Anda di halaman 1dari 11

ERHITUNGAN TULANGAN GESER

PERHITUNGAN TULANGAN GESER

Gaya geser umumnya tidak bekerja sendiri, tetapi terjadi bersamaan dengan gaya lentur/momen,
torsi atau normal/aksial. Dari percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa keruntuhan akibat
gaya geser bersifat brittle/getas atau tidak bersifat daktail/liat, sehingga keruntuhannya terjadi
secara tiba-tiba. Hal ini karena kekuatan menahan geser lebih banyak dari kuat tarik dan tekan
beton dibandingkan oleh tulangan gesernya. Pada struktur beton yang menahan momen maka
keruntuhannya bisa diatur apakah akan bersifat daktail atau tidak, tergantung pada jumlah
tulangan yang dipakai.
Besar gaya geser pada balok atau kolom, umumnya bervariasi sepanjang bentang, sehingga
banyaknya tulangan geser pun bervariasi sepanjang bentang.

Ada beberapa sebab retak pada struktur beton, yaitu

 Retak akibat lentur/momen


 Retak akibat geser

Retak-retak ini bila tidak ditahan dengan tulangan akan mengakibatkan keruntuhan, mengingat
sifat beton yang tidak mampu menahan gaya tarik.
Retak akibat lentur ditahan dengan tulangan lentur atau tulangan longitudinal atau memanjang
karena letak retak yang terletak vertikal ke atas. Sedangkan retak akibat geser ditahan oleh
tulangan geser.

PERENCANAAN TULANGAN GESER MENURUT SNI

Tulangan untuk menahan gaya geser biasa dinamakan tulangan geser atau tulangan sengkang
atau tulangan stirrup. Tulangan geser diperlukan untuk menahan gaya tarik arah tegak lurus dari
retak yang diakibatkan oleh gaya geser. Ada berbagai macam cara untuk pemasangan tulangan
geser yaitu :

 Tulangan geser vertikal


 Tulangan geser miring / diagonal
 Tulangan geser spiral
 Tulangan lentur yang dibengkokkan

Retak geser terletak secara diagonal pada badan balok sehingga perletakan tulangan geser yang
paling efektif adalah tulangan geser miring / diagonal tegak lurus arah retak, sehingga tulangan
hanya menahan gaya tarik saja dari gaya retak tersebut, tetapi tentunya dengan cara ini akan
memakan biaya yang besar dan pemasangan yang lebih sulit.
Demikian juga dengan tulangan geser spiral meskipun efektif dalam menahan gaya geser tapi
sulit pemasangan pemasangannya dan sekaligus lebih mahal.
Dalam hal ini yang paling disukai dan paling banyak dipakai dalam perencanaan struktur adalah
tulangan geser vertikal.
Gambar susunan tulangan geser dan lentur
Gambar susunan tulangan geser dan lentur
Pada perencanan tulangan geser dengan desain ultimit bahan maka gaya geser yang terjadi akan
ditahan oleh dua bahan/material yaitu beton dan baja dengan cara dihitung dulu kekuatan atau
kapasitas beton dalam menahan gaya geser yang terjadi kemudian sisanya akan dilimpahkan ke
baja.

PROSEDUR PERHITUNGAN TULANGAN GESER

1. Gaya geser/shear/transversal pada struktur beton


Menghitung gaya geser terfaktor Vu pada sepanjang bentang. Besar Vu adalah sebagai berikut
(bila tidak ada beban gempa):
Vu = 1,2 VD + 1,6 VL
Keterangan :
VD = gaya geser akibat beban mati
VL = gaya geser akibat beban hidup

Dengan diagram gaya geser tersebut dibagi beberapa segmen/bagian sehingga tulangan geser
yang dipakai dapat lebih efektif.
Dari tumpuan ke jarak d dari diagram geser di atas dapat diabaikan karena sejauh d dari tumpuan
gaya geser yang terjadi tidak efektif mengakibatkan kerusakan pada struktur (khususnya balok).
2. Menghitung kekuatan beton menahan geser Vc
Harga Vc berdasar jenis struktur, yaitu sebagai berikut :
a. Untuk kombinasi gaya geser dan lentur (contoh: balok)

Keterangan :
Vc = kemampuan beton menahan geser (N)
f’c = kuat tekan beton (MPa)
ρw = rasio tulangan pada web = As/bwd
Vu = beban geser terfaktor (N)
Mu = beban momen terfaktor (Nmm)
bw = lebar balok (mm)
d = tinggi balok efektif (mm)
Mengingat harga-harga Vu, Mu dan ρw bervariasi sepanjang bentang sehingga akan menyulitkan
untuk menghitungnya, maka persamaan di atas disederhanakan dengan persamaan sebagai
berikut :

b. Untuk kombinasi geser dan aksial tekan/normal (contoh : kolom)

dengan :

Atau dengan persamaan :

dengan :
Nu = beban aksial terfaktor (N)
Ag = luas bruto penampang (mm²)
kedua persamaan di atas tidak perlu lebih besar dari

jadi dipilih yang terkecil di antara persamaan di atas


c. Untuk kombinasi geser dan aksial tarik (contoh : kolom tarik)

Dalam perencanaan/desain ultimit maka kekuatan beton dalam menahan gaya geser ini harus
dikalikan dengan faktor reduksi sebesar 0,75.
3. Memeriksa syarat penampang struktur dengan ketentuan sebagai berikut :

 Bila Vu<0,5 Φ Vc → tidak memerlukan sengkang


 Bila 0,5 Φ Vc<Vu< Φ Vc → gunakan tulangan minimum
 Bila (Vu – Φ Vc)<0,67bwd → hitung Vs
 Bila (Vu – Φ Vc)>0,67bwd → ukuran penampang diperbesar

4. Menghitung sisa gaya geser dari gaya geser kapasitas beton yang harus ditahan oleh
tulangan geser Vs.
Vu ≤ Φ Vn
Vn = Vc+Vs
Vu ≤ Φ Vc+ΦVs
maka Vs = (Vu / Φ) – Vc
5. Menghitung tulangan geser yang diperlukan
Tentukan luas tulangan geser Av dengan luas tulangan yang biasa dipakai di lapangan mis: Φ 6,
Φ 8, D10 atau D16.
Keterangan
Φ = untuk tulangan polos
D = untuk tulangan deformed
Menghitung jarak/spasi tulangan geser s

Keterangan :
fy = tegangan leleh baja tulangan geser (MPa)
6. Bila pada langkah ke 3 menghasilkan 0,5 Φ Vc<Vu< ΦVc maka dapat digunakan tulangan
minimum dengan persamaan sebagai berikut :

JENIS PONDASI UNTUK BANGUNAN RUMAH TINGGAL


JENIS PONDASI UNTUK BANGUNAN RUMAH TINGGAL

1. Tentang pondasi

Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan
meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat
menahannya tanpa terjadinya differential settlement pada sistem strukturnya.

Pondasi merupakan dasar rumah yang harus ada, karena tanpa pondasi rumah tidak akan kuat dan kokoh
sehingga jadi tidak aman jika ditempati. Setiap rumah bisa memerlukan system pondasi yang berbeda-
beda, bergantung pada kondisi tanah dasarnya.

Hal yang mempengaruhi besr kecilnya biaya pembuatan pondasi yaitu galian tanah, (volume dan jenis
tanah) harga bahan, pengangkutan dan upah krja.

Ada beberapa macam jenis pondasi yang bisa digunakan untuk rumah yaitu :

a. Pondasi umpak/setempat
Umumnya dipakai pada bangunan sederhana yang terbuat dari rangka kayu dengan dindin dari papan.
Pondasi umpak terbuat dari bahan-bahan sebagai berikut :
 Pasangan batu yang disusun meningkat
 Pasangan batu kali
 Cor beton tidaak bertulang
 Batu alam yang dibuat menjadi umpak
Untuk lebih jelasnya bisa melihat gambar berikut ini :
b. Pondasi menerus
Pondasi menerus biasa di gunakan untuk pondasi dinding, terutama digunakan pada bangunan rumah
tinggal tidak bertingkat, seluruh beban atap/ beban bangunan umumnya dipikul oleh dinding dan
diteruskan ke tanah melelui pondasi menerus sepanjang dinding bangunan.
Untuk bangunan kecil diatas tanah baik, pondasi menerus dinding setengah bata cukup diletakan pada
kedalaman 60 – 80 cm, sedang konstruksi pondasi cukup dari pasangan batu kali, lebar dasar pondasi
umumnya tidak kurang dari dua setengah kali tebal tembok.
Di atas pondasi batu perlu dipasang balok sloof beton bertulang yang berfungsi sebagai balok pengikat
dan juga dapat meratakan beban dinding.
Untuk dinding yang memikul beban agak berat atau karena daya dukung tanah kecil, digunakan pondasi
jalur pelat beton.
Untuk menambah ketahan bangunan terhadap gempa, pondasi sebaiknya dibuat menerus sekeliling
bangunan tanpa terputus, juga untuk pondasi dinding penyekat dibuat menerus agar lebih kaku/kokoh.

c. Pondasi telapak/setempat
Pondasi Telapak, dibuat dari bahan konstruksi beton bertulang dengan bentuk plat persegi. Pondasi
telapak ini juga disebut dengan voetplat.

2. Jenis Bahan Pondasi

Jenis bahan Pondasi yaitu pasir, semen/pc, dan batu. Pasir dan semen adalah bahan dasar membuat
bangunan sedangkan batu merupakan bahan intinya. Jenis batu yang digunakan adalah batu bulat, batu
belah, batu karang dan batu blondos.

a. Batu Bulat
Batu bulat merupakan bahan yang banyak ditemui hampir disemua daerah di Indonesia. Batu bulat
berasaldaribatu kali/sungai dan gunung.
Cirri-cirinya bentuknya bulay berwarna abu-abu agak kehitaman. Batu bulat yang baik untuk pondasi
adalah yang tidak terlalu besar, cukup keras, bersih dan tidak memperlihatkan tanda-tanda lapuk.
Kelemahan batu bulat ini adalah karena bentuknya bulat menyebabkan tidak akan saling mencengkeram
satu dengan yang lainnya ketika dipasang.
b. Batu Belah
Batu belah berasal dari batu bulat berukuran besar kemudian di pecah menjadi bongkahan-bongkahan
lebih kecil. Batu belah merupakan batu yang sangat baik untuk pondasi menerus dan pondasi umpak.
Batu belah yang baik harus keras, padat bersih dan tidak lapuk.

c. Batu karang
Batu karang berwarna putih atau kuning muda. Batu ini berasal dari laut dan pantai. Batu karang yang
baik mempunyai kepadatan pada patahannya, kuat, keras dan bersih tnpa garis-garis pelapukan. Pada
saat pemasangan batu karang harus dipilih yang sudah dibelah-belah agar satu sama lainya dapat
mengikat.
d. Batu blondos
Batu ini asanya dari batu bulat yaitu dari kali(sungai) dan gunung. Hanya saja bentuknya hanya sekepal
tangan dewasa. Batu ini disebut juga batu kosongan. Batu blondos berwarna hitam dan keabu-abuan.
Dan digunakan untuk lapisan aanstamping pada pondasi menerus dan pondasi setempat(umpak). Batu
blondos yang baik harus kuat,atu blondos yang baik harus kuat,keras, bersih dan tidak lapuk.

Semoga bermanfaat,.......

di Minggu, Juni 30, 2013

Anda mungkin juga menyukai