Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“MENGENAL KESEHATAN JIWA DI

MASYARAKAT”

DISUSUN OLEH

Hendriawan Tadawuya

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Bidang studi : Ilmu Keperawatan Jiwa

Topik : ”Mengenal Kesehatan Jiwa di Masyarakat ”

Sasaran : Keluarga yang telah dipilih oleh kader di Desa Natar

Tempat : RSKD Dadi Provinsi Sulawesi Selatan

Hari/Tanggal :

Waktu : 60 Menit

1. Tujuan Instruksional Umum

Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama keluarga tentang kesehatan

jiwa dalam keluarga.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan keluarga dapat :


a. Menyebutkan pengertian keluarga sehat jiwa

b. Menyebutkan bagaimana cara keluarga sehat jiwa

c. Menyebutkan cara menjaga keluarga sehat jiwa

d. Menjelaskan beberapa dampak gangguan jiwa bagi keluarga

3. Sasaran

Keluarga/masyarakat yang telah dipilih oleh kader di lingkungan Desa Natar


4. Materi

a. Pengertian keluarga sehat jiwa

b. Bagaimana cara keluarga sehat jiwa

c. Cara menjaga keluarga sehat jiwa

d. Dampak gangguan jiwa bagi keluarga

5. Metode

a. Ceramah

b. Tanya jawab

c. Diskusi

5. Media

a. Leaflet

b. LCD

c. Power Point

7. Kriteria Evaluasi

A. Kriteria struktur :

 Peserta hadir di balai desa Natar 15 menit sebelum acara dimulai

 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat

penyuluhan.

B. Kriteria Proses :

 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.

 Peserta konsentrasi mendengarkan penyuluhan.

 Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara lengkap dan

benar.
C. Kriteria Hasil :

 Peserta mengetahui tentang keluarga sehat jiwa

 Peserta mengerti bagaimana cara menjadi keluarga sehat jiwa

 Peserta mengerti cara menjaga keluarga agar tetap sehat jiwa

 Peserta mengerti dampak gangguan jiwa bagi keluarga

8. Kegiatan penyuluhan

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA

1 5 Menit Pembukaan:

 Memperkenalkan diri  Menyambut salam dan men

 Menjelaskan tujuan dari penyuluhan. dengarkan

 Melakukan kontrak waktu.  Mendengarkan

 Menyebutkan materi penyuluhan  Mendengarkan

yang akan diberikan  Mendengarkan

2 15 Menit Pelaksanaan :

 Menjelaskan tentang pengertian  Mendengarkan dan memper-

Keluarga sehat jiwa hatikan

 Menjelaskan bagaimana cara

menjadi keluarga sehat jiwa  Bertanya dan menjawab per-

 Menjelaskan bagaimana cara tanyaan yang diajukan

menjaga keluarga sehat jiwa

 Menjelaskan dampak gangguan

jiwa bagi keluarga


3 5 Menit Evaluasi :

Menanyakan pada peserta Menjawab & men-jelaskan

tentang materi yang diberikan pertanyaan

dan reinforcement kepada peserta

bila dapat menjawab &

menjelaskan kembali

pertanyaan/materi

4 5 Menit Teriminasi :

 Mengucapkan terima-kasih Mendengarkan dan membalas

kepada peserta salam

 Mengucapkan salam

9. Pengorganisasian :

 Pembicara :

 Moderator :

 Pembimbing :
- Lampiran
MATERI

1. PENGERTIAN

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga

dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap

dalam keadaan saling ketergantungan.

2. DAMPAK GANGGUAN JIWA BAGI KELUARGA

 Penolakan

Sering terjadi dan timbul ketika ada keluarga yang menderita gangguan jiwa,

pihak anggota keluarga lain menolak penderita tersebut dan menyakini memiliki

penyakit berkelanjutan. Selama episode akut anggota keluarga akan khawatir dengan

apa yang terjadi pada mereka cintai. Pada proses awal, keluarga akan melindungi

orang yang sakit dari orang lain dan menyalahkan dan merendahkan orang yang

sakit untuk perilaku tidak dapat diterima dan kurangnya prestasi. Sikap ini mengarah

pada ketegangan dalam keluarga, dan isolasi dan kehilangan hubungan yang

bermakna dengan keluarga yang tidak mendukung orang yang sakit.

Tanpa informasi untuk membantu keluarga belajar untuk mengatasi penyakit

mental, keluarga dapat menjadi sangat pesimis tentang masa depan. Sangat penting

bahwa keluarga menemukan sumber informasi yang membantu mereka untuk

memahami bagaimana penyakit itu mempengaruhi orang tersebut. Mereka perlu tahu

bahwa dengan pengobatan, psikoterapi atau kombinasi keduanya, mayoritas orang

kembali ke gaya kehidupan normal.


 Stigma

Informasi dan pengetahuan tentang gangguan jiwa tidak semua dalam anggota

keluarga mengetahuinya. Keluarga menganggap penderita tidak dapat

berkomunikasi layaknya orang normal lainnya. Menyebabkan beberapa keluarga

merasa tidak nyaman untuk mengundang penderita dalam kegiatan tertentu. Hasil

stigma dalam begitu banyak di kehidupan sehari-hari, Tidak mengherankan, semua

ini dapat mengakibatkan penarikan dari aktif berpartisipasi dalam kehidupan sehari-

hari.

 Frustrasi, Tidak berdaya dan Kecemasan

Sulit bagi siapa saja untuk menangani dengan pemikiran aneh dan tingkah

laku aneh dan tak terduga. Hal ini membingungkan, menakutkan dan melelahkan.

Bahkan ketika orang itu stabil pada obat, apatis dan kurangnya motivasi bisa

membuat frustasi. Anggota keluarga memahami kesulitan yang penderita miliki.

Keluarga dapat menjadi marah marah, cemas, dan frustasi karena berjuang untuk

mendapatkan kembali ke rutinitas yang sebelumnya penderita lakukan.

 Kelelahan dan Burnout

Seringkali keluarga menjadi putus asa berhadapan dengan orang yang dicintai

yang memiliki penyakit mental. Mereka mungkin mulai merasa tidak mampu

mengatasi dengan hidup dengan orang yang sakit yang harus terus-menerus dirawat.

Namun seringkali, mereka merasa terjebak dan lelah oleh tekanan dari perjuangan

sehari-hari, terutama jika hanya ada satu anggota keluarga mungkin merasa benar-

benar di luar kendali. Hal ini bisa terjadi karena orang yang sakit ini tidak memiliki

batas yang ditetapkan di tingkah lakunya. Keluarga dalam hal ini perlu dijelaskan

kembali bahwa dalam merawat penderita tidak boleh merasa letih, karena dukungan

keluarga tidak boleh berhenti untuk selalu men-support penderita.


 Duka

Kesedihan bagi keluarga di mana orang yang dicintai memiliki penyakit

mental. Penyakit ini mengganggu kemampuan seseorang untuk berfungsi dan

berpartisipasi dalam kegiatan normal dari kehidupan sehari-hari, dan penurunan

yang dapat terus-menerus. Keluarga dapat menerima kenyataan penyakit yang dapat

diobati, tetapi tidak dapat disembuhkan. Keluarga berduka ketika orang yang dicintai

sulit untuk disembuhkan dan melihat penderita memiliki potensi berkurang secara

substansial bukan sebagai yang memiliki potensi berubah.

 Kebutuhan Pribadi dan Mengembangkan Sumber Daya Pribadi

Jika anggota keluarga memburuk akibat stres dan terlalu banyak pekerjaan,

dapat menghasilkan anggota keluarga yang sakit tidak memiliki sistem pendukung

yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, keluarga harus diingatkan bahwa mereka

harus menjaga diri secara fisik, mental dan spiritual yang sehat. Memang ini bisa

sangat sulit ketika menghadapi anggota keluarga yang sakit mereka. Namun, dapat

menjadi bantuan yang luar biasa bagi keluarga untuk menyadari bahwa kebutuhan

mereka tidak boleh diabaikan.

3. CARA KELUARGA MENJADI SEHAT JIWA

 Anggota keluarga saling memperhatikan

 Ada waktu bersama

 Dapat saling mengemukakan pendapat, ada waktu mendengarkan dan membantu

menyelesaikan masalah

 Keluarga memberi kesempatan pada anggota keluarganya untuk memiliki

kehidupan pribadi

 Saling menjaga satu sama lain

 Ciptakan kehidupan beragama


4. CARA MENJAGA KELUARGA SEHAT JIWA

 Menerima keadaan seperti adanya

 Saling mengemukakan pendapat dan menyampaikan perasaan secara jujur

 Saling memuji dengan tulus,mengingatkan sesuai keadaan. Tidak hanya mencela.

 Peduli

 Tidak mencaci maki dan memukul

 Cari jalan keluar dengan baik

 Memiliki harapan sesuai keadaan.

5. CIRI-CIRI ORANG SEHAT JIWA

a. Bebas dan otonomi


b. Tahan terhadap stress

c. Mampu beradaptasi dengan orang lain secara harmonis

d. Hidup produktif

6. PENYEBAB GANGGUAN JIWA

Gangguan jiwa disebabkan oleh berbagai faktor berikut :

a. Suasana rumah yang tidak harmonis, seperti : tidak PD, sering bertengkar, salah

pengertian, kurang bahagia

b. Pengalaman masa kanak-kanak yang bersifat traumatik

c. Faktor keturunan

d. Perubahan/kerusakan dalam otak, seperti : infeksi, luka, perdarahan, tumor, gg

peredaran darah, keracunan, pemakaian alkohol jangka panjang, kekurangan

vitamin, epilapsi dan keracunan


Faktor lain :

Individu yang tidak mendapat kesempatan dan fasilitas anggota masyarakat yang

dihargai, kemiskinan, pengangguran, ketidakadilan, ketidakamanan, persaingan yang

berat dan diskriminasi sosial

7. CIRI-CIRI GANGGUAN JIWA


a. Perubahan yang berulang dalam pikiran,

b. Mengalami penurunan daya ingat

c. Perubahan perilaku yang aneh, dll

d. Memiliki labilitas emosional

e. Menarik diri dari interaksi sosial

f. Mengabaikan penampilan dan kebersihan diri

g. Memiliki keengganan melakukan segala hal.

h. Mengalami kesulitan mengorientasikan waktu, orang dan tempat

8. FUNGSI DAN TUGAS KELUARGA


1. Fungsi Keluarga

Gambaran umum tentang fungsi keluarga dalam kesehatan jiwa adl :

a. Pendewasaan kepribadian dari para anggota keluarga

b. Pelindung dan pemberi keamanan bagi anggota keluarga

c. Fungsi sosialisasi, yaitu kemampuan untuk mengadakan hubungan antar anggota

keluarga dengan keluarga lain atau masyarakat

2. Tugas keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan :

a. Mengenal adanya penyimpangan awal sedini mungkin

b. Mengambil keputusan dalam mencari pertolongan atau bantuan kesehatan untuk

anggota keluarga
c. Memberi perawatan bagi anggota keluarga yang sakit, cacat, atau memerlukan

bantuan dan menanggulangi keadaan darurat

d. Menciptakan lingkungan keluarga yang sehat

e. Memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat

9. FUNGSI KELUARGA DALAM UPAYA MENCEGAH GANGGUAN JIWA


a. Menciptakan lingkungan yang sehat jiwa bagi anggota keluarga

b. Saling mencintai, menghargai dan mempertcayai antar anggota keluarga

c. Saling membantu dan memberi antar anggota keluarga

d. Saling terbuka dan tidak ada dikriminasi

e. Memberi pujian dan punishment sesuai dengan perilaku

f. Menghadapi ketegangan dengan tenang dan menyelesaikan masalah secara tuntas

g. Menunjukan empati antar anggota keluarga

h. Membina hunbungan dengan masyarakat

i. Menyediakan waktu untuk kebersamaan, seperti : rekreasi bersama antar anggota

10. UPAYA PERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN JIWA DALAM


KELUARGA

a. Mengenal adanya gangguan kesehatan sedini mungkin

b. Mengambil keputusan dalam mencari pertolongan atau bantuan kesehatan

c. Memberikan perawatan kpd anggota keluarga yang sakit, cacat maupun yang

tidak sakit tapi memerlukan bantuan

d. Menaggulangi keadaan darurat kesehatan

e. Menciptakan lingkungan keluarga yang sehat

f. Memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat


11. Upaya Perawatan Pasien gangguan jiwa di masyarakat

a. Pasien jangan di pasung, karena memasung penderita sama artinya dengan

merampas hak hidupnya

b. Jika terlihat gangguan atau terdapat gangguan segera bawa ke puskesmas terdekat

c. Jangan dijauhi atau dikucilkan

d. Bekali dengan berbagai keterampilan untuk meningkatkan produktifitas

e. Membawa penderita untuk kontrol rutin ke pelayanan kesehatan.


DAFTAR RUJUKAN

Keliat budi, ana. Peran serta keluarga dalam perawatan klien gangguan jiwa. EGC. 1995

Keliat budi, ana dkk. Proses keperawatan jiwa. EGC. 1987Stuart and Sunden. Pocket

guide to psychiatric nursing. EGC.1998

Anda mungkin juga menyukai