Anda di halaman 1dari 6

I.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia sebagai potensi
pembangunan bangsa agar dapat membangun bangsa agar dapat membangun
dan menolong dirinya sendiri merupakan tanggung jawab bersama antara
pemerintah dan masyarakat, maka posyandu cukup strategis dalam
pengembangan kualitas sumber daya manusia sejak dini perlu ditingkatkan
pembinaannya.
Betapa pentingnya keberadaan posyandu ditengah-tengah masyarakat
yang merupakan pusat kesehatan masyarakat, dimana masyarakat sebagai
pelaksana sekaligus memperoleh pelayanan kesehatan serta keluarga
berencana.
Tujuan didirikannya posyandu adalah dalam rangka upaya untuk
menurunkan angka kematian bayi dan anak balita, angka kelahiran agar terwujud
keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Kader kesehatan merupakan perwujudtan
peran serta aktif masyarakat dalam pelayanan terpadu, dengan adanya kader
yang di pilih oleh masyarakat, kegiatan diprioritaskan pada 5 program dan
mendapat bantuan dari petugas kesehatan.
Salah satu indikator keberhasilan posyandu dalam usaha perbaikan gizi
adalah angka Pencapaian program (N/S) yang tinggi. Pencapaian angka N/S ini
perlu didukung oleh Pencapaian angka partisipasi masyarakat (D/S) yang tinggi
pula. D/S menunjukkan perbandingan jumlah anak balita yang hadir dan
ditimbang di posyandu dengan jumlah semua anak balita yang ada di suatu
wilayah posyandu. D/S juga merupakan rasio tingkat kehadiran anak balita
diposyandu.
Faktor kunjungan anak balita untuk menimbang secara rutin ke posyandu
juga akan berpengaruh terhadap besaran masalah gizi di Indonesia, kegiatan
yang dilakukan untuk menanggulangi masalah gizi antara lain dengan
penimbangan secara berkala anak-anak dibawah 5 tahun.
Penimbangan D/S di wilayah Puskesmas Pekalongan sudah mencapai
target dari target Kabupaten 82,6% yaitu sebesar 89,24% namun target SPM
2019 adalah 100% balita harus ditimbang diposyandu maka itu Puskesmas
Pekalongan melakukan terobosan kegiatan JEMPOL BALITA (JEMPUT BOLA
BALITA) yaitu dengan cara mendatangi balita yang tidak datang ke posyandu
untuk melakukan penimbangan, kegiatan jempol balita ini di laksanakan di
seluruh desa wilayah kerja Puskesmas Pekalongan.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum

Semua balita terpantau tumbuh kembanganya secara optimal.

2. Tujuan Khusus
a. Setiap balta setiap bulan bisa dipantau pertumbuhan dan
perkembangannya.
b. Dapat mendeteksi secara dini kelainan tumbuh kembang dan status gizi
pada balita.

C. PERMASALAHAN
Pencapaian D/S masih diabwah target SPM yang seharusnya 100% balita
mnimbang di posyandu, sedangkan di Puskesmas Pekalongan masih mencapai
89,24% itu berarti masih ada 10,76% balita yang tidak menimbang di posyandu.
Berdasarkan data Gizi tahun 2018 diketahui :
1. Balita dengan BB di bawah garis merah masih ada 0,6%
2. Balita 2T masih ada 0,7%
3. Balita T masih 1,6%
4. Ada 1 kasus balita gizi buruk

Hal ini disebabkan oleh beberapa kendala yaitu :


1. Tingkat pengetahuan ibu balita yng masih kurang
2. Sosial budaya
3. Aktifitas ibu yang padat
4. Ketidak pedulian orang tua terhadap pertumbuhan dan perkembangan balita
5. Kurangnya dukungan dari lintas sektor dan tokoh masyarakan untuk kegiatan
posyandu
II. JEMPUT BOLA BALITA ( JEMPOL BALITA )

Jemput bola balita ( jempol balita ) merupakan upaya terobosan yang dilakukan
oleh Puskesmas Pekalongan untuk meningkatkan kunjungan balita di posyandu,
untuk melakukan penimbangan balita sehingga dapat terpantau pertumbuhan dan
perkembangan balita di setiap bulannya, sehingga dapat ditemukan secara dini bila
ditemukan adanya kelainan tumbuh kembang dan masalah gizi pada balita.

1. SASARAN
Sasaran kegiatan terdiri dari sasaran primer dan sasaran sekunder, sasaran
primer adalah semua balita yang tidak hadir pada bulan penimbangan di
wilayah kerja Puskesmas Pekalongan tahun 2019. Sasaran sekunder adalah
ibu, suami dan keluarga balita, kader dan tim penggerak PKK.
2. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Kegiatan dilakukan di semua desa disetiap posyandu pada setiap bulannya.
3. PELAKSANA KEGIATAN
Penasehat : Camat Pekalongan
Penanggung jawab : Kepala Desa
Koordinator Pelaksana kegiatan : Bidan desa
Pelaksana Kegiatan : Kader posyandu
4. URAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan jempol balita di semua desa di setiap posyandu dimulai dengan
melaksanakan koordinasi antara bidan desa dengan kader posyandu, hal ini
dimaksudkan untuk mensosialisasikan kegiatan kepada kader dan untuk
mendapatkan dukungan pemecahan masalah dari kader yang dilanjutkan
dengan rencana jemput bola balita (jempol balita).

Kegiatan jempol balita dilaksanakan apabila ada balita yang tidak hadir
dibulan penimbangan, sehingga kader harus mendatangi rumah balita dan
mengajak balita ke posyandu untuk dilakukan penimbangan, namun apabila
balita sakit kader akan melakukan penimbangan balita di rumah balita
sehingga akan tetap diketahui pertumbuhan dan perkembangan balia.
III. KESIMPULAN

Kegiatan jemput bola balita (Jempol Balita) berhasil meningkatkan jumlah


kunjungan balita untuk di timbang (D/S) ujukomunitas ibu hamil berhasil
meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan kunjungan kelas ibu hamil serta
meningkatkan interaksi antara ibu hamil dan petugas.

Dari kegiatan komunitas ibu hamil sehat diharapkan dapat meningkatkan


pemahaman ibu hamil tentang kehamilan sehat, kehamilan beresiko, gizi ibu hamil
dan dapat meningkatkan cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan 10T.

Selanjutnya akan dilakukan evaluasi hasil kegiatan komunitas ibu hamil sehat.
MAKALAH
JEMPUT BOLA BALITA ( JEMPOL BALITA )

UPTD PUSKESMAS PEKALONGAN


DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
TAHUN 2019
MAKALAH
KOMUNITAS IBU HAMIL SEHAT

UPTD PUSKESMAS PEKALONGAN


DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
TAHUN 2019

Anda mungkin juga menyukai