Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada kami sehingga berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul
“Ekonomi Rumah Tangga” sebagai tugas kelompok dosen Dr. Ir. Haslina, MSi. mata kuliah
Pengantar Teknologi Pertanian.
Makalah ini berisikan tentang penanganan pascapanen buah mangga. Diharapkan makalah
ini dapat memberikan pemahaman tentang konsep ekonomi dalam rumah tangga.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam proses penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.

Semarang, 3 Oktober 2019

1. Makalah Pengantar Teknologi Pertanian “Penanganan Pascapanen Buah Mangga”


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................. 3
1.2. Rumusan masalah ............................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 5
2.1. Pemanenan Buah Mangga ................................................................................................ 5
2.2. Penanganan Pasca Panen Mangga.................................................................................... 9
2.2.1. Membersihkan buah .................................................................................................. 9
2.2.2. Sortasi dan Grading................................................................................................. 10
2.2.3. Pelilinan .................................................................................................................. 10
2.2.4. Pengemasan............................................................................................................. 11
2.2.5. Adaptasi suhu .......................................................................................................... 12
2.2.6. Penyimpanan ........................................................................................................... 12
2.2.7. Pengangkutan .......................................................................................................... 13
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 15
3.1. Simpulan......................................................................................................................... 15
3.2. Saran ............................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 16

2. Makalah Pengantar Teknologi Pertanian “Penanganan Pascapanen Buah Mangga”


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Produk buah-buahan umumnya dikonsumsi dalam bentuk segar. Sedangkan

keanekaragaman buah cukup tersedia sepanjang tahun, namun tergantung pada musimnya,

misalnya buah mangga tersedia bulan Oktober sampai Desember; rambutan dan durian antara

bulan Februari sampai April; sehingga apabila ingin mengkonsumsi buah-buah tertentu harus

pada bulan tertentu pula, tidak akan dijumpai di luar musimnya. Kondisi tersebut menyebabkan

periode pemanfaatan buah segar sangat dibatasi oleh musimnya. Langkanya ketersediaan buah

di luar musimnya disebabkan karenasering terjadi kerusakan pada penanganan pascapanen

terutama pada proses pengangkutan dan penyimpanannya.

Buah mangga merupakan salah satu buah musiman yang sangat digemari baik sebagai buah

segar maupun dalam bentuk olahannya. Selain rasanya yang enak, buah mangga merupakan

sumber gizi yang baik untuk kesehatan. Daging buah mangga berwarna kuning oranye banyak

mengandung vitamin A yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Kandungan vitamin A dalam

mangga berkisar antara 1.200-16.400 si. Mangga dengan kandungan vitamin A tertinggi adalah

mangga gedong yaitu 16.400 si. Selain vitamin A, mangga juga mengandung vitamin c

berkisar antara 6-30mg/100g bauh. Mangga (Mangifera indica L.) merupakan komoditas

holtikultura yang banyak dikembangkan kerena mempunyai peluang yang ditinjau dari aspek

pasar, nilai ekonomi, areal pengembangan dan dukungan ketersediaan teknologi maupun

kandungan gizinya.

Seperti halnya buah-buahan yang lainnya, buah mangga mempunyai daya simpan yang

singkat. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati akan memperbesar jumlah kerusakan.

Selain kerusakan mekanis dan mikrobiologis, kehilangan susut bobot selama dalam

3. Makalah Pengantar Teknologi Pertanian “Penanganan Pascapanen Buah Mangga”


penanganan mulai dari panen sanmpai ke pemasaran cukup besar. Penanganan pascapanen dan

pengolahan hasil produksi buah mangga memegang peranan penting dalam agribisnis dan

argoindustri karena selain dapat menekan kerusakan dan kerugian hasil juga dapat digunakan

untuk meningkatkan nilai tambah (added value) suatu produk. Untuk menekan besarnya

kerugian akibat kehilangan bobot karena kerusakan buah dan proses penguapan air, maka

penanganan pascapanen buah harus benar-benar diperhatikan. Pengolahan mangga menjadi

berbagai jenis olahan adalah salah satu cara untuk menyelamatkan hasil panen yang berlimpah

pada saat penen raya, produk lebih awet, dan jangkauan pemasarannya menjadi lebih luas

denagn risiko kerusakan yang lebih kecil.

1.2. Rumusan masalah

1.2.1. Bagaimana cara panen buah mangga yang baik dan benar?

1.2.2. Bagaimana penanganan pascapanen buah mangga?

1.3. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1.3.1. Untuk mengetahui bagaimana cara panen buah mangga.

1.3.2. Untuk mengetahui tahapan proses penanganan pascapanen buah mangga.

4. Makalah Pengantar Teknologi Pertanian “Penanganan Pascapanen Buah Mangga”


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pemanenan Buah Mangga

Kebanyakan buah-buah segar dipanen secara manual kemudian dimasukkan ke dalam

keranjang penampung sementara, dan kemudian ditempatkan atau dikumpulkan di suatu

tempat dekat lapang penanaman. Pemanenan dilakukan terhadap buah-buah yang telah

menunjukkan criteria yang ditetapkan. Penetapan ini sangat terkait dengan tujuan dan jarak

pemasaran. Namun demikian, pemanenan pada kondisi matang optimal merupakan kondisi

terbaik bagi buah-buah agar diperoleh kualitas buah masak yang maksimal. Kondisi atau indek

panenan untuk buah telah dijelaskan pada bab khusus di depan.

Pemanenan yang benar serta tingkat kematangan yang sesuai akan mempengaruhi kualitas

mangga. Buah mangga dipanen dengan tingkat ketuaan 85% yaitu berumur 110 – 120 hari

semenjak bunga mekar dengan warna hijau dengan pangkal kemerahan. Buah mangga dipanen

dengan menyisakan tangkai sepanjang 10 - 15 mm. Hal ini dikarenakan dengan menyisakan

tangkai tidak akan terjadi penyebaran getah. Getah ini diperkirakan akan mempercepat

kerusakan buah dan mendorong terjadinya stem end rot dan akan mengotori permukaan buah

sehingga buah tetap terlihat bersih. Dalam tahap pemanenan buah tidak boleh dilempar untuk

mengurangi kerusakan akibat memar. Waktu panen dan cara petik yang tepat dapat menekan

kerusakan dan meningkatkan kualitas terutama untuk pemasaran eskspor. Waktu petik yang

disarankan adalah pada pagi hari yaitu pada pukul 07.00 - 08.00 wib, tetapi pada beberapa

daerah tertentu, waktu petik lebih disesuaikan pada budaya serta kebiasaan daerah setempat.

Setelah pemetikan sebaiknya buah jangan langsung terkena sinar matahari karena akan

mempercepat kerusakan buah (firdaus dan wagiono, 2008).

5. Makalah Pengantar Teknologi Pertanian “Penanganan Pascapanen Buah Mangga”


Indeks kualitas mangga dilihat dari beberapa faktor, seperti ukuran buah, bentuk, warna,

tekstur kulit, tebal daging, dan aroma. Sumarno (2011) menjelaskan mengenai indeks

kualitas dari masing-masing kultivar mangga sebagai berikut:

1. Manalagi

Berat buah 560 gram, berukuran 16 x 8.2 x 7.3 cm, berbentuk jorong, letak tangkai

miring, pangkal buah runcing, sedikit berleher, pucuk buah bulat, tidak atau sedikit

berlekuk, berparuh jelas. Kulit buah tebal, halus, berlilin, bintik-bintik jarang berwarna

hijau keputihan, timbul titik-titik coklat di tengahnya. Warna masak, pangkal buah

kuning, pucuk buah hijau, daging buah tebal, lunak, warna masak kuning, berserat halus

sekali, beraroma harum, rasanya manis segar. Bijinya kecil, berukuran 14 x 4,6 x 2 cm,

sebagian biji berserat pendek.

2. Lalijiwo

Tinggi pohon mencapai 9 - 11 m, tajuk pohon jorong ke atas bergaris tengah 13,5 -

15m. Produksi rata-rata berat buah/pohon/tahun: 71,3 kg.

3. Arumanis

Berat buah 450 gram, berukuran 15.1 x 7.8 x 5.5 cm berbentuk jorong, letak tangkai di

tengah, pangkal buah bulat dan miring, lekukan dangkal atau tidak ada, pucuk buah

runcing, berparuh sedikit. kulit buah tipis, halus, berlilin bintik-bintik agak jarang

berwarna putih kehijauan. Warna buah masak pangkal buah hijau kuning kecoklatan

sampai merah keunguan, pucuk buah hijau. Daging buah tebal, warna masak kuning

berserat halus, air buah banyak, beraroma harum rasanya manis. Bijinya tipis berukuran

13,75 x 4,25 x 1,9 cm, sebagian biji berserat pendek.

6. Makalah Pengantar Teknologi Pertanian “Penanganan Pascapanen Buah Mangga”


4. Santog

Berat buah 180 gram, berukuran 7 x 18 cm, berbentuk jorong, letak tangkai miring,

pangkal buah bulat, sedikit melekuk dan miring, sedikit berparuh. Kulit buah halus,

berlilin, bintik-bintik rapat dan jelas berwarna hijau muda. Warna masak: pangkal buah

hijau muda. Daging buah tebal, kenyal, warna masak kuning, pucuk buah hijau tua,

berserat banyak, air buah sedang, beraroma sedang, rasanya masam. Bijinya kecil

berukuran 8 x 2.5 x 1.5 cm, sebagian biji berserat pendek.

5. Golek

Berat buah 512 gram, berukuran 16.7 x 7.9 x 6.2 cm, berbentuk panjang, letak

tangkai di tengah, pangkal buah runcing, tidak berlekuk, tidak berparuh, kulit buah agak

tebal, halus berlilin, bintik-bintik sedang, berwarna putih kehijauan. Buah yang masak

pangkalnya kuning, pucuknya hijau muda. Daging buah tebal lunak, warna masak

kuning halus, air buah sedang, beraroma agak harum, rasanya manis, apabila terlalu

masak rasanya tidak enak lagi. Bijinya medium, berukuran 14.5 x 4.2 x 2.8 cm, sebagian

biji berserat pendek.

6. Madu

Berat buah 370 gram, berukuran 10.4 x 6.9 x 5.6 cm, berbentuk jorong, letak

tangkai agak miring, pangkal buah bulat, pucuk buah bulat, tidak berlekuk, tidak

berparuh. Kulit buah sedang, halus berlilin, bintik- bintik sedang, berwarna putih

kehijauan. Daging buah tebal lunak, warna masak kuning berserat, sedikit dan agak kasar,

air buah sedang, beraroma harum, rasanya manis. Bijinya sedang, berukuran 9.1 x 4.9

x 2.4 cm, sebagian biji berserat pendek. Pada umumnya buah segera dapat dipanen setelah

tanaman berumur 3-4 bulan dari saat berbunga. Adapun cara pemetikan buah yang

7. Makalah Pengantar Teknologi Pertanian “Penanganan Pascapanen Buah Mangga”


biasa dilakukan petani adalah dengan bambu yang dianyam (dibentuk) sedemikian rupa,

sehingga apabila bambu ditarik maka buah akan langsung dapat masuk ke dalam anyaman

tersebut.

Masa panen mangga disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata saat panen dari beberapa jenis tanaman mangga

No. Macam varietas Saat panen bulan ke

1 Manalagi 7-11

2 Lalijiwo 9-10

3 Arumanis 10-12

4 Satog 10-12

5 Golek 9-10

6 Madu 8-12

8. Makalah Pengantar Teknologi Pertanian “Penanganan Pascapanen Buah Mangga”


2.2. Penanganan Pasca Panen Mangga

Buah mangga yang telah dipanen tidak boleh langsung terkena sinar matahari, angin, atau

hujan, baik di lapangan mapun waktu diangkut ke tempat pengemasan karena hal tersebut

dapat mempengarui kualitas buah. Setelah dipanen perlu dilakukan penanganan pasca panen.

Penanganan pasca panen buah dilakukan untuk tujuan penyimpanan, transportasi dan

kemudian pemasaran. Penanganan pasca panen yang dilakukan pada buah mangga diantaranya

adalah:

2.2.1. Membersihkan buah

Apabila saat panen digunakan gunting untuk memanen buah, setidaknya 10 cm dari

tangkai harus dipertahankan. Dengan demikian getah yang sangat lekat dan mudah

mengalir pada buah mangga yang baru dipetik, tidak akan mengotori buah. Buah mangga,

khususnya varietas berwarna hijau di Indonesia, banyak sekali mengalirkan lateks atau

getah dari tangkai yang baru saja dipotong. Getah ini harus dibersihkan dari buah dengan

mencuci buah dengan larutan 100 ppm natrium hipokhlorit secepatnya setelah buah

dipetik, untuk mencegah getah membakar kulit buah yang selanjutnya dapat menyebabkan

buah membusuk. Untuk mengendalikan Antraknosis buah direndam dalam air hangat

bersuhu 520 C selama 1 - 3 menit. Kendala yang dihadapi pada metode ini ialah bahwa

sulit sekali untuk mempertahankan suhu yang diperlukan dengan peralatan yang tersedia

di daerah pedesaan. Lagi pula metode ini mahal dan buah akan banyak bertambah ringan,

kehilangan lapisan lilinnya dan lebih cepat membusuk sebagai akibat dari penerapan

metode tersebut.

9. Makalah Pengantar Teknologi Pertanian “Penanganan Pascapanen Buah Mangga”


2.2.2. Sortasi dan Grading

Setelah pemanenan, dilakukan sortasi dan grading. Perlakuan ini dilakukan untuk

memperoleh buah dengan ukuran, tingkat kematangan dan kualitas yang seragam. Sortasi

bertujuan untuk memisahkan buah yang layak jual dan tidak layak dijual agar diperoleh

buah yang seragam bentuk, warna, ukuran dan kematangannya sedangkan grading

dilakukan untuk memperoleh buah yang seragam ukurannya (besar, sedang, kecil atau

sangat kecil).

Sortasi dan grading mangga gedong dilakukan dengan kriteria ukuran yang seragam

dilakukan dengan pemilahan buah berdasarkan ukuran, tidak cacat, utuh, tidak duduk, tidak

bernoda hitam, tidak berlubang dan tidak tergores. Sortasi dan pengkelasan dilakukan

secara manual dengan cara memisahkan buah berukuran kecil ≤200g, sedang 200-400g dan

besar ≥400g. Kegiatan ini penting dilakukan agar buah yang dipasarkan terjaga mutunya,

karena buah yang rusak akan mempercepat dan mempengaruhi kerusakan buah yang lain

yang ada dalam satu kemasan. Pada buah mangga gedong, kriteria yang juga sangat penting

dalam sortasi adalah buah tidak duduk (bentuk buah datar di ujung).

2.2.3. Pelilinan

Dalam penanganan pascapanen mangga, pelapisan lilin atau waxing dapat menekan

laju respirasi sehingga perlakuan ini merupakan salah satu alternatif untuk memperpanjang

masa simpan buah-buahan. Pelilinan akan menghambat proses respirasi sehingga

perubahan kimiawi yang terjadi pada mangga relatif terhambat. Dengan terjadinya

penghambatan respirasi akan menunda kematangan buah. Pelilinan 6% yang diikuti

dengan penggunaan benomyl 1000 ppm dan glossy agent dengan konsentrasi 0,125% dapat

mempertahankan kesegaran buah hingga mencapai minggu ke 4 dibandingkan dengan

10. Makalah Pengantar Teknologi Pertanian “Penanganan Pascapanen Buah Mangga”


buah tanpa pelilinan. Hal ini menunjukkan bahwa pelilinan mampu membentuk lapisan

pada seluruh permukaan mangga dan menutupi pori-pori secara merata namun tidak

mengganggu aktivitas fisiologis yang masih berlangsung. Proses ini yang diduga sebagai

proses penghambatan sehingga buah lebih tahan lama dibandingkan dengan tanpa adanya

pelilinan.

Perlakuan pelilinan buah dilakukan dengan cara pencelupan atau penyemprotan

menggunakan emulsi lilin selama 10 - 30 detik. Kemudian dilakukan penirisan dengan

membiarkan kering angin atau menggunakan kipas angin guna mempercepat proses

pengeringan. Mangga yang diberi perlakuan pelilinan memiliki penampakan yang lebih

bagus dibandingkan dengan tanpa pelilinan. Di tingkat kelompok tani, perlakuan pelilinan

jarang dilakukan. Pelilinan merupakan salah satu perlakuan yang direkomendasikan.

Selain dapat menjaga dari kerusakan juga dapat memperbaiki penampilan buah. Seperti

juga penelitian yang dilakukan oleh Prusky et al (1999) yang melakukan pelilinan pada

buah mangga dapat menurunkan serangan antracnose dan buah memiliki penampakan yang

lebih baik secara fisik dan kimia dengan kerusakan minimal.

2.2.4. Pengemasan

Pengemasan harus mampu melindungi mangga dari kerusakan yang terjadi selama

distribusi dan pemasaran. Fungsi lain pengemasan adalah mempertahankan bentuk dan

kekuatan kemasan dalam waktu yang lama, termasuk dalam kondisi kelembaban nisbi yang

mendekati jenuh atau setelah terguyur air. Pengemasan merupakan bagian dari kegiatan

pascapanen sebelum dilakukan transportasi atau penyimpanan. Adanya wadah atau

pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk

yang ada di dalamnya dan melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik

11. Makalah Pengantar Teknologi Pertanian “Penanganan Pascapanen Buah Mangga”


(gesekan, benturan, getaran) (Broto, W., 2003). Untuk pemasaran ekspor, sebelum

dimasukkan ke dalam karton, mangga diberi pelapis net foam. Hal ini dilakukan untuk

mencegah kerusakan fisik akibat benturan selama dalam transportasi. Setelah dilakukan

pengemasan dengan net foam, baru kemudian dimasukkan ke dalam karton yang dibagian

dalam diberi pelapis lilin. Ukuran karton yang digunakan adalah 40x30x10 cm dengan isi

tiap karton 2 kg.

2.2.5. Adaptasi suhu

Buah sebelum disimpan perlu dilakukan adaptasi suhu. Adaptasi suhu diperlukan

untuk mencegah terjadinya chilling injury. Adaptasi suhu dilakukan pada suhu 15°C

selama 24 jam. Hal ini sesuai dengan beberapa penelitian yang menggunakan suhu adaptasi

pada 15°C yang dapat mempertahankan kesegaran buah selama 4 minggu (Lam and Ng,

1984). Setelah buah dikemas kemudian dilakukan adaptasi pada cold room. Setelah

tercapai suhu yang diinginkan, buah dipindahkan ke ruang berpendingin dengan suhu 10°C

untuk penyimpanan.

2.2.6. Penyimpanan

Penyimpanan buah mangga dilakukan dalam suhu dingin. Penyimpanan dingin buah

klimakterik selain mengakibatkan tertundanya kematangan buah juga berpengaruh pada

respon jaringan terhadap etilen. Hal ini berarti, buah memerlukan waktu kontak lebih lama

dengan dosis etilen tertentu untuk mengawali kematangannya pada suhu rendah (Broto, W,

2003). Penyimpanan dingin bertujuan untuk membatasi pembusukan tanpa menyebabkan

terjadinya kematangan abnormal atau perubahan-perubahan lainnya yang tidak diinginkan

dan mempertahankan mutu sampai ke tangan konsumen dalam jangka waktu yang lama.

Perlu diperhatikan bahwa buah mangga dapat rusak karena suhu rendah/dingin (kerusakaan

12. Makalah Pengantar Teknologi Pertanian “Penanganan Pascapanen Buah Mangga”


faali bila disimpan pada suhu rendah tetapi di atas titik beku air). Kerusakan oleh suhu

rendah ini antara lain terlihat sebagai berubahnya warna kulit menjadi abu-abu, terbentuk

nya lobang-lobang pada kulit dan buah tidak merata menjadi masak (warna buah jelek dan

juga rasanya pun tidak enak). Guna mencegah kerusakan oleh suhu rendah, sebaiknya buah

mangga disimpan pada duhu 10 - 150C. Kisaran ini disebabkan oleh varietas, tingkat masak

buah, lokasi, pengaruh musim pada buah, dan sebagainya.

Umur kesegaran mangga dapat dipertahankan hingga 2 – 3 minggu bila disimpan

pada kondisi suhu 13OC dan kelembaban 85 – 90 persen, namun demikian beberapa

varietas masih dapat bertahan pada suhu yang lebih rendah yaitu 10OC di bawah suhu

tersebut merupakan kondisi yang tidak baik bagi penyimpanan mangga. Penyimpanan

buah mangga pada sistim udara terkendali nampaknya tidak memberikan banyak

keuntungan dalam perpanjangan masa simpan. Kondisi penyimpanan udara terkendali

untuk buah mangga yang aman adalah bersuhu 13OC dengan kadar CO2 : 5% dan kadar O2

: 5%.

2.2.7. Pengangkutan

Dilihat dari sudut teknis mapun ekonomis, pengangkutan merupakan faktor penting

pada penanganan dan pemasaran buah mangga karena buah mangga cepat membusuk bila

tidak disimpan pada suhu dingin, sangat penting untuk secepat mungkin mengangkutnya

ke lokasi pemasaran. Pada pengangkutan buah mangga untuk tujuan ekspor maupun

domestik harus menggunakan mobil yang dilengkapi ruang pendingin. Hal ini untuk

menjaga rantai dingin selama transportasi. Rantai dingin diperlukan untuk membatasi

pembusukan tanpa menyebabkan terjadinya kematangan abormal atau perubahan-

13. Makalah Pengantar Teknologi Pertanian “Penanganan Pascapanen Buah Mangga”


perubahan lainnya yang tidak diinginkan dan mempertahankan mutu sampai ke tangan

konsumen. Suhu yang tepat untuk pengangkutan mangga adalah 10°C.

Gambar 1 : Teknologi Pemanenan Buah Mangga

Panen buah mangga

Sortasi dan granding

Penghambatan proses Percepatan proses pematangan


pematangan

Teknologi pengepakan

Pengiriman

Bongkar muatan

Pengemasan akhir dan


labeling

Penyajian pada market

Konsumen

14. Makalah Pengantar Teknologi Pertanian “Penanganan Pascapanen Buah Mangga”


BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

3.1.1. Pemanenan mangga dilakukan dengan menyisakan tangkai sepanjang 10 - 15 mm

dengan waktu petik yang disarankan adalah pada pagi hari yaitu pada pukul 07.00 -

08.00 WIB.

3.1.2. Tahapan proses penanganan pasca panen mangga meliputi: pembersihan buah, sortasi

dan grading, pelilinan, pengemasan, adaptasi suhu, penyimpanan dan pengangkutan.

3.2. Saran

Sebaiknya setelah panen buah mangga perlu dilakukan penanganan pasca panen yang

benar sehingga hasil panen mangga tetap berkualitas dan mempunyai daya simpan yang lama

selain itu perlu dilakukan pengolahan terhadap buah mangga yang mempunyai kualitas kurang

baik sehingga tetap mempunyai nilai jual yang tinggi.

15. Makalah Pengantar Teknologi Pertanian “Penanganan Pascapanen Buah Mangga”


DAFTAR PUSTAKA

Broto, W., 2003. Mangga: Budi Daya, Pascapanen dan Tata Niaganya. Agromedia Pustaka,
Jakarta.

Firdaus, M dan Wagiono, Y.K. 2008. Apa kabar Daya Saing Buah Kita (On-line)
http://firdausipb.files.wordpress.com/2008/04/apa-kabar-dayasaing-buah-kita.pdf.
diakses tanggal 1 Juni 2012.

Lam, P.F and K.H. Ng. 1984. Influence of Temperature Adaption and Physiological Stage on The
Storage of ‘Harumanis’ Mango. Proceeding First Australian Mango Research Workshop.
Cairn. Quensland Australia. 274 – 278.

Prusky, Dov et al., 1999. Effect of hot water brushing, prochloraz treatment and waxing on the
incindence of black spot decay caused by alternaria alternata in mango fruits. Postharvest
Technology and Biology 15: 165 – 174.

Setyadjit dan Sjaifullah. 1992. Pengaruh Ketebalan Plastik untuk Penyimpanan Atmosfir
Termodifikasi Mangga Cv. Arumanis dan Indramayu. Jurnal Hortikultura 2(1) 31 – 42.

Sjaifullah, Yulianingsih dan Sulusi P. 1998. Penyimpanan Buah Mangga Gedong Segar dengan
Teknik Modifikasi Atmosfir. Jurnal Hortikultura 7(4):927 – 935.

Soemarno. 2011. “Optimalisasi Sistem Agribisnis Mangga dalam rangka Memenuhi


Ekspor Non-Migas Jawa Timur”. Bahan Kajian MK Metode Pengembangan
Wilayah.

16. Makalah Pengantar Teknologi Pertanian “Penanganan Pascapanen Buah Mangga”

Anda mungkin juga menyukai