Anda di halaman 1dari 4

1.

Diagnosis Penyakit Sistemik


Diagnosis penyakit sistemik pasien pada skenario adalah Diabetes Mellitus.

2. Alasan Diagnosis
• Glukosa darah sewaktu 270 mg/dL (normal <200mg/dL)
• Gejala klinisnya berupa periodontitis disertai multiple abses.

3. Faktor Predisposisi pada Diagnosis Tersebut


Oral Hygiene yang buruk. Orang yang memilki oral hygiene yang buruk biasanya
mudah terserang periodontitis karena sisa makanan yang tidak dibersihkan dalam
jangka waktu yang lama akan terakumulasi dan menimbulkan kalkulus yang
banyak. Kalkulus yang tidak dibersihkan ini salah satu factor utama terjadinya
periodontitis

4. Focus Infeksi (Focal Infection) pada Pasien


Focus infeksi pada pasien adalah kalkukus, karies profunda dan periodontitis
disertai fistula.

5. Mekanisme Hubungan Focal Infection dengan Penyakit Sistemik


Pada penderita Diabetes Mellitus, glukosa pada darah akan sangat meningkat dan
memberikan banyak negatif bagi tubuh. Lama kelamaan, glukosa yang meningkat
ini akan berikatan dengan kolestrol, lemak, atau protein. Ikatan inilah yang disebut
AGEs (Advanced Glycemic End Products). AGEs ini adalah suatu oksidan yang
dapat merusak berbagai jaringan dalam tubuh, salah satunya adalah pembuluh
darah. Apabila terdapat gangguan dari pembuluh darah, maka supply oksigen dan
nutrisi juga akan berkurang, dan endotel juga mengalami perubahan. Perubahan
pada endotel akan mengakibatkan arterosklerosism lalu microangiopathy yang
memperparah periodontitis.
Pada skenario ini, penderita juga mengalami periodontitis. Metastasisnya adalah
metastasis inflamasi, karena bakteri akan menghasilkan produk berupa endotoksin
LPS (Lipopolisakarida), yang akan memicu mediator-mediator inflamasi seperti
Interleukin. Mediator-mediator radang ini bersifat resisten terhadap insulin.
Padahal, insulin memiliki funsi untuk mengontrol gula darah dengan membantu
glukosa masuk ke dalam sel tubuh untuk diubah menjadi energi. Namun, apabila
terjadi resisten terhadap insulin, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel dan akan
tetap berada di dalam darah. Sehingga, akan memperparah keadaan Diabetes
Mellitus.
1. Apa diagnosis lesi pada vermilion bibir atas dan lesi pada daerah retromolar?
Sebutkan predileksinya?
Diagnosis lesi pada vermillion bibir atas dan daerah retromolar berdasarkan gambaran
klinis pada skenario merupakan bercak fordyce/fordyce spot/granula fordyce.Karena tampak
berupa bintik putih kekuningan yang sedikit menonjol, asimptomatik dan multiple.
Tempat predileksi pada mukosa bukal (bilateral simetris), daerah duktus stensoni, tepi
vermillion bibir atas, komisura dan ginggiva. Namun pada ginggiva jarang ditemukan.

2. Bagaimana pathogenesis dan gambaran histopatologis lesi pada vermilion bibir


atas dan lesi pada daerah retromolar?
Gambaran histopatologi bercak Fordyce tampak sarang-sarang sel-sel jernih yang
membulat, 10 sampai 30 setiap sarang, dengan inti yang terletak di tengah, kecil, berwarna
gelap, dan berkapsul dalam laminapropria dan submukosa. Selain itu, identic dengan kelenjar
sebasea normal pada kulit, tidak berhubungan dengan folikel rambut, terletak di superfisial,
dan tidak ada duktus yang mengarah ke permukaan mukosa.
Patogenesis dari bercak Fordyce adalah dimana terdapat kelenjar sebasea yang ektopik
dan terjebak dalam kavitas mulut yang terjadi pada masa embriogenesis, yaitu saat penyatuan
processus maksilaris kiri dan kanan dengan processus mandibularis. Bercak Fordyce dapat
terjadi pada beberapa bagian tubuh, dimana pada skenario ini adalah pada vermillion bibir dan
mukosa bukal daerah retromolar kiri dan kanan.

3. Apa diagnosis lesi pada mukosa bukal pasien?


Pada skenario ini, gambaran klinis intra oral pada mukosa bukal kiri dan kanan terlihat
film/plak tipis berwarna putih keabuan meliputi daerah yang agak luas dan menghilang
apabila mukosa diregangkan, berdasarkan gambaran klinis tersebut maka diagnosisnya adalah
leukoedema. Leukoedema biasa terjadi bilateral pada mukosa pipi, jarang terjadi pada lidah
maupun bibir. Leukoedema terjadi karena peningkatan ketebalan epitel dan edema intraseluler
pada stratum spinosum dan merupakan suatu varian normal

4. Bagaimana pathogenesis dan gambaran histopatologis lesi pada mukosa bukal


pasien?
Pada gambaran pathogenesis orang perokok, akan terjadi perubahan jaringan
lunak dan keras dalam rongga mulut yang disebabkan oleh iritasi, toksisitas, dan karsinogen
akibat dari asap pembakaran tembakaulapisan putih menyebar luas pada permukaan mukosa
bukal kiri dan kanan disebabkan karena jumlah cairan yang tertahan dalam sel sehingga
terjadinya edema intra selular dari epitel permukaan bersama parakeratin.
Pada gambaran histopatologi terlihat ada kantosis dan parakeratosis, menentukan
derajat sedang/berat, epitel mengalami hiperplasia dan rete ridge sering meluas dan panjang,
Nukleus piknotik terdapat akumulasi cairan & glikohen intrasitoplasma sehingga terjadi
pembesaran stratum spinosum dengan sitoplasma bening

Anda mungkin juga menyukai