STKIP ARRAHMANIYAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASR
TAHUN 2009
KONSEP BIMBINGAN KONSELING
PENDAHULUAN
A.LatarBelakang
B.Rumusan Masalah
2. Pengertian Konseling
Menurut bahasa konseling adalah terjemahan dari “counseling”
yang berasal dari kata kerja “to counsel” dalam kata lain berarti “to give
advice” atau memberikan saran dan nasihat atau memberi anjuran kepada
orang lain secara tatap muka (face to face). Dalam bahasa Indonesia,
pengertian konseling juga dikenal dengan istilah penyuluhan. [4]
1. Tujuan umum
Secara garis besar tujuan umum dari bimbingan dan konseling
adalah membantu individu mewujudkan dirinya menjadi jiwa yang lebih
baik. Seperti halnya tujuan umum dari layanan Bimbingan dan Konseling
adalah sesuai dengan tujuan pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) tahun 1989 atau
(UU No. 2/1989), yaitu terwujudnya manusia seutuhnya yang cerdas, yang
beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan yang berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani
dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. (Depdikbud, 1994:5) [6]
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari layanan bimbingan konseling adalah untuk
membantu siswa agar mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi
aspek-aspek antara lain: pribadi, sosial, belajar, dan karir. Bimbingan
pribadi-sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas
perkembangan pribadi-sosial dalam mewujudkan pribadi yang taqwa,
mandiri dan bertanggung jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk
mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan karier
dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.[8]
a. Dalam aspek tugas perkembangan pribadi – sosial layanan Bimbingan
dan Konseling membantu siswa agar :
1) Memiliki kesadaran diri, yaitu menggambarkan penampilan dan
mengenal kekhususan yang ada pada dirinya.
2) Dapat mengembangkan sikap positif, seperti menggambarkan orang-
orang yang mereka senangi.
3) Membuat pilihan secara sehat
4) Mampu menghargai orang lain
5) Memiliki rasa tanggung jawab
6) Mengembangkan ketrampilan hubungan antar pribadi
7) Dapat menyelesaikan konflik
8) Dapat membuat keputusan secara efektif
10. Asas Keahlian; yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-
kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling lainnya hendaknya tenaga yang
benar-benar ahli dalam bimbingan dan konseling. Profesionalitas guru
pembimbing (konselor) harus terwujud baik dalam penyelenggaraaan
jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling dan dalam
penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
11. Asas Alih Tangan Kasus; yaitu asas yang menghendaki agar pihak-
pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan
konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta
didik (klien) kiranya dapat mengalih-tangankan kepada pihak yang lebih
ahli. Guru pembimbing (konselor)dapat menerima alih tangan kasus
dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian pula, sebaliknya
guru pembimbing (konselor), dapat mengalih-tangankan kasus kepada
pihak yang lebih kompeten, baik yang berada di dalam lembaga
sekolah maupun di luar sekolah.
12. Asas Tut Wuri Handayani; yaitu asas yang menghendaki agar
pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat
menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman),
mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan
dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta
didik (klien) untuk maju.
PENUTUP
A. Kesimpulan