Salah satu contoh upaya implementasi inovasi oleh organisasi pemerintah dilakukan Badan
Kepegawaian Negara (BKN) dalam mengelola proses seleksi pegawai berbasis Computer
Assisted Test (CAT). Melalui CAT ini, BKN memperoleh penghargaan ASEAN Public Sector
Organisation of the Year pada ajang Future Gov Awards se-Asia Pasifik di Kuala Lumpur Malaysia
tahun 2014. Future Gov Awards merupakan ajang untuk menilai berbagai inovasi yang disajikan
oleh sektor publik (BKN, 2014a). CAT BKN dirancang untuk mengurangi, menghilangkan, atau
mencegah terjadinya praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) dalam proses seleksi
pegawai. CAT menyuguhkan transparansi melalui skenario pelaksanaan seleksi berbasis
komputer (BKN, 2014b). Hal yang menarik dari proses inovasi ini adalah sistem CAT terlahir
dalam lingkungan birokrasi yang secara prinsip memiliki perbedaan dengan budaya inovasi.
Pada beberapa dekade, birokrasi terbukti sangat efektfif digunakan dalam menjalankan
mekanisme kerja yang ketat dan teratur. Hal ini terkait dengan karakteristik struktur dan budaya
yang cenderung statis, formal, rigid, memegang erat mekanisme status-quo dan tidak menyukai
perubahan (Lembaga Administrasi Negara [LAN], 2014), kontradiktif dengan budaya inovasi
yang menyukai fleksibilitas dan perubahan. Dalam menghadapi alih transfer teknologi informasi
dan komunikasi, organisasi publik cenderung menunjukkan sikap yang lebih reaktif
dibandingkan dengan organisasi swasta. Hal ini dipengaruhi oleh faktor birokrasi dan budaya
yang dimiliki lembaga publik (Kamal, 2006).
2. Regulasi yang mengatur tentang inovasi daerah di Indonesia (sebutkan, uraikan singkat)
Peraturan Pemerintah RI Nomor 38 Tahun 2017 Tentang Inovasi Daerah
Inovasi Daerah bertujuan untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah
Untuk mencapai tujuan dimaksud sasaran Inovasi Daerah diarahkan untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui:
a. peningkatan Pelayanan Publik;
b. pemberdayaan dan peran serta masyarakat; dan
c. peningkatan daya saing Daerah.
4. Pendapat tentang bagaimana membangun organisasi dan kultur inovatif dilingkungan kerja
Sebenarnya dalam setiap organisasi/perusahaan selalu memiliki budaya tersendiri, dan ini
berfungsi sebagai penanda yang memiliki ciri khas tersendiri. Jika inovasi merupakan hal penting
untuk pertumbuhan perusahaan, maka sangatlah penting untuk mengembangkan budaya
perusahaan yang kreatif dan inovatif.
Pengembangan budaya kreatif dan inovatif akan lebih baik apabila dilakukan secara bersama-
sama, karena keduanya memiliki suatu sinergitas yang kokoh. Dengan menciptakan produk baru
yang berbeda dengan produk lain, maka akan memiliki suatu nilai “plus” dibandingkan dengan
produk lain. Oleh karena itu penting untuk mendorong pengembangan kreativitas dan menjadi
benar-benar inovatif.
Dengan menjadi pribadi yang inovatif, maka juga akan mendorong pada peningkatan
produktivitas. Di mana pribadi yang produktif memiliki kemauan untuk menghasilkan sesuatu
yang lebih banyak dari biasanya. Hal ini akan sangat membawa dampak baik kepada sebuah
organisasi maupun perusahaan. Dengan menjadi sumber daya manusia yang kreatif, inovatif,
dan produktif, maka secara otomatis juga akan membawa organisasi pada pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan dengan maksimal.
Namun demikian pengembangan budaya inovatif juga memiliki penghambat, yakni yang berasal
dari individu sendiri. Seperti sikap menolak terhadap perubahan hingga kepada keinginan
individu untuk memfokuskan diri pada sebuah spesialisasi tertentu. Karena inovasi dipandang
sebagai sebuah resiko yang memiliki banyak kemungkinan atau sebuah ketidakpastian.
bagaimana caranya menumbuhkan budaya inovasi dalam sebuah organisasi ? Hal pertama yang
harus dilakukan adalah dengan menumbuhkan kultur inovatif di dalam organisasi. Setiap
individu di dalam organisasi harus memahami dan memiliki persepsi yang sama, bahwa budaya
di dalam organisasi adalah inovasi. Pemahaman terhadap nilai-nilai inovasi, risiko-risiko yang
dimiliki jika perusahaan atau organisasi tidak melakukan inovasi, mestilah ditanamkan kepada
setiap individu yang terlibat di dalam sistem. Sehingga semua unit dan kompartemen siap untuk
saling bersinergi dan berkolaborasi, dalam setiap aspek inovasi yang dilakukan.
Selain itu penting juga adanya inisiatif dari top manajemen untuk melakukan inovasi. Karena
bagaimanapun juga dalam sebuah organisasi selalu diperlukan adanya role model, untuk bisa
membangun tim dengan semangat inovasi tinggi.