Di susun oleh :
1. Ni Ketut Juliawati 19089153053
2. Ni Wayan Putri Mahayani 19089153054
3. Ni Komang Susiana 19089153055
4. Made Rini 19089153061
5. Luh Putu Sri Mulyasih 19089153065
6. Ni Komang Suminiati 19089153066
7. Leti Fuji Lestari 19089153072
8. Putu Desi Sagitariana 19089153073
9. I Gusti Ayu Nyoman Nia Paramita 19089153074
10. Sita Aryanti Harsono 19089153075
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Praktik
Profesionalisme Dalam Kebidanan I ini dengan judul “Sejarah Perkembangan
Pelayanan Kebidanan Dan Konsep Bidan Profesional” tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu metode pembelajaran bagi
mahasiswa-mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng.
Kami sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan tentunya sadar akan segala
kekurangan dalam pembuatan makalah ini dan kami akan sangat bangga apabila
makalah yang kami susun ini mendapatkan saran maupun kritik yang bersifat
membangun. Tidak lupa kami haturkan permohonan maaf apabila makalah yang kami
buat terdapat suatu kesalahan.
Kami sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
tersusunnya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi para pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ...........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ketika seorang ibu melahirkan, ia akan mencari dan mendapatkan bantuan
atau pertolongan dari orang lain, untuk melahirkan bayinya. Pada suatu waktu
yang entah kapan pada evolusi budaya atau adat, beberapa wanita terpanggil
menjadi wanita yang luhur bijaksana menjadi dukun bayi. Demikianlah profesi
kebidanan mulai ada didunia ini. Sepanjang catatan para ahli sejarah, kebidanan
yang dahulu dilakukan oleh para dukun bayi, sungguh merupakan suatu peran
sosial.
Pemerintah melihat adanya peningkatan kebidanan dengan pemberian asuhan
yang bermanfaat. Shearman Repart (NSWI, 1989) telah menemukan cara awal
untuk mengatur strategi perawatan yang berkesinambungan. Having a baby in
Victoria (Depkes Victoria, 1990) melaporkan sebuah review pelayanan kesehatan
di Victoria yang dibutuhkan pada orientasi pelayanan kesehatan pada awal dan
keluarga. Maksudnya pemeliharaan kesehatan yang lebih baik. "perawatan efektif
pada kelahiran" CNH dan MRC, 1996 menyimpulkan bahwa perawatan yang
berkesinambungan akan menjadi tujuan perawatan ibu.
Kita telah memasuki era globalisasi. Di era globalisasi ini, dunia terasa
tanpa batas sehingga mengakibatkan terjadinya banjir informasi. Begitu juga
dengan pelayanan kesehatan yang semakin maju dengan datangnya modal-modal
asing, rumah sakit asing, maupun tenaga asing. Bidan merupakan suatu profesi
dinamis yang harus mengikuti perkembangan di era ini. Oleh karena itu bidan
harus berpartisipasi mengembangkan diri mengikuti permainan global. Partisipasi
ini dalam bentuk peran aktif bidan dalam meningkatkan kualitas pelayanan,
pendidikan dan organisasi profesi. Profesionalisme berarti memiliki sifat
profesional / ahli secara popular seorang pekerja apapun sering dikatakan
profesional, seorang profesional dalam bahasa keseharian adalah seorang pekerja
yang terampil atau cakap dalam kerjanya biarpun keterampilan tersebut produk
dari fungsi minat dan belajar dari kebiasaan.
1
2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah sejarah perkembangan bidan sebagai profesi didalam
negeri?
2. Bagaimanakah sejarah perkembangan bidan sebagai profesi dilua negeri?
3. Bagaimana definisi profesionalisme seorang bidan?
4. Apa syarat bidan profesional?
5. Bagaimana perilaku bidan profesional?
6. Bagaimana upaya untuk mencapai bidan yang profesional?
7. Bagaimana pengembangan bidan profesional dalam memberikan asuhan?
C. TUJUAN PENULISAN
3
4
a. Vesalius
b. Fabricus
c. Eustachius yang menemukan taba Eustachius
d. Fallopius yang menemukan tuba Fallopius
e. Arantius yang menemukan ductus Arentil. Juga salah seorang murid
yang ulung dari guru besar ini adalah William Harvey (1578 – 1657)
ia menyelidiki tentang fisiologi plasenta serta selaputnya.
4. Perkembangan di Prancis
Tokoh yang membawa perkembangan kebidanan di Prancis adalah
:Ambrobe Pare (1510 – 1590) Beliau telah membawa kemajuan kebidanan
di Prancis ini terbukti dengan penemuannya tentang Versi Podali.
5. Perkembangan di Amerika Serikat
Dulu di AS persalinan ditolong oleh dukun-dukun beranak yang tidak
berpendidikan setelah mendengar perkembangan di Inggris serta
mendengar pekerjaan William Smellie dan William Hunter. Beberapa
orang AS terpengaruh untuk memperdalami kebidanan, a.l :
6. Inggris
Tahun 1864 sekolah wanita kebidanan dibuka dilondon, Florance
Nightisale sebagai pelopor pelatih bidan. Tahun 1862 ia membentuk
pelatihan kebidanan bekerja sama dengan king’s collage hospital.Tahun
1869 para ahli kebidanan di London menemukan laporan yang penyebab
kematian bayi, salah satu pemecahannya adalah dengan mengadakan
panitia ujian, jadi para para bidan di test dan digelari diploama. Paniti
ujuan bidan telah dibentuk dan pertama kali diadakan tahun 1872 dengan
6 calon pendaftaran ujian dan pelatihan ini secara sukarela dan diploma
tidak diakui oleh pemerintah. Syarat ujian untuk London Obstetrical
adalah :
a. Surat kelakuan baik
b. Usia antara 20 – 30 tahun
c. Terbukti pernah dapat mendapatkan minimal 25 kasus dibawah
bimbingan pegawai dengan nilai memuaskan.
12
10. Jerman
Kemandirian bidan masih rendah, persalinan banyak ditolong dan
dilakukan di RS. Bidan bekerja sebagai perawat obstetric, ahli obstetry
melakukan segalanya. Setelah melihat negara Eropa pendidikan
bidan direct entry mulai berkembang.
11. Moscow ( Rusia )
Di Moscow sangat sulit dibedakan antara obstetric dengan
bidan/midwife. Ini terlihat dari konsep bidan yang saangat independen
yaitu tidak tergantung pada asuhan prenatal, intranatal & postnatal.
Sehingga pelayanan kebidanan dinegara ini tidaak memuaskan.
12. Bangladesh
Di India bidan dikategorikan dari pengalamannya:
a. Penolong persalinan kelas atas ( 5 – 10 persalinan / tahun )
b. Penolong persalinan pendidikannya tidak tinggi tetapi banyak
pengalamannya 10– 20 persalinan / bulan
c. Penolong persalinan professional ( nurse midwifes )
Pendidikan di Bangladesh dimulai dari 3 tahun perawat + 1 tahun
bidan, dan 4 tahun bidan dari SMP.
Adapun tahap pendidikan orientasi belajar mandiri yang dianut di
Bangladesh:
Tahun 1 : Fungsi manusia sehat & social budaya
Tahun 2 : Pencegahan penyakit & Kesehatan keluarga
Tahun 3 : Rehabilitasi
Tahun 4 : Ilmu Kebidanan
13. Jordania
Pandangan masyarakat tentang bidan lebih diterima dibanding dengan
barat. Pada tahun 1950 berdasarkan prinsip medical persalinan ditolong
oleh dokter:
a. 78 % persalinan MOH center
b. 50 % Private Gp ( jarang didampingi bidan )
Bidan jordania sebanyak 460 bidan :
1) 183 kerja di MOH sebagai asisten dokter
15
D. Definisi Profesionalisme
Profesional berarti memiliki sifat profesional (profesional = ahli). Secara
popular seorang pekerja apapun sering dikatakan profesional. Seorang
profesionak dalam bahasa kesehariannya adalah seseorang pekerja yang
terampil atau cakap dalam kerjanya. Biarpun keterampilan tersebut produk
dari fungsi minat dan belajar dari kebiasaan.
17
A. KESIMPULAN
Profesi bidan bukanlah profesi yang ringan dan tidak semua orang dapat
menjadi bidan profesional karena profesi seorang bidan mengemban
tanggungjawab yang besar. Profesionalisme, kerja keras, dan kesungguhan
hati serta niat yang baik akan memberikan kekuatan dan modal utama bagi
pengabdian profesi bidan.
Pemahaman yang utuh menganai konsep kebidanan sangat penting
dimiliki oleh para bidan maupun calon bidan karena tuntutan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan saat ini semakin meningkatkan, khususnya
kualitas pelayanan kebidanan. Hal ini merupakan tantangan bagi bidan untuk
meningkatkan kemampuannya, baik pengetahuan, keterampilan, maupun
sikap dan perilaku yang profesional.
Untuk menjadi jabatan profesional memiliki 9 syarat bidan profesional,
meliputi :
1. Ilmu sosial, budaya, kesehatan masyarakat, konsep kebidanan, etika,
kode etik, kebidanan yang membentuk dasar dari asuhan yang
berkualitas.
2. Asuhan ibu hamil
3. Asuhan kebidanan ibu melahirkan
4. Kebidanan asuhan ibu nifas menyusui
5. Asuhan bayi lahir
6. Asuhan pada bayi balita
7. Keluarga berencana
8. Gangguan reproduksi
9. Kebidanan komunitas
22
DAFTAR PUSTAKA
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/52579324/Makalah_KO
NKEB_Sejarah_Bidan_sbg_Profesi diakses tanggal 20 Oktober 2019 pukul 10.00
wita