Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN PELAYANAN KEBIDANAN DAN KONSEP


BIDAN PROFESIONAL

Disusun untuk memenuhi mata kuliah Praktik Profesionalisme Dalam Kebidanan I


Indrie Lutfiana, SST.,MH

Di susun oleh :
1. Ni Ketut Juliawati 19089153053
2. Ni Wayan Putri Mahayani 19089153054
3. Ni Komang Susiana 19089153055
4. Made Rini 19089153061
5. Luh Putu Sri Mulyasih 19089153065
6. Ni Komang Suminiati 19089153066
7. Leti Fuji Lestari 19089153072
8. Putu Desi Sagitariana 19089153073
9. I Gusti Ayu Nyoman Nia Paramita 19089153074
10. Sita Aryanti Harsono 19089153075

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG


JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Praktik
Profesionalisme Dalam Kebidanan I ini dengan judul “Sejarah Perkembangan
Pelayanan Kebidanan Dan Konsep Bidan Profesional” tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu metode pembelajaran bagi
mahasiswa-mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng.
Kami sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan tentunya sadar akan segala
kekurangan dalam pembuatan makalah ini dan kami akan sangat bangga apabila
makalah yang kami susun ini mendapatkan saran maupun kritik yang bersifat
membangun. Tidak lupa kami haturkan permohonan maaf apabila makalah yang kami
buat terdapat suatu kesalahan.
Kami sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
tersusunnya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi para pembaca.

Buleleng , 20 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ......................................................................................1


B. Rumusan masalah .................................................................................2
C. Tujuan penulisan....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Bidan Sebagai Profesi Didalam Negeri...........3


B. Sejarah Perkembangan Bidan Sebagai Profesi Diluar Negeri...............5
1. Zaman Kuno (Sebelum Masehi).....................................................5
2. Zaman Pertengahan (1-1500 Masehi) ............................................6
3. Zaman Kebangkitan (1500-1700 Masehi) ......................................8
4. Sebelum Abad Ke-20 (1700 – 1900) ..............................................9
C. Pelopor-Pelopor Yang Berjasa Dalam Perkembangan Kebidanan .......10
D. Definisi Profesionalisme .......................................................................16
E. Syarat Menjadi Bidan Profesional ........................................................17
F. Perilaku Profesional Bidan ...................................................................18
G. Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai Bidan Yang Professional .....19
H. Mengetahui Pengembangan Bidan Professional Dalam Memberi Asuhan20

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...........................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ketika seorang ibu melahirkan, ia akan mencari dan mendapatkan bantuan
atau pertolongan dari orang lain, untuk melahirkan bayinya. Pada suatu waktu
yang entah kapan pada evolusi budaya atau adat, beberapa wanita terpanggil
menjadi wanita yang luhur bijaksana menjadi dukun bayi. Demikianlah profesi
kebidanan mulai ada didunia ini. Sepanjang catatan para ahli sejarah, kebidanan
yang dahulu dilakukan oleh para dukun bayi, sungguh merupakan suatu peran
sosial.
Pemerintah melihat adanya peningkatan kebidanan dengan pemberian asuhan
yang bermanfaat. Shearman Repart (NSWI, 1989) telah menemukan cara awal
untuk mengatur strategi perawatan yang berkesinambungan. Having a baby in
Victoria (Depkes Victoria, 1990) melaporkan sebuah review pelayanan kesehatan
di Victoria yang dibutuhkan pada orientasi pelayanan kesehatan pada awal dan
keluarga. Maksudnya pemeliharaan kesehatan yang lebih baik. "perawatan efektif
pada kelahiran" CNH dan MRC, 1996 menyimpulkan bahwa perawatan yang
berkesinambungan akan menjadi tujuan perawatan ibu.
Kita telah memasuki era globalisasi. Di era globalisasi ini, dunia terasa
tanpa batas sehingga mengakibatkan terjadinya banjir informasi. Begitu juga
dengan pelayanan kesehatan yang semakin maju dengan datangnya modal-modal
asing, rumah sakit asing, maupun tenaga asing. Bidan merupakan suatu profesi
dinamis yang harus mengikuti perkembangan di era ini. Oleh karena itu bidan
harus berpartisipasi mengembangkan diri mengikuti permainan global. Partisipasi
ini dalam bentuk peran aktif bidan dalam meningkatkan kualitas pelayanan,
pendidikan dan organisasi profesi. Profesionalisme berarti memiliki sifat
profesional / ahli secara popular seorang pekerja apapun sering dikatakan
profesional, seorang profesional dalam bahasa keseharian adalah seorang pekerja
yang terampil atau cakap dalam kerjanya biarpun keterampilan tersebut produk
dari fungsi minat dan belajar dari kebiasaan.

1
2

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah sejarah perkembangan bidan sebagai profesi didalam
negeri?
2. Bagaimanakah sejarah perkembangan bidan sebagai profesi dilua negeri?
3. Bagaimana definisi profesionalisme seorang bidan?
4. Apa syarat bidan profesional?
5. Bagaimana perilaku bidan profesional?
6. Bagaimana upaya untuk mencapai bidan yang profesional?
7. Bagaimana pengembangan bidan profesional dalam memberikan asuhan?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan bidan sebagai profesi didalam


negeri
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan bidan sebagai profesi diluar
negeri
3. Untuk mengetahui definisi profesionalisme seorang bidan
4. Untuk mengetahui syarat bidan professional
5. Untuk mengetahui perilaku bidan professional
6. Untuk mengetahui upaya untuk mencapai bidan yang professional
7. Untuk mengetahui pengembangan bidan profesional dalam memberikan
asuhan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Bidan sebagai Profesi didalam negeri


Sejarah menunjukan bahwa kebidanan merupakan salah satu profesi
tertua didunia sejak adanya peradaban manusia. Profesi ini telah mendudukan
peran dan posisi bidan menjadi terhormat.
Bidan juga merupakan profesi yang diakui secara nasional dan
internasional, dimana bidan lahir sebagai wanita terpercaya dalam
mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Untuk melaksanakan
tugasnya, bidan harus melalui pendidikan formal, mempunyai sistem
pelayanan, kode etik dan etika kebidanan dalam melaksanakan atau
mengerjakan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya secara profesional,
sehingga semua orang tidak dapat disebut menjadi bidan. Oleh karena itu,
perlu diperjelas batasan atau profesi seorang bidan sehingga tidak ada
penyelewengan dan penyimpangan sehingga perlu dibatasi tentang kebidanan
sebagai suatu profesi.
Untuk mendukung hal tersebut diatas maka pada tahun 2002 pemerintah
mengeluarkan Kepmenkes RI No.900 Tahun 2002 tentang registrasi dan
praktik bidan mengantikan Peraturan Menteri Kesehatan NO.572 Tahun 1996.
Kemenkes ini memberikan tanggung jawab dan otonomi yang lebih luas
kepada bidan dalam meningkatkan pelayanan bidan dalam perlindungan baik
terhadap bidan maupun masyarakat.
Pada perkembangan profesi bidan di Indonesia ini, diperoleh data bahwa
angka kematian ibu dan angka kematian bayi sangat tinggi pada zaman
pemerintah Hindia Belanda. Tenaga penolong persalinan saat itu masih
dilakukan oleh dukun. Pada tahun 1807, Gubernur Jenderal Hendrik William
Deandels, melatih dukun dalam pertolongan persalinan. Akan tetapi hal
tersebut tidak berlangsung lama karena tidak ada pelatihan kebidanan.
Pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan hanya diperuntukan
oleh orang-orang Belanda yang berada di Indonesia. Pada tahun 1849, dibuka
Pendidikan Dokter Jawa di Batavia (di RS Militer Belanda ; sekarang RSPAD

3
4

Gatot Soebroto). Seiring dengan dibukanya pendidikan dokter tersebut, pada


tahun 1851 dibuka Pendidikan Bidan bagi wanita pribumi di Batavia oleh
dokter militer Belanda (Dr. W Bosch), lulusan ini bekerja di Rumah Sakit dan
juga di masyarakat. Mulai saat itu pelayanan kesehatan ibu dan anak
dilakukan oleh dukun dan bidan.
Tahun 1952, diadakan pelatihan bidan secara formal agar dapat
meningkatkan kualitas pertolongan persalinan. Setahun kemudian, diadakan
kursus tambahan bidan (KTB) di Yogyakarta, lalu berdirilah BKIA. Kegiatan
BKIA : pelayanan antenatal, post natal, pemeriksaan bayi dan anak termasuk
immunisasi dan penyuluhan gizi. Pada tahun 1957, BKIA menjadi
Puskesmas. Kegiatan Puskesmas terdiri atas kegiatan di dalam gedung dan di
luar gedung. Di tahun 1990 pelayanan kebidanan merata dan semakin dekat
dengan kebutuhan masyarakat.
Kebijakan ini melalui intstruksi presiden secara lisan pada siding kabinet
tahun 1992 tentang perlunya mendidik bidan untuk penempatan bidan di desa.
Adapun tugas pokok bidan di desa adalah pelaksana KIA (ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir), termasuk pembinaan dukun bayi, serta
pelayanan keluarga berencana.
Adapun peraturan dan perundangan yang mendukung keberadaan profesi
bidan yaitu sebagai berikut :
1. Keputusan Presiden No.23 Tahun 1994 Tentang Pengangkatan Bidan
sebagai Pegawai Tidak Tetap selama masa bakti.
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI, No.871/Menkes/SK/VIII/1994
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengangkatan Bidan sebagai
Pegawai Tidak Tetap.
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.572 Tahun 1996, 4 Juni 1996
Tentang Registrasi dan Praktik Bidan
4. Keputusan Dirjend Binkesmas No.1506/BMD/DJ/BH/X/97 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menkes No.572/Menkes/Per/VI/1996
Tentang Registrasi dan Praktik Bidan.
5

B. Sejarah Perkembangan Bidan sebagai Profesi diluar negeri

1. Zaman Kuno (Sebelum Masehi)


Catatan paling awal keberadaan manusia berisi tentang fakta adanya
pembantu kelahiran. Pembantunya berasal dari keluarga atau di luar keluarga
yang mempunyai pengalaman dalam kelahiran. Hal inilah yang
memungkinkan pertama kalinya mempelopori adanya bidan.mereka tidak
menetapkan bayaran tetapi mendapatkan hadiah. Menurut adat istiadatnya
atau kebudayaan wanita yang boleh menolong persalinan adalah wanita yang
sudah melahirkan, tidak boleh laki-laki hadir adanya acara ritual tertentu
sebelum, selama, sesudah persalinan.
Pada zaman ini praktek-praktek kebidanan yang tradisional mungkin bisa
menolong, meskipun tidak sesuai dengan dasar-dasar ilmiah
a. Bangsa Mesir
Setelah kebidanan pertama kali dikenal didirikan di Mesir, dimana
kebidanan itu adalah suatu hal yang paling mulia, dan diberkahi oleh
dewa.bidang-bidangnya terlatih dengan baik dan memiliki
pengetahuan Anatomi Fisiologi, memiliki aturan-aturan dalam
memimpin persalinan dan merawat bayi lahir.
Mereka mempunyai undang-undang dalam mengontrol praktek
mereka dan harus memanggil asisten dari tabib konsultan bila ada
masalah selama persalinan. Bidan juga telah melakukan lirkumsisi
pada bayi.
b. Bangsa Yahudi
Pertolongan persalinan di bangsa Yahudi banyak mencontoh pada
bangsa Mesir, hal ini dibuktikan pada pengobatan dan pendidikan
kebidanan yang didapatkan dari bangsa Mesir. Hyigiene merupakan
hal yang paling utama dalam menolong persalinan, temasuk
didalamnya merangsang persalinan dengan bantuan mantra-mantra.
Perawatan neonatus bangsa Yahudi meliputi memotong tali pusat,
memandikan bayi, menggosok badan bayi dengan garam dan
6

membungkusnya dengan bedongan. Bidan-bidan di Yahudi telah


mendapatkan bayaran atas jasanya.
c. Bangsa Yunani
Bangsa Yunani telah ada bidan yang dapat menolong persalinan,
meraka harus telah mempunyai anak sendiri mereka biasanya dibayar
atas pelayanan yang telah diberikan dan undang-undang yang keras
mengontrol praktek mereka.
Hipocrates sebagai bapak pengobatan pada zaman telah merubah
pandangan-pandangan selama dalam kebidanan, kasus pertama yang
ditemukan olehnya adalah kematian akibat demam Puerperalis.
Aristoteles mengajarkan pengaruh-pengaruh praktek kebidanan selama
hampir 2000 tahun.
d. Bangsa Roma
Ilmu kebidanan pada bangsa Roma berasal dari negeri Yunani
melalui Mesir, ada 2 jenis bidan di Roma yaitu:
1) Bidan yang ahli dibidangnya : mereka di hargai sebagai pemimpin
tim dari ahli obstetri, yang biasanya mereka melakukan praktek
sendiri.
2) Bidan yang berstatus rendah : bidan ini sederajat dengan
pembantu persalinan tradisional.

2. Zaman Pertengahan (1 – 1500 Masehi)


Pada zaman ini kemajuan perkembangan kebidanan seiring dengan
penyebaran agama Keristen, pengetahuan obstetric membuat beberapa
penemuan dua kebutuhan akan bidan untuk dididik telah diakui.
Kebidanan masih dipraktekkan secara utuh oleh wanita biasa.
a. Roma
Pada masa ini ada 2 orang bangsa Roma dalam kebidanan yaitu :
1) Soranus
Ia merupakan spesialis obgyin pertama kali dia menulis buku
kabidanan untuk pertama kalinya dan dia juga yang
menggambarkan kualitas atau syarat seorang bidan yang
7

profesional. Beliau yang pertama kali yang menguraikan tentang


Versi Podalic.
b. Galen
Beliau juga menulis tentang beberapa obstetri Gynekologi.
Galen menguraikan bagaimana bidan mengukur pembukaan servix
dengan menggunakan jari mereka dan penggunaan kursi untuk
melahirkan selama zaman ini seorang bidan bernama Cleopatra
menulis karangan tentang kebidanan. Bidan lainnya seperti Aspasia
dikenal baik oleh karena dia memiliki banyak keterampilan dalam
kelahiran bayi diantaranya adalah Versi Podalic, managemen
distocia, dan kontrasepsi.
c. Salerno
Seorang dokter perempuan bernama Trotula yang berasal dari
Sekolah Kedokteran terkenal di negeri ini, menulis sebuah karangan
Gynekologi dan Kebidanan di mana ia menjelaskan penanganan
emergensi bagi bidan dalam penatalaksanaan Retensio Placenta,
Perawatan Nifas, Pemeriksaan Bayi Baru Lahir.
Ia juga menjelaskan pentingnya seorang bidan memiliki
kepercayaan dan pendekatan etis dalam pekerjaannya. Trotula juga
orang yang pertama kali berusaha memperbaiki Laseri Parineum
derajad tiga.
d. Kerajaan Byzantine
Ini meliputi sebagian besar negara-negara di Eropa timur dengan
ibu kotanya Konstantinopel, selama abad 12 rumah sakit kebidanan
pertama kali ditemukan di sini Paulus of Aegina merupakan bidan
yang pertama kali di zaman ini.
e. Arabia
Kedua dokter Arab, Rhazes dan Avicenna menjelaskan procedur
kebidanan tentang penggunaan lastumen untuk persalinan,
nampaknya disinilah pertama kalinya digunakan instrumen obstetri.
Karena kepercayaan agama menyatakan kebidanan sebagian besar
secara keseluruhan berada di tangan wanita.
8

3. Zaman Kebangkitan (1500-1700 Masehi)


Pada abad ke-12 sedikit kemajuan telah dibuat dalam hal kebidanan
sampai abad ke-16. pengetahuan tentang Anatomi Fisiologi telah maju
dengan pesat melalui jasa beberapa orang seperti Leonard de Vinci,
Gabriello Fallopio of Italy dan Andreas Vesallius of Belgium.
a. Prancis
Ambroise Pare adalah seorang ahli bedah yang memberikan
konstribusi dalam bidang kebidanan dan Gynekologi, dia yang
memperkenalkan kembali tentang Versi Podalic dan juga Perintis
Sekolah Kebidanan pertama di Prancis. Francois Mauriceau, dialah
orang yang pertama kali menguraikan tentang kehamilan tuba,
presentasi muka dan menjelaskan tentang induksi pembedahan.
Beliau memberikan deskripsi yang jelas tentang mekanisme
persalinan dan beliaupun terkenal oleh karena persalinan wanita
ditempat tidur sementara dengan berupa bangku yang tidak
bersandar untuk melahirkan. Louyse Bourgeois, beliau yang pertama
kali mempublikasikan buku obstetric. Marie Louise Duge, beliau
bidan yang pertama kali meneliti tentang kelahiran bayi melalui
penyimpangan catatan dan data statistik dari 40.000 wanita yang dia
hadiri kelahirannya.
b. Inggris
William Harvey : Yang menguraikan sirkulasi darah pada tahun
1616, dikenal sebagai bapak kebidanan di Inggris beliau mencatat
perkembangan embrio dan fetus dari seluruh tahap.
William Chamberlen : Beliau mempunyai anak yang bernama Peter
yang mungkin Forceps Obstetri yang terkenal, dimana telah
digunakan oleh keluarga Chamberlen scr diam-diam selamam 3
generasi.
William Smellie : Beliau seorang dokter dan memperdalami
ilmu pemasangan cunam dengan keterangan yang lengkap, ukuran-
ukuran pinggul, perbedaan pinggul sempit dan pinggul biasa.
c. Jerman
9

Justine Slegemudin (1645) adalah bidan pertama di Jerman. Dia ada-


lah bidan di kota Ligenit 2 kemudian bekerja sebagai bidan
dikerajaan Prussia, dia bekerja sebagai ilmuan dan mempunyai
dokumen lengkap. Tahun 1690 menerbitkan buku pegangan.
d. Swiss
Operasi seksio secarea pertama kali berhasil pada wanita hidup pada
tahun 1500, ketika dokter bedah hewan Swiss Jacob Nuter
melakukan operasi untuk melahirkan anak mereka. Istrinya dapat
bertahan hidup samapi usi 77 tahun.
e. Belanda
Hendrick Van Roonhuyze (1622 - ?). yang mempromosikan seksio
secarea dan Hendrick Van Deventer (1651-1724) yang
menggambarkan banyak kelainan punggul keduanya memberikan
kontribusi yang sangat penting pada pelayanan kebidanan dan telah
mempublikasikannya di Belanda. Mereka juga mendirikan organisasi
profesi.

4. Sebelum Abad ke-20 (1700 – 1900)


Dua abad sebelum abad ke-20 telah menghasilkan banyak penemuan
besar yang sangat berpengaruh terhadap praktek kebidanan yang
membawa banyak orang-orang kedokteran kedalam kebidanan.
a. William Smellle of Scotland (1697 – 1763) adalah salah satu ahli
obstetric yang berpengaruh pada adab 18 ditenemukan forseps sesuai
dengan ukuran panggul.
b. Josep Lister dari Inggris 1827 – 1912, dia disebut bapak antik sepsis.
c. Louis Pastur 1822 – 1895, pelopor mikrobiologi pelopor
d. William James Morton dari Amerika 1846 – 1920 anestesi.
e. James Young Simpson dari Scotlandia, 1811 – 1870, mengenalkan
anestesi umum dalam kebidanan.
f. Dr. James Lloyld (1728 – 1810)
g. Dr. William Shippen (1736 – 1808), beliau seorang tokoh di AS yang
mengembangkan kebidanan, beliau mendirikan kursus kebidanan di
10

Philadelphia gazette, sehingga masih banyak menaruh minat pria


maupun wanita.
h. Dr. Samuel Bard (1742 – 1821), beliau menulis buku kebidanan
yang isinya moderen, yaitu : cara mengukur congurata diagonalis,
kelainan-kelaianan panggul, dan melarang pemeriksaan dalam
apabila tidak ada indukasi menasehatkan jangan menarik tali pusat
untuk mencegah terjadinya Invertio Uteri, mengajarkan letak muka
dapat lahir spontan. Melarang pemakaian cunam yang berulang-
ulang karena akan banyak menimbulkan kerugian.
i. Dr. Walter Channing (1786 – 1876), belia diangkat sebagai Profesor
kebidanan disekolah kedokteran Harvard.

C. Pelopor-Pelopor yang Berjasa dalam Perkembangan Kebidanan


Sejarah menunjukkan bahwa kebidanan merupakan salah satu profesi
tertua didunia sejak adanya peradaban utama manusia, ini terlihat banyaknya
pelopor-pelopor yang berjasa dalam perkembangan kebidanan, antara lain :
1. Hipocrates (460 – 370 Sebelum Masehi)
Selama hidupnya beliau menaruh perhatian besar terhadap perawatan dan
pengobatan sehingga beliau dijuluki sebagai bapak pengobatan. Selain itu
beliau menaruh minat pula terhadap kebidanan; menganjurkan agar wanita
yang sedang bersalin ditolong dengan dasar perikemanusiaan dan
menganjurkan pula agar wanita yang bersalin mendapatkan perawatan
yang selayaknya.
2. Soranus (98 – 138 Sesudah Masehi)
Beliau dijuluki sebagai bapak kebidanan karena beliaulah yang pertama
kali menaruh minat terhadap kebidanan sesudah masa Hipocrates. Soranus
juga menulis buku yang merupakan bukupelajaran, bagi bidan-bidan diberi
judul Katekimus bagi bidan-bidan Roma.
3. Guru-guru besar dari Itali
Pada abad ke XV pengobatan mulai maju lagi terutama mengenai
Anatomi dan Fisiologi tubuh manusia. Guru-guru besar Itali yang terkenal
dan banyak berjasa ialah:
11

a. Vesalius
b. Fabricus
c. Eustachius yang menemukan taba Eustachius
d. Fallopius yang menemukan tuba Fallopius
e. Arantius yang menemukan ductus Arentil. Juga salah seorang murid
yang ulung dari guru besar ini adalah William Harvey (1578 – 1657)
ia menyelidiki tentang fisiologi plasenta serta selaputnya.
4. Perkembangan di Prancis
Tokoh yang membawa perkembangan kebidanan di Prancis adalah
:Ambrobe Pare (1510 – 1590) Beliau telah membawa kemajuan kebidanan
di Prancis ini terbukti dengan penemuannya tentang Versi Podali.
5. Perkembangan di Amerika Serikat
Dulu di AS persalinan ditolong oleh dukun-dukun beranak yang tidak
berpendidikan setelah mendengar perkembangan di Inggris serta
mendengar pekerjaan William Smellie dan William Hunter. Beberapa
orang AS terpengaruh untuk memperdalami kebidanan, a.l :
6. Inggris
Tahun 1864 sekolah wanita kebidanan dibuka dilondon, Florance
Nightisale sebagai pelopor pelatih bidan. Tahun 1862 ia membentuk
pelatihan kebidanan bekerja sama dengan king’s collage hospital.Tahun
1869 para ahli kebidanan di London menemukan laporan yang penyebab
kematian bayi, salah satu pemecahannya adalah dengan mengadakan
panitia ujian, jadi para para bidan di test dan digelari diploama. Paniti
ujuan bidan telah dibentuk dan pertama kali diadakan tahun 1872 dengan
6 calon pendaftaran ujian dan pelatihan ini secara sukarela dan diploma
tidak diakui oleh pemerintah. Syarat ujian untuk London Obstetrical
adalah :
a. Surat kelakuan baik
b. Usia antara 20 – 30 tahun
c. Terbukti pernah dapat mendapatkan minimal 25 kasus dibawah
bimbingan pegawai dengan nilai memuaskan.
12

d. Membunyai bukti bimbingan dan dibenarkan dosen. Mengikuti ujian


tulis dan lisan.
Tahun 1881 Midwife Institut didirikan dengan tujuan agar bidan dapat
diakui pemerintah ini diajukan pada sidang parlemen tahun 1890 namun
tidak berhasil. Mr. Heyeood Johnstone mengenalkannya kembali pada
tahun 1908, dan kemudian 31 Juli 1902 kerajaan mengakuinya. 1949
diadakan perekrutan bidan dan membuat rekomendasi bidan serta guru
bidan.
Dari sejarah terjadinya medikalisasi wanita di Inggris menuntut haknya
dalam natural child birth, untuk itu bidan bangkit. Dalam praktek
pelayanan kebidanan lebih berorientsi pada wanita, otonomi bidan
mandiri. Dalam perkembangan kebidanan ( natural child birth muncul
istilah Hydro Therapy, Water Bath, aroma therapy,m usic Therapy,
Refleksi, Acupuntur ).
Pendidikan Kebidanan :
1) Direct Entry, SMU + 3 tahun pendidikan bidan
2) Nurse + 18 bulan pendidikan bidan
Mayorita bidan lulusan diploma dan advence diploma. Setelah tahun
1995 Univrsitas Bachelor membuka pendidikan bidan dari SMU +
3 tahun sampai 4 tahun hingga ada pendidikan S2.
Untuk akreditasi 5 kali studi perhari dalam 3 tahun dan mendapatkan
sertifikat, critical analisis, Reflektion, Evluation, Find Evidence.
Laporan projek 2000 telah menyatukan bahwa pendidikan program
bidan selama tiga bulan. Program dasar kebidanan baik diploma maupun
yang seikat dengannya, banyak bidan yang memilih untuk melanjutkan
pendidikannya sampai mendapat gelar master dan PHD.
7. Amerika
Tahun 1765 pendidikan formal untuk bidan dibuka tetapi banyak
yang tidak menyetujuinya, mereka berpendapat bahwa secara emosi dan
intelektual wanita tidak dapat belajar dan menetapkan obstetric. Tahun
1955 American Collage of Nurse – Midwine (ACNM) dibuka, 1971 di
Tenesse bidan menolong persalinan mandiri di institusi kesehatan. Tahun
13

1980 an ACNM membuat pedoman dalam hemobinth. 1980 tegaksasi


praktek professional bidan, 1982 MANA (Midwine Allance of North
American) dibentuk untuk meningkatkan komunikasi antara bidan serta
membuat peraturan bagi dasar kompetensi untuk melindungi bidan.
8. Australia
Florance Nightingale adalah pelopor kebidanan dan keperawatan
yang mulai dengan tradisi dan latihan-latihan pada abad 19 pendidikan
bidan pertama kali di Australia tahun 1862 dengan lulusan dibekali
dengan pengetahuan teori dan praktek.
Pendidikan diploma kebidanan dimulai tahun 1893, sejak tahun 1899
hanya bidan sekaligus perawat yang terlatih yang boleh bekerja dirumah
sakit. Sejak 10 tahun terakhir pendidikan bidan di Australia mengalami
perkembangan yang pesat. Dasar pendidikan tradisional hospital base
program berubah menjadi tentiary course of studies menyesuaikan
kebutuhan masyarakat.
Keberadan bidan di Australia hampir sama dengan keberadaan bidan
di AS. Bidan di Australia didasari pengaruh teknik medical
( pengobatan ) dimana kemandirian bidan masih menurun. Ini terlihat
dengan adanya pertolongan persalinan dibeberapa negara bagian yang
tidak ditolong oleh bidan sehingga di Australia banyak bidaan hanya
membantu mendapingi pertolongan persalinan. Pendidikan bidan di
Australia dimulai dari perawat setelah itu mereka melanjutkan ke S1 + S2
kebidanan.
9. Netherland
Persalinan di Netherland tahun 1988, 80 % ditolong bidan di rumah dan
20 % di RS. DiNetherland bidan praktek mandiri melakukan pelayanan
kebidanan dikomunitas sehingga kondisi kesehatan ibu baik. Dengan
pendidikan bidan selama 3 tahun ( direct Entry ) dan 4 tahun.
Kemandirian bidan masih rendah, persalinan banyak dilakukan di RS.
Bidan bekerja sebagai perawat obsgyn, ahli obsgyn melakukan
segalanya. Setelah melihat negara Eropa pendidikan bidan direct entry
mulai berkembang.
14

10. Jerman
Kemandirian bidan masih rendah, persalinan banyak ditolong dan
dilakukan di RS. Bidan bekerja sebagai perawat obstetric, ahli obstetry
melakukan segalanya. Setelah melihat negara Eropa pendidikan
bidan direct entry mulai berkembang.
11. Moscow ( Rusia )
Di Moscow sangat sulit dibedakan antara obstetric dengan
bidan/midwife. Ini terlihat dari konsep bidan yang saangat independen
yaitu tidak tergantung pada asuhan prenatal, intranatal & postnatal.
Sehingga pelayanan kebidanan dinegara ini tidaak memuaskan.
12. Bangladesh
Di India bidan dikategorikan dari pengalamannya:
a. Penolong persalinan kelas atas ( 5 – 10 persalinan / tahun )
b. Penolong persalinan pendidikannya tidak tinggi tetapi banyak
pengalamannya 10– 20 persalinan / bulan
c. Penolong persalinan professional ( nurse midwifes )
Pendidikan di Bangladesh dimulai dari 3 tahun perawat + 1 tahun
bidan, dan 4 tahun bidan dari SMP.
Adapun tahap pendidikan orientasi belajar mandiri yang dianut di
Bangladesh:
Tahun 1 : Fungsi manusia sehat & social budaya
Tahun 2 : Pencegahan penyakit & Kesehatan keluarga
Tahun 3 : Rehabilitasi
Tahun 4 : Ilmu Kebidanan
13. Jordania
Pandangan masyarakat tentang bidan lebih diterima dibanding dengan
barat. Pada tahun 1950 berdasarkan prinsip medical persalinan ditolong
oleh dokter:
a. 78 % persalinan MOH center
b. 50 % Private Gp ( jarang didampingi bidan )
Bidan jordania sebanyak 460 bidan :
1) 183 kerja di MOH sebagai asisten dokter
15

2) 109 Private sector tidak menolong persalinan


3) 166 Medical Institute Hospital
Pendidikan bidan Jordania selama 27 bulan dasarnya Diploma yaitu
tahun I Keperawatan dan tahun II Kebidanan. Kondisi
masyarakat IGNORE terhadap kemampuan seharusnya.
14. Malaysia
Pendidikan bidan di Malaysia SMP + juru rawat ( 1 tahun bidan ).
Program kebidanan di desa di Malaysia berorientasi pada skill dan mutu
pelayanan, sehingga dengan adanya bidan di Malaysia dapat menurunkan
angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
15. Jepang
Sekolah bidan tahun 1912. Regulasi untuk seleksi dan lisensi tahun 1899.
Pelayanan sudah ada sejak perang dunia II, pendidikan bidan didirikan
oleh obsgyn sehingga lulusannya adalah perawat obstetri yang membantu
dokter obsgyn dalam pertolongan persalinan. Pelayanan kebidanan di
bawah pengaruh medikalisasi, dimana pelayanan kebidanannya
berorientasi pada RS.
Pendidikan bidan 3 tahun perawat usia saat masuk minimal 20 tahun +
minimal 6 bulan – 1 tahun di Universitas 8 – 12 SKS: 15 jam teori, 30 jam
lab dan 45 jam praktek bertujuan untuk perawata ibu dan anak. Kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kebidanan, sehubungan dengan peningkatan
aborsi diremaja.Tahun 1987 peran bidan kembali dan tahun 1989
berorientasi pada siklus kehidupaan wanita mulai dari pubertas sampai
klimakterium serta kembali ke persalinan normal.
Pada tahun 1987 pendidikan bidan dibawah pengawas obstetri,
kurikulum yang dipakai tidak ada ilmu psikologi, ilmu biologi dan ilmu
social. Akhirnya bidan diluluskan tidak ramah dan tidak menolong
persalinan. Setelah melihat kondisi di negara Inggris, di Jepang melakukan
peningkatan pelayanan dan pendidikan bidan serta mulai menata dan
merubah situasi.
16. New Zeland dan Canada
16

Pada tahun 1900 terjadi perubahan kewenangan bidan yaitu ke arah


medikalisasi kehamilan, persalinan dilakukan di Rumah Sakit dan
persalinan dilakukan oleh dokter, bidan hanya sebagai asisten dokter.
Dengan keadaan yang demikian kondisi kesehatan ibu buruk, pelayanan
kebidanan buruk, wanita tidak puas karena tidak merasa lagi sentuhan
persalinan dari seorang bidan, sehingga masyarakat menuntut
dikembalikan lagi ke Filosofi Natural Childbirth yaitu Bidan sebagai
pelindung situasi normal. Bidan kembali mengambil alih dan dokter tidak
boleh intervensi.
Pada tahun 1980 wanita dan bidan sebagai partner ship, bidan
melakukan independen dimana bertanggung jawab terhadap kondisi
normal ibu. Pada saat ini mutu pelayanan kebidanan meningkat karena
berorientasi pada partner ship bidan dan wanita. Dengan mutu pelayanan
kebidanan yang meningkat menyebabkan perubahan drastic 86 %
persalinan ditolong oleh bidan sehingga wanita merasa puas.
17. Canada
Perkembangan kebidanan sudah mulai bagus,kebidanan tidak pernah dari
perawat dulu. Dosen harus mempunyai case load yang tinggi (pengalaman
praktek)
Summary : Seiring dengan perkembangan zaman, kebidanan didunia
telah mengalami kemajuan di setiap negara. Dilihat dari berubahnya
tuntutan masyarakat sehingga profesi kebidanan di tuntut untuk
memperbaiki kualitas pelayanan, yang ditindak lanjuti dengan
didirikannya jenjang pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumya.

D. Definisi Profesionalisme
Profesional berarti memiliki sifat profesional (profesional = ahli). Secara
popular seorang pekerja apapun sering dikatakan profesional. Seorang
profesionak dalam bahasa kesehariannya adalah seseorang pekerja yang
terampil atau cakap dalam kerjanya. Biarpun keterampilan tersebut produk
dari fungsi minat dan belajar dari kebiasaan.
17

Dalam hal ini, pengertian profesional perlu dibedakan dari jenis


pekerjaan yang menuntut dan dapat dipenuhi melalui kebiasaan melakukan
keterampilan tertentu (magang, terlibat langsung bekerja dalam situasi di
lingkungannya dan keterampilan sebagai warisan orang tuanya atau
pendahulunya). Seorang pekerja profesional perlu dibedakan seorang teknisi.
Keduanya (pekerja profesional dan teknisi) dapat saja terampil dalam unsur
kerja yang sama (misalnya, mengatasi prosedur kerja yang sama, dapat
memecahkan masalah teknis dalam kerjanya), tetapi seorang pekerja
profesional dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilan yang
menyangkut wawasan filosofi, pertimbangan rasional dan memiliki sikap
yang positif dalam melaksanakan dan mengembangkan mutu kerja (Joni,
1980 dalam Koesno, 2004).
Profesionalisme berarti memiliki sifat profesional yang dimiliki oleh
seorang bidan. Bidan profesional termasuk rumpun kesehatan , untuk menjadi
jabatan profesional memiliki 9 syarat bidan profesinal, meliputi :
1. Ilmu sosial, budaya, kesehatan masyarakat, konsep kebidanan, etika, kode
etik, kebidanan yang membentuk dasar dari asuhan yang berkualitas.
2. Asuhan ibu hamil
3. Asuhan kebidanan ibu melahirkan
4. Kebidanan asuhan ibu nifas menyusui
5. Asuhan bayi lahir
6. Asuhan pada bayi balita
7. Keluarga berencana
8. Gangguan reproduksi
9. Kebidanan komunitas

E. Syarat Menjadi Bidan Profesional


Adapun syarat untuk menjadi bidan profesional antara lain:
1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau
spesialis
2. Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan bidan secara tenaga
professional
3. Keberadaannya diakui dan diperlukan oleh masyarakat
4. Mempunyai peran dan fungsi yang jelas
18

5. Mempunyai kewenangan yang disahkan atau diberikan oleh pemerintah


6. Memiliki organisasi profesi sebagai wadah
7. Memiliki kode etik bidan
8. Memiliki etika bidan
9. Memiliki standar pelayanan
10. Memiliki standar praktik
11. Memiliki standar pendidikan yang mendasari dan mengembangkan
profesi sesuai dengan kebutuhan pelayanan
12. Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana
pengembangan kompetensi
13. Mempunyai kompetensi yang jelas dan terukur

F. Perilaku Profesional Bidan


Adapun perilaku profesional bidan, antara lain:
1. Dalam melaksanakan tugas berpegang teguh dan filosofi, etika
profesi dan aspek legal
2. Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan keputusan klinis
yang dibuatnya
3. Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan
mutakhir secara berkala
4. Menggunakan cara pencegahan universal untuk mencegah penularan
penyakit dan strategi pengendalian infeksi
5. Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama memberikan
asuhan kebidanan
6. Menghargai budaya setempat sehubungan dengan praktik kesehatan,
kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan
anak
7. Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum
wanita/ibu agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah
diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan
secara tertulis supaya mereka bertanggungjawab atas kesehatannya
sendiri
8. Menggunakan keterampilan komunikasi
9. Bekerjasama dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan kepada ibu dan keluarga
10. Advokasi terhadap ibu dalam tatanan pelayanan

G. Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai Bidan Yang Professional


Upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai bidan yang profesional
antara lain:
1. Memperkuat organisasi profesi.
19

2. Mengupayakan agar organisasi profesi bidan / Ikatan Bidan Indonesia


(IBI) dapat terus melaksanakan kegiatan organisasi sesuai dengan :
3. Pedoman Organisasi
4. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
5. Standar Profesi ( Standar Organisasi, Standar pendidikan berkelanjutan,
Standar kompetensi, Standar pelayanan, Kode etik dan Etika kebidanan ).
6. Meningkatkan kualitas pendidikan bidan. Melalui berbagai jalur
pendidikan, baik secara formal maupun non formal. Secara formal,
rencana pendidikan bidan Harni Kusno dalam makalah Profesionalisme
Bidan menyongsong Era Global, sebagai berikut :
a. Pendidikan saat ini ( D III Kebidanan, D IV Bidan Pendidik ).
b. Rencana pendidikan bidan kedepan ( S1 Kebidanan, S2 Kebidanan
dan S3 Kebidanan ). Secara non formal, dapat dengan cara :
1) Pelatihan - pelatihan untuk mencapai kompetensi bidan ( LSS,
APN, APK, dll).
2) Seminar – seminar, lokakarya dll
3) Meningkatkan kualitas pelayanan bidan
Bidan berada pada setiap tatanan pelayanan termasuk adanya bidan
praktek mandiri/ bidan praktek swasta ( BPS ). Peningkatan kualitas
pelayanan bidan adalah dengan cara :
a. Fokus pelayanan kepada ibu/ perempuan dan bayi baru lahir
b. Upaya peningkatan kualitas pelayanan dilaksanakan melalui pelatihan
klinik dan non klinik, serta penerapan model sebagai contoh : Bidan
Delima, Bidan Keluarga, Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja
Klinik/ SPMKK.
c. Kebijakan dalam pelayanan kebidanan antara lain : Kep.Menkes no. 900
tahun 2002 tentang Kewenangan Bidan, Kep.Menkes no 369/ 2007
tentang Standar Profesi Bidan, Jabatan Fungsional Bidan, Tunjangan
Jabatan Fungsional Bidan.
d. Peningkatan Kualitas Personal Bidan
Peningkatan kualitas personal dan universal kebidanan sudah dimulai
sejak dalam proses pendidikan bidan, setiap calon bidan sudah
diwajibkan untuk mengenal, mengetahui, memahami tentang peran,
fungsi dan tugas bidan. Setiap bidan harus dapat mencapai kompetensi
profesional, kompetensi personal dan universal, dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
1) Sadar tentang pentingnya ilmu pengetahuan / iptek, merasa bahwa
proses belajar tidak pernah selesai, belajar sepanjang hayat/ life long
20

learning dalam dunia yang serba berubah dengan cepat


2) Kreatif, disertai dengan sikap bertanggungjawab dan mandiri.
Bidan kreatif yang bertanggungjawab dan mandiri akan
memiliki harga diri dan kepercayaan diri sehingga memumgkinkan
untuk berprakarsa dan bersaing secara sehat.
3) Beretika dan solidaristik.
Bidan yang beretika dan solidaristik, dalam setiap tindakannya
akan selalu berpedoman pada moral etis, berpegang pada prinsip
keadilan yang hakekatnya berarti memberikan kepada siapa saja apa
yang menjadi haknya / bersifat tenggangrasa.

H. Mengetahui Pengembangan Bidan Professional Dalam Memberi Asuhan


Pengembangan karir merupakan kondisi yang menunjukkan adanya
peningkatan jenjang jabatan dan jenjang pangkat bagi seorang pegawai negeri
pada suatu organisasi dalam jalur karir yang telah ditetapkan dalam
organisasinya.
Pengembangan karir bidan meliputi :
1. Pendidikan lanjutan
Pendidikan berkelanjutan adalah suatu untuk meningkatkan
kemampuan teknis, hubungan antar manusia dan moral bidan sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan/pelayanan dan standar yang telah ditentukan
oleh konsil melalui pendidikan formal dan non formal.
2. Job Fungsional
Job fungsional (jabatan fungsional) merupakan kedudukan yang
menunjukkan tugas, kewajiban hak dan wewenang pegawai negeri sipil
yang dalam melaksanakan tugasnya diperlukan keahlian tertentu serta
kenaikan pangkatnya menggunakan angka kredit.
Pengembangan karir bidan dikaitkan dengan peran, fungsi dan
tanggung jawab bidan, Peran fungsi bidan dalam pelayanan kebidanan
adalah sebagai :
a. Pelaksana
b. Pengelola
c. Pendidik
d. Peneliti
Tanggung jawab bidan dalam pelayanan kebidanan adalah:
a. Konseling
b. Pelayanan kebidanan normal
c. Pelayanan kebidanan abnormal
d. Pelayanan kebidanan pada anak
e. Pelayanan KB
21

f. Pelayanan Kesehatan Masyarakat.


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Profesi bidan bukanlah profesi yang ringan dan tidak semua orang dapat
menjadi bidan profesional karena profesi seorang bidan mengemban
tanggungjawab yang besar. Profesionalisme, kerja keras, dan kesungguhan
hati serta niat yang baik akan memberikan kekuatan dan modal utama bagi
pengabdian profesi bidan.
Pemahaman yang utuh menganai konsep kebidanan sangat penting
dimiliki oleh para bidan maupun calon bidan karena tuntutan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan saat ini semakin meningkatkan, khususnya
kualitas pelayanan kebidanan. Hal ini merupakan tantangan bagi bidan untuk
meningkatkan kemampuannya, baik pengetahuan, keterampilan, maupun
sikap dan perilaku yang profesional.
Untuk menjadi jabatan profesional memiliki 9 syarat bidan profesional,
meliputi :
1. Ilmu sosial, budaya, kesehatan masyarakat, konsep kebidanan, etika,
kode etik, kebidanan yang membentuk dasar dari asuhan yang
berkualitas.
2. Asuhan ibu hamil
3. Asuhan kebidanan ibu melahirkan
4. Kebidanan asuhan ibu nifas menyusui
5. Asuhan bayi lahir
6. Asuhan pada bayi balita
7. Keluarga berencana
8. Gangguan reproduksi
9. Kebidanan komunitas

22
DAFTAR PUSTAKA

Estiwidani,Dwana,SST, dkk. 2008. Konsep Kebidanan.


Yogyakarta:Fitramaya

Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo


Purwandari, Atik. 2008.

https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/52579324/Makalah_KO
NKEB_Sejarah_Bidan_sbg_Profesi diakses tanggal 20 Oktober 2019 pukul 10.00
wita

Anda mungkin juga menyukai