Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN MINIRISET

PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN

“ PERBEDAAN SISTEM PENCERNAAN PADA STRUKTUR ORGAN


KELAS ANIMALIA “

OLEH :
SITI HUMAIROH
NIM. 4171141044
BIOLOGI DIK F 2017

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas karunia-Nya yang
telah saya terima untuk menyelesaikan salah satu tagihan tugas mata kuliah Praktikum
Struktur Hewan yaitu Mini riset.
Saya sangat sadar bahwasanya tugas yang saya selesaikan ini banyak memiliki
kekurangan dalam hal apapun. Dengan adanya kekurangan-kekurangan itu, saya sangat
memohon untuk mengkritik tugas saya ini dan saya sangat menerima kritikan beserta saran
untuk penyempurnaan tugas saya ini.
Dengan ini saya akhiri dan saya memohon maaf untuk kekurangan-kekurangan,
Terima kasih.

Medan, 19 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................................................i
Daftar Isi ...............................................................................................................................ii
Daftar Gambar .....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................................1
1.4 Manfaat Penelitian ...........................................................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORITIS .........................................................................................2
BAB III METODE PELAKSANAAN ...............................................................................6
3.1 Waktu dan Tempat ...............................................................................................6
3.2 Alat dan Bahan .....................................................................................................6
3.3 Prosedur Kerja .....................................................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................8
4.1 Hasil .................................................................................................................................8
4.2 Pembahasan......................................................................................................................11
BAB V PENUTUP................................................................................................................15
Kesimpulan ................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................16
LAMPIRAN..........................................................................................................................17

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Anatomi Sistem Pencernaan pada Ikan Mas (Cyprinus carpio) ..........................8
Gambar 2. Anatomi Sistem Pencernaan pada Kodok dan Katak (Bufo Sp. Dan Rana Sp.) ..8
Gambar 3. Anatomi Sistem Pencernaan pada Kadal dan Bunglon
(Mabouya Sp. dan Calotes Sp.) .............................................................................................9
Gambar 4. Anatomi Sistem Pencernaan pada Burung (Columba Sp.) ..................................9
Gambar 5. Anatomi Sistem Pencernaan pada Marmut (Cavia cobaya) ................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hewan adalah makhluk hidup yang dapat bergerak dan melakukan kegiatan hidup tetapi
tidak mampu berfikir (kamus pintar biologi, Tim perkamusan ilmiah citra wahana). Untuk
melakukan kegiatan hewan juga butuh asupan makanan, dan secara tidak langsung hewan juga
mengalami proses pencernaan makanan. (Bambang, 2006)
Pada makhluk hidup tingkat tinggi, terjadi proses pemecahan makanan berbeda-beda. Untuk
makhluk hidup tingkat rendah, proses pemecahan makanan terjadi di dalam sel sebaliknya pada
makhluk hidup tingkat tinggi proses pemecahan makanan terjadi di luar sel. Hal ini
dimungkinkan dengan adanya sistem pencernaan yang tersusun oleh saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan. (Bambang, 2006)
Fungsi utama sistem pencernaan makanan adalah untuk menyederhanakan atau memproses
suatu bahan-bahan makanan yang berguna, sehingga dapat di manfaatkan bagi tubuh. Bila di
tinjau dari prosesnya maka system pencernaan meliputi organ yang berhubungan dengan
pengambilan makanan, mekanismenya dan penyediaan zat-zat makanan serta pengeluaran sisa-
sisa hasil pencernaan keluar dari tubuh. (Bambang, 2006)

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana perbedaan struktur organ pencernaan pada hewan berbagai tingkat kelas
animalia mulai pisces sampai Mamalia?
1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui perbedaan struktur organ pencernaan pada hewan berbagai tingkat kelas
animalia mulai dari pisces sampai mamalia
1.4 Manfaat Penelitian
Dapat mengetahui perbedaan struktur organ pencernaan pada hewan berbagai tingkat
kelas animalia mulai dari pisces sampai mamalia

1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

Struktur pencernaan merupakan sistem organ dalam hewan multisel yang menerima
makanan, mencernanya menjadi energy dan nutrient, serta mengeluarkan sisa proses tersebut
melalui anus. Proses pencernaan makanan ini melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-
kelenjar pencernaan. (Bambang, 2006)
Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada
tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. Pada hewan
invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secara fagositosis
dan secara intrasel, sedangkan pada hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan
yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel. (Nila, 2005)
Organ pencernaan pada hewan vertebrata meliputi saluran pencernaan (tractus digestivus)
dan kelenjar pencernaan (glandula digestoria). Proses pencernaan merupakan suatu proses yang
melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-
organ serta kelenjarnya merupakan kesatuan sistem pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi
memecah bahan-bahan makanan menjadi sari-sari makanan yang siap diserap dalam tubuh.
Struktur pencernaan ini meliputi beberapa tahapan, yaitu tahapan pertama pengolahan makanan
dan tahapan kedua adalah proses perombakan makanan menjadi molekul-molekul yang cukup
kecil sehingga dapat diserap oleh tubuh. Sistem pencernaan makanan pada amfibi hampir sama
dengan ikan, diawali oleh cavum oris. (Bambang, 2006)
A. Sistrem pencernaan Amfibi
Sistem pencernaan makanan pada amfibi hampir sama dengan ikan, diawali oleh cavum
oris. Pada beberapa bagian dari tractus digestoria mempunyai struktur dan ukran yang berbeda.
Mangsa yang berupa hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan akan dibasahi dengan air liur.
Sistem pencernaan amfibi meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Salah satu
binatang amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara
berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi :

1. Rongga mulut. Gigi tumbuh pada rahang atas dan langit-langit. Gigi yang tumbuh di
langit-langit disebut gigi vomer. Setiap kali tanggal, akan tumbuh gigi baru sebagai ganti.

2
Lidah pada katak bercabang dua dan berfungsi sebagai alat penangkap mangsa. Jika ada
serangga, katak menjulurkan lidahnya dan serangga itu akan melekat pada lidah yang
berlendir. Katak tidak begitu banyak mempunyai kelenjar ludah dari cavum oris,
makanan akan melalui pharinx.
2. Esophagus. Berupa saluran pendek (kerongkongan). Esophagus yang menghasilkan
sekresi alkalin (basis) dan mendorong makanan masuk ke dalam ventriculus yang
berfungsi sebagai gudang pencernaan.
3. Ventrikulus (lambung). Berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar.
Bagian muka ventriculus yang besar di sebut cardiac, sedang bagian posterior mengecil
dan berakhir dengan pyloris. Kontraksi dinding otot ventrikulus meremas makanan
menjadi hancur dan dicampur dengan sekresi ventriculus yang mengandung enzim atau
fermen, yang merupakan katalisator. Iap-tiap enzim merubah sekelompok zat makanan
menjadi ikatan-ikatan yang lebih sederhana. Enzim yang dihasilkan oleh ventriculus dan
intestinum terdiri atas : pepsin, tripsin, eripsin dan protein. Disamping itu ventriculus
menghasilkan asam klorida untuk mengasamkan makanan. Gerakan yang menyebabkan
makanan berjalan dalam saluran disebut gerak peristaliis. Lambung katak dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus.
Di dalam lambung makanan dicerna kemudian masuk ke usus halus.
4. Intestinum (usus). Dinding usus mengandung kapiler darah dan di sisi sari-sari makanan
diserap. Dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal (besar). Usus halus meliputi:
duodenum, jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya. Dinding usus halus
mengandung kapiler darah yang berfungsi untuk menyerap sari-sari makanan. Beberapa
penyerapan zat makanan terjadi di ventriculus tapi terutama terjadi di intestinum.
Makanan masuk ke dalam instestinum dari ventriculus melalui klep pyloris.
5. Usus tebal (besar). Berakhir pada rektum dan menuju kloaka
6. Kloaka. Merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran
reproduksi, dan urine. (Sukiya, 2005)

B. Sistem Pencernaan Reptil

3
Sistem pencernaan pada reptil terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Reptile pada umumnya terdiri atas saluran pencernaan dan kelnejar pencernaan. Pada
umumnya reptile adalah karnivora (pemakan daging). Saluran pencernaannya terdiri dari
mulut, kerongkongan, lambung, usus dan kloaka. Dan kelenjar pencernaannya terdiri atas
kelenjar ludah, pancreas dan hati.
1. Rongga Mulut. Mulut yang dapat terbuka lebar memiliki dentes (gigi-gigi) yang
berfungsi untuk keperluan ofensif dan mempertahankan serta mengunyah mangsanya.
Barisan gigi itu dapat dibedakan atas dua deretan .deretan gigi yang conisch (bentuk
kerucut) menempel pada rahang, dan gigi pleurodont, bengkok kearah cavum oris.
Pada palatum (langit-langit) terdapat deretan gigi halus yang disebut dentes palatine.
Rongga mulut Disokong oleh rahang atas dan rahang bawah.
2. Kerongkongan (esophagus) merupakan saluran di belakang rongga mulut yang
menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Di dalam esophagus tidak
terjadi proses pencernaan.
3. Lambung (ventrikulus) yang terdiri aas bagian yang agak bulat yaitu fundus dan agak
kecil yatu piloris. Lambung merupakan tempat penampungan makanan dan
pencernaan makanan berupa saluran pencernaan yang membesar dibelakang
esophagus. Disini makanan baru mengalami proses pencernaan. Pada bagian fundus
pylorus makanan dicerna secara mekanik dan kimia.
4. Intestinum terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus. Dalam
usus halus terjadi proses penyerapan dan sisanya menuju ke rectum, kemudian
diteruskan ke kloaka untuk dibuang. Ukuran usus disesuaikan dengan bentuk
tubuhnya. Kloaka merupakan saluran umum untuk pencernaan, ekskresi dan
reproduksi.
Kelenjar pencernaan, terdiri atas hati dan pancreas. Empedu yang dihasilkan oleh hati
ditampung di dalam kantong yang disebut vesica fellea. Hati tediri dari dualobus yaitu
sinister dan dexter yang berwarna coklat kemerahan. Kantong empedu terletak pada tepi
sebelah kanan hati. Pancreas pada reptile terletak diantaralambung dan duodenum. Pancreas
berbentuk pipih dan berwarna kekuning-kuningan. (Maryati, 2004)
C. Sistem Pencernaan Aves

4
Pada mulut terdapat paruh yang sangat kuat dan berfungsi untuk mengambil
makanan. Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk kedalam rongga mulut lalu
menuju kerongkongan. Bagian bawah kerongkongan membesar berupa kantong yang disebut
tembolok. Kemudian masuk ke lambung kelenjar. Disebut lambung kelenjar karena
dindingnya mengandung kelenjar yang menghasilkan getah lambung yang berfungsi untuk
mencerna makan secara kimiawi. Kemudian makan masuk menuju lambung pengunyah.
Disebut lambung pengunyah karena dindingnya mengandung otot-otot kuat yang berguna
untuk menghancurkan makanan. Didalam hati,empedal sering terdapat batu kecil atau pasir
untuk membantu mencerna makanan secara mekanis. Kemudian, makanan masuk menuju
usus halus. Enzim yang dihasilkan oleh pankreas dan empedu dialirkan kedalam usus halus.
Hasil pencernaan berupa sari-sari makanan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus
halus. Burung mempunyai dua usus buntu yang terletak antara lambung dan usus. Usus buntu
berguna untuk memperluas daerah penyerapan sari makanan. Sisa makanan didorong ke usus
besar kemudian kedalam poros usus (rektum) dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka.
(Sloane, 2003)

5
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1. Waktu dan Tempat


Kegiatan Praktikum dilakukan mulai tanggal 28 Agustus 2019 sampai dengan tanggal 25
September 2019. Di Gedung Laboratorium Biologi Universitas Negeri Medan.

3.2. Alat dan Bahan


3.2.1
No. Nama Alat Jumlah
1. Peralatan bedah 1 buah
(Gunting, Pinset)
2. Bak Parafin 1 buah
3. Silet 1 buah

3.2.2. Bahan
No. Nama Bahan Jumlah
1. Pisces (Cyprinus carpio) 2 ekor
2. Ampibhia (Rana Sp. Dan Bufo Sp.) 1 ekor
3. Reptilia (Maboya multifasciata dan 1 ekor
Calotes Sp. )
4. Aves (Columba livia dan Gallus- 1 ekor
gallus Sp. )
5. Mammalia (Cavia cobaya) 1 ekor
6. Tissue Secukupnya

6
3.3.Prosedur Kerja
 Preparat dibius dengan alkohol 70% atau eter dengan menggunakan kapas
 Setelah preparat pingsan, preparat ditelentangkan di papan bedah
 tangan dan kaki ditusukkan jarum pentul agar tidak bergeser saat proses pembedahan
berlangsung
 pembedahan di mulai dari 0,5 cm di atas anus kemudian gunting kult bagian epidermis
dengan gunting bedah sampai ke atas dada
 setelah selesai buka kulit epidermis dan tusuk menggunakan jarum pentul lalu lakukan
hal yang sama pada kulit dermis
 setelah kulit dermis selesai di gunting buka keluar seperti epidermis dan tusuk dengan
jarum pentul
 amati setiap organ yang terdapat dalam tubuh preparat
 uraikan system pencernaan pada preparat

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
Gambar 1. Anatomi Sistem Pencernaan pada Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Gambar 2. Anatomi Sistem Pencernaan pada Kodok dan Katak


(Bufo Sp. Dan Rana Sp.)

8
Gambar 3. Anatomi Sistem Pencernaan pada Kadal dan Bunglon
(Mabouya Sp. dan Calotes Sp.)

Gambar 4. Anatomi Sistem Pencernaan pada Burung (Columba Sp.)

9
Gambar 5. Anatomi Sistem Pencernaan pada Marmut (Cavia cobaya)

10
4.2 PEMBAHASAN
 Pengamatan Sistem Pencernaan Pada Osteichthyes
Contohnya : Ikan Mas (Cyprinus carpio)
1. Mulut
Bagian terdepan dari mulut adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak berkembang
dan malahan hilang secara total karena digantikan oleh paruh atau rahang.
2. Rongga mulut
Dibagian belakang mulut terdapat ruang yang disebut rongga. Rongga mulut ini
berhubungan langsung dengan segmen faring.
3. Faring
Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mulut, masih ditemukan organ
pengecap, sebagai tempat proses penyaringan makanan.
4. Esophagus
Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung lendir
untuk membantu penelanan makanan.
5. Lambung
Lambung merupakan segmen pencernaaan yang diameternya relative lebih besar bila
dibandingkan dengan organ pencernaan yang lainnya.
6. Usus
Merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan
7. Rectum
Rectum merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung.
8. Kloaka
Kloaka adalah ruang tempat bermuaranya saluran pencernaan dan saluran urogenital.
9. Anus
Anus merupakan ujung dari salura pencernaan (Soedjono, 1996)

11
 Pengamatan Sistem Pencernaan Pada Amfibi
Contoh : Kodok (Bufo Sp.) dan Katak ( Rana Sp.)
1. Rongga mulut. Gigi tumbuh pada rahang atas dan langit-langit. Gigi yang tumbuh
dilangit-langit disebut gigi vomer. Setiap kali tanggal, akan tumbuh gigi baru sebagai
ganti. Lidah pada katak bercabang dua dan berfungsi sebagai alat penangkap mangsa.
2. Esophagus. Berupa saluran pendek (kerongkongan). Esophagus yang menghasilkan
sekresi alkalin (basis) dan mendorong makanan masuk ke dalam ventriculus yang
berfungsi sebagai gudang pencernaan.
3. Ventrikulus (lambung). Berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar.
Bagian muka ventriculus yang besar di sebut cardiac, sedang bagian posterior mengecil
dan berakhir dengan pyloris.
4. Intestinum (usus). Dinding usus mengandung kapiler darah dan di sisi sari-sari makanan
diserap. Dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal (besar). Usus halus meliputi:
duodenum, jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
5. Usus tebal (besar). Berakhir pada rektum dan menuju kloaka
6. Kloaka. Merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran
reproduksi, dan urine.

 Pengamatan Sistem Pencernaan Pada Reptil


Contohnya : Kadal ( Mabouya multifasclata ) dan Bunglon (Calotes Sp.)
1. Rongga Mulut. Mulut yang dapat terbuka lebar memiliki dentes (gigi-gigi) yang
berfungsi untuk keperluan ofensif dan mempertahankan serta mengunyah mangsanya.
Barisan gigi itu dapat dibedakan atas dua deretan.
2. Kerongkongan (esophagus) merupakan saluran di belakang rongga mulut yang
menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung.
3. Lambung (ventrikulus) yang terdiri aas bagian yang agak bulat yaitu fundus dan agak
kecil yatu piloris. Lambung merupakan tempat penampungan makanan dan
pencernaan makanan berupa saluran pencernaan yang membesar dibelakang
esophagus.
4. Intestinum terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus. Dalam

12
usus halus terjadi proses penyerapan dan sisanya menuju ke rectum, kemudian
diteruskan ke kloaka untuk dibuang. Ukuran usus disesuaikan dengan bentuk
tubuhnya.
5. Kloaka merupakan saluran umum untuk pencernaan, ekskresi dan reproduksi.

 Pengamatan Sistem Pencernaan Pada Aves


Contoh : Burung Merpati ( Columba livia ) dan Ayam (Gallus-gallus Sp.)
1. Paruh (Rostrum) berfungsi untuk Mengambil makanan.
2. Rongga mulut (Cavum oris) rahang atas (maxilla) tidak bergigi, tepi luar palatum terdapat
(Crista marginalis), bagian tengah (medial) palatum membentuk penebalan dan terdapat
celah.
3. Kerongkongan (Esophagus) Saluran makanan menuju tembolok (Ingluvies)
4. Lambung kelenjar (Proventriculus) Mencerna makanan secara kimiawi.
5. Lambung pengunyah (Ventriculus) Menghasilkan secret dalam bentuk lembaran-lembaran
keratinoid untuk menghancurkan makanan.
6. Hati (Hepar) Membantu mancerna makanan secara mekanis
7. Usus halus (Intestinum tenue) Tempat pencernaan sari makanan yang diserap oleh kapiler
darah pada dinding usus halus.
8. Usus besar (Intestinum crassum) Berukuran tebal dan berwarna gelap karena terdapat
banyak makanan/saluran sisa makanan ke rectum.
9. Usus buntu (Coeca) Memperluas daerah penyerapan sari makanan.
10. Cloaca : Muara 3 (tiga) saluran,yaitu :Pencernaan usus, Saluran uretra dari ginjal, dan
Saluran kelamin.

 Pengamatan Sistem Pencernaan Pada Mamalia


Contoh : Marmut ( Cavia cobaya )
1. Celah mulut (Rima oris)
Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut
biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan Gigi
(Dentes) berfungsi untuk mengigit dan mengunayah makanan
2. Kerongkongan (Esophagus) menuju ke lambung (Ventriculus)

13
3. Lambung (Ventriculus) Lambung atau ventrikulus berupa suatu kantong yang terletak di
bawah sekat rongga badan. Fungsi lambung secara umum adalah tempat di mana makanan
dicerna dan sejumlah kecil sari-sari makanan diserap.
4. Usus halus (Intestinum tenue) terdiri dari 3 bagian yaitu : duodenum, jejunum, ileum. Bagian
duodenum berbentuk huruf U.
5. Usus buntu (Coecum) berfungsi mencerna selulosa oleh bakteri. Bagian- bagiannya meliputi :
haustra (lekukan keluar), incisura (lekukan kedalam), taenia (tendon berbentuk pita
memanjang). Terdapat pada batas antara usus halus dan usus besar.
6. Usus besar (Intestinum crassum) relative tebal, mendekati anus, Nampak “berbenjol-benjol”
(disebut rectum) karena berisi sisa makanan yang telah berbentuk feses (kotoran).
7. Anus

14
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada
tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. Pada hewan
invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secara fagositosis
dan secara intrasel, sedangkan pada hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan
yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel.

15
DAFTAR PUSTAKA

Bambang. 2006. Biologi untuk SMA Kelas XI. Bandung : Erlangga


Maryati. 2004. Penuntun biologi SMA. Jakarta : Erlangga
Nila. 2005. Vertebrata. Jakarta :UIN Jakarta Press
Soedjono. 1996. Biologi. Bandung : Erlangga
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC
Sukiya. 2005 . Biologi Vertebrata. Malang : UM Press

16
LAMPIRAN
Kelas Osteichthyes (Cyprinus carpio )

kelas Amphibia (Rana sp dan Bufo sp)

Kelas Reptilia (Mabouya sp dan Calotes sp)

17
Kelas Aves ( Gallus-gallus spdan Columba livia)

Kelas Mamalia (Cavia cobaya)

18
19

Anda mungkin juga menyukai