Anda di halaman 1dari 25

PENGENALAN ALAT – ALAT DENGAN PENGGUNAANNYA

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM


KIMIA DASAR

Di susun oleh :
KHAIRUL HAMDI
17/19609/THP-STPK

SARJANA TEKNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT


DAN TURUNANNYA
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
JOGJAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu,
perkakas, perabot, yang dipakai untuk mencapai maksud dan tujuannya. Hal
yang harus diperhatikan adalah kebersihan dari alat yang digunakan.
Kebersihan dari alat dapat mengganggu hasil pratikum. Apabila alat yang
digunakan tersebut tidak bersih, maka akan terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan. Contohnya jika pada alat–alat tersebut masih tersisa zat–zat kimia,
maka zat tersebut dapat saja bereaksi dengan zat yang kita gunakan
sesudahnya dan dapat mengakibatkan kegagalan dalam pratikum.
Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil
yang didapat tidak akurat dalam hal ilmu statistika kesalahan seperti ini
digolongkan dalam galat pasti. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara
kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum
melakukan praktikum di laboratorium kimia. Bukan hal yang mustahil bila
terjadi kecelakaan di dalam laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian
dan penggunaan alat–alat dan bahan yang dilakukan dalam suatu pratikum
yang berhubungan dengan bahan kimia berbahaya, disamping itu, pemilihan
jenis alat yang akan digunakan dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan
penelitian. Agar penelitian berjalan lancar.
1.2 Tujuan.
Adapun tujuan dari Praktikum Kimia Dasar acara Pengenalan Alat–Alat
dan penggunaanya adalah:
1. Untuk mengenalkan beberapa macam alat sederhana dan penggunaannya.
2. Praktikum ini sebagai pendahuluan bagi praktikum berikutnya.
3. Praktikan dapat melakukan prosedur dalam mereaksikan zat kimia.
4. Praktikan dapat menyimpulkan dari setiap acara praktikum.
1.3 Manfaat.
Adapun manfaat dari Praktikum Kimia Dasar acara Pengenalan Alat–Alat
dan penggunaannya adalah:
1. Mahasiswa mengetahui nama dan fungsi ala- alat laboratorium
2. Mahasiswa mengetahui cara penggunaan beberapa alat-alat laboratorium.
3. Mahasiswa mengetahui jenis, sifat dan fungsi zat kimia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peralatan Gelas.
Alat gelas yang digunakan dilaboratorium (laboratory glassware)
umumnya merupakan gelas borosilikat. Gelas ini terbuat dari kursa/silikat
oksida berkualitas tinggi, borong oksida, alumunuium oksida dan natrium
oksida. Gelas jenis ini mencair pada suhu yang agak tinggi dan mempunyai
angka mulai kecil, oleh karena itu dapat dipanaskan hingga suhu tinggi dan
dapat direndam dalam air dingin atau es tanpa terjadi keretakan atau pecah.
Selain itu gelas boroksilat juga tidak beraksi dengan bahan kimia sehingga
cocok digunakan sebagai alat gelas laboratorim (Goenawan, 2017).
2.2 Gas Amoniak.
Amoniak adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa
ini didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amoniak).
Walaupun amoniak memiliki sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di
bumi, amoniak sendiri adalah senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan.
Amoniak yang digunakan secara komersial dinamakan amoniak anhidrat.
Istilah ini menunjukkan tidak adanya air pada bahan tersebut. Karena amonia
mendidih di suhu -33 °C, cairan amonia harus disimpan dalam tekanan tinggi
atau temperatur amat rendah (Anonim, 2017).
2.3 Pengencerean Asam Klorida (HCl).
Asam klorida merupakan asam monoprotik yang paling sulit
mengalami reaksi redoks. Ia juga merupakan asam kuat yang paling tidak
berbahaya untuk ditangani dibandingkan dengan asam kuat lainnya.
Walaupun asam, ia mengandung ion klorida yang tidak reaktif dan tidak
beracun. Asam klorida dalam konsentrasi menengah cukup stabil untuk
disimpan dan terus mempertahankan konsentrasinya. Oleh karena alasan
inilah, ditambah kenyataan bahwa asam ini tersedia dalam bentuk pereaksi
murni, asam klorida merupakan reagen pengasam yang sangat baik. Asam
klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk menentukan jumlah basa.
Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil yang lebih baik oleh karena
titik akhir yang jelas. Asam klorida azeotropik dapat digunakan sebagai
standar prime rdalam analisis kuantitatif, walaupun konsentrasinya
bergantung pada tekanan atmosfernya ketika dibuat. Asam klorida sering
digunakan dalam analisis kimia untuk "mencerna" sampel-sampel analisis.
Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis logam dan menghasilkan logam
klorida dan gas hidrogen. Ia juga bereaksi dengan senyawa dasar semacam
kalsium karbonat dan tembaga oksida, menghasilkan klorida terlarut yang
dapat dianalisis (Yudistira, 2017).
2.4 Pengenceran Dengan Labu Ukur.
Untuk menbuat larutan standart kadang dilakukan dengan cara
mengencerkan larutan yang sudah tersedia. Pengenceran adalah suatu
peristiwa penurunaan molaritas larutan dengan penambahan volume larutan.
Persamaan untunk menyatakan hubungan molaritas larutan sebelum dan
setelah pengenceran (Anonim, 2017)
2.5 Tirasi.
Titrasi digunakan dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi
dari reaktan. Teknik ini juga dikenali dengan analisis volumetrik. Analisis
titrimetri merupakan satu dari bagian utama dari kimia analitik dan
perhitungannya berdasarkan hubungan stoikhiometri dari reaksi-reaksi kimia.
Analisis cara titrimetri berdasarkan reaksi kimia seperti: aA + tT → hasil
dengan keterangan: (a) molekul analit A bereaksi dengan (t) molekul pereaksi
T. Pereaksi T, disebut titran, ditambahkan secara sedikit-sedikit, biasanya dari
sebuah buret, dalam bentuk larutan dengan konsentrasi yang diketahui.
Larutan yang disebut belakangan disebut larutan standar dan konsentrasinya
ditentukan dengan suatu proses standardisasi (Ahmad, 2008).
2.6 Pengenceran Asam Sulfat (H2SO4).
Pada pengenceran HCl, pengenceran dilakukan dengan jalan
menambahkan pelarut kedalam zat yang akan diencerkan. Ini adalah cara
pengenceran yang lazim dilakukan. Untuk zat-zat yang menunjukkan reaksi
eksotermis pada pengenceran sperti H2SO4 pekat maka pengenceran
dilakukan dengan sedikit berbeda yaitu dengan cara menuangkan H2SO4
pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (Anonim, 2017).
2.7 Penyaringan.
Penyaringan adalah proses-proses pemisahan dari campuaran heterogen
yang mengandung cairan dan partakel-partikel padat. Menyaring adalah cara
untuk memisahkan suatu endapan dari suatu larutan. Dalam percobaan ini
akan disaring PbSO4, yang dibuat mereaksikan H2SO4 dengan Pb asetat
(Anonim,2017).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Tanggal Praktikum.
Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin, 04 September 2017 di
laboratorium Kimia Dasar, Pilot Plan, Institut Pertanian Stiper (INSTIPER)
Jogjakarta.
3.2 Alat Dan Bahan.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah elenmeyer 250
ml 2 buah, beaker gelas 75 ml 1 buah, labu ukur 100 ml 1 buah, corong 1
buah, rak tabung reaksi 1 buah, pipet ukur 1 buah, penjepit 1 buah, tabung
reaksi 2 buah, batang pengaduk 1 buah, buret 1 buah, pipet gondok 1 buah,
kertas lakmus merah 1 buah, kertas lakmus biru 1 buah, dan statif 1 buah.
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah NH4Cl 2 ml,
NaOH 1 ml, HCl 20 ml, Indikator pp 3 tetes, Aquades dan H2SO4 0,1 ml.
3.3 Prosedur Praktikum
3.3.1 Prosedur Teoritis.
3.3.1.1 Pembuatan Dan Pengenalan Suatu Gas Serta Pengenalan
Kertas Lakmus.
1. Menyiapkan alat dan bahan dalam dalam keadan bersih dan
kering.
2. Mengambil 2 ml larutan NH4Cl 20% menggunakan pipet
tetes dan memasukan kedalam tabung reaksi.
3. Menambahkan 1 ml larutan NaCH.
4. Menggoyang tabung reaksi hingga larutan homogen.
5. Memanaskan larutan diatas pemanas spirtus hingga muncul
gas NH3.
6. Menguji gas NH3 dengan kertas lakmus merah dan biru.
7. Mengganti perubahan yang terjadi.
3.3.1.2 Pengenceran Degan Labu Ukur.
1. Menyiapkan alat dan bahan dalam dalam keadan bersih dan
kering.
2. Mengambil 20 ml larutan HCl 0,5 menggunakan pipet ukur
dan memasukan ke dalam labu takar 100 ml.
3. Menambahkan aquades hingga tanda batas.
4. Membersihkan titik air dengan kertas saring.
5. Mengocok larutan hingga homogen.
6. Larutan HCl 0,1 ml 100 ml siap digunakan.
3.3.1.3 Titrasi.
1. Menyiapkan alat dan bahan dalam dalam keadan bersih dan
kering.
2. Membilas buret dengan sedikit larutan standar NaOH 0,1 m
(titer).
3. Memasukan 50 ml larutan standar NaCH 0,1 m ke dalam
buret 50 ml.
4. Mengambil 10 ml larutan HCl 0,1 m (titran) menggunakan
pipit ukur dan memasukan kedalam erlenmayer 250 ml.
5. Menambahkan 3 tetes indikator PP dengan larutan standar
NaOH 0,1 ml sampai titik akhir titrasi.
6. Menitrasi larutan HCl 0,1 ml sampai titik akhir titrasi.
7. Mencatat volume yang diperlukan.
8. Mengulangi percobaan sebanyak dua kali.
9. Menghitung konsentrasi sesungguhnya pada titrasi.
3.3.1.4 Pengenceran H2SO4 Pekat.
1. Menyiapkan alat dan bahan dalam keadaan bersih dan
kering.
2. Mengambil 20 ml larutan HCl 0,5m menggunakan pipet
ukur dan memasukkan ke dalam labu takar 100 ml.
3. Menambahkan aquades hingga tanda batas.
4. Membersihkan titik air dengan kertas kering.
5. Mengocok larutan hingga homogen.
6. Larutan HCl 0,1 ml 100 ml siap digunakan.
3.3.1.5 Penyaringan.
1. Menyiapkan alat dan bahan dalam keadaan bersih dan
kering.
2. Mengambil 5 ml larutan Pb (CH3COO)2 dan memasukkan
dalam tabung reaksi.
3. Menambahkan 3 ml H2SO4 pekat
4. Menggoyang tabung reaksi hingga larutan homogen.
5. Mengamati perubahan yang terjadi.
6. Menempatkan lipatan kertas saring dalam corong dan
membasahi dengan sedikit aquades.
7. Mendekantasi larutan dan menampung filtrat di dalam gelas
beker.
3.3.2 Prosuder Skematis.
3.3.2.1 Pembuatan Dan Pengenalan Suatu Gas Serta Pengenalan Kertas
Lakmus.
Disiapkan alat dan bahan dalam dalam keadan bersih
dan kering.

Ditambahkan 2 ml larutan NH4Cl 20% menggunakan


pipet tetes dan dimasukan kedalam tabung reaksi.

Ditambahkan 1 ml larutan NaCl.

Digoyang tabung reaksi hingga larutan homogen.

Dipanaskan larutan di atas pemanas spirtus hingga


muncul gas NH3.

Diamati perubahan yang terjadi.

Diuji gas NH3 dengan kertas lakmus merah dan biru.


Diagram Alir 1. Pembuatan Dan Pengenalan Suatu Gas
Serta Pengenalan Kertas Lakmus.
3.3.2.2 Pengenceran Dengan Labu Ukur.

Disiapkan alat dan bahan dalam keadaan bersih dan


kering.

Diambil 20 ml larutan HCl 0,5m menggunakan pipet


ukur dan memasukkan ke dalam labu takar 100 ml.

Ditambahkan aquades hingga tanda batas.

Dibersihkan titik air dengan kertas kering.

Dilarutan Hcl 0,1 ml 100 ml siap digunakan.


Diagram Alir 2. Pengenceran Dengan Labu Ukur.
3.3.2.3 Titrasi.

Disiapkan alat dan bahan dalam dalam keadan bersih


dan kering.

Dibilas buret dengan sedikit larutan standar NaOH 0,1


m (titer).

Dimasukan 50 ml larutan standar NaCH 0,1 m ke


dalam buret 50 ml.

Diambil 10 ml larutan HCl 0,1 m (titran)menggunakan


pipit ukur dan memasukan kedalam elenmayer 250
ml.

Ditambahkan 3 tetes indikator P.P dengan larutan


standar NaOH 0,1 ml sampai titik akhir titrasi.

Dititrasi larutan HCL 0,1 ml sampai titik akhir titrasi.

Dicatat volume yang di perlukan.

Dihitung konsentrasi sesungguhnya pada titrasi.


Diagram Alir 3. Proses Titrasi.
3.3.2.4 Pengenceran dengan H2SO4 pekat.
Disiapkan alat dan bahan dalam ksadan bersih dan
kering.

Diambil 20 ml larutan HCl 0,5m menggunakan pipet


ukur dan memasukkan ke dalam labu takar 100 ml.

Ditambahkan aquades hingga tanda batas.

Dibersihkan titik air dengan kertas kering.

Dikocok larutan hingga homogen.

Diarutan Hcl 0,1 ml 100 ml siap digunakan.

Diagram Alir 4. Proses pengeceran dengan H2SO4 pekat


3.3.2.5 Penyaringan.
Disiapkan alat dan bahan dalam keadaan bersih dan
kering.

Diambil 5 ml larutan Pb (CH3COO)2 dan memasukkan dalam


tabung reaksi.

Ditambahkan 3 ml H2SO4 pekat.

Digoyang tabung reaksi hingga larutan homogen.

Diamati perubahan yang terjadi.

Ditempatkan lipatan kertas saring dalam corong dan


membasahi dengan sedikit aquades.

Diidentifikasikan larutan dan menampung filtrat didalam


gelas beker.

Diagram Alir 5. Proses Penyaringan.


BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Hasil Pengamatan Pengenalan Alat-Alat Dan Pengunaannya
NO Nama Alat Gambar Kegunaan

Untuk tempat
1 Elenmayer zat yang di
titrasi

Untuk
mengukur
2 Gelas Ukur volume zat
kimia dalam
bentuk cair
Untuk
mengukur
3 Labu Ukur sejumlah volme
tertentu cairan
dengan tapat

Untuk
Tabung
4 mereaksikan zat
reaksi
zat kimia

Digunakan
untuk
5 Buret
melakukan
titrasi
Untuk
mengambil
6 Pipet gondok
larutan dengan
volume tertentu

Untuk
Pengaduk
7 mengaduk suatu
gelas
campuran

Mengambil
Pipet
8 larutan dalam
pasture(tetes)
jumlah kecil

Untuk
9 Penjepit memegang
tabung reaksi

Untuk menolong
pada waktu
memasukan
10 Corong
cairan pada
tempat yang
sempit

Untuk tempat
11 Gelas beker memasukan
larutan

Untuk
12 Static
meletakan buret
Untuk
membantu
13 Spirtus
proses
pembakaran
Untuk dipasang
pada pipet ukur
Karet
14 untuk
penghisap
menghisap
cairan
Untuk untuk
mengambil
15 Pipet ukur
larutan dalam
volume tertentu
Untuk
menimbang zat
16 Gelas kaca
kristal atau
padat

4.1.2 Pembuatan Dan Pengenalan Suatu Gas Serta Penenalan Kertas


Lakmus
Warna Warna Warna Warna Keter
No Bahan
Awal akhir merah biru angan
2 ml
NH4Cl
Tidak Tidak
1 + Biru Biru Basa
berewarna berwarna
1mol
NaOH
4.1.3 Pengenceran Dengan Labu Ukur

No Bahan Warna awal Warna akhir

1 20 ml HCl + 30 aqudes Bening Bening


Perhitungan :
V1 x M1= V2 x M2
10 x 1 = V2 x 0,1
10.1
V2= 0,1 = 100 ml

4.1.4 Titrasi
Perubahan Perubahan Kepekatan
No Vo Vt Vt-Vo
warna awal warna akhir

1 0 9,2 9,2 Bening Merah Muda +

2 9,2 18,7 9,5 Bening Merah Muda _

Perhitungan:
V. rata-rata : NaOH = (Vt-Vo) + (Vt-Vo)
9,2+9.5
=
2
18,7
=
2
= 9,3
4.1.5 Pengenceran H2SO4 Pekat
Warna Warna
No Bahan Reaksi
awal akhir
Aquades
99 ml + H2SO4 (aq) + H20 -> H3O
1 Bening Bening
H2SO4 + H2SO4 (aq)
1ml
Dit: M dalam 100 ml larutan H2SO4 ?
Jawab:
- Massa H2SO4
Kadar H2SO4 pekat 95%-95 gram dalam 100 ml
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 95 𝑔𝑟𝑎𝑚
Mol H2SO4 = = = 0,969
𝑚𝑟 98

- Massa jenis (P) = Berat jenis H2SO4


= 1,84 kg/m3
= 1840 g/liter
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 95 𝑔
- Volume H2SO4 pekat = = 1840 = 0,969
𝑝 𝑔
𝑚𝑜𝑙 0,969
- Molaritas H2SO4 = = = 10 m
𝑉 0,051

4.1.6 Penyaringan

No Bahan Warna awal Warna akhir Perubahan fisik

3 ml H2SO4 Terdapat endapan


1 Putih bening Putih bening
1 ml Asetat putih
4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini membahas tentang pengenalan alat-alat praktikum.
Dengan praktikum ini para praktikan mengetahui bermacam alat serata fungsi
alat praktikum. Selain itu dilakukan juga beberapa pengamatan lain
diantaranya, pengenalan suatu gas, pada praktikum ini dilakukan dengan
mencampurkan 2 ml NH4Cl 1% dengan 1 ml NaOH 0,1 M sehingga
didapatkan suatu gas NH3. Gas ini bersifat basa karena membirukan kertas
lakmus serta gas ini memiliki bau yang menyengat.
Pengenceran dengan labu ukur, percobaan ini ditujukan untuk membuat
larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 0,5 M. Metode yang digunakan adalah
metode pengenceran. Prinsip yang mendasari percobaan ini yaitu jika kita
melakukan pengenceran, maka jumlah mol zat terlarut tetap sedangkan
konsentrasi dan volumenya berubah.
Pengenceran H2SO4 pekat, pecobaan ini ditujukan untuk mendapatkan
H2SO4 encer dari H2SO4 yang lebih pekat. Untuk zat-zat yang menunjukkan
reaksi eksotermis, seperti pengenceran H2SO4 pekat, maka pengenceran
dilakukan dengan cara menuangkan H2SO4 pekat sedikit demi sedikit ke
dalam larutan. Metode yang digunakan adalah metode pengenceran.
Penyaringan, percobaan ini ditujukan untuk memisahkan suatu endapan
dari larutan. Dilakukan dengan menggunakan alat-alat kertas saring,
erlenmeyer, corong, dengan bahan-bahan H2SO4 hasil pengenceran dan
(CH3COO)2 Pb. Caranya adalah dengan penambahan (CH3COO)2 Pb ke
dalam larutan H2SO4 hasil pengenceran. Dalam percobaan ini, kertas saring
yang digunakan dilipat dua sampai tiga lipatan untuk memudahkan
memasukkan ke dalam corong lalu teteskan air pada kertas saring agar kertas
saring melekat pada dinding corong. Kemudian pasang corong tersebut diatas
erlenmeyer. (CH3COO)2 Pb ditambah dengan larutan H2SO4 encer terjadi
perubahan warna larutan dari bening menjadi keruh berwarna putih susu. Dan
setelah disaring dengan kertas saring, ternyata terdapat endapan putih pada
kertas saring tersebut.
Titrasi adalah suatu cara analisis yang sering dilaksanakan dalam analisi
kuantitatif. Titran yaitu zat yang digunakan untuk menitrasi (penitrasi) titrat
merupakan zat yang akan dititrasi. Pada praktikum yang praktikan lakukan
yaitu antara NaOH yang bertindak sebagai titran terhadap HCl.
Cara titrasi yaitu mencuci buret dengan larutan pencuci atau aquades.
Kemudian isilah larutan dengan standar yang dipakai NaOH 0,1 ml masukan
kedalam buret dengan larutan standar sampai skala 0. Lalu ambil 10 ml HCl
0,1, masukan ke dalam Erlenmeyer tambahkan 2 tetes indikator pp. Terakhir
mengtitrasikan dengan larutan NaOH amati perubahan warna sebelum dan
sesudah, sesudah titrasi catat volume terapakai dan ulangi sebanyak 3 kali.
Pengenceran H2SO4 yaitu ambil 10 ml air suling dengan menggunakan gelas
ukur. Lalu tuangkan kedalam tabung reaksi. Ambil 3 ml H2SO4 pekat dengan
gelas ukur selanjutnya tuangkan H2SO4 pekat kedalam tabumg reaksi yang
berisi air suling melalui dinding tabung dengan hati-hati. Lalu perhatikan
perubahan panas sebelum dan sesudah H2SO4 dituangkan kedalam tabung
reaksi. Cara menyaringkannya yaitu dengan cara mengambil 5 ml larutan pb
asetat dalam tabung reaksi. Kemudian tambahkan H2SO4 hasil pengenceran
diatas amati endapan yang terjadi, catat warna endapan. Ambil kertas saring,
lipat 2 sampai 3 kali kemudian tuangkan yang akan disaring kedalam corong
yang sudah berkertas tadi. Dan amati lalu catat warna larutan setelah
dilakukan penyaringan penyaringan ini dilakukan 3 amatan yang pertama
yaitu: Va = 25 ml dan Vt = 14 ml jadi Vt – Va = 25 – 14 = 11 ml perubahan
warnanya dari jernih menjadi gelap dan percobaan kedua yaitu: Va = 25 ml
dan Vt = 12,5 ml jadi Vt – Va = 25 – 12,5 = 12,5 ml perubahan warna
awalnya dari jernih menjadi merah muda dan percobaan yang ketiga: Va = 25
ml dan Vt = 13,7 ml jadi Vt – Va = 25 – 13,7 = 11,3 ml perubahan warna
awalnya dari jernih menjadi merah gelap. Dan mendapatkan hasil larutan
H2SO4 = 0.0527 L dan molaritas = 18,78 M hitungan M2 = 5634 M.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum Kimia Dasasr acara pengenalan Alat-
Alat dan penggunaannya adalah sebagai berikut:
1. Pencampuran larutan NH4Cl 1 % sebanyak 2 ml dan NaOH 0,1 M
sebanyak 1 ml menghasilkan gas NH3 yang bersifat basa.
2. Titrasi merupakan satu cara untuk menentukan konsentrasi suatu larutan
larutan suatu zat dengan cara mereksikan larutan tersebut dengan zat lain
yang diketahui konsentrasinya.
3. Setelah di amati dari proses titrasi antara HCl 20 ml dengan NaOH 0,1 M
menghasilkan perubahan warna dari awalnya bening menjadi warna merah
jambu pekat.
4. Proses penyaringan bertujuan unuk mendapatkan endapan atau filtrate dari
suatu larutan karena ada perbedaan bidang batas. Dan setelah dilakukan
proses penyaringan H2SO4 dengan Pb asetat tersebut ada partikel-partikel
yang mengendap pada kertas saring.
5. Pada proses pengenceran dengan labu ukur didapatkan volume kedua
sebesar 100 ml dan volume aquades sebesar 80 ml.
6. Pada proses pengenceran H2SO4 pekat 97 % menghasilkan M2 sebesar
0,4 M.
5.2 Saran
Saran saya sebagai praktikan kedepannya acara praktikum ini, dapat
berjalan dengan lamcar dan lebih kondusif, dan bagi para Co.Ass dapat
penyampayaian materi penjelasan secara jelas dan terperinci. yang
mengakibatkan banyak praktikan masih bingung. Saya menyampaikan apa
yang saya alami pada saat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2017. Panduan Praktikum Kimia Dasar. Institut Pertanian Stiper.
Jogjakarta.
Anonimb. 2017. Amonia https://id.wikipedia.org/ wiki/Amonia Diakses pada
hari. Minggu, 1 Oktober 2017 pukul 08.45 WIB.
Goenawan. 2007. Peralatan gelas laboratorium http://id. Goenawan.org.
peralatan_gelas_laboratorium. Diakses pada hari Minggu, 1
Oktober 2017 pukul 09.00 WIB.
Yudistira. 2017. Asam klorida https://id.Yudis.org/ index.php?= Asam _
klorida & action = edit Diakses pada hari. Minggu, 1 Oktober
2017 pukul 08.45 WIB.
Ahmad. 2008. Titrasi https://id. ahmad.org/w/index,php ? Title = Titrasi &
action = edit. Diakses pada hari. Minggu, 1 Oktober 2017 pukul
08.45 WIB.

Jogjakarta, 11 Oktober 2017


Mengetahui
Co.Ass Praktikan

(Deshinta Saraswati Saputri) (Khairul hamdi)


LAMPIRAN
Acara 1 : Pengenalan Alat – Alat dan Penggunaannya
Pembuatan dan pengenalan suatu gas serta pengenalan kertas lakmus

Mengambil larutan 2 ml Melakukan pencampuran Menguji dengan kertas


NH4Cl lakmus
Pengenceran dengan Labu ukur

Memasukan Larutan Memasukan cairan ke Mengcok larutan agar


HCl dalam labu ukur menjadi homogen
Penyarigan

Mengamati hasil endapan


Mengambil Larutan Pb Melakukan Penyarigan
asetat
Titrasi

Menambahkan Larutan Melakukan Proses titrasi Mengamati hasil titrasi


NaOH
Pengenceran H2SO4

Memasukan10 ml Mengambil H2SO4 pekat Mencampurkan larutan


aquades

Anda mungkin juga menyukai