan manusia yang berkualitas tersebut, maka kita perlu
memelihara gizi anak sejak bayi berada dalam kandungan. Bayi dan anak yang mendapat
makanan yang bergizi akan tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas, dan terhindar dari
berbagai penyakit infeksi. Selain memperhatikan gizi bayi maka perlu memelihara gizi
ibu terutama masa hamil dan menyusui. Bayi yang lahir dari ibu yang gizinya baik selain
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik juga akan member air susu ibu (ASI) yang
cukup untuk bayinya. ASI merupakan makanan bergizi yang paling lengkap, aman,
higienis, dan murah. ASI juga meningkatkan keakraban ibu dan anak yang bersifat
menambah kepribadian anak di kemudian hari. Itulah sebabnya ASI terbaik untuk bayi.
Dari berbagai studi dan pengamatan menunjukkan bahwa dewasa ini terdapat
kecenderungan penurunan penggunaan ASI dan mempergunakan pemberian ASI dengan
susu formula di masyarakat. Dengan kenaikan tingkat partisipasi wanita dalam angkatan
kerja dan sasaran komunikasi dan transportasi yang memudahkan periklanan susu buatan
serta luasnya distribusi susu buatan terdapat kecenderungan menurunnya kesediaan
menyusui maupun lamanya menyusui baik di pedesaan maupun perkotaan. Menurunnya
jumlah ibu yang menyusui sendiri bayinya pada mulanya terdapat pada kelompok ibu di
kota-kota terutama pada keluarga berpenghasilan cukup yang kemudian menjalar sampai
ke desa-desa meskipun menyadari pentingnya pemberian ASI tetapi budaya modern dan
kekuatan ekonomi yang semakin meningkat telah mendesak para ibu untuk segera
menyapih anaknya dan memilih air susu buatan sebagai jalan keluarnya. Meninngkatnya
lama pemberian ASI dan semakin meningkatnya pemberian susu botol menyebabkan
kerawanan gizi pada balita dan bayi.
Berdasarkan penilaian yang sumbernya dari berbagai survey yang telah dilakukan,
antara lain SDKI 1991 sebanyak 52,5% bayi mendapatkan ASI eksklusif, tahun 1994
sebanyak 47,3% dan tahun 1997 pencapaian ASI eksklusif sampai dengan 4 bulan adalah
52%. Pencapaian tersebut menurut kriteria WHO masuk dalam kategori tidak mencukupi
(Novita, 2011).
Masalah pemberian ASI terkait dengan masih rendahnya pemahaman ibu, keluarga
dan masyarakat tentang ASI. Tidak sedikit ibu yang masih membuang kolostrum karena
dianggap kotor sehingga perlu dibuang. Selain itu, kebiasaan memberikan makanan
secara dini pada Masalah pemberian ASI terkait dengan masih rendahnya pemahaman
ibu, keluarga dan masyarakat tentang ASI. Tidak sedikit ibu yang masih membuang
kolostrum karena dianggap kotor sehingga perlu dibuang. Selain itu, kebiasaan
memberikan makanan secara dini pada sebagian masyarakat juga menjadi pemicu dari
kurang berhasilnya pemberian ASI eksklusif. Hal ini mendorong ibu untuk lebih mudah
menghentikan pemberian ASI dan menggantinya dengan susu formula karena
memberikan susu formula dianggap elit dan menjadikannya sebuah gengsi. Misalnya,
bayinya mengkonsumsi susu formula merek tertentu dan mahal atau alasan lain.
Masyarakat saat ini menginginkan budaya instan atau yang praktis dan tidak
membebani, dengan kata lain penampilan atau keindahan tubuh menjadi indikator gaya
hidup (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2010). Hal ini sangat berpengaruh jika dikaitkan
dengan keharusan ibu menyusui anaknya. Banyak upaya yang dilakukan tenaga kesehatan
untuk membimbing menyusui karena ibu belum mengetahui manfaat ASI (Air Susu Ibu)
bagi dirinya dan bagaimana mereka bisa berhasil dalam menyusui di kemudian hari
(Riksani, 2012).
Setelah melahirkan ibu akan mengalami kehilangan berat badan selama hamil sekitar
5-6 kg akibat pengeluaran bayi, plasenta, air ketuban dan darah. Pada saat ini terjadi
penurunan berat badan sebanyak 2-3 kg melalui diuresis, pengeluaran lokia dan involusi
uteri. Tetapi ada sebagian ibu yang masih mengalami kelebihan berat badan sekitar 1,4-2
kg. Penelitian menunjukkan setelah melahirkan, ibu akan mengalami perubahan atau
penurunan berat badan antara 5-11 kg disebabkan proses 3 kelahiran dan memberikan
bayinya ASI eksklusif (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2012).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian menyusui
2. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi ibu untuk menyusui
3. Untuk mengetahui masalah dalam menyusui
4. Untuk mengetahui pola menyusui yang benar
5. Untuk mengetahui posisi menyusui yang benar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Menyusui
Menyusui adalah salah satu komponen dari proses reproduksi yang terdiri
atas haid, konsepsi, kehamilan, persalinan, menyusui, dan penyapihan
(Prawirohardjo, 2009)
Menyusui adalah proses pemberian air susu ibu (asi) kepada bayi sejak lahir
sampai usia 2 tahun.jika bayi di berikan ASI saja sampai usia bulan tanpa
menambahkan dan mengganti dengan makanan atau minuman lainnya merupakan
proses menyusui eksklusi menurut WHO,2010
Menyusui adalah suatu proses alamiah yang besar artinya bagi kesejahteraan
bayi, ibu, dan keluarga. Namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau
menghentikan menyusui lebih dini. Oleh karena itu ibu-ibu memerlukan bantuan agar
proses menyusui lebih berhasil. Banyak alasan yang dikemukakan oleh ibu-ibu yang
tidak menyusui bayinya antara lain tidak memproduksi cukup ASI, bayinya tidak mau
menghisap. Disamping itu cara menyusui yang tidak baik dan tidak benar dapat
menimbulkan gangguan pada putting susu ibu (Marmi, 2012).
1. Bayi harus disusukan terlebih dahulu pada puting yang normal yang lecetnya sedikit.
Untuk menghindari tekanan local pada puting, maka posisi menyusu harus sering
diubah. Untuk puting yang sakit dianjur ka mengurangi frekuensi dan lamanya
menyusui. Untuk menghindari payudara yang bengkak, ASI dikeluarkan dengan
tangan pompa, kemudian diberikan dengan sendok, gelas, dan pipet.
2. Setiap kali selesai menyusui bekas ASI tidak perlu dibersihkan, tetapi diangin-
anginkan sebentar agar melembutkan putting sekaligus sebagaian teriinfeksi. c.
Jangan menggunakan sabun, alkohol, atau zat iritan lainnya untuk membersihkan
payudara.
3. Menyusui lebih sering (8-12 kali dalam 24 jam), sehingga payudara tidak sampai
terlalu penuh dan bayi tidak begitu lapar juga tidak menyusu terlalu rakus.
Pencegahan :
1. Tidak membersihkan putting susu dengan sabun, alkohol, atau zat-zat iritan lainnya.
2. Sebaiknya untuk melepaskan putting dari isapan bayi pada saat bayi selesai menyusu,
tidak dengan memaksa menarik puting, tetapi dengan menekan dagu atau dengan
memasukkan jari kelingking yang bersih ke mulut bayi.
3. Posisi menyusui harus benar, yaitu bayi harus menyusu sampai kekalang payudara
dan menggunakan kedua payudara.
b. Payudara bengkak
Penyebab :
Payudara yang mengalami pembengkakan tersebut sangat sulit disusui oleh bayi,
karena kalang payudara lebih menonjol, putting lebih datar dan sulit diisap oleh bayi
,kulit pada payudara Nampak lebih mengkilap, ibu merasa demam, dan payudara
terasa nyeri. Oleh karena itu, sebelum disusukan pada bayi, ASI harus diperas dengan
tangan atau pompa terlebih dahulu agar payudara lebih lunak, sehingga bayi lebih
mudah menyusu.
Penatalaksanaan :
1. Padawanita yang kurus, gejalanya terlihat dengan jelas dan lunak pada perabaan.
2. Payudara pada daerah yang mengalami penyumbatan terasa nyeri dan bengkak yang
terlokalisir.
Penatalaksanaan :
1. Untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak, dapat dilakukan masase serta kompres
panas dan dingin secara bergantian.
2. Bila payudara masih terasa penuh, ibu dianjurkan untuk mengeluarkan ASI dengan
tangan atau dengan pompa setiap kali selesai menyusui.
3. Ubah-ubah posisi menyusui untuk melancarkan aliran ASI.
Pencegahan :
Penyebab :
1. Payudara bengkak yang tidak disusui secara adekuat, akhirnya terjadi mastitis.
2. Putting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan terjadinya payudara bengkak.
3. Ibu yang dietnya buruk, kurang istirahat, dan anemia akan mudah terkena infeksi.
Gejala :
e. Abses payudara
PENGKAJIAN KELUARGA
HARI / TANGGAL :
JAM :
OLEH :
I. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : ………………………………………………..
2. Alamat : ………………………………………………..
………………………………………………..
………………………………………………..
………………………………………………..
3. Pekerjaan Kepala Keluarga : ………………………………………………..
4. Pendidikan Kepala Keluarga: ……………………………………………..
5. Komposisi Keluarga : ………………………………………………..
N NAMA J HUB. UMUR PEND BC Status Imunisasi
O K DG G Polio DPT Hepat Cam
KET
KK itis pak
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
Genogram :
Tiga generasi
6. Tipe Keluarga :
7. Suku Bangsa :
8. Agama :
9. Status Sosial Ekonomi Keluarga :
V. Fungsi Keluarga
ANALISA DATA
NO DATA (S DAN O) PROBLEM
1 DS :
DO :
Skoring :
1. Tentukan skore untuk setiap criteria
2. skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
Skore x bobot
angka tertinggi
3. Jumlahkan skore untuk semua criteria
INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA
NO DATA DOMAIN DAN DIAGNOSIS NOC NIC TTD
( NURSING OUTCOME ) (NURSING INTERVENTION
CLASSIFICATION )
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KELUARGA
NO HARI/TANG DIAGNOSA KEP. IMPLEMENTASI RESPON HASIL TTD
GAL/JAM KELUARGA
EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA
O :
A :
P :